• Tidak ada hasil yang ditemukan

Stimulasi Tumbuh Kembang KPSP

N/A
N/A
klinik saqi

Academic year: 2023

Membagikan "Stimulasi Tumbuh Kembang KPSP "

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENDAHULUAN Stimulasi Tumbuh Kembang KPSP Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Kebidanan Fisiologi Holistik Pada Neonatus, Bayi, Balita dan Anak

Usia Prasekolah

Oleh:

Catharina Suhartini NIM : P07124321101

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA

HALAMAN PENGESAHAN

(2)

Laporan Pendahuluan Stimulasi Tumbuh Kembang KPSP

Oleh:

Catharina Suhartini NIM : P07124321101

Menyetujui, Pembimbing Klinik

Merry Juwita, S. ST

NIP. 197005271990032002

(...) Pembimbing Akademik

Nanik Setyawati, SST., M.Kes

NIP. 198010282006042002 (...)

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Hesty Widyasih, SST., M.Keb NIP. 19791007200501

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan ini.

Penulisan tugas ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu Tugas Praktik Kebidanan Fisiologis Holistik Pada Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Usia Prasekolah untuk memperoleh gelar profesi bidan pada Program Studi Profesi Bidan pada Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. Tugas ini dapat diselesaikan atas bimbingan, masukan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak:

1. Bapak Joko Susilo, SKM.., M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.

2. Dr.Yuni Kusmiyati,SST.,MPH selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.

3. Hesty W, M.Keb selaku Ketua Prodi Profesi Kebidanan Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.

4. Merry Juwita, S. ST selaku pembimbing klinik

5. Nanik Setyawati, SST., M.Kes selaku pembimbing akademik.

6. Semua pihak yang telah memberikan bantuan baik secara moril maupun material yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari Laporan Pendahuluan ini masih banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan masukan, kritikan, dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak. Penulis berharap semoga Tugas ini dapat bermanfaat di kemudian hari.

Yogyakarta, Oktober 2021 Penyusun

DAFTAR ISI

(4)

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN...ii

KATA PENGANTAR...iii

DAFTAR ISI...iv

BAB I TINJAUAN TEORI...5

A. Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan...5

B. Ciri-ciri dan Prinsip-prinsip Tumbuh Kembang Anak...5

C. Periode Tumbuh Kembang Anak...11

D. Penatalaksanaan Skrining Pemeriksaan Perkembangan Anak Menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) ... 17 E. Kewenangan bidan terhadap kasus...20

BAB II TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN...21

A. Pengkajian data subjektif...… 21

B. Pengkajian data objektif... 22

C. Rencana Tindakan... 25

DAFTAR PUSTAKA ...26

(5)
(6)

BAB I

TINJAUAN TEORI A. Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interseluler, bearti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagaian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat.

Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian. Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan perkembangan. Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan merupakan hasi interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya, misal perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi dan sosialisasi. Kesemua fungsi tersebut berperan penting dalam kehidupan manusia yang utuh. 1

B. Ciri-ciri dan Prinsip-prinsip Tumbuh Kembang Anak

Peroses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan. Ciri- ciri tersebut adalah sebagai berikut1:

1. Perkembangan menimbulkan perubahan.

Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Misalnya perkembangan intelegensia pada seorang anak akan menyertai pertumbuhan otak dan serabut saraf.

2. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan selanjutnya.

Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati tahapan sebelumnya. Sebagai contoh, seorang anak tidak akan bisa berjalan sebelum ia bisa berdiri. Seorang anak tidak akan bisa berdiri jika pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain yang terkait dengan fungsi berdiri anak terhambat. Karena itu perkembangan awal ini merupakan masa kritis karena akan menentukan perkembangan

(7)

selanjutnya.

3. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda.

Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda, baik dalam pertumbuhan fisik, maupun perkembangan fungsi organ dan perkembangan pada masing-masing anak.

4. Perkembangan berkolerasi dengan pertumbuhan.

Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian, terjadi peningkatan mental, memori, daya nalar, asosiasi dan lain-lain. Anak sehat, bertambah umur, bertambah berat dan tinggi badannya serta bertambah kepandaiannya.

5. Perkembangan mempunyai pola yang tetap.

Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut 2 hukum yang tetap, yaitu:

a. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju ke arah kaudal/ anggota tubuh (pola sefalokaudal)

b. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak kasar) lalu berkembang kebagian distal seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan gerak halus (pola proksimodistal).

6. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan.

Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan. Tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak terlebih dahulu mampu membuat lingkaran sebelum mampu membuat gambar kotak, anak mampu berdiri sebelum berjalan dan sebagainya.proses tumbuh kembang anak juga mempunyai prinsip-prinsip yang saling berkaitan . prinsip-prinsip tersebut adalah:

a. Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar.

Kematangan merupakan proses intrinsik yang terjadi dengan sendirinya, sesuai dengan potensi yang ada pada individu. Belajar merupakan perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha

b. Pola perkembangan dapat diramalkan.

Terdapat persamaan pola perkembangan bagi semua anak. Dengan

(8)

demikian perkembangan seorang anak dapat diramalkan.

Perkembangan berlangsung dari tahap umum ketahap spesifik dan terjadi kesinambungan.1

7. Faktor Kualias Tumbuh Kembang Anak

Pada umumnya anak punya pola pertumbuhan dan perkembangan normal yang merupakan hasil interaksi banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Adapun faktor-faktor tersebut yaitu1:

a. Faktor dalam (internal) yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak.

1) Ras/etnik atau bangsa

Anak yang dilahirkan dari ras/ bangsa Amerika, maka ia tidak memiliki faktor herediter ras bangsa Indonesia atau sebaliknya.

2) Keluarga

Ada kencenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi, pendek, gemuk atau kurus.

3) Umur

Kecepatan masa pertumbuhan yang cepat pada masa prenatal, tahun pertama kehidupan, dan remaja.

4) Jenis Kelamin

Fungsi reproduksi anak perempuan lebih cepat daripada laki-laki.

Tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-laki lebih cepat.

5) Genetik

Genetik (heredokonstitusional) adalah bawaan anak yaitu potensi anak yang akan menjadi ciri khasnya. Ada beberapa kelainan genetik yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak seperti kerdil.

b. Faktor Luar

1) Faktor prenatal a) Gizi

Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan akan mempengaruhi pertumbuhan janin.

(9)

b) Mekanis

Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan konginetal seperti club foot.

c) Toksin/ zat kimia

Beberapa obat-obatan seperti Amlnopterin, Thalldomid dapat menyebabkan kelainan konginetal seperti palatokisis.

d) Endokrin

Diabetus militus menyebabkan makrosomia, kardiomegali, hiperplasi ardenal.

e) Radiasi

Paparan radium dan sinar Rotgen dapat mengakibatkan kelainan pada janin seperti mikrosefali, spinabifida, retradasi mental dan deformitas anggota gerak, kelainan konginetal mata, dan kelainan jantung.

f) Infeksi

Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH (Toksoplasma, Rubella, Sitomegalo virus, Herpes simpleks) g) Kelainan imunologi

Eritoblastosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah antara janin dan ibu sehingga ibu membentuk antibodi terhadap sel darah merah janian, kemudian melalui plasenta masuk dalam peredaran darah janin dan akan menyebabkan hemolisis yang selanjutnya mengakibatkan hiperbilirubinemia dan Kem icterus yang akan menyebabkan kerusakan jaringan otak.

h) Anoksia embrio

Anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi plasenta menyebabkan pertumbuhan terganggu.

i) Psikologi ibu.

Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan salah/

kekerasan mental pada ibu hamil dan lain-lain.

(10)

2) Faktor persalinan

Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak.

3) Faktor pasca persalinan a) Gizi

Untuk tumbuh kembang bayi diperlukan zat makanan yang adekuat.1 Studi penelitian menunjukan kenaikan berat badan bayi premature yang diberkan ASI eksklusif lebih banyak (710,07 gram) dan rerata kenaikan berat badan bayi premaur yang diberikan ASI non eksklusif (647,19 gram).4

Dengan memberikan ASI insiden inflamasi saluran cerna pada bayi premature yang mendapat ASI lebih rendah dibandingkan dengan bayi yang mendapatkan susu formula, risiko inflamasi saluran cerna meningkat 6-10 kali pada bayi yang mendapat susu formula dan meningkat 3 kali pada campuran. ASI mengandung beberapa faktor bioaktif protektif seperti immunoglobulin, enzim, laktofenin, faktor pertumbuhan, oligosakarida, dan asam lemak yang dapat bermanfaat pada usus. Selain itu ASI juga menstimulasi kolonisasi organisme yang menguntungkan seperti Bifidobacterium dan Lactobacillus, sehingga akan memberikan keuntungan yaitu mengurangi risiko terjadinya inflamasi saluran cerna.5 b) Penyakit kronis/ kelainan konginetal, Tuberkulosis, anemia,

kelainan jantung bawaan mengakibatkan retradasi pertumbuhan jasmani.

c) Lingkungan fisik dan kimia

Lingkungan sering disebut elieu adalah tempat anak tersebut hidup yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider). Sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar matahari, paparan sinar radioaktif, zat kimia tertentu (rokok, merkuri, dll) mempunyai dampak negatif

(11)

terhadap pertumbuhan anak.

d) Psikologis

Hubungan anak dengan orang disekitarnya. Seorang anak yang tidak dikehendaki oleh orangtuannya atau anak yang selalu merasa tertekan, akan mengalami hambatan di dalam pertumuhan dan perkembangannya.

e) Endokrin

Gangguan hormon misal pada penyakit hipotiroid akan menyebabkan anak mengalami hambatan pertumbuhan.

f) Sosio-ekonomi

Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan akan berdampak pada pertumbuhan anak.

g) Lingkungan pengasuhan

Pada lingkungan pengasuhan interaksi ibu anak sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak.

h) Stimulasi

Perkembangan memerlukan rangsangan/ stimulasi khususnya dalam keluarga, misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak.

i) Obat-obatan

Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat pertumbuhan, demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang terhadap susunan saraf yang menyebabkan terhambatnya produksi hormon pertumbuhan.

c. Aspek-aspek perkembangan yang dipantau.

1) Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot besar seperti duduk, berdiri, dan sebagainya.

(12)

2) Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati seuatu, menjimpit, menulis, dan sebagainya.

3) Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, berbicara, berkomunikasi, mengikuti perintah dan sebagainnya.

4) Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri anak (makan sendiri, membereskan mainan selesai bermain), berpisah dengan ibu atau pngasuh anak, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan , dan seagainya.

C. Periode Tumbuh Kembang Anak

Tumbuh kembang anak berlangsung secara teratur, saling berkaitan dan berkesinambungan yang dimulai sejak konsepsi sampai dewasa.

Tumbuh kembang anak terbagi dalam beberapa periode. Periode perkembangan anak adalah sebagai berikut1:

1. Masa prenatal atau masa intrauterin

Periode yang paling penting dalam masa prenatal adalah trimester pertama kehamilan. Pada periode ini perkembangan otak janin sangat peka terhadap pengaruh lingkungan janin. Gizi kurang pada ibu hamil, infeksi, merokok dan asap rokok, minuman beralkohol, obat- obat, bahan-bahan toksik, pola asuh, depresi berat, faktor psikologis seperti kekerasan terhadap ibu hamil, dapat menimbulkan pengaruh buruk bagi pertumbuhan janin dan kehamilan. Pada setiap ibu hamil, dianjurkan untuk selalu memperhatikan gerakan janin setelah kehamilan 5 bulan, berada dalam lingkungan yang menyenangkan dan menjaga kesehatannya dengan baik.

Penelitian Woythaler menunjukan bahwa bayi LPT memiliki 50%

peningkatan risiko keterlambatan perkembangan pada usia 2 tahun.6

(13)

Prematur menyebabkan belum sempurnanya pembentukan beberapa organ sehingga dalam perkembangannya mengalami keterlambatan.7 Perkembangan otak yang signifikan terjadi pada 4-6 minggu terakhir kehamilan. Bayi yang dilahirkan <37 minggu dan risiko masalah kesehatan yang dihadapi bayi prematur akan meningkatkan risiko gangguan perkembangan dan akademis. Risiko gangguan akan meningkat pada bayi yang dilahirkan dengan usia gestasi lebih muda. Persalinan prematur merupakan penyebab utama neurodevelopmental disabilitiespada anak. Gangguan makin berat pada anak prematur yang lahir dengan usia gestasi lebih muda. Gangguan yang terjadi termasuk gangguan kognitif, bahasa, motorik, sosial emosional, dan gangguan belajar.8 Penelitian (Arifin, 2019) memiliki hasil yang berbeda. Hasil analisis menunjukan tidak ada hubungan yang signifikan antara umur gestasi dengan gangguan perkembangan aspek motoric kasar (p>0,05), bahasa (p>0,05), motorik halus (p>0,05), dan personal sosial (p>0,05) pada anak premature.9

2. Masa bayi (umur 0-11 bulan)

Pada masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan terjadi perubahan sirkulasi darah serta mulainya berfungsi organ-organ.

Seorang bayi sangat bergantung pada orang tua dan keluarga sebagai unit pertama yang dikenalnya. Beruntunglah bayi yang mempunyai orang tua yang hidup rukun, bahagia dan memberikan yang terbaik untuk anak. Pada masa ini, kebutuhan akan pemeliharaan kesehatan bayi, mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan penuh, diperkenalkan kepada makanan pendamping ASI seusai umurnya, diberikan imunisasi sesuai jadwal, mendapat pola asuh yang sesuai. Masa bayi adalah masa dimana kontak erat antara ibu dan anak terjalin sehingga dalam masa ini pengaruh ibu dalam mendidik anak sangat besar.

3. Masa anak dibawah lima tahun (balita, umur 12-59 bulan)

Pada masa ini kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan terdapat

(14)

kemajuan dalam perkembangan motorik (gerak kasar dan gerak halus) serta fungsi ekskresi. Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah pada masa balita. Pertumbuhan dasar yang berlangsung pada masa balita akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Setelah lahir terutama pada 3 tahun pertama kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak masih berlangsung dan terjadi pertumbuhan serabut syaraf dan cabangnya sehingga terbentuk jaringan syaraf dan otak yang kompleks. Jumlah dan pengaturan hubungan antara sel syaraf ini akan sangat mempengaruhi segala kinerja otak, mulai dari kemampuan belajar berjalan, mengenal huruf hingga bersosialisasi.

Pada masa balita perkembangan kemampuan bicara dan bahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembanganberikutna.

Perkembangan moral serta dasar-dasar kepribadian anak juga dibentuk pada masa ini sehingga setiap kelainan/penyimpangan sekecil apapun apabila tidak dideteksi apalagi tidak ditangani dengan baik, akan mengurangi kualitas sumber daya manusia dikemudian hari.

4. Masa prasekolah (anak umur 60-72 bulan)

Pada msa ini pertumbuhan berlangsung dengan stabil. Terjadi perkembangan dengan aktivitas jasmani yang bertambah dan meningkatnya ketrampilan dan proses berfikir. Memasuki masa prasekolah, anak mulai menunjukkan keinginannya seiring dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Pada masa ini selain lingkungan di dalam rumah maka lingkungan di luar rumah mulai diperkenalkan.

Anak mulai senang bermain di luar rumah. Anak mulai berteman bahkan banyak keluarga yang menghabiskan sebagian besar waktu anak bermain di luar rumah dengan cara membawa anak ke taman bermain, taman kota atau tempat yang menyediakan fasilitas permainan untuk anak.

(15)

Sepatutnya lingkungan tersebut menciptakan suasana bermain yang bersahabat untuk anak. Semakin banyak taman kota atau taman bermain dibangun untuk anak semakin baik untuk menunjang kebutuhan anak. Pada masa ini anak dipersiapkan untuk sekolah, untuk itu panca indra dan sistem reseptor penerima rangsangan serta proses memori harus sudah siap sehingga anak mampu belajar dengan baik. Perlu diperhatikan bahwa proses belajar pada masa ini adalah dengan cara bermain. Orang tua dan keluarga diharapkan dapat memantau pertumbuhan dan perkembangan anaknya, agar dapat dilakukan intervensi dini bila anak mengalami kelainan atau gangguan.

5. Tahapan perkembangan anak menurut umur.

Umur 0-3 bulan

*Mengangkat kepala setinggi 450

*Menggerakkan kepala dari kiri/kanan ke tengah.

*Melihat dan menatap wajah anda.

*Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh.

*Suka tertawa keras.

*Beraksi terkejut terhadap suara keras.

*Membalas tersenyum ketika diajak bicara/tersenyum.

*Mengenal ibu dengan penglihatanm penciuman, pendengaran, kontak.

Umur 3-6 bulan

(16)

*Berbalik dari telungkup ke terlentang.

*Mengangkat kepala setinggi 900

*Mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil.

*Menggenggam pensil.

*Meraih benda yang ada dalam jangkauannya.

*Memegang tangannya sendiri.

*Berusaha memperluas pandangan.

*Mengarahkan matanya pada benda-benda kecil.

*Mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik

*Tersenyum ketika melihat mainan/gambar yang menarik saat bermain sendiri.

Umur 6-9 bulan

*Duduk (sikap tripoid - sendiri)

*Belajar berdiri, kedua kakinya menyangga sebagian berat badan.

*Merangkak meraih mainan atau mendekati seseorang.

*Memindahkan benda dari tangan satu ke tangan yang lain.

*Memungut 2 benda, masing-masing lengan pegang 1 benda pada saat yang bersamaan.

*Memungut benda sebesar kacang dengan cara meraup.

*Bersuara tanpa arti, mamama, bababa, dadada, tatata.

*Mencari mainan/benda yang dijatuhkan.

*Bermain tepuk tangan/ciluk baa.

*Bergembira dengan melempar benda.

*Makan kue sendiri.

Umur 9-12 bulan

*Mengangkat benda ke posisi berdiri.

*Belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan di kursi.

*Dapat berjalan dengan dituntun.

*Mengulurkan lengan/badan untuk meraih mainan yang diinginkan.

*Mengenggam erat pensil.

*Memasukkan benda ke mulut.

*Mengulang menirukan bunyi yang didengarkan

*Menyebut 2-3 suku kata yang sama tanpa arti.

*Mengeksplorasi sekitar, ingin tau, ingin menyentuh apa saja.

*Beraksi terhadap suara yang perlahan atau bisikan.

*Senang diajak bermain “CILUK BAA”.

*Mengenal anggota keluarga, takut pada orang yang belum dikenali.

Umur 12-18 bulan

*Berdiri sendiri tanpa berpegangan.

*Membungkung memungut mainan kemudian berdiri kembali.

*Berjalan mundur 5 langkah.

*Memanggil ayah dengan kata “papa”

*Memanggil ibu dengan kata “mama”

*Menumpuk 2 kubus.

*Memasukkan kubus di kotak.

*Menunjuk apa yang diinginkan tanpa menangis/merengek, anak bisa mengeluarkan suara yang menyenangkannatau menarik tangan ibu.

*Memperlihatkan rasa cemburu / bersaing.

Umur 18-24 bulan

*Berdiri sendiri tanpa berpegangan selama 30 detik.

*Berjalan tanpa terhuyung-huyung.

*Bertepuk tangan, melambai-lambai.

*Menumpuk 4 buah kubus.

*Memungut benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk

*Menggelindingkan bola kearah sasaran.

*Menyebut 3-6 kata yang mempunyai arti.

*Membantu/menirukan pekerjaan rumah tangga

*Memegang cangkir sendiri, belajar makan - minum sendiri.

(17)

Umur 24-36 bulan

*Jalan naik tangga sendiri.

*Dapat bermain dengan sendal kecil.

*Mencoret-coret pensil pada kertas.

*Bicara dengan baik menggunakan 2 kata.

*Dapat menunjukkan 1 atau lebih bagian tubuhnya ketika diminta.

*Melihat gambar dan dapat menyebut dengan benar nama 2 benda atau lebih.

*Membantu memungut mainannya sendiri atau membantu mengangkat piring jika diminta.

*Makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah.

Umur 36-48 bulan

*Berdiri 1 kaki 2 detik.

*Melompat kedua kaki diangkat.

* Mengayuh sepeda roda tiga.

*Menggambar garis lurus.

*Menumpuk 8 buah kubus.

*Mengenal 2-4 warnah.

*Menyebut nama, umur, tempat.

*Mengerti arti kata di atas, dibawah, di depan.

*Mendengarkan cerita.

*Mencuci dan mengeringkan tangan sendiri.

*Mengenakan celana panjang, kemeja baju.

Umur 48-60 bulan

*Berdiri 1 kaki 6 detik.

*Melompat-lompat 1 kaki.

*Menari.

*Menggambar tanda silang.

*Menggambarlingkaran.

*Menggambar orang dengan 3 bagian tubuh.

*Mengancing baju atau pakian boneka.

*Menyebut nama lengkap tanpa di bantu.

*Senang menyebut kata-kata baru.

*Senang bertanya tentang sesuatu.

*Menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang benar.

*Bicara mudah dimengerti.

*Bisa membandingkan/membedakan sesuatu dari ukuran dan bentuknya.

*Menyebut angka, menghitung jari.

*Menyebut nama-nama hari.

*Berpakian sendiri tanpa di bantu.

*Bereaksi tenang dan tidak rewel ketika ditinggal ibu.

(18)

Umur 60-72 bulan

* Berjalan lurus.

* Berdiri dengan 1 kaki selama 11 detik.

*Menggambar dengan 6 bagian, menggambar orang lengkap

*Menangkap bola kecil dengan kedua tangan.

*Menggambar segi empat.

*Mengerti arti lawan kata.

*Mengerti pembicaraan yang menggunakan 7 kata atau lebih.

*Menjawab pertanyaan tentang benda terbuat dari apa dan kegunaannya.

*Mengenal angka, bisa menghitung angka 5-10

*Mengenal warna-warni

*Mengungkapkan simpati.

*Mengikuti aturan permainan.

*Berpakaian sendiri tanpa di bantu.

(19)

D. Penatalaksanaan Skrining Pemeriksaan Perkembangan Anak Menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)

Pemantauan KPSP sangat penting untuk pemantauan tumbuh kembang anak.

Tujuan untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan.

Skrining/pemeriksaan dilakukan oleh tenaga kesehatan, guru TK dan petugas PAUD terlatih. Jadwal skrining/pemeriksaan KPSP rutin adalah : setiap 3 bulan pada anak < 24 bulan dan tiap 6 bulan pada anak usia 24 - 72 tahun (umur 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66 dan 72 bulan). Apabila orang tua datang dengan keluhan anaknya mempunyai masalah tumbuh kembang, sedangkan umur anak bukan umur skrining maka pemeriksaan menggunakan KPSP untuk umur skrining yang lebih muda dan dianjurkan untuk kembali sesuai dengan waktu pemeriksaan umurnya.1

Alat/instrumen yang digunakan adalah:

1. Formulir KPSP menurut umur.

Formulir ini berisi 9 -10 pertanyaan tentang kemampuan perkembangan yang telah dicapai anak. Sasaran KPSP anak umur 0-72 bulan.

2. Alat bantu pemeriksaan berupa: pensil, kertas, bola sebesar bola tenis, kerincingan, kubus berukuran sisi 2,5 Cm sebanyak 6 buah, kismis, kacang tanah, potongan biskuit kecil berukuran 0.5 - 1 Cm.

3. Cara menggunakan KPSP:

a. Pada waktu pemeriksaan/skrining, anak harus dibawa.

b. Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal bulan dan tahun anak lahir. Bila umur anak lebih 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan. Contoh:

bayi umur 3 bulan 16 hari, dibulatkan menjadi 4 bulan bila umur bayi 3 bulan 15 hari, dibulatkan menjadi 3 bulan.

c. Setelah menentukan umur anak, pilih KPSP yang sesuai dengan umur anak.

d. KPSP terdiri ada 2 macam pertanyaan, yaitu:

(20)

-Pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh anak, contoh: "Dapatkah bayi makan kue sendiri ?"

-Perintah kepada ibu/pengasuh anak atau petugas melaksanakan tugas yang tertulis pada KPSP. Contoh: "Pada posisi bayi anda telentang, tariklah bayi pada pergelangan tangannya secara perlahan-lahan ke posisi duduk''.

e. Jelaskan kepada orangtua agar tidak ragu-ragu atau takut menjawab, oleh karena itu pastikan ibu/pengasuh anak mengerti apa yang ditanyakan kepadanya.

f. Tanyakan pertanyaan tersebut secara berturutan, satu persatu. Setiap pertanyaan hanya ada 1 jawaban, Ya atau Tidak. Catat jawaban tersebut pada formulir.

g. Ajukan pertanyaan yang berikutnya setelah ibu/pengasuh anak menjawab pertanyaan terdahulu.

h. Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.

4. Interpretasi hasil KPSP:

a. Hitunglah berapa jumlah jawaban Ya.

- Jawaban Ya, bila ibu/pengasuh menjawab: anak bisa atau pemah atau sering atau kadang-kadang melakukannya.

- Jawaban Tidak, bila ibu/pengasuh menjawab: anak belum pernah melakukan atau tidak pemah atau ibu/pengasuh anak tidak tahu.

- Jumlah jawaban 'Ya' = 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan tahap perkembangannya (S).

b. Jumlah jawaban 'Ya' = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M).

c. Jumlah jawaban 'Ya' = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan(P).

d. Untuk jawaban 'Tidak', perlu dirinci jumlah jawaban 'Tidak' menurut jenis keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian).

5. Intervensi:

a. Bila perkembangan anak sesuai umur (S), lakukan tindakan berikut:

-Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan baik

(21)

-Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan anak

-Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering mungkin, sesuai dengan umur dan kesiapan anak.

b. Ikutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan kesehatan di posyandu secara teratur sebulan 1 kali dan setiap ada kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB). Jika anak sudah memasuki usia prasekolah (36-72 bulan), anak dapat diikutkan pada kegiatan di Pusat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Kelompok Bermain dan Taman Kanak-kanak.

c. Lakukan pemeriksaan/skrining rutin menggunakan KPSP setiap 3 bulan pada anak berumur kurang dari 24 bulan dan setiap 6 bulan pada anak umur 24 sampai 72 buIan.

d. Bila perkembangan anak meragukan (M), lakukan tindakan berikut:

-Beri petunjuk pada ibu agar melakukan stimulasi perkembangan pada anak lebih sering lagi, setiap saat dan sesering mungkin.

-Ajarkan ibu cara melakukan intervensi stimulasi perkembangan anak untuk mengatasi penyimpangan/mengejar ketertinggalannya.

E. Kewenangan bidan terhadap kasus

Kewenangan bidan menurut Undang-Undang tahun 2019 tentang Kebidanan Pasal 46 dalam menyelenggarakan Praktik Kebidanan, bidan bertugas memberikan pelayanan kesehatan ibu. Pasal 47 dalam undang-undang tersebut menjelaskan dalam menyelenggarakan Praktik Kebidanan, Bidan berperan sebagai pemberi Pelayanan Kebidanan, penyuluh, dan konselor. Pasal 50 menjelaskan tugas memberikan pelayanan kesehatan dimaksud adalah memberikan Asuhan Kebidanan pada bayi baru lahir, bayi, balita, dan anak prasekolah. Pasal 50 menjabarkanbidan dapat memberikan imunisasi sesuai program Pemerintah Pusat, melakukan pemantauan tumbuh kembang pada bayi, balita, dan anak prasekolah serta deteksi dini kasus penyulit gangguan tumbuh kembang, dan rujukan. Serta memberikan pertolongan pertama kegawatdaruratan pada bayi baru lahir dilanjutkan dengan rujukan. Pasal 47 menjelaskan bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan pada ibu berwenang melakukan komunikasi, informasi, edukasi, konseling, dan memberikan pelayanan kontrasepsi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.14

(22)

Berdasarkan penjelasan dalam undang-undang kebidanan dalam Asuhan Kebidanan pada bayi baru lahir, bayi, balita, dan anak prasekolah bidan berwenang memberikan pelayanan kebidanan berupa penyuluhan dan konselor dengan cara komunikasi, informasi, edukasi, dan konseling.

(23)

BAB II

TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN A. Pengkajian Data Subyektif

a. Nama : mengetahui nama klien untuk memperlancar komunikasi agar terlihat tidak kaku dan lebih akrab.

b. Umur : umur perlu dikaji guna mengetahui umur klien yang akan diberikan asuhan

c. Agama : menanyakan agama klien dan berbagai praktik agama yang dijalani.

d. Pendidikan : menanyakan pendidikan tertinggi yang klien tamatkan. Informasi ini membantu dalam memahami klien sebagai individu dan memberi gambaran kemampuan baca tulisnya.

e. Suku/Bangsa : Ras, etnis, dan keturunan harus diidentifikasi dalam rangka memberikan perawatan yang peka budaya kepada klien dan mengidentifikasi wanita atau keluarga yang memiliki kondisi resesif otosom dengan insiden yang tinggi pada populasi tertentu. Jika kondisi yang demikian diidentifikasi, wanita tersebut diwajibkan menjalani skrining genetik.

f. Pekerjaan : Mengetahui pekerjaan klien adalah penting untuk mengetahui apakah klien berada dalam keadaan masih sekola, bekerja, dan status ekonomi keluarga

g. Alamat : Alamat rumah klien perlu diketahui bidan untuk untuk mengetahui jarak rumah dengan tempat rujukan.

h. Alasan kunjungan : dikaji untuk mengetahui alasan wanita datang ke tempat bidan/ klinik, yang diungkapkan dengan kata- katanya sendiri. Tujuan kunjungan biasanya untuk menentukan rencana pemeriksaan/penatalaksanaan lainnya.

i. Keluhan utama : alasan kenapa klien datang ke tempat bidan.

Dituliskan sesuai dengan yang diungkapkan oleh klien serta menanyakan sejak kapan hal tersebut dikeluhkan

(24)

klien. Mendengarkan keluhan klien sangat penting untuk pemeriksaan.

j. Riwayat Kesehatan : riwayat kesehatan ini meliputi riwayat kesehatan klien sekarang dan terdahulu, dan riwayat kesehatan keluarga.

k. Pola pemenuhan sehari-hari

1) Nutrisi: untuk mengetahui bagaimana pasien mencukupi asupan gizinya

2) Eliminasi:

BAB: dikaji frekuensinya apakah BAB teratur atau tidak.

BAK: dikaji frekuensiya seberapa sering berkemih dalam sehari.

3) Aktivitas: untuk memberikan gambaran tentang seberapa berat aktivitas yang biasa dilakukan pasien dirumah.

4) Istirahat: jadwal istirahat perlu diperhatikan karena istirahat dan tidur yang teratur dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan rohami

5) Personal hygine: kebersihan jasmani sangat penting. Mandi 2-3 kali sehari membantu kebersihan badan dan mengurangi infeksi. Pakaian sebaiknya dari bahan yang menyerap keringat sehingga badan selalu kering

B. Pengkajian Data Objektif

Pengkajian data obyektif dilakukan melalui pemeriksaan inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi.

Langkah-langkah pemeriksaannya adalah sebagai berikut:

1. Keadaan umum

Data ini didapat dengan mengamati keadaan pasien secara keseluruhan.

Hasil pengamatan yang dilaporkan kriterianya adalah sebagai berikut : a. Baik

(25)

Jika pasien memperlihatkan respons yang baik terhadap lingkungan dan orang lain serta secara fisik pasien tidak mengalami ketergantungan dalam berjalan.

b. Lemah

Pasien dimasukkan dalam kriteria ini jika ia kurang atau tidak memberikan respons yang baik terhadap lingkungan dan oang lain, dan pasien sudah tidak mampu lagi untuk berjalan sendiri.

2. Kesadaran

Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien, kita dapat melakukan pengkajian tingkat kesadaran mulai dari keadaankomposmentis (kesadaran maksimal) sampai dengan koma (pasien tidak dalam keadaan sadar).

3. Tanda – Tanda Vital

a) Denyut nadi : 60-100 kali per menit

b) Pernafasan : normal 12 - 20 kali per menit

c) Suhu : suhu normal 36,5-37,2 derajat Celcius d) Berat badan

e) Tinggi badan f) LILA

g) IMT : IMT untuk memprediksi derajat lemak tubuh dan pengukurannya direkomendasikan federal untuk mengklarifikasi kelebihan berat badan dan obesitas. Cara mengukur IMT dihitung dengan membagi berat badan dalam kilogram dengan kuadrat tinggi badannya dalam meter (kg/m2)

4. Status Present

A. Kepala : dikaji ukuran, bentuk, kontur, kesimetrisan kepala, kesimetrisan wajah, lokasi struktur

B. Rambut : dikaji warna, kebersihan, mudah rontok atau tidak C. Muka : dikaji apakah pucat atau tidak

D. Telinga : dikaji ada pembesaran atau tidak, ketajaman pendengaran, letak telinga di kepala, bentuk, ada tonjolan atau tidak,

(26)

ada rabas pada aurikula dan autium atau tidak, edema atau tidak, ada lesi atau tidak, adanya sumbatan atau benda asing pada saluran pendengaran eksterna atau tidak.

E. Mata : dikaji kelopak mata edema atau tidak, ada tanda-tanda infeksi atau tidak, warna konjungtiva, warna sklera, ukuran dan bentuk serta kesamaan pupil.

F. Hidung : dikaji ada nafas cuping hidung atau tidak, kesimetrisan, ukuran, letak, rongga hidung bebas sumbatan atau tidak, ada polip atau itak, ada tanda-tanda infeksi atau tidak.

G. Mulut :

1) bibir (warna dan integritas jaringan seperti lembab / kering ),

2) lidah (warna, kebersihan)

3) gigi (kebersihan, karies, gangguan pada mulut).

H. Leher : dikaji kesimetrisan, ada/tidaknya nyeri tekan, ada/tidaknya pembesaran kelenjar tiroid, pembesaran kelenjar limfe, dan ada/tidaknya bendungan vena jugularis.

I. Ketiak : dikaji tentang ada/tidaknya pembesaran kelenjar limfe.

J. Dada : dikaji bentuk, simetris atau tidak, bentuk dan keimetrisan payudara, bunyi/denyut jantung, ada/tidaknya gangguan pernafasan (auskultasi).

K. Ekstremitas L. Genitala eksterna M. Anus

C. Rencana Tindakan

Pelaksanaan asuhan yang dilakukan sesuai dengan apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan, dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut, apa yang akan terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling, dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah. Dengan kata lain, asuhan terhadap klien

(27)

tersebut harus mencakup setiap hal yang berkaitan dengan semua aspek asuhan kesehatan.

(28)

DAFTAR PUSTAKA

1. Kemenkes. RI.(2018).Stimulasi Deteksi Dini dan intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak.. Jakarta:Kemenkes RI

2. Blake-Lamb, T. L., Locks, L. M., Perkins, M. E., Baidal, J. A. W., Cheng, E. R.,

& Taveras, E. M. (2016). Interventions for childhood obesity in the first 1,000 days a systematic review. American journal of preventive medicine, 50(6), 780- 789.

3. Insani AA, Nurdiyan A, Yulizawati Y, Bustami LE, Iryani D, Fitrayeni F.

“Berpikir Kritis” Dasar Bidan Dalam Manajemen Asuhan Kebidanan. J Midwifery. 2017;1(2):21. doi:10.25077/jom.1.2.21-30.2016

4. Arnilia, D. (2015). PERBEDAAN RERATA KENAIKAN BERAT BADAN BAYI PREMATUR YANG DIBERIKAN ASI EKSKLUSIF DAN ASI NON EKSKLUSIF- Studi pada bayi usia 6 bulan sampai 12 bulan di Kecamatan Toroh Grobogan (Doctoral dissertation, Fakultas Kedokteran UNISSULA).

5. Anam, C., Sulistijono, E., & Kusuma, H. C. (2019). KADAR INTERLEUKIN-4 DAN INTERLEUKIN-8 FESES NEONATUS PREMATUR YANG MENDAPAT ASI, PREDOMINAN ASI, PREDOMINAN SUSU FORMULA, DAN SUSU FORMULA. Majalah Kesehatan FKUB, 6(1), 1-10.

6. Woythaler, M. A., McCormick, M. C., & Smith, V. C. (2011). Late preterm infants have worse 24-month neurodevelopmental outcomes than term infants.

Pediatrics, 127(3), e622-e629.

7. Tanner, A. M. (2012). The effects of premature birth on language development.

Unpublished master’s thesis, University Carbondale, South Illinois. Retrieved from http://opensiuc. lib. siu. edu/gs_rp/25..

8. Harinigtyas, N. H. (2020). HUBUNGAN KEJADIAN PREMATURITAS DENGAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK USIA 9-18 BULAN (Doctoral dissertation, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta).

9. ARIFIN, F. F. (2019). HUBUNGAN UMUR GESTASI DENGAN GANGGUAN PERKEMBANGAN PADA ANAK PREMATUR USIA 1-3 TAHUN DI DIVISI TUMBUH KEMBANG POLI ANAK RSUD DR. SOETOMO (Penelitian Observasional Analitik) (Doctoral dissertation, Universitas Airlangga).

10. UU RI No. 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan.(2019)

Referensi

Dokumen terkait

An Undergraduate thesis entitled: THE USE OF COGNITIVE ACADEMIC LANGUAGE LEARNING APPROACH TO IMPROVE STUDENTS’ READING COMPREHENSION AT EIGHT GRADE OF MTS MA’ARIF 18 ROUDHOTUL ULUM

Striae gravidarum dikenal juga dengan sebutan strecth marks umum muncul pada usia kehamilan 24 minggu memiliki karakteristik garis-garis sepanjang minimal 5 cm, dengan warna kemerahan,