• Tidak ada hasil yang ditemukan

Stigma Masyarakat pada ODHA

N/A
N/A
Fawwaz Akmal

Academic year: 2024

Membagikan "Stigma Masyarakat pada ODHA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS INDIVIDU BLOK HIV DAN PALIATIF

STIGMA MASYARAKAT PADA ODHA

Disusun oleh :

Fawwaz Akmal Musyaffa

20210320051

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2024

(2)

Kata Pengantar

Bismillahirohmanirrohim, Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur hanya bagi Allah atas segala hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan Essay “Stigma Masyarakat pada ODHA”. Essay ini disusun sebagai salah satu syarat untuk pemenuhan nilai tugas individu sebagai tanggung jawab penulis pada Blok HIV dan Paliatif di Program Studi Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 2024.

(3)

A. Pendahuluan

HIV/AIDS merupakan salah satu masalah kesehatan global yang hingga kini masih menjadi perhatian utama. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, sedangkan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah tahap lanjut dari infeksi HIV yang ditandai dengan melemahnya sistem imun tubuh secara signifikan.

Di Indonesia, prevalensi HIV/AIDS terus meningkat dari tahun ke tahun.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2022, terdapat sekitar 526.841 kasus HIV yang dilaporkan sejak tahun 1987 hingga September 2022.

Meskipun pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap HIV/AIDS semakin membaik, stigma terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA) masih menjadi tantangan besar.

Stigma masyarakat terhadap ODHA muncul akibat kurangnya pemahaman yang benar tentang HIV/AIDS, serta adanya anggapan moralitas yang salah terhadap penyakit ini. Hal ini menyebabkan ODHA sering mengalami diskriminasi, baik di lingkungan keluarga, pekerjaan, maupun pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, penting untuk memahami penyebab stigma ini, dampaknya terhadap ODHA, serta upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi stigma tersebut.

(4)

B. Pembahasan

1. Penyebab Stigma terhadap ODHA

Stigma terhadap ODHA sering kali muncul dari ketakutan yang tidak berdasar mengenai penularan HIV. Banyak masyarakat yang masih percaya bahwa HIV dapat menular melalui kontak fisik seperti berjabat tangan, berbagi peralatan makan, atau menggunakan toilet yang sama. Selain itu, HIV/AIDS juga sering dikaitkan dengan perilaku yang dianggap "tidak bermoral" seperti penggunaan narkoba atau hubungan seksual yang tidak aman, sehingga menambah beban stigma terhadap ODHA.

2. Dampak Stigma terhadap ODHA

Stigma dan diskriminasi memiliki dampak yang signifikan terhadap ODHA, baik secara fisik, psikologis, maupun sosial. Dampak tersebut meliputi:

Psikologis, ODHA sering merasa rendah diri, stres, depresi, hingga keinginan untuk

mengakhiri hidup akibat tekanan sosial.

Sosial, ODHA kerap dikucilkan oleh keluarga, teman, dan masyarakat sekitar. Hal ini dapat menyebabkan isolasi sosial dan hilangnya dukungan moral.

Kesehatan, Rasa takut terhadap stigma sering kali membuat ODHA enggan mengakses layanan kesehatan untuk mendapatkan perawatan atau pengobatan yang mereka butuhkan.

3. Upaya Mengurangi Stigma terhadap ODHA

Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi stigma terhadap ODHA antara lain:

(5)

tentang cara penularan dan pencegahannya, melalui kampanye, seminar, dan media massa.

Dukungan Keluarga, meningkatkan kesadaran keluarga ODHA untuk memberikan

dukungan emosional dan sosial yang diperlukan.

Pelatihan Tenaga Kesehatan, melatih tenaga kesehatan agar memberikan pelayanan yang

non-diskriminatif dan ramah terhadap ODHA.

Penerapan Kebijakan Anti-Diskriminasi, pemerintah perlu memperkuat undang-undang dan kebijakan yang melarang segala bentuk diskriminasi terhadap ODHA.

C. Kesimpulan dan Saran

Stigma terhadap ODHA merupakan salah satu hambatan utama dalam penanganan HIV/AIDS di Indonesia. Stigma ini tidak hanya memperburuk kualitas hidup ODHA, tetapi juga menghambat upaya pencegahan dan pengobatan HIV/AIDS secara keseluruhan. Oleh karena itu, diperlukan kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait untuk mengurangi stigma ini melalui edukasi, kebijakan yang inklusif, serta dukungan moral dan sosial kepada ODHA.

Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah perlu meningkatkan kampanye edukasi masyarakat mengenai HIV/AIDS untuk mengurangi kesalahpahaman dan ketakutan yang tidak berdasar. Selain itu, ODHA diharapkan dapat bergabung dalam komunitas atau kelompok dukungan untuk saling berbagi pengalaman dan mendapatkan dukungan moral.

Lembaga pendidikan dan media massa juga sebaiknya turut berperan aktif dalam menyebarkan informasi yang benar mengenai HIV/AIDS guna membangun masyarakat yang lebih inklusif dan bebas stigma.

(6)

DAFTAR PUSTAKA

Agung Darmawan, Brian & Permatasari, Intan. (2022). Upaya Penurunan Stigma dan Diskriminasi terhadap ODHA Menuju Indonesia Bebas HIV/AIDS 2030.

Asyari, D.P., Wahyuni, A. and Harmen, E.L., 2024. Stigma Sosial dan Dampaknya pada Akses Layanan Kesehatan bagi Penderita HIV/AIDS Di Indonesia. Applicare Journal, 1(4), pp.50-56.

UNAIDS (2021) Global HIV & AIDS Statistics – Fact Sheet. Available at:

https://www.unaids.org

Kementerian Kesehatan RI (2022) Laporan Perkembangan HIV/AIDS di Indonesia.

Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

NOERLIANI, D., 2022. Persepsi masyarakat terhadap hiv/aids dan odha sebagai upaya untuk menurunkan stigma masyarakat terhadap penderita HIV/AIDS di Desa Krebet Kecamatan Pilangkenceng Kabupaten Madiun tahun 2016. HEALTHY:

Jurnal Inovasi Riset Ilmu Kesehatan, 1(1), pp.20-28.

Referensi

Dokumen terkait

Berbagai upaya pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandung, namun permasalahan stigma dan diskriminasi terhadap orang

Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan Wahyu (2014) mengatakan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat tentang HIV-AIDS menjadi salah satu faktor pendukung stigma pada

Negatif dan Diskriminasi Masyarakat Terhadap Orang dengan HIV/AIDS. (ODHA) di Medan Plus, Tanjung

16 Self stigma bagi ODHA merupakan bentuk internalisasi stigma, dimana seseorang melabeli dirinya sebagai tidak dapat diterima oleh masyarakat karena memiliki masalah

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN KEPERCAYAAN DENGAN STIGMA TOKOH AGAMA TERHADAP ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA).. DI

Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan Wahyu (2014) mengatakan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat tentang HIV-AIDS menjadi salah satu faktor pendukung stigma pada

16 Self stigma bagi ODHA merupakan bentuk internalisasi stigma, dimana seseorang melabeli dirinya sebagai tidak dapat diterima oleh masyarakat karena memiliki masalah

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti Model Komunikasi Antarpribadi Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) dalam Menghadapi Stigma dan Diskriminasi Lingkungan