• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KINERJA AVR PADA GENERATOR DI KAPAL MV. OCEAN ACE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "STUDI KINERJA AVR PADA GENERATOR DI KAPAL MV. OCEAN ACE "

Copied!
44
0
0

Teks penuh

Apabila pernyataan diatas ternyata tidak benar, maka saya sendiri menerima sanksi yang ditetapkan oleh Politeknik Pelayaran Surabaya. Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan proposal yang berjudul Kajian Kinerja Avr Pada Generator di Kapal MV ini. Proposal ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat penyelesaian proyek kelautan untuk program Diploma III Politeknik Pelayaran Surabaya.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan arahan, bimbingan, petunjuk dalam segala hal yang sangat berarti dan mendukung dalam menyelesaikan proposal penelitian ini. Direktur Politeknik Pelayaran Surabaya beserta jajarannya yang telah memberikan fasilitas dan pelayanan kepada saya untuk menyelesaikan proposal ini. Pembimbing I dan II yang telah membimbing saya dengan penuh ketekunan dan kesabaran dalam penulisan proposal ini.

Bapak/Ibu Dosen Politeknik Pelayaran Surabaya khususnya Program Studi Lingkungan Politeknik Pelayaran Surabaya yang telah memberikan ilmu kepada saya untuk menyelesaikan proposal ini. Rekan-rekan taruna yang telah memberikan semangat dan dorongan sehingga penulisan proposal ini dapat terselesaikan. Untuk mengetahui cara kerja Avr pada on-board generator dan permasalahan yang terjadi maka dilakukan perawatan terhadap avr dan tegangan yang dihasilkan ±5% sebesar 450 volt, tegangan eksitasi sebesar 40 volt DC (kurang dari 150 volt). DC), arusnya 5 amp, dan frekuensinya 60 hertz.

Maintenance is performed on the avr generator every two months to keep the generator voltage stable.

DAFTAR TABEL

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang
  • Rumusan Masalah
  • Tujuan Penelitian
  • Manfaat Penelitian

Faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilan tegangan pada kapal antara lain peningkatan beban pada saluran transmisi, pembatasan kendali daya reaktif, dinamika trafo OLTC (on load tap changer), dan karakteristik beban yang juga mempengaruhi kestabilan tegangan. Komponen kendali pada pengatur tegangan otomatis (AVR) terdiri dari amplifier, eksitasi, generator, sensor dan pengontrol. Pengendalian sistem pengatur tegangan otomatis (AVR) dapat dilakukan dengan berbagai jenis pengontrol dan metode, antara lain pengontrol integral proporsional (P), pengontrol proporsional integral (PI), pengontrol proporsional diferensial (PD), pengontrol proporsional integral diferensial (PID) , metode pengontrol kuadrat linier (LQR), metode logika fuzzy, metode linear quadratic Gaussian (LQG), metode linear quadratic Gaussian - Loop Transfer Recovery (LQG - LTR), dan lain sebagainya.

Berdasarkan uraian tersebut maka penulis akan melakukan penelitian untuk memperdalam ilmu dalam proposal yang berjudul “KAJIHAN EFEKTIVITAS AVR PADA GENERATOR DI KAPAL MV. Sebagai bahan masukan dan tambahan ilmu bagi para pelaut yang akan bekerja di kapal dan pembaca dalam Secara umum Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah yang akan kita bahas adalah bagaimana cara kerja AVR (automatic voltage regulator) pada generator on-board.

Dalam penulisan penelitian ini, penulis hanya membahas tentang implementasi kinerja AVR pada generator di kapal dan dampaknya untuk mengidentifikasi permasalahan putaran generator terhadap keluaran arus listrik pada panel distribusi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja AVR (Automatic Voltase Regulator) pada on-board generator. Penelitian ini merupakan kesempatan bagi penulis untuk menerapkan dan menguji teori-teori yang diperoleh serta menambah pengetahuan penulis tentunya tentang permasalahan yang diteliti.

Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan pihak perusahaan dapat memberikan kebijakan di bidang pemeliharaan dan penyediaan suku cadang.

TINJAUAN PUSTAKA

Review Penelitian Sebelumnya

Kemudian pembahasan dari review penelitian sebelumnya adalah menganalisa AVR pada dua buah generator, sedangkan penulis hanya fokus pada satu buah generator saja.

Landasan Teori

  • Dasar Teori Generator
  • Dasar Teori AVR (automatic voltage regulator)

Rotor salient pole umumnya digunakan pada generator sinkron berkecepatan rendah hingga sedang (120-400 rpm), sehingga salient pole akan mengalami rugi-rugi yang tinggi dan menimbulkan kebisingan saat berputar dengan kecepatan tinggi. Rotor kutub tidak menonjol terbuat dari pelat baja berbentuk silinder yang memiliki beberapa slot untuk kumparan. Desain ini memberikan keseimbangan mekanis yang lebih baik karena rugi-rugi angin lebih rendah dibandingkan rotor kutub menonjol.

Rotor silinder umumnya digunakan pada generator sinkron dengan kecepatan putaran tinggi (1500 atau 3000 rpm) karena distribusi di sekitar rotor mendekati bentuk gelombang sinusoidal sehingga menghasilkan arti-penting kutub yang lebih baik dan juga konstruksinya memiliki kekuatan mekanik pada kecepatan putaran tinggi. Bila kecepatan putarannya konstan/stabil yaitu 1500 rpm maka tegangan listrik yang dihasilkan sebesar 220 volt / 380 volt. Namun ada kalanya kecepatan putaran mesin berubah melebihi 1500 rpm, maka tegangan listrik yang dihasilkan akan meningkat melebihi 220 volt / 280 volt.

Begitu pula sebaliknya jika kecepatan putaran kurang dari 1500 rpm maka tegangan listrik yang dihasilkan akan kurang dari 220 volt / 380 volt. Perubahan beban listrik suatu pembangkit listrik atau generator juga dapat mempengaruhi besarnya listrik yang dihasilkan. Semakin besar beban listrik pada suatu generator atau pembangkit listrik maka semakin besar pula pengaruhnya terhadap penurunan tegangan yang dihasilkan.

Hal ini biasanya terjadi akibat : kabel stator pmg putus atau korsleting, magnet sisa alternator hilang, voltmeter atau selektor tidak berfungsi, rusaknya kabel kendali alternator, dioda penyearah alternator rusak, AVR rusak. , dll. Jika tegangan keluaran alternator berada di bawah tegangan pengenal generator, AVR akan meningkatkan arus magnetisasi. Begitu pula sebaliknya, jika tegangan keluaran generator melebihi tegangan pengenal generator maka AVR akan menurunkan arus eksiter.

Perangkat thyristor digunakan untuk mengontrol tegangan keluaran thyristor dengan menggunakan sinyal kontrol yang diberikan ke gerbang thyristor dengan mengubah sudut sinyal pada gerbang thyristor. Rangkaian sinkronisasi fasa berfungsi untuk mengubah sudut gerbang thyristor sesuai dengan tegangan keluaran batas sinkronisasi dan juga sinyal kontrol yang diberikan kepada thyristor. Di bawah ini adalah gambar sinkronisasi. Rangkaian ini digunakan untuk mendeteksi kerja generator dengan mendeteksi tegangan dan arus keluaran generator.

Rangkaian ini akan memberikan batasan sinyal pada rangkaian AVR jika melebihi eksitasi minimum, maka keluaran dari MEL (Minimum Exitation Limiter) diperkuat oleh amplifier. Pengikut otomatis digunakan untuk mendeteksi keluaran regulator dari sinyal tegangan gangguan dan dengan membuat pengoperasian otomatis pengatur manual.

Gambar 2.2 Inti Stator dan Alur Pada Stator  Sumber : repository.usu.ac.id
Gambar 2.2 Inti Stator dan Alur Pada Stator Sumber : repository.usu.ac.id

Kerangka Penelitian

METODE PENELITIAN

  • JENIS PENELITIAN
  • LOKASI PENELITIAN
    • Data Primer
    • Data sekunder
  • PEMILIHAN INFORMAN
  • TEKNIK ANALISIS DATA

Ocean Ace”, dilaksanakan pada saat latihan berlayar di atas kapal, dengan data dan lokasi sebagai berikut. Data yang dikumpulkan dan digunakan dalam penyusunan proposal ini adalah data yang merupakan informasi yang diperoleh penulis melalui observasi langsung, wawancara dan media online. Menurut Saifuddin Azwar, MA (1997), data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber pertama melalui prosedur dan dicatat.

Dalam hal ini penulis memperoleh data primer secara langsung dari hasil wawancara dengan pihak-pihak terkait yang mengetahui permasalahan yang akan penulis angkat. Penulis mengambil dari hasil wawancara atau diskusi dengan ketiga teknisi yang bertanggung jawab terhadap generator, dan masinis lain yang lebih mengetahui permasalahan di kapal ini. Menurut Saifuddin Azwar, MA (1997), data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber tidak langsung, biasanya berupa dokumentasi dan arsip resmi, yang coba dikumpulkan oleh penulis sendiri, di samping sumber yang diteliti.

Data-data tersebut diperoleh dari buku-buku dan internet yang berkaitan dengan objek proposal penelitian atau berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas, yang diperlukan sebagai pedoman teori dan ketentuan formal. Berdasarkan rumusan masalah yang telah penulis lakukan sebelumnya, maka diperlukan suatu observasi dalam penulisan karya ilmiah terapan ini. Sehingga kita dapat memperoleh data-data yang benar, guna mencapai tujuan penulisan dan sesuai dengan judul yang penulis ambil.

Mengenai metode pengumpulan data yang penulis gunakan seperti dari objek dan sumber yang diteliti, wawancara langsung, dan juga dengan melakukan observasi. Untuk wawancara dipilih dua orang informan, yaitu yang pertama seorang tukang listrik karena bertanggung jawab atas kelistrikan kapal dan yang kedua adalah chief engineer dengan alasan KKM bertanggung jawab atas seluruh pesawat yang ada di dalamnya, sebagian besar adalah KKM. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis informasi yang mempertajam, mengklasifikasikan, mengarahkan, menghilangkan yang tidak diperlukan dan mengorganisasikan data sedemikian rupa.

Penyajian data merupakan suatu kegiatan yang mengumpulkan sekumpulan informasi yang memberikan kemungkinan untuk menarik kesimpulan.

DAFTAR PUSTAKA

Gambar

Tabel 2.1 Review penelitian sebelumnya
Gambar 2.1 Konstruksi generator sinkron  Sumber : repository.usu.ac.id
Gambar 2.2 Inti Stator dan Alur Pada Stator  Sumber : repository.usu.ac.id
Gambar 2.3 Rotor kutub Menonjol  Sumber : kk.mercubuana.ac.id
+7

Referensi

Dokumen terkait

The objective of this research is to optimize the EC value of nutrient solution on each generative stage using Artificial Neural Network (ANN) and Genetic Algorithms (GA).. ANN

The Cluster based routing protocols, SEP Stable Election Protocol, DEEC Distributed Energy Efficient Clustering, TEEN Threshold Sensitive Energy Efficient Sensor Network Protocol and