• Tidak ada hasil yang ditemukan

(Studi Kasus: Jalan G. Obos XII)

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "(Studi Kasus: Jalan G. Obos XII) "

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Hambatan Samping Terhadap Biaya Operasional Kendaraan

(Studi Kasus: Jalan G. Obos XII)

Sahrul Ramadani1, Supiyan2, Ina Elvina3

1,2,3Jurusan Teknik Sipil, Universitas Palangka Raya, Palangka Raya Indonesia

*Koresponden email: sahrulramadani4@gmail.com

Diterima: 10 Oktober 2022 Disetujui: 19 Oktober 2022

Abstract

The problem that arises on urban roads in Indonesia is traffic congestion, this can be seen on the G. Obos XII road, many community activities use the road so there is an increase in road performance which causes additional travel time, eventually causing external costs. The purpose of this study was to determine the amount of motorcycle BOK at the busiest hours in the morning and evening. The analysis in this study was carried out by collecting primary data directly in the field by recording survey data on traffic flow, side barriers, and vehicle travel time. Meanwhile, secondary data was obtained from the Central Statistics Agency, the data were further processed using the HDM-VOC method. From the results of the survey data analysis, it was found that the average BOK of a motorcycle based on its actual speed in the morning was Rp. 24,437.02/hour and night to Rp. 24,838.70/hour (an increase of 1.64%), while based on the free flow speed in the morning it is Rp. 22,442.73/hour and night to Rp. 21,820.88/hour (a decrease of 2.77%). The external cost which is the additional cost of vehicle operations using the HDM-VOC method based on the actual speed is Rp. 4,108.54/hour, based on the free flow speed of Rp. 3,645.14/hour.

Keywords: obstacles side, HDM-VOC, BOK, external cost, travel time

Abstrak

Masalah yang muncul pada jalan perkotaan di Indonesia adalah kemacetan lalu lintas, hal ini terlihat pada ruas jalan G. Obos XII. Banyak aktivitas masyarakat yang menggunakan badan jalan sehingga terjadi peningkatan kinerja jalan yang menyebabkan penambahan waktu tempuh, akhirnya menimbulkan external cost. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya BOK sepeda motor pada jam tersibuk saat pagi dan malam hari. Analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data primer secara langsung di lapangan dengan mencatat data survei arus lalu lintas, hambatan samping, dan waktu tempuh kendaraan. Sedangkan, data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik, data tersebut diolah lebih lanjut dengan menggunakan metode HDM-VOC. Dari hasil analisis data survei diperoleh BOK rata-rata sepeda motor berdasarkan kecepatan sebenarnya saat pagi adalah sebesar Rp. 24.437,02/jam dan malam menjadi Rp. 24.838,70/jam (terjadi peningkatan 1,64%), sedangkan berdasarkan kecepatan arus bebas saat pagi adalah sebesar Rp. 22.442,73/jam dan malam menjadi Rp. 21.820,88/jam (terjadi penurunan 2,77%).

External cost yang merupakan biaya tambahan operasional kendaraan dengan metode HDM-VOC berdasarkan kecepatan sebenarnya adalah sebesar Rp. 4.108,54/jam, sedangkan berdasarkan kecepatan arus bebas sebesar Rp. 3.645,14/jam.

Kata Kunci: hambatan samping, HDM-VOC, BOK, external cost, waktu tempuh

1. Pendahuluan

Masalah yang selalu muncul pada jalan perkotaan di berbagai kota di Indonesia adalah kemacetan lalu lintas, kemacetan adalah turunnya tingkat kelancaran arus lalu lintas pada jalan yang ada, dan sangat mempengaruhi para pelaku perjalanan, baik yang menggunakan angkutan umum maupun angkutan pribadi, hal ini berdampak pada ketidaknyamanan serta menambah waktu perjalanan bagi pelaku perjalanan [1], kondisi jalan yang kurang memadai juga menjadi masalah di Kota-kota besar, kondisi jalan yang tidak mendukung, pertambahan kendaraan bermotor, dan pertambahan penduduk sangat memperburuk situasi kota dalam mengatasi kemacetan [2]. Pada umumnya terdapat berbagai faktor penyebab masalah kemacetan salah satunya yaitu sumber daya yang kurang memadai untuk pembangunan jalan raya dan fasilitas transportasi lainnya, disamping itu pengoperasian fasilitas transportasi yang masih belum optimal.

Hal ini terlihat pada ruas jalan G. Obos XII, tepatnya dari depan jalan G. Obos XII sampai persimpangan

(2)

jalan Mutiara Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah. Ruas jalan tersebut yang menjadi lokasi penelitian ini dilaksanakan.

Jalan G. Obos XII merupakan penghubung jalan G. Obos induk dan jalan Yos Sudarso induk, disepanjang ruas jalan G. Obos XII terdapat banyak toko serta gerobak penjual makanan dan minuman, penjual makanan dan minuman gerobak ini akan bertambah jumlahnya pada saat malam hari.

Hal ini memicu adanya masalah berupa kemacetan ditambah dengan keadaan jalan yang sempit dan rusak pada beberapa titik, keadaan tersebut diperburuk dengan aktivitas pengguna jalan yang memarkirkan kendaraannya di badan jalan. Sehingga kelancaran lalu lintas yang seharusnya optimal menjadi berkurang karena adanya aktivitas di badan jalan, hal tersebut menimbulkan kemacetan yang disebabkan meningkatnya hambatan samping dan kapasitas jalan yang menyempit. Adapun dampak lain yang ditimbulkan dengan adanya penyempitan kapasitas jalan, yaitu pengguna jalan menerima dampak negatif berupa waktu tempuh yang lebih lama sehingga pada akhirnya menimbulkan biaya tambahan atau external cost pada Biaya Operasional Kendaraan (BOK), biaya operasi kendaraan adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengoperasikan kendaraan [3], Banyak variabel yang dapat mempengaruhi penentuan tarif, contohnya yaitu kondisi ekonomi masyarakat, biaya pemeliharaan suku cadang, harga bahan bakar, sarana dan prasarana dan sebagainya yang dikategorikan sebagai Biaya Operasional Kendaraan atau (BOK) [14].

Hambatan di tepi jalan tersebut sering kali terkait dengan adanya aktivitas sosial dan ekonomi, yaitu adanya parkir di badan jalan yang dikarenakan terdapat pertokoan yang tidak menyediakan tempat parkir, sarana angkutan umum yang menurunkan penumpang disembarang tempat serta lalu lalangnya orang untuk menyeberang yang menyebabkan kapasitas jalan mengalami penurunan [9], hambatan samping juga berpengaruh terhadap kecepatan kendaraan yang melalui jalan tersebut yang menyebabkan berkurangnya kapasitas dan mempengaruhi tingkat kinerja jalan [15]. Untuk menyederhanakan peranannya dalam prosedur perhitungan, tingkat hambatan samping telah dikelompokkan dalam lima kelas, sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi [10], berdasarkan pengertian hambatan samping maka pedagang kaki lima juga merupakan bagian yang dapat mengganggu kapasitas jalan, ini dikarenakan oleh PKL yang berjualan di badan jalan dan trotoar [11]. Metode HDM-VOC III (Highway Design and Maintenance Standart Vehicle Operating Cost) Merupakan Model yang dikembangkan oleh World Bank pada tahun 1994 dimana model ini terdiri dari banyak persamaan yang memperkirakan biaya kecepatan kendaraan, bahan bakar, roda kendaraan, pemakaian onderdil, dan biaya operasi lainnya pada berbagai kondisi dan karakteristik jalan [5].

Pada penelitian ini memerlukan data primer, sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli disebut sebagai data primer [12]. Adapun data primer yang dibutukan meliputi data geometrik jalan, volume arus lalu lintas, kecepatan tempuh, dan hambatan samping. Kemudian data sekunder, pengertian data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna [13], data sekunder disini meliputi data konstanta dan koefisien pada persamaan biaya operasional kendaraan (BOK) model HDM-VOC dan data dari BPS (Badan Pusat Statistik) Kota Palangka Raya yang berupa jumlah penduduk Kota Palangka Raya, dimana dari data ini nantinya akan diperoleh ukuran kota (city size) yang dapat dihitung menggunakan metode Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (2014).

Gambar 1. Lokasi penelitian Sumber: Google maps, (2022)

(3)

2. Metode Penelitian

2.1 Metode Pengolahan Data

Analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data secara langsung dilapangan kemudian data tersebut diolah lebih lanjut dengan metode Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (2014) dan Metode Highway Design And Maintenance Standar Vehicle Operating Cost (HDM-VOC).

2.2 Tahapan Penelitian

Bagan alir atau flowchart menggambarkan urutan logika dari suatu prosedur pemecahan masalah, sehingga flowchart merupakan langkah-langkah penyelesaian masalah yang dituliskan dalam simbol- simbol tertentu [6].

Gambar 2. Bagan Alir Penelitian

3. Hasil dan Pembahasan 3.1 Volume Arus Lalu Lintas

Survei yang dilakukan pada jam-jam sibuk dengan pencatatan secara manual sehingga diperoleh volume lalu lintas [4].

Tabel 1. Volume Lalu Lintas Jam Tersibuk Pada Jalan G. Obos XII Waktu

Jumlah Volume (skr/jam)

Minggu Pertama Minggu Kedua

Senin Selasa Rabu Kamis Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Sabtu Minggu 08.00-

09.00 625,8 562,1 625,6 753 558,8 573,3 534,5 616,6 591,1 676,8 576,2 528,5 09.00-

09.15 600 553,7 588,4 736,2 554,5 575,5 535,8 621,4 588,6 657 565,8 508,3

(4)

09.15-

09.30 568,2 540,3 614 675 533,1 563,9 522,9 589 569,8 669,1 544,7 492,5 09.30-

09.45 540,7 514,4 547,2 652,7 502,3 555,4 496,1 560,3 570,9 629,7 529,2 498,7 09.45-

10.00 532,2 497,4 562,8 669,1 505,9 566,7 494,2 567 570 641,5 514,4 498,8 19.00-

20.00 612,6 537,7 573,1 513,5 739,8 544,6 593,3 488,4 552,8 636,2 709 509,5 20.00-

20.15 515,6 505,8 554,2 498,5 716 521,5 575,3 476 514,5 603 640,8 478,7 20.15-

20.30 543,2 510,7 529,6 491,4 680,2 503 562,5 471,7 496,6 567,4 701,2 470,4 20.30-

20.45 515,9 475,5 501,6 462,2 669 470,7 532,9 444,2 450,7 548,7 618,4 468,2 20.45-

21.00 482,2 437,4 497,4 453,2 669,9 453,9 490,7 450,2 435,4 544,7 609,2 444,9 Sumber: Hasil analisis (2022)

3.2 Hambatan Samping

Data hambatan samping diperoleh saat survei di lapangan secara langsung saat jam sibuk, sehingga dari perhitungan data tersebut diperoleh frekuensi berbobot hambatan samping.

Tabel 2. Total hambatan samping jam tersibuk pada kedua sisi Jalan G. Obos XII Waktu

Frekuensi Berbobot Hambatan Samping (kejadian/jam)

Minggu Pertama Minggu Kedua

Senin Selasa Rabu Kamis Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Sabtu Minggu 08.00-

09.00 218,4 204,5 211,3 223,9 208,3 208,9 208,2 213,1 209 212,7 213,5 212,4 09.00-

09.15 207,2 193,5 195,7 218,2 194,8 201,1 205,8 200,5 203,8 206,9 203,3 192,3 09.15-

09.30 203,3 182 193 212,1 191,4 192,4 204,1 186,6 201,3 195,6 211,8 190,9 09.30-

09.45 206,8 180,6 181 199,6 191,9 177,3 187,2 176,6 191,7 189,4 194,9 183,3 09.45-

10.00 207,1 177,6 177,2 198,4 196,6 176 187,9 175 181,2 186,3 194,5 182,6 19.00-

20.00 221,6 203,7 208,2 208,9 246,3 220,1 212,5 222,8 212,3 209,2 224,1 231,6 20.00-

20.15 216,8 198,3 200,6 204 230,3 206,5 208,9 215,5 197,3 197,1 211,5 214,3 20.15-

20.30 215 189,8 201,9 193,5 224,5 206,8 205,9 207,6 188,3 189,1 204,2 213,8 20.30-

20.45 206,8 184,4 198,9 190 220,4 195,8 193,6 204,1 186,2 189,4 201,4 209,9 20.45-

21.00 200,5 177,5 186,3 188,1 211 189,1 186,3 189,5 181,5 181,6 189,4 202,4 Sumber: Hasil analisis (2022)

3.3 Waktu dan Kecepatan Tempuh Kendaraan

Jalan G. Obos XII Kota Palangka Raya merupakan tipe jalan 2 lajur 2 arah tak terbagi 2/2TT, dengan lebar jalur 5 m. Berikut merupakan hasil sruvei kecepatan tempuh dan perhitungan kecepatan arus bebas sepeda motor pada lokasi jalan penelitian ini:

VB = (40+(-9,5)) x 1,00 x 0,93 = 28,37 km/jam [7]

Berdasarkan hasil perhitungan diatas diperoleh kecepatan arus bebas sepeda motor di Jalan G. Obos XII adalah 28,37 km/jam.

(5)

Tabel 3. Waktu dan Kecepatan Tempuh Pada Jalan G. Obos XII Waktu

Kecepatan Tempuh Rata-rata Sepeda Motor (Km/jam)

Minggu Pertama Minggu Kedua

Senin Selasa Rabu Kamis Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Sabtu Minggu 08.00-

09.00 22,77 23,05 22,69 22,10 22,92 22,28 22,82 22,21 23,03 22,52 22,79 22,44 09.00-

09.15 22,83 23,13 22,77 22,21 22,99 22,35 22,84 22,24 23,05 22,57 22,80 22,48 09.15-

09.30 22,95 23,24 22,87 22,26 22,97 22,36 22,90 22,27 23,12 22,59 22,87 22,51 09.30-

09.45 23,01 23,38 22,89 22,38 23,08 22,42 22,96 22,30 23,11 22,69 22,94 22,54 09.45-

10.00 23,10 23,40 22,99 22,43 23,09 22,44 22,99 22,33 23,16 22,70 22,98 22,68 19.00-

20.00 20,19 20,59 20,70 20,49 20,15 20,80 21,03 20,39 20,43 20,63 20,28 20,64 20.00-

20.15 20,37 20,69 20,75 20,63 20,26 20,97 21,13 20,42 20,49 20,67 20,32 20,71 20.15-

20.30 20,38 20,68 20,76 20,58 20,26 20,87 21,17 20,50 20,55 20,71 20,36 20,72 20.30-

20.45 20,40 20,74 20,84 20,68 20,39 20,89 21,25 20,61 20,52 20,74 20,36 20,81 20.45-

21.00 20,50 20,70 20,88 20,59 20,38 20,97 21,20 20,48 20,66 20,82 20,44 20,80 Sumber: Hasil analisis (2022)

3.4 Analisis Biaya Operasional Kendaraan (BOK)

Analisis biaya operasional kendaraan diperlukan untuk mengetahui besar biaya yang dikeluarkan oleh pengguna jalan pada saat pagi dan malam hari, sehingga nantinya dapat diperoleh biaya tambahan (external cost) yang terjadi. Biaya total yang dibutuhkan untuk mengoperasikan kendaraan pada suatu kondisi lalu lintas dan jalan untuk suatu jenis kendaraan per kilometer jarak tempuh. Satuannya Rupiah per kilometer [8].

Tabel 4. Rekapitulasi arus total sepeda motor pada jam tersibuk (kendaraan/jam) Hari

Sepeda Motor (km/jam)

Minggu Pertama Minggu Kedua

Pagi Malam Pagi Malam

Senin 986 963 891 901

Selasa 900 897 1063 809

Rabu 869 919 892 790

Kamis 1154 834 999 758

Sabtu 864 1200 831 1191

Minggu 917 831 858 820

Sumber: Hasil analisis (2022) Tabel 5. BOK sepeda motor saat pagi hari Hari

Sepeda Motor

Kecepatan Aktual Kecepatan Arus Bebas

Minggu ke-1 Minggu ke-2 Minggu ke-1 Minggu ke-2 Senin Rp. 25.682,02 Rp. 23.187,59 Rp. 23.658,44 Rp. 21.378,98 Selasa Rp. 23.320,59 Rp. 27.988,65 Rp. 21.594,93 Rp. 25.506,01 Rabu Rp. 22.669,69 Rp. 23.121,51 Rp. 20.851,10 Rp. 21.402,97 Kamis Rp. 30.449,19 Rp. 26.144,09 Rp. 27.689,50 Rp. 23.970,37 Sabtu Rp. 22.441,31 Rp. 21.636,26 Rp. 20.731,13 Rp. 19.939,32 Minggu Rp. 24.113,12 Rp. 22.490,21 Rp. 22.002,83 Rp. 20.587,17

Jumlah Rp. 293.244,23 Rp. 269.312,76

Rata-rata Rp. 24.437,02 Rp. 22.442,73

Sumber: Hasil analisis (2022)

(6)

Tabel 6. BOK sepeda motor saat malam hari Hari

Sepeda Motor

Kecepatan Aktual Kecepatan Arus Bebas

Minggu ke-1 Minggu ke-2 Minggu ke-1 Minggu ke-2 Senin Rp. 26.494,70 Rp. 24.314,91 Rp. 23.106,57 Rp. 21.618,92 Selasa Rp. 24.450,36 Rp. 22.155,07 Rp. 21.522,95 Rp. 19.411,44 Rabu Rp. 24.986,83 Rp. 21.614,34 Rp. 22.050,82 Rp. 18.955,55 Kamis Rp. 22.787,18 Rp. 20.642,48 Rp. 20.011,30 Rp. 18.187,73 Sabtu Rp. 33.049,06 Rp. 32.702,88 Rp. 28.793,24 Rp. 28.577,29 Minggu Rp. 22.542,33 Rp. 22.324,23 Rp. 19.939,32 Rp. 19.675,38

Jumlah Rp. 298.064,38 Rp. 261.850,51

Rata-rata Rp. 24.838,70 Rp. 21.820,88

Sumber: Hasil Analisis (2022)

Langkah selanjutnya adalah menentukan eksternal cost dengan menghitung selisih antara BOK saat pagi dengan BOK pada saat malam hari berdasarkan kecepatan sebenarnya dan berdasarkan kecepatan arus bebas PKJI 2014. Hasil perhitungan BOK dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Eksternal Cost BOK sepeda motor saat malam hari Hari

Sepeda Motor

Kecepatan Aktual Kecepatan Arus Bebas

Minggu ke-1 Minggu ke-2 Minggu ke-1 Minggu ke-2

Senin Rp. 812,68 Rp1.127,32 Rp. 551,87 Rp. 239,94

Selasa Rp. 1.129,77 Rp5.833,59 Rp. 71,98 Rp. 6.094,57

Rabu Rp. 2.317,14 Rp1.507,17 Rp. 1.199,72 Rp. 2.447,43

Kamis Rp. 7.662,01 Rp5.501,61 Rp. 7.678,20 Rp. 5.782,64 Sabtu Rp. 10.607,75 Rp11.066,63 Rp. 8.062,11 Rp. 8.637,97

Minggu Rp. 1.570,80 Rp165,98 Rp. 2.063,52 Rp. 911,79

Jumlah Rp. 49.302,43 Rp. 43.741,73

Rata-rata Rp. 4.108,54 Rp. 3.645,14

Sumber: Hasil analisis (2022)

Dari hasil perhitungan pada Tabel 7 dapat dilihat perbandingan selisih antara BOK pagi dan malam hari, berdasarkan kecepatan aktual (BOK1) dan berdasarkan kecepatan arus bebas PKJI 2014 (BOK2) dalam 2 minggu pada Gambar 3.

Gambar 3. Perbandingan selisih BOK pada minggu pertama Sumber: Hasil aalisis (2022)

(7)

Gambar 4. Perbandingan selisih BOK pada minggu kedua Sumber: Hasil analisis (2022)

4. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data survei arus lalu lintas, hambatan samping, dan waktu tempuh kendaraan pada jam tersibuk saat kondisi pagi dan malam hari di lokasi penelitian sepanjang 500 meter pada Jalan G. Obos XII Kota Palangka Raya, dapat disimpulkan bahwa Biaya Operasional Kendaraan (BOK) sepeda motor pada jam tersibuk berdasarkan kecepatan sebenarnya saat kondisi pagi hari adalah sebesar Rp. 24.437,02/jam dan saat kondisi malam hari menjadi Rp. 24.838,70/jam (terjadi peningkatan 1,64%).

Biaya operasional kendaraan (BOK) sepeda motor pada jam tersibuk berdasarkan kecepatan arus bebas PKJI 2014 saat kondisi pagi hari adalah sebesar Rp. 22.442,73/jam dan saat kondisi malam hari menjadi Rp. 21.820,88/jam (terjadi penurunan 2,77%), dan penambahan biaya (eksternal cost) akibat adanya hambatan samping saat malam hari dengan metode HDM-VOC berdasarkan kecepatan sebenarnya adalah sebesar Rp. 4.108,54/jam dan berdasarkan kecepatan arus bebas PKJI 2014 sebesar Rp.

3.645,14/jam.

5. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka ada beberapa saran yang dapat diberikan, antara lain: Dari hasil analisis yang diperoleh, penyebab terjadinya penurunan kecepatan yaitu adanya hambatan samping, disarankan kepada pengguna jalan agar memilih rute jalan alternatif lain, kemudian saran yang dapat diberikan kepada para pedagang agar dapat menghindari aktivitas perdagangan pada badan jalan sehingga dapat mengurangi hambatan bagi para pengguna jalan. Dan untuk penelitian selanjutnya yaitu dapat dilakukan menggunakan Biaya Operasional Kendaraan (BOK) dengan standar harga terbaru.

6. Daftar Pustaka

[1] M. Margareth, P. J.C. Franklin and F. Warouw., “Studi Kemacetan Lalu Lintas Di Pusat Kota Ratahan,” E-Journal Universitas Sam Ratulangi, Vol. 2, No. 2, 2015.

[2] R. Hidayat and D. Sapha A H., “Dampak Kemacetan Terhadap Sosial Ekonomi Pengguna Jalan Di Kota Banda Aceh,” Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM), Vol.2, No.1, 2017: 176- 186.

[3] D. A. N. Sriastuti and A. A. R. Asmani K., “Biaya Operasional Kendaraan (BOK) Sebagai Dasar Penentuan Tarif Angkutan Umum Penumpang (AUP),” PADURAKSA, Vol. 4, No. 2, 2015.

[4] J. Imanuel, Supiyan and D. Riani, “Pengaruh Pasar Subuh Terhadap Biaya Tambahan Pada Biaya Operasional Kendaraan (BOK),” Jurnal Keilmuan Teknik Sipil. KACAPURI, Vol. 4, No. 2, 2021.

[5] Aprilyani and Santhy S., “Analisa Biaya Kemacetan Kendaraan Pribadi Di Titik Zero Point Manado,” Jurnal Sipil Statik, Vol.7, No.10, 2019.

[6] Haliq and F. Susanto, “Rancang Bangun Sistem Informasi Apotek Berbasis Client Server Pada Apotek An Nur Kotabumi,” J. Teknologi Komputer dan Sistem Informasi, Vol. 2, No. 3, 2019.

[7] Kementrian Pekerjaan Umum. 2014. “Pedoman Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil, Kapasitas Jalan Perkotaan”. Jakarta.

[8] Departemen Pekerja Umum, 2016. “Pedoman Perhitungan Biaya Operasional Kendaraan, Bagian I : Biaya tidak tetap (Running Cost)”. Jakarta.

(8)

[9] R. Syaputra, S. Sebayang and Dwi Herianto, “Pengaruh Hambatan Samping Terhadap Kinerja Lalu Lintas Jalan Nasional (Studi Kasus Jalan Proklamator Raya - Pasar Bandarjaya Plaza),” JRSDD, Edisi September 2015, Vol. 3, No. 3, Hal:441 – 454.

[10] A. Rizani, “Evaluasi Kinerja Jalan Akibat Hambatan Samping (Studi Kasus Pada Jalan Soetoyo S Banjarmasin)”. Jurnal Sains dan Terapan Politeknik Hasnur. PolhaSains, Vol. 1, No. 1, 2013.

[11] Muzakira, S. Sugiarto and S. M. Saleh, “Analisis Hambatan Samping Pada Jalan Suka Ramai Kota Lhokseumawe,” Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan 3(4), 278-284 (2020).

[12] T. Pramiyati, Jayanta and Yulnelly, “Peran Data Primer Pada Pembentukan Skema Konseptual Yang Faktual (Studi Kasus: Skema Konseptual Basisdata Simbumil),” Jurnal SIMETRIS, Vol 8, No 2, 2017.

[13] E. S. Hamid and Y. S. Susilo, “Strategi Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta,” Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 12, No. 1, 2011, hlm.45-55.

[14] T. Wahyuningsih, Hariyadi, A. Efendy and A. Dinika, “Kajian Tarif Angkutan Umum Bus Damri Rute BIL – Kota Matram Berdasarkan Biaya Operasional Kendaraan,” Jurnal Planoearth, Vol. 5 No. 2, Agustus 2020, hal. 111-114.

[15] Y. E. Rahayu and M. S. D. Cahyono, “Analisis Perubahan Guna Lahan Terhadap Tingkat Hambatan Samping di Wilayah Pembangunan Bandara Dhoho Kediri,” Jurnal Teknik Sipil UNPAL Vol.11, No.2, Nov. 2021.

Referensi

Dokumen terkait

Data arus lalu lintas eksisting digunakan untuk melakukan evaluasi kinerja lalu lintas, berupa arus lalu lintas per jam eksisting pada jam-jam tertentu sedangkan

Penyesuaian Untuk Pengaruh Lebar Jalur Lalu Lintas (FVW) Pada Kecepatan Arus Bebas Kendaraan Ringan Jalan Perkotaan .... Faktor Penyesuaian Untuk Pengaruh Hambatan

Kapasitas adalah jumlah kendaraan maksimum yang dapat melewati suatu penumpang jalan pada jalur jalan selama 1 jam dengan kondisi serta arus lalu lintas tertentu.. 2.7

Arus lalu lintas yang diamati adalah lalu lintas kendaraan ringan, kendaraan berat, sepeda motor.Dari hasil penelitian menunjukkan pengaruh parkir badan jalan

Arus lalu lintas yang diamati adalah lalu lintas kendaraan ringan, kendaraan berat, sepeda motor.Dari hasil penelitian menunjukkan pengaruh parkir badan jalan

Selanjutnya, data pertama yang dianalisis adalah jumlah arus lalu lintas kendaran per jam, di lanjutkan persentase kendaraan perjam, lalu kecepetan kendaraan bermotor,

Obos Kota Palangka Raya Lokasi penelitian Waktu Penelitian DJ Tingkat Pelayanan Karakteristik Lalu Lintas arus lalu lintas sebelum u-turn U-Turn 1 Pagi 0,44 B Arus stabil, tetapi

Survey arus lalu lintas meliputi pencacahan lalu lintas dan kecepatan tempuh rata- rata di ruas jalan pada jam puncak , yaitu : pagi , siang , dan sore hari serta di dilakukan juga