Nama : Muhamad Alif Rizki
NIM : 1102621104
Mata Kuliah : Pembelajaran Anak dengan Autisme Dosen Pengampu : Suprihatin, Ed.D
Resume : 4
Konsep Pembelajaran Autisme
Dalam konsep pembelajaran autisme, memiliki dasar seperti komunikasi dan manajemen. Strategi komunikasi tidak semerta merta menunjukkan peta jalannya saja, namun ada hal teknis dalam menjalankan strategi perencanaan komunikasi dan manajemen komunikasi.
Komunikasi dapat terjadi dengan adanya minimal 2 individu, selain itu komunikasi pada anak autis harus disertai dengan kontak mata sebisa mungkin, melihat karakteristik mereka yang menghindari kontak mata. Pancing perhatian mereka dengan benda yang mereka sukai dengan menaruh di dekat telinga sehingga dapat melakukan kontak mata lebih dekat. Hal lain dari komunikasi adalah adanya feedback dalam penyampaian pembelajaran. Pada anak autis penyampaian pembelajaran ini harus sering dilakukan berkali kali karena fokus mereka mudah teralihkan, kebiasaan mereka yang berpola menjadi tantangan dalam pembelajaran autisme.
Berikut strategi komunikasi salah satunya adalah Teori Interaksi Simbolis:
Teori interaksi simbolik dipopulerkan oleh George Herbert Mead yang memaparkan gagasan- gagasan tersebut melalui bukunya yang berjudul Mind, Self, and Society (1934). Teori ini kemudian dikembangkan oleh mahasiswanya diantaranya Herbert Blumer yang menciptakan dan
mempopulerkan istilah ―interaksi simbolik pada tahun 1937. Yang mengatakan bahwa Blumer (1969) dalam Mulyana (2002:70) menegaskan sebagai berikut: Proses sosial dalam kehidupan kelompoklah yang menciptakan dan menegakkan aturan-aturan, bukan aturan-aturan yang
menciptakan dan menegakkan kehidupan kelompok. Tegasnya proses interaksi Masyarakat dan hal lainnya adalah hal yang mengatur aturan di Masyarakat tersebut. teori ini mengkhaskan sifat khas dari interaksi antar manusia.
Teori sensitivitas Reotirs
Teori Sensitivitas Retoris yang dikemukan oleh Roderick Hart berasumsi bahwa komunikasi yang efektif muncul dari sensitifitas dan peduli dalam menyelesaikan apa yang dikatakan kepada komunikan (Littlejohn, 1997). Teori ini mengatakan bahwa mendengarkan peduli terhadap
pembicaraan pembicara akan terdapat komunikasi efektif. Dalam pembelajaran autis memang perlu mendengarkan Ketika berbicara dengan anak autis.
Menurut Joseph Devito (1997 ; 259 - 263), perilaku spesifik tersebut meliputi :
1) Keterbukaan Keterbukaan dapat diartikan dalam 3 aspek, yaitu: terbuka terhadap orang yang diajak bicaranya, kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang, dan kepemilikan perasaan dan pikiran.
2) Empati Empati berarti kemampuan seseorang untuk mengetahui apa yang dialami pada saat tertentu, dari sudut pandang orang lain itu, melalui kacamata orang lain itu.
3) Sikap mendukung. Sikap mendukung dapat diperlihat dengan bersikap: deskriptif dan bukan evaluatif, spontan dan bukan strategik, provisional dan bukan sangat yakin.
4) Sikap positif . Sikap positif disini artinya bagaimana seseorang membentuk konsep diri yang benar melalui persepsi diri yang objektif, citradiri yang proporsional dan harga diri yang rasional. Sikap positif dapat dikomunikasikan melalui dua cara, yaitu: dengan menyatakan sikap positif dan secara positif mendorong orang yang diajak berinteraksi.
5) Kesetaraan. Kesetaraan disini dapat diartikan sebagai penerimaan seseorang terhadap pihak lain dan memberikan penghargaan positif tanpa syarat kepada orang lain.