Judul Artikel STANDARISASI EKSTRAK DAUN SIRIH HIJAU (Piper betle L.) DAN UJI ANTIBAKTERI TERHADAP BAKTERI Pseudomonas aeruginosa
Penulis Geraldin Ester Manarisip, Fatimawali, Henki Rotinsulu
Jurnal PHARMACON
Volume 9
Halaman 533-541
Tahun terbit 2020
Reviewner Pricilia Kesia Ticoalu (20101105039)
Tujuan Penelitian Untuk mengetahui apakah ekstrak yang digunakan memenuhi parameter standarisasi dan memiliki kemampuan menghambat bakteri Pseudomonas aeruginosa.
Latar Belakang Salah satu jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai tanaman obat adalah daun Sirih (Piper betle). Daun sirih (Piper betle) banyak digunakan sebagai bahan obat alternatif untuk mengobati berbagai jenis penyakit seperti obat pembersih mata, menghilangkan bau badan, mimisan, sariawan, pendarahan gusi, batuk, bronchitis, keputihan dan obat kulit sebagai perawatan untuk kecantikan atau kehalusan kulit.
Peningkatan kualitas bahan baku obat dapat dilakukan dengan usaha budidaya dan standarisasi terhadap bahan baku tersebut, baik yang berupa simplisia atau berbentuk ekstrak. Standarisasi adalah serangkaian parameter, prosedur, dan cara pengukuran yang hasilnya merupakan unsur-unsur terkait seperti paradigma mutu yang memenuhi standar dan jaminan stabilitas obat.
Standarisasi ekstrak tanaman obat baik secara spesifik dan non spesifik menunjukkan tanaman yang distandarisasi memenuhi standar mutu bahan baku.
Kandungan senyawa aktif dan mutu ekstrak dari tanaman obat tidak dapat dijamin akan selalu berada dalam jumlah yang konstan karena adanya variabel bibit, tempat tumbuh, iklim, kondisi (umur dan cara) panen, serta proses pasca panen dan preparasi akhir. Proses standarisasi ekstrak sangat diperlukan untuk menghasilkan ekstrak yang berkualitas baik sebelum diproduksi dalam skala industri.
Metode Metode Penelitian yang dilakukan dalam beberapa tahapan yaitu:
1. Penyiapan dan pembuatan serbuk simplisia
2. Pembuatan Ekstrak daun sirih dengan cairan penyari etanol 3. Penetapan Parameter Spesifik
a. Parameter Identitas Ekstrak (nama ekstrak, nama latin, bagian tumbuhan yang digunakan serta nama Indonesia tumbuhan) b. Uji Organoleptik (bentuk, warna, bau dan rasa)
c. Uji senyawa yang Larut dalam Air (cairan penyari air dan etanol) d. Kadar Senyawa yang Larut dalam Etanol (penyari etanol)
4. Uji Kandungan Kimia Ekstrak
5. Prosedur Uji Fitokimia (Uji Alkaloid, Uji Triterpenoid dan steroid, Uji Tanin, Uji Flavonoid dan Uji Saponin)
6. Penetapan Parameter Non Spesifik a. Penetapan susut pengeringan b. Kadar Air (Metode Gravimetri) c. Bobot Jenis (piknometer) 7. Aktivitas Antibakteri
Penyiapan Larutan Uji dan Larutan Kontrol
Pengujian Antibakteri
Pengolahan data
Hasil Penelitian Parameter Spesifik 1. Identitas ekstrak
- Nama tanaman: Sirih Hijau (Piper betle L.)
- Nama Indonesia: Ekstrak etanol daun sirih (Piper betle L) - Bagian tanaman: Bagian Daun
(Identitas Simplisia telah sesuai dengan yang terdapat pada FHI II hal.
444)
2. Pengujian Organoleptik - Warna : Hijau pekat - Bau : khas tanaman sirih - Bentuk: Berkonsistensi kental
(Pengujian Organoleptik telah sesuai dengan ketentuan FHI II hal. 448) 3. Kadar sari larut dalam air sebesar 68,27% (sesuai dengan FHI II hal.443
yaitu tidak kurang dari 20,8%)
4. Kadar sari larut dalam etanol 82% (sesuai dengan FHI II hal.443 yaitu tidak kurang dari 17,6%)
5. Uji Kandungan Kimia : Senyawa Alkaloid, steroid dan Tanin (Pada FHI II hal.448 Kandungan Kimia pada Ekstrak daun Sirih hijau yaitu Senyawa Flavonoid)
Parameter Non Spesifik
- Penetapan Susut Pengeringan : 10,91% ( tidak sesuai dengan FHI hal.
447 yaitu tidak lebih dari 10%)
- Pengujian Kadar Air : 22,73% (tidak sesuai dengan FHI hal. 448 yaitu tidak lebih dari 10%)
- Bobot Jenis: 0,874 g/mL Pengujian Aktivitas Antibakteri
Hasil penelitian menggunakan Spektrofotometer UV-Vis melalui nilai absorbansi menunjukkan bahwa pada konsentrasi 15%, 20%, dan 25% terjadi penghambatan pertumbuhan bakteri ditandai dengan penurunan nilai absorbansi setelah inkubasi. Namun, pada konsentrasi yang lebih kecil, yaitu 5% dan 10%
terjadi kenaikan nilai absorbansi. Hal ini dikarenakan pada konsentrasi ini ekstrak daun sirih tidak lagi mampu menghambat dan membunuh bakteri.
Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan
Metode yang dipaparkan berdasarkan Parameter Standar Spesifik dan Non spesifik disajikan secara singkat, jelas sehingga mudah dipahami oleh pembaca.
Kekurangan
1. Standarisasi Parameter non-spesifik yaitu pada Penetapan Susut pengeringan dan Pengujian kadar air tidak sesuai standar Farmakope Herbal Indonesia
2. Pada Standarisasi Parameter non-spesifik dari Ekstrak Daun sirih belum ada pengujian Kadar Abu total dan Kadar abu tidak larut dalam asam.
Daftar Pustaka Depkes RI. 2017. Farmakope Herbal Indonesia edisi III. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Manarisip, G. E., Fatimawa, F., & Rotinsulu, H. (2020). STANDARISASI EKSTRAK DAUN SIRIH HIJAU (Piper betle L.) DAN UJI ANTIBAKTERI TERHADAP BAKTERI Pseudomonas aeruginosa. PHARMACON, 9(4), 533-541.