Pola Interaksi Sosial Masyarakat Multi Etnik (Studi Kasus pada Masyarakat Desa Salo Timur Kecamatan Salo Kabupaten Kampar)
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan gelar sarjana Pendidikan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang
Diajukan oleh : Mutia Sahira. J
21058093
PENDIDIKAN SOSIOLOGI DEPARTEMEN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2024
A. Latar Belakang
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk, yang terdiri dari beraneka ragam budaya, etnis maupun suku bangsa. Keanekaragaman tersebut merupakan sebuah realitas yang tidak dapat dipungkiri kebenarannya. Namun, bukan .berarti bahwa keanekaragaman tersebut menjadi penghalang untuk hidup bersama secara harmonis. Semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” merupakan pengakuan bahwa keanekaragaman bukan sebagai hambatan untuk bersatu. Semboyan tersebut adalah bentuk pengakuan bahwa masyarakat indonesia memang berbeda-beda tetapi tetap merupakan satu kesatuan. Oleh karena itu, perbedaan budaya maupun perbedaan etnis seyogyanya tidak menjadi penghalang bagi masyarakat antar etnis untuk hidup dan tinggal bersama dengan damai dan harmonis (Wiyono, 2020).
Manusia adalah mahluk sosial, Manusia hidup dan berkelompok dengan manusia lainnya sehingga di sebut sebagai suatu masyarakat. Menurut Jabrohim, masyarakat merupakan sekelompok individu yang tinggal dalam suatu tempat tertentu, saling berinteraksi dalam waktu yang relatif lama, mempunyai adat istiadat dan aturan-aturan tertentu dan lambat laun membentuk sebuah kebudayaan. Dalam kehidupan bermasyarakat terdapat beberapa wadah atau kegiatan manusia dalam menyalurkan dan menjalankan aktivitasnya, baik individu dengan individu, individu dengan kelompok, maupun kelompok dengan kelompok yang di namakan sebagai pola interaksi soisal. Soekanto (2012: 54-55) mengatakan bahwa interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial. Menurut Raharjo (Hafid, 2016: 262) kontak atau pertemuan dua etnis atau lebih di daerah pemukiman transmigrasi akan menimbulkan dua kemungkinan, yaitu yang bersifat positif dan yang bersifat negatif sebagai perwujudan dari proses interaksi (Yusria & Idrus, 2021).
Masyarakat Multietnik merupakan Masyarakat yang anggotanya terdiri atas berbagai etnik yang berbeda; mereka saling berhubungan, berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari dengan ciri khas keetnikannya. Proses interaksinya tersebut menunjukan spesifikasi yang senantiasa berulang-ulang, yaitu menuju suatu tahapan yang disepakati antar kelompok etnik. Park (dalam Warnaen, 2002) menyebutkan empat tahapan tersebut, yaitu kontak, persaingan, akomodasi dan asimilasi. Kontak dapat diartikan sebagai kontak budaya atau kontak sosial. Kontak budaya merupakan proses interaksi antara unsur-unsur kebudayaan dari dua budaya atau lebih yang berbeda. Kontak sosial yaitu suatu hubungan seseorang dengan orang lain yang akan melaksanakan beberapa bentuk interaksi atau respon. Dengan demikian kontak
merupakan prasyarat bagi semua proses sosial. Persaingan adalah suatu keadaan manakala para individu dengan perhatian yang berbeda dan berlawanan berupaya memaksimalkan upaya atau usaha mereka. Akomodasi merupakan proses interaksi yaitu suatu keadaan atau proses apabila berbagai individu atau kelompok yang konflik sepakat guna mengelakkan konflik itu dengan melaksanakan proses damai.
Sedangkan asimilasi adalah proses penyatuan antara individu atau kelompok yang berlainan budaya guna membentuk satu kelompok dengan budaya dan identitas yang sama (Susiyanto, 2020).
Dalam kehidupan sosial masyarakat multi etnik di Desa Salo Timur, interaksi sosial terjadi sebagai hubungan timbal balik antara individu-individu dalam masyarakat. Setiap individu memiliki karakter dan kepribadian yang unik. Kehidupan sosial terdiri dari kelompok-kelompok manusia dengan karakter dan kepribadian yang beragam. Ketika dua orang berinteraksi, proses sosial tersebut mempertemukan dua kepribadian yang berbeda. Karakter dan kepribadian adalah dorongan internal yang mempengaruhi perilaku seseorang.
Berdasarkan observasi awal peneliti, Desa Salo Timur, yang terletak di Kecamatan Salo, Kabupaten Kampar, yang memiliki luas 1200 hektar, terdiri dari 17 Rt, 7 Rw, Serta 3 dusun. Desa ini memiliki populasi sebanyak 4.389 jiwa dengan berbagai macam etnis, seperti Jawa sebanyak 1536 jiwa, Melayu sebanyak 1316 jiwa, Minangkabau sebanyak 1097 jiwa, serta Batak sebanyak 858 jiwa .yang masing- masing membawa adat, bahasa, dan tradisi mereka sendiri. keberagaman etnis dan budaya di Desa Salo Timur memberikan gambaran tentang bagaimana masyarakat dengan latar belakang yang berbeda dapat hidup berdampingan. Setiap kelompok etnis memiliki adat istiadat, bahasa, dan tradisi yang unik, yang menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari mereka. Penelitian ini akan mengeksplorasi bagaimana keberagaman ini berperan dalam membentuk interaksi sosial antarwarga desa.
Menurut Sumadi (2007:195-196) bahwa kemajemukan etnis yang ada dalam masyarakat bagaikan pisau bermata dua, di satu sisi akan menjadi alat perekat persatuan melalui adaptasinya walaupun tidak sepenuhnya mampu meleburkan diri dalam budaya lokal daerah yang bersangkutan. Sedangkan di sisi lain merupakan sumber konflik yang laten jika konsep multikultur tidak sesuai dengan proporsinya (Asis, 2018).
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Pola Interaksi Sosial Masyarakat Multi Etnik di Desa Salo Timur”.
Bagaimana pola interaksi sosial yang terjadi pada masyarakatnya yang beragam sangat menarik untuk dikaji, apa saja faktor pendukung dan penghambat interaksi sosial Masyarakat Multi Etnik di Desa Salo Timur serta bagaimana proses Adaptasi Masyarakat Desa Salo Timur terhadap Kebudayaan yang beragam
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pola interaksi sosial Masyarakat Multi etnik di Desa Salo Timur?
2. Apa Saja Faktor pendukung dan penghambat interaksi sosial Masyarakat multi etnik di Desa Salo Timur?
3. Bagaimana Proses Adaptasi Masyarakat Desa Salo Timur terhadap Kebudayaan yang beragam?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk menganalisis dan mendeskripsikan pola interaksi sosial Masyarakat multi etnik di Desa Salo Timur
2. Untuk megidentifikasi dan mendeskripsikan fakor pendukung dan penghambat terjadinya interaksi sosial masyarakat multi etnik di Desa Salo Timur
3. Untuk Menganalisis Proses Adaptasi Masyarakat Desa Salo Timur terhadap Kebudayaan yang beragam
Daftar Pustaka
Asis, A. (2018). Pola Interaksi Sosial Masyarakat Multietnik Di Tomoni, Kabupaten Luwu Timur Social Interaction Form of Multiethnic Society in Tomoni, East Luwu Regency.
Walasuji, 9(1), 101–112.
Susiyanto. (2020). Interaksi Antar Etnik Dalam Kerangka Etnisitas Teori, Konsep, dan implementasinya (Issue September).
Wiyono, H. (2020). Multikulturalisme: Studi Interaksi Sosial Masyarakat Antar Etnis Di Desa Mandor Kecamatan Mandor Kabupaten Landak. Sosial Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial, 7(2), 145–157. https://doi.org/10.31571/sosial.v7i2.1801
Yusria, W., & Idrus, M. (2021). Interaksi Sosial Masyarakat Multi Etnik di Desa Langgea Kecamatan Ranomeeto Kabupaten Konawe Selatan Social Interaction of Multi-Ethnic Communities in Langgea Village , Ranomeeto District , South Konawe Regency. 14(2), 9–20.