• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Kelayakan Pengembangan Dermaga Penyeberangan di Sejangkung, Kabupaten Sambas

N/A
N/A
FARDILA JULIA ASRILIANI

Academic year: 2025

Membagikan "Studi Kelayakan Pengembangan Dermaga Penyeberangan di Sejangkung, Kabupaten Sambas"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI KELAYAKAN

PENGEMBANGAN DERMAGA PENYEBERANGAN DI

SEJANGKUNG, KABUPATEN SAMBAS

KELOMPOK 1

(2)

ANGGOTA KELOMPOK

Yosua Nanda Pratama

D1011211019 Gerardus Elias

D1011211026 Fardila Julia Asriliani

D1011211041

Marvin Luckianto

D1011211135 D1011211155

Idham Andi Fratama

(3)

Sarana transportasi merupakan sarana pendukung utama bagi kelancaran pergerakan orang/barang dari suatu wilayah. Dengan

luas wilayah yang besar namun infrastruktur transportasi darat

yang kurang memadai serta letaknya yang berada di pesisir sungai Sambas membuat warga Kecamatan Sejangkung,Kabupaten

Sambas lebih memilih menggunakan transportasi air

PENDAHULUAN

01

Namun, dermaga penyeberangan yang ada fasilitasnya sudah tidak mencukupi lagi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,

karena itu dibutuhkan pengembangan dermaga untuk

meningkatkan efektifitas usaha guna meningkatkan perekonomian

masyarakat sejangkung

(4)

PENGERTIAN DERMAGA

Dermaga adalah suatu bangunan pelabuhan yang digunakan untuk menambatkan kapal, bongkar muat

barang dan menaikan/menurunkan

penumpang

(5)

05

Fasilitas Dermaga

Angkutan penyebrangan

Fasilitas yang ada di dermaga yaitu apron, fasilitas bongkar muat, alat pengangkat muatan, fender, alat penambat, dan jalan

Angkutan penyebrangan adalah sistem transportasi

yang menghubungkan daerah-daerah yang dibatasi oleh

perairan seperti sungai.

(6)

Dermaga Sejangkung, Kabupaten

Sambas mempunyai letak dan peran yang sangat strategis didalam menunjang keberhasilan

pembangunan jangka menengah dan jangka

panjang diKabupaten Sambas. Karena Letaknya yang berdekatan dengan Pusat Kegiatan

Wilayah (PKW) dan tempat-tempat penting yang berada di Kota Sambas.

GAMBARAN UMUM PROYEK

01

(7)

02

KONDISI PEREKONOMIAN

Pertumbuhan Ekonomi

Pada periode 2009-2012 kinerja ekonomi di Kabupaten Sambas berdasarkan presentase PDRB, mengalami pertumbuhan ekonomi rata rata 5,51% - 5,88%

Tenaga Kerja

Pada tahun 2013, jumlah penduduk Sambas mencapai 575.571 jiwa dengan tenaga kerja sebanyak 351.766 jiwa atau 68,23% total penduduk

Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Terdapat peningkatan yang relatif tinggi, pada tahun 2011 PAD tumbuh 21,88% lalu meningkat ditahun 2012 menjadi 30,28%

(8)

KONDISI SOSIAL-EKONOMI

Berdasarkan data dari profil Kabupaten Sambas 2012, proyeksi penduduk Kabupaten Sambas berjumlah 501.761 jiwa dengan kepadatan penduduk sekitar 78 jiwa per km²

Penyebaran penduduk di Kabupaten Sambas tidak

merata antar kecamatan, sehingga sangat minim

sumber daya manusia untuk mengelola potensi

yang ada di masing-masing daerah.

(9)

KONDISI TEKNIS

Kecamatan Sejangkung, Dengan wilayah yang besar, namun dengan transportasi darat yang terbatas membuat banyak warga memilih alternatif transportasi sungai

Kecamatan Sejangkung dilalui oleh sungai

Sambas, dan tidak ada jembatan penyebrangan

untuk menghubungkan wilayah utara dan

selatan, karena itu dermaga menjadi hal yang

sangat penting bagi masyarakat Sejangkung

(10)

PETA SITUASI DERMAGA

04 Titik A-D memiliki kedalaman yang relatif dangkal

Titik B-C memiliki kedalaman yang relatif dalam, sehingga masyarakat

memilih alur sungai dari titik B-C karena memungkinkan perahu motor melintas

dengan aman

03

(11)

06

ASPEK FINANSIAL

Proyek Dermaga Sejangkung

(12)

Investasi

1. Rekapitulasi perkiraan biaya pembangunan Dermaga

(13)

2. Cash In

(14)

3. Cash-Out

Serta biaya Overhead setiap 2 tahun sekali sebesar Rp 50.000.000

(15)

4. Cash flow

(16)

5. Kriteria kelayakan Finansial

NPV

BCR

IRR

PBP

(17)

1) Net Present Value (NPV)

(18)

2) Benefit Cost Ratio (BCR)

(19)

3) Internal Rate of Return

IRR = 6.47% MARR = 6%

(20)

4) Payback Period

(21)

Kesimpulan

NPV = Rp.137.182.000 > 0 BCR = 2,931 > 1

Maka proyek dinyatakan layak menurut perhitungan Net Present Value

IRR = 6,47% > 6%

Maka proyek dinyatakan layak menurut IRR

Maka proyek dinyatakan layak berdasarkan perhitungan BCR

Payback Periode

Dari hasil perhitungan payback period, pada tahun ke -20 telah terjadi pengembalian investasi modal, yang kurang dari total 21 tahun, maka proyek dinyatakan layak

Dari hasil perhitungan NPV,BCR,IRR dan Payback Periode didapat bahwa proyek layak secara finansial.

(22)

06

ASPEK PASAR

Proyek Dermaga Sejangkung

(23)

1. Geografi

Kecamatan Sejangkung terletak di

sebelah tenggara Ibu Kota Kabupaten Sambas . daerah ini terletak dekat

dengan Sungai Sambas. Kecamatan Sejangkung merupakan daerah

perkebunan, yaitu penghasil karet yang cukup dominan di wilayah Kabupaten Sambas dan letaknya juga berdekatan

dengan Pusat Kegiatan Wilayah Sambas

sehingga akan menunjang keberhasilan

pembangunan jangka panjang

(24)

2. Sensus Penduduk

Berdasarkan angka hasil Proyeksi, penduduk Kecamatan

Sejangkung pada tahun 2013 berjumlah 24.075 jiwa dengan

kepadatan penduduk sekitar 83 jiwa per km2 persegi atau 2006 jiwa per desa. Hal ini menunjukkan bahwa penduduk di wilayah Kecamatan Sejangkung masih belum padat.

penduduk usia kerja atau produktif ( 15 s.d 64 tahun) di Kecamatan Sejangkung terlihat lebih besar dibanding penduduk usia non produktif. Jumlah penduduk usia produktif sebesar 65,46 % dari jumlah penduduk

Kecamatan Sejangkung. Ini menunjukkan tingkat

produktifitas kecamatan sejangkung ditinjau dari faktor tenaga kerja sangat potensial.

(25)

3. Sarana Kesehatan

Pada Kecamatan Sejangkung tidak memiliki fasilitas kesehatan

yang tidak lengkap. Sehingga, memerlukan transportasi atau akses menuju fasilitas atau tempat kesehatan yang lengkap yaitu akses ke rumah sakit pemerintah ataupun swasta.

(26)

4. Mata Pencaharian

1. Pertanian dan Perkebunan

Pada tahun 2012 luas panen padi di Kecamatan Sejangkung mencapai 3.147 hektar, sedangkan pada tahun 2013 luas

panen padi mencapai 3.354 hektar atau meningkat sebesar 6,58 persen.

selain itu ada juga hasil pertanian lain seperti : 1. Tanaman Karet (produksi 2,70 ton)

2. Tanaman Kelapa (produksi 3,15 ton) 3. Tanaman Sawit (produksi 3,00 ton) 4. Tanaman Lada ( produksi 3,20 ton) 5. Tanaman Kopi (produksi 125 ton) 6. Tanaman Kakao (produksi 5 ton) 7. Tanaman Sagu (produksi 25 ton)

(27)

2. Peternakan

Berikut ini adalah data peternakan yang ada di Kecamatan Sejangkung

Dapat kita lihat jumlah populasi sapi lebih banyak daripada

pemotongannya. Sehingga diharapkan dengan adanya dermaga populasi sapi dan hewan ternak lainnya dapat dijual keluar Desa Sejangkung.

(28)

5. Transportasi

Dengan Luas wilayah yang cukup besar dan jumlah desa yang cukup banyak membuat sarana transportasi di Kecamatan Sejangkung begitu penting,

terdapat sarana kendaraan umum dari ibu kota Sejangkung ke ibu kota

kabupaten maupun kecamatan terdekat yaitu beberapa angkutan pedesaan, ojek

dan angkutan air.

(29)

06

ASPEK TEKNIS

Proyek Dermaga Sejangkung

(30)

1. Lokasi Pembangunan

Kecamatan sejangkung terletak di sebelah tenggara ibu kota kabupaten sambas atau diantara 1°11'33”

lintang utara serta 1°35'28” lintang utara dan 109°15'23” bujur timur serta 109°38'48” bujur timur. Kecamatan sejangkung merupakan daerah perkebunan, yaitu penghasil karet yang cukup

dominan di wilayah kabupaten sambas. Secara

administratif, batas wilayah kecamatan sejangkung adalah :

(31)

2. Akses Menuju Lokasi Pembangunan

Selama masa pembangunan dermaga akses untuk supply material terbilang cukup sulit karena hanya ada 1 akses jalan menuju lokasi pembangunan

yaitu melalui jalan kartiasa dengan jarak tempuh yang terlampau jauh serta

kondisi jalan yang mengalami kerusakan sebagian.

(32)

3. Supply Tenaga Kerja

Pada tahun 2013 penduduk usia kerja atau produktif (15-64 tahun) di Kecamatan Sejangkung terlihat lebih besar dibanding

penduduk usia non produktif. Jumlah penduduk usia produktif sebesar 65,46 persen dari jumlah penduduk Kecamatan

Sejangkung. Ini menunjukkan tingkat produktifitas kecamatan sejangkung ditinjau dari faktor tenaga kerja sangat potensial.

Namun jumlah penduduk yang produktif belum tentu

menunjukkan produktifitas suatu daerah, hal ini disebabkan tidak sebandingnya jumlah angkatan kerja dengan lapangan kerja yang tersedia di daerah tersebut

(33)

Sekian dan Terima Kasih!

Referensi

Dokumen terkait

Strategi Pengembangan Wisata Guna Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Pada New Normal (Studi Kasus DiAgrowisata Bale Tani Jombang).. Strategi Pengembangan Wisata

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa dermaga pelabuhan Jetty Ujong Kareung Kabupaten Aceh Barat berupa ukuran panjang dan sandar kapal pada dermaga tersebut masih layak

Analisis Kelayakan Finansial Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) Madu Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat (Studi Kasus Di Desa Loli, Kecamatan Polen,

Untuk menganalisis faktor-faktor strategis yang mempengaruhi dan menentukan keberhasilan pengembangan usaha penangkar bibit jeruk siam (Citrus nobilis) di Kabupaten Sambas

Dengan kondisi tersebut, diperlukanlah Studi Kelayakan Pengembangan Jalan Lingkar Lintas Barat Sumatera Ruas Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran sebagai kajian dasar

1. Identifikasi kekuatan dalam pengembangan agribisnis padi di Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas, terdiri dari : sumber daya alam, sarana dan prasarana, kebijakan

Studi Kelayakan Air Terjun Nggembor Sebagai Destinasi Wisata Untuk Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Desa Jatimulyo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta..

Laporan Akhir Studi Kelayakan Pengembangan/Pemindahan TPA Sampah Regional