MAKALAH TEKNIK SUMBER DAYA AIR
STRATEGI PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) UNTUK MITIGASI BANJIR DAN KEKERINGAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG
Dosen Pengampu:
Dra. Sumiharmi S.T., M. T.
NIP: 195706061986032001
Disusun Oleh : Akbar Ardiansyah NPM: 2115011094
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG 2025
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat, karunia, dan kemudahan yang telah diberikan sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Strategi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) untuk Mitigasi Banjir dan Kekeringan di Kota Bandar Lampung’’.
Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Teknik Sumber Daya Air yang dibimbing oleh Ibu Dra. Sumiharmi, S.T., M.T. di Program Studi Teknik Sipil. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai pentingnya pengelolaan DAS secara berkelanjutan, terutama dalam konteks pengendalian banjir dan kekeringan yang kerap melanda wilayah perkotaan seperti Bandar Lampung. Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, baik dari segi isi maupun penyajian.
Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna perbaikan di masa mendatang. Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Sumiharmi, S.T., M.T. selaku dosen pengampu mata kuliah, serta semua pihak yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan menambah wawasan dalam bidang pengelolaan sumber daya air.
Bandar Lampung Mei 2025
Akbar Ardiansyah NPM : 2115011094
DAFTAR ISI
1. KATA PENGANTAR ... i
2. DAFTAR ISI ... ii
3. BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 2
1.3 Tujuan Penulisan ... 2
4. BAB II PEMBAHASAN ... 3
2.1 Konsep Dasar Pengelolaan DAS ... 3
2.2 Kondisi DAS di Bandar Lampung ... 3
2.3 Data Curah Hujan ... 4
2.4 Data Banjir ... 4
2.5 Data Kekeringan... 4
2.6 Penyebab Terjadinya Banjir dan Kekeringan ... 5
2.7 Strategi Pengolahan DAS ... 5
5. BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ... 6
3.1 Kesimpulan ... 6
3.2 Saran ... 6
6. DAFTAR PUSTAKA ... 7
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kota Bandar Lampung merupakan ibu kota Provinsi Lampung dengan luas wilayah sekitar 197,22 km². Sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, kota ini mengalami perkembangan pesat dalam sektor infrastruktur, permukiman, dan industri. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung tahun 2024, pertumbuhan ekonomi Kota Bandar Lampung mencapai 4,57%, menandakan kemajuan signifikan dalam aspek pembangunan. Namun, kemajuan tersebut tidak terlepas dari dampak negatif terhadap lingkungan, terutama pada sistem tata air dan pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS).
Bandar Lampung mencatat curah hujan tahunan sebesar 1.562,6 mm, yang tersebar tidak merata dan memicu genangan di 16 kecamatan ketika terjadi hujan ekstrem. Di sisi lain, pada musim kemarau, terjadi kekurangan air bersih di beberapa kecamatan seperti Teluk Betung Timur dan Kedamaian, akibat berkurangnya cadangan air tanah. Hal ini memperkuat argumen Effendi (2003), yang menyatakan bahwa peran DAS sangat penting dalam menjamin kontinuitas suplai air sepanjang tahun, bukan hanya sebagai saluran pembuangan air hujan. Fenomena ini menunjukkan bahwa tantangan pengelolaan DAS bukan semata urusan teknis drainase, tetapi merupakan persoalan tata kelola lingkungan dan sosial yang kompleks. Pengelolaan DAS yang tidak terpadu, menurut Subagyo (2011), dapat memperburuk kondisi sosial-ekologis suatu wilayah dan memperbesar risiko bencana hidrometeorologis.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana kondisi eksisting DAS di wilayah Kota Bandar Lampung?
2. Apa saja penyebab utama banjir dan kekeringan di DAS tersebut?
3. Strategi apa yang dapat diterapkan untuk mengelola DAS secara berkelanjutan?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengkaji kondisi dan permasalahan utama dalam pengelolaan DAS di Bandar Lampung.
2. Mengidentifikasi penyebab terjadinya banjir dan kekeringan secara periodik.
3. Menyusun strategi pengelolaan DAS yang efektif untuk mitigasi bencana hidrologis.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Pengelolaan DAS
Daerah Aliran Sungai adalah wilayah daratan yang menampung, menyalurkan, dan mengalirkan air ke satu titik sungai utama. Menurut Kodoatie (2002), DAS tidak hanya terdiri dari sungai, tetapi juga vegetasi, tanah, dan aktivitas manusia di sekitarnya. Oleh karena itu, kerusakan atau perubahan pada salah satu elemen DAS dapat mempengaruhi keseluruhan sistem hidrologi.
Pengelolaan DAS bertujuan untuk memulihkan dan menjaga keberlanjutan sistem air dari hulu hingga hilir. Strategi pengelolaan DAS mencakup konservasi tanah, pengendalian aliran permukaan, pemulihan vegetasi, dan pelibatan masyarakat dalam pemantauan dan pemeliharaan lingkungan.
2.2 Kondisi DAS di Bandar Lampung
Bandar Lampung memiliki beberapa DAS penting, antara lain DAS Way Balau, Way Kuripan, dan Way Lunik. Ketiganya mengalir melintasi daerah perkotaan yang padat penduduk. Berdasarkan studi DLH Kota Bandar Lampung (2022), 60% wilayah DAS mengalami penurunan kualitas ekologis karena pembangunan yang tidak ramah lingkungan. Kerusakan pada hulu DAS menyebabkan peningkatan volume air hujan yang langsung mengalir ke hilir tanpa sempat diserap tanah. Hal ini diperparah oleh penyempitan alur sungai akibat sedimentasi dan bangunan liar di sempadan sungai. Data BWSS Mesuji-Sekampung (2023) menyatakan bahwa 34% dari badan sungai utama mengalami penyempitan lebih dari 50% dari lebar aslinya.
2.3 Data Curah Hujan
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung, jumlah curah hujan di Kota Bandar Lampung pada tahun 2023 mencapai 1.562,6 mm/tahun.
Grafik berikut menunjukkan distribusi curah hujan bulanan:Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung.
Sumber Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung.
2.4 Data Banjir
Pada 17 Januari 2025, banjir melanda 16 kecamatan di Kota Bandar Lampung, mengakibatkan 14.160 rumah terdampak dan 11.223 jiwa terkena dampaknya . Tabel berikut menunjukkan jumlah kelurahan yang mengalami banjir menurut kecamatan:kompas.id+1detikcom+1BPS Bandar Lampung:
Kecamatan Jumlah Kelurahan Terdampak
Bumi Waras 4
Kedamaian 3
Teluk Betung Barat 2
Teluk Betung Timur 3
Tanjung Karang 4
Sukabumi 2
2.5 Data Kekeringan
Pada Desember 2023, curah hujan yang rendah menyebabkan kekeringan di lima kecamatan di Kota Bandar Lampung, yaitu Kedamaian, Teluk Betung
Timur, Teluk Betung Barat, Sukabumi, dan Tanjung Karang Barat, dengan total 396 kepala keluarga terdampak . Sumber:, pusat krisis kesehatan lampung.
2.6 Penyebab Terjadinya Banjir dan Kekeringan
Penyebab utama banjir di Kota Bandar Lampung meliputi:
1. Tingginya curah hujan tahunan (±1.500 mm)
2. Alih fungsi lahan resapan menjadi kawasan permukiman
3. Drainase kota yang tersumbat oleh sampah
4. Minimnya ruang terbuka hijau (di bawah 20% dari total wilayah) Sementara itu, kekeringan dipicu oleh:
1. Berkurangnya daya resap air tanah
2. Menurunnya debit air sungai pada musim kemarau
3. Ketergantungan pada sumur dangkal yang cepat mengering
Menurut Effendi (2003), kesenjangan antara volume air musim hujan dan kemarau dapat ditekan dengan pendekatan konservasi air yang konsisten di seluruh wilayah DAS.
2.7 Strategi Pengelolaan DAS
Beberapa strategi yang dapat diterapkan antara lain:
1. Rehabilitasi Lahan Kritis
Melalui penanaman pohon di daerah hulu, penguatan struktur tanah, dan pelarangan pembukaan lahan baru tanpa izin. Menurut Dirjen PDAS (2020), rehabilitasi lahan dapat meningkatkan daya serap air hingga 30%.
2. Pembangunan Infrastruktur Konservasi
Pembuatan sumur resapan, biopori, embung, dan kolam retensi di area padat penduduk. Contoh: Kelurahan Sukabumi memasang 400 sumur
resapan yang mengurangi genangan banjir hingga 60% (DLH Bandar Lampung, 2023).
3. Penataan Sempadan Sungai
Revitalisasi alur sungai dan penghapusan bangunan liar di sempadan 15 meter dari tepi sungai. Upaya ini telah dilakukan pada DAS Way Balau dengan hasil penurunan debit banjir sebanyak 25%.
4. Edukasi dan Partisipasi Masyarakat
Program seperti Sekolah Sungai dan Komunitas DAS membantu warga memahami pentingnya menjaga kualitas sungai. Menurut Simatupang (2015), partisipasi warga dalam pengawasan DAS meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan lingkungan.
5. Integrasi Kebijakan Pemerintah
Perlu adanya sinergi antara pemerintah kota, provinsi, dan pusat dalam menyusun Rencana Pengel`olaan DAS. Menurut Bappenas (2019), integrasi lintas sektor adalah kunci untuk mengurangi tumpang tindih kewenangan dan mempercepat penangana.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Pengelolaan DAS di Kota Bandar Lampung menghadapi tantangan serius akibat alih fungsi lahan, rendahnya partisipasi masyarakat, dan lemahnya penegakan peraturan. Strategi yang berbasis konservasi lingkungan, edukasi masyarakat, dan pembangunan infrastruktur resapan terbukti efektif menekan risiko banjir dan kekeringan.
3.2 Saran
1. Pemerintah daerah harus memperluas area penghijauan di hulu DAS.
2. Penegakan hukum terhadap pelanggaran pemanfaatan sempadan sungai harus diperkuat.
3. Masyarakat perlu didorong untuk menerapkan sistem resapan mandiri.
4. Data spasial DAS perlu diperbarui secara berkala untuk mendukung perencanaan.
5. Kolaborasi antarsektor harus diperkuat agar strategi pengelolaan DAS berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, M. (2021). Revitalisasi Tepian Sungai dengan Vegetasi Lokal. Jurnal Lingkungan.
Arsyad, S. (2010). Konservasi Tanah dan Air. IPB Press.
Bappenas. (2019). Kerangka Kebijakan Pengelolaan DAS Terintegrasi.
Kementerian PPN.
BWSS VIII. (2022). Laporan Normalisasi Sungai Way Balau. Balai Wilayah Sungai Mesuji-Sekampung.
Dewi, K. (2019). Peran Komunitas dalam Pengelolaan DAS. Jurnal Sosiologi.
Dirjen PDAS. (2020). Petunjuk Teknis Rehabilitasi Hutan dan Lahan.
Kementerian PUPR.
Effendi, H. (2003). Telaah Kualitas Air bagi Pengelolaan Sumber Daya.
Kanisius.
Hardjowigeno, S., & Widiatmaka. (2007). Evaluasi Lahan dan Perencanaan Tata Guna Lahan. Gadjah Mada University Press.
Hartono, B. (2018). Koordinasi Antarlembaga dalam Penanggulangan Banjir.
Jurnal Kebijakan Publik.
Kartono, E. (2020). Pembiayaan Proyek Konservasi DAS di Daerah Perkotaan.
Jurnal Keuangan Daerah.
Lestari, P. (2015). Pemanfaatan Data Spasial untuk Mitigasi Banjir. Jurnal Geomatika.
Mukhlis, A. (2022). Kemitraan Publik-Swasta dalam Konservasi Air. Jurnal Manajemen Proyek.