• Tidak ada hasil yang ditemukan

strategi bertahan hidup komunitas nelayan suku bajo di

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "strategi bertahan hidup komunitas nelayan suku bajo di"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Khususnya pada masyarakat pesisir, suku Bajo mengalami stagnasi (permanen) dalam berbagai aspek sosial ekonomi dan budaya. Untuk terus menjaga dan melestarikan ekosistem laut khususnya pada masyarakat pesisir suku Bajo di wilayah Kabupaten Kepulauan Selayar.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Strategi kelangsungan hidup masyarakat nelayan suku Bajo di Desa Rajuni Kecamatan Taka Bonerate Kabupaten Kepulauan Selayar. Secara umum strategi kelangsungan hidup nelayan suku Bajo di Desa Rajuni Kecamatan Taka Bonerate Kabupaten Kepulauan Selayar.

Defenisi Operasional

TINJAUAN PUSTAKA

  • Kajian Konsep
    • Strategi Bertahan Hidup
    • Nelayan
    • Kehidupan Sosial Ekonomi
  • Konsep Teori
    • Teori Tindakan
    • Teori interaksi
  • Kerangka Pikir
  • Penelitian Relevan

Nelayan perseorangan adalah nelayan yang mempunyai alat penangkapan ikan sendiri dan tidak melibatkan orang lain dalam pengoperasiannya. Begitu pula dengan masyarakat nelayan suku Bajo di desa Rajuni yang hidup dalam keterbatasan ekonomi.

Gambar 2.1 Strategi Bertahan Hidup Komunitas Nelayan  d.  Penelitian Relevan
Gambar 2.1 Strategi Bertahan Hidup Komunitas Nelayan d. Penelitian Relevan

METODE PENELITIAN

  • Jenis Dan Pendekatan Penelitian
  • Lokasi Penelitian Dan Waktu Penelitian
  • Informan Penelitian
  • Fokus Penelitian
  • Instrumen Penelitian
  • Jenis Dan Sumber Data
  • Tehnik Pengumpulan Data
  • Tehnik Analisis Data
    • Tehnik Keabsahan Data
  • Etika Penelitian

Penelitian ini fokus pada masyarakat nelayan Bajo di Desa Rajuni, Kecamatan Taka Bonerate, Kabupaten Kepulauan Selayar. Kemudian yang menjadi fokus penelitian ini adalah strategi kelangsungan hidup masyarakat nelayan suku Bajo dan upaya hubungan masyarakat nelayan suku Bajo untuk bertahan hidup di Desa Rajuni Kecamatan Taka Bonerate Kabupaten Kepulauan Selayar. Observasi ini bertujuan untuk memperoleh data mengenai kemandirian nelayan suku Bajo (strategi kelangsungan hidup masyarakat nelayan di Desa Rajuni Kecamatan Taka Bonerate Kabupaten Kepulauan Selayar) sebagai komoditas.

Seperti halnya masyarakat nelayan Bajo di Desa Rajuni, mereka bekerja menyediakan segala kebutuhannya. Strategi yang dilakukan masyarakat nelayan suku Bajo di desa Rajuni untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya adalah sebagai berikut: Bantuan pemerintah berupa peralatan penangkapan ikan; Masyarakat nelayan suku Bajo di desa Rajuni belum pernah menerima bantuan tersebut.

Padahal masyarakat nelayan suku Bajo di desa Rajuni belum pernah menerima bantuan pemerintah seperti alat tangkap. Disarankan agar masyarakat nelayan suku Bajo di Desa Rajuni Kecamatan Taka Bonerate Kabupaten Kepulauan Selayar harus bekerja lebih keras untuk meningkatkan pendapatannya.

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Sejarah Lokasi Penelitian

Strategi tersebut terlihat dari strategi atau upaya masyarakat nelayan suku Bajo dalam memenuhi kebutuhan keluarganya dengan cara meminjam uang kepada kerabatnya. Minimnya perhatian pemerintah terhadap peralatan penangkapan ikan para nelayan Baja tidak menyurutkan semangat mereka. Selain itu, hubungan penyewa juga terjadi di desa nelayan yang tingkat kemiskinannya tinggi, seperti komunitas nelayan Bajo di desa Rajuni.

Di kalangan masyarakat nelayan Bajo di desa Rajuni, terjalin hubungan kerja antar pemilik modal. pengumpul ikan) dengan nelayan suku Bajo terjalin hubungan yang terjalin. Pada bagian ini kami membahas mengenai temuan penelitian yang diperoleh setelah melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi mengenai strategi kelangsungan hidup Komunitas Nelayan Suku Bajo di Desa Rajunii Kecamatan. Hasil penelitian di atas mengungkap strategi aktif yang diterapkan oleh nelayan suku Bajo di Pulau Rajuni, salah satunya adalah mencari pekerjaan paruh waktu untuk mencari nafkah saat cuaca buruk.

Strategi yang dilakukan masyarakat nelayan Suku Bajo di Desa Rajuni, Kecamatan Taka Bonerate, Kabupaten Kepulauan Selayar untuk bertahan hidup adalah dengan menggunakan berbagai strategi antara lain dengan bekerja sama, gotong royong anggota keluarga dalam bekerja, menabung, menginvestasikan pendapatan dan meminjam uang. Masyarakat nelayan suku Bajo menjaga hubungan baik dengan sanak saudara, kerabat, pengumpul ikan ataupun masyarakat setempat serta mempunyai rasa solidaritas yang tinggi.

Letak Geoografi

Keadaan Sosial

Masyarakat pesisir Indonesia sebagian besar berprofesi sebagai nelayan, hal ini merupakan warisan nenek moyang mereka. Keluarga nelayan mempunyai ciri khusus seperti pemanfaatan wilayah pesisir dan laut (milik bersama) sebagai faktor produksi, jadwal kerja harus mengikuti kondisi oseanografi (melaut rata-rata hanya sekitar 20 hari dalam sebulan, selebihnya relatif pengangguran). Temuan penelitian di berbagai komunitas nelayan di luar negeri menunjukkan bahwa organisasi sosial ekonomi dan lembaga terkait.

Tanpa organisasi sosial ekonomi, para nelayan akan bekerja dan hidup sendiri, tanpa ada yang memperjuangkan dan melindungi kepentingannya (Mantjoro, 1988). Dari hasil penelitian yang dilakukan di Desa Kinabuhutan ditemukan bahwa hubungan sosial di masyarakat masih sangat kuat, dimana data tersebut kemudian diolah dan dianalisis secara deskriptif kualitatif. Organisasi kemasyarakatan yang ada di desa ini adalah organisasi perkumpulan duka, karang taruna, Majelis Tahlim wanita, gotong royong dalam pesta pernikahan dan komite sekolah.

Organisasi sosial duka ini sudah terbentuk sejak lama secara turun temurun dan masih bertahan dan berjalan dengan baik. Semua warga desa yang sudah menikah otomatis menjadi anggota organisasi sosial ini, sedangkan untuk organisasi sosial lainnya tidak semua warga desa menjadi anggota.

Keadaan Pendidikan

Nelayan suku Bajo sebagai kliennya yang mengandalkan perlindungan seorang pengumpul ikan (punggawa) wajib menjadi bawahannya yang selalu siap melaksanakan pekerjaan yang diberikan kepadanya. Berdasarkan beberapa wawancara dengan informan terlihat bahwa masyarakat nelayan suku Bajo menjaga hubungan baik dengan keluarga, kerabat, pengumpul ikan atau masyarakat setempat dan memiliki rasa solidaritas yang tinggi. Alasan ekonomi menjadi permasalahan yang dihadapi masyarakat nelayan suku Bajo di Pulau Rajuni yang mengharuskan mereka mencari pekerjaan sampingan untuk menghasilkan pendapatan dan membantu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Dalam konteks kehidupan bermasyarakat pada masyarakat nelayan suku Bajo desa Rajuni, pola hubungan punggawa-klien terus terjadi karena belum adanya lembaga formal seperti koperasi atau simpan pinjam yang mampu berperan sebagai punggawa. Dengan demikian, perilaku komunikatif suku Bajo dalam berinteraksi dengan masyarakat daratan merupakan suatu kesatuan budaya dimana. Upaya relasional yang dilakukan untuk melestarikan kehidupan antara lain menjalin hubungan baik antara masyarakat nelayan suku Bajo dengan pengepul ikan (model hubungan patron-klien), mencari bantuan kepada kerabat atau tetangga ketika pendapatan tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi bertahan hidup masyarakat nelayan suku Bajo di Desa Rajuani Kecamatan Taka Bonerate Kabupaten Kepulauan Selayar dapat disimpulkan bahwa masyarakat nelayan suku Bajo menjalankan strategi bertahan hidup, terdapat tiga strategi bertahan hidup, yang pertama adalah mengoptimalkan seluruh potensi yang dimiliki untuk mengatasi guncangan perekonomian. Disarankan kepada pemerintah terkait khususnya di Desa Rajuni untuk lebih memperhatikan masyarakat nelayan suku Bajo dalam hal pemberian bantuan alat tangkap, dan dalam hal pemberian Raskin dan atap seng lebih memperhatikan penyalurannya agar masyarakat Bajo Masyarakat suku nelayan merasa lebih terbantu dengan adanya bantuan ini.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Beberapa masyarakat nelayan sudah mendapatkan bantuan dari pemerintah, yaitu Raskin (beras malang) dan Atap Timah. Kami belum pernah mendapat bantuan seperti alat pancing dari pemerintah, namanya selalu tercatat tapi bantuannya belum pernah kami terima hehehe...tapi ada juga bantuan yang saya terima seperti merata, namun masih ada sebagian masyarakat nelayan yang menerima bantuan tersebut”. Pola hubungan saling membutuhkan antara pengumpul ikan dan nelayan Bajo terjadi karena keduanya mempunyai status sosial ekonomi yang berbeda, saling bertukar barang dan jasa yang berbeda.

Kawasan ikan dapat dikatakan sebagai pemegang yang dianggap sebagai tempat perlindungan dari kesewenang-wenangan untuk menerima bantuan ekonomi. Selain itu, pola hubungan antara pengumpul ikan dan nelayan Bajo tidak hanya sekedar kegiatan jual beli saja, namun juga mencakup berbagai aspek kehidupan lainnya, seperti peminjaman uang dan solar. Selain itu, pada masyarakat nelayan suku Bajo, jaringan sosialnya juga didasarkan pada hubungan kekerabatan, masyarakat yang mampu, pedagang, pengumpul ikan, atau pihak lain dan pihak yang mempunyai sumber daya.

Upaya menjaga rasa solidaritas dalam masyarakat nelayan Bajo antara lain antara lain saling menghormati dan menghargai, saling percaya, saling membantu dan lain sebagainya. Ciri-ciri yang menjadi ciri sosial masyarakat nelayan adalah mempunyai struktur hubungan yang sangat kuat, semangat kerja yang tinggi, pemanfaatan kemampuan pribadi dan adaptasi yang optimal.

Pembahasan

Dalam konteks budaya, dapat dikatakan bahwa perilaku komunikasi suku Bajo dipengaruhi oleh budaya yang dianutnya, karena budaya tersebut lebih berorientasi pada perilakunya. Bentuk perilaku komunikasi suku Bajo dapat dikatakan merupakan wujud dari pemahaman suku Bajo terhadap perilaku komunikasi masyarakat daratan. Proses pemahaman perilaku komunikatif suku Bajo dan masyarakat daratan diperoleh melalui kegiatan belajar, berpikir, merasakan, meyakini sesuatu berdasarkan nilai budaya/pola budayanya.

Interaksi antara suku Bajo dengan masyarakat daratan merupakan salah satu bentuk hubungan antar mereka, seperti yang ditekankan dalam teori pertukaran sosial. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh informan Mutti (43 tahun), bahwa mereka biasanya meminjam uang terlebih dahulu ke kios tetangga, jika tidak punya uang, baru membayar ketika sudah mendapat penghasilan, karena tidak ada sistem kelembagaan formal seperti koperasi. yang ada hanyalah bunga uang, sedangkan pada masyarakat nelayan suku Bajo tidak berani meminjam karena bunga yang harus dibayarkan terlalu tinggi, sehingga biasanya mereka hanya meminta bantuan kepada tetangga atau saudara dan pengepul ikan yang biasa mengumpulkan ikannya di konteks kehidupan sosial, sebuah konsep bagi mereka yang menganggapnya bernilai tinggi bahwa manusia pada dasarnya tidak sendirian, tetapi dikelilingi oleh masyarakat, ia yakin. Hubungan ketetanggaan yang dibangun oleh masyarakat nelayan suku Bajo di Desa Rajuni sangat baik, mengingat perilaku atau kepribadian antar tetangga masing-masing menunjukkan sama halnya dengan keluarganya sendiri, misalnya jika ada tetangga yang mengalami kesulitan atau ada yang dalam kesulitan. keluarga sedang sakit, mereka saling membantu dalam bentuk tenaga dan uang.

Dalam konteks ini, perilaku komunikasi verbal suku Bajo dengan suku Bajo lain dan masyarakat daratan sejalan dengan konsep Cangara (2004:95) bahwa bahasa mempelajari dunia sekitar kita; Bahasa merupakan alat yang sangat penting untuk memahami lingkungan. Komunikasi simbolik sering dilakukan oleh suku Bajo, hal ini dikarenakan suku Bajo masih menjalankan adat istiadat yang dipercayai dalam adat istiadat zaman dahulu. Komunikasi simbolik seringkali berbentuk upacara atau adat istiadat yang diyakini oleh suku Bajo.

Sikap nelayan bajo terletak pada kemampuannya dalam merencanakan kegiatan penangkapan ikan, menentukan wilayah penangkapan ikan, mengambil keputusan dalam memecahkan masalah dan mengambil keputusan mengenai pemasaran.

KESIMPULAN DAN SARAN

Gambar

Tabel 1.1 Jumlah Sarana Pendidikan ..................................................................37
Gambar 2.1 Strategi Bertahan Hidup ..................................................................19
Gambar 2.1 Strategi Bertahan Hidup Komunitas Nelayan  d.  Penelitian Relevan

Referensi

Dokumen terkait

1.Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 2.Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi; 3.Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014