• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sukron Maheru Fata.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Sukron Maheru Fata.pdf"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

Analisis Hukum Islam Terhadap Praktek Jual Beli Kepompong Di Desa Sooko Kecamatan Sooko Kabupaten Ponorogo.” Untuk mengetahui perspektif hukum Islam terhadap status subjek jual beli kepompong di Desa Sooko Kecamatan Sooko Ponorogo Kabupaten.

Sistematika Pembahasan

Bab ini merupakan analisis mengenai hukum terhadap kokon sebagai objek jual beli serta penentuan berat dan harga di Desa Sooko Kecamatan Sooko Provinsi Ponorogo. Bab ini merupakan hasil tanggapan dan merupakan bab terpenting karena akan membahas tentang status hukum kokon sebagai objek jual beli serta menganalisis praktek penentuan berat dan harga di Desa Sooko Kecamatan Sooko Kabupaten Ponorogo.

Jual Beli dalam Islam 1. Pengertian Jual Beli

Dasar Hukum Jual Beli

Jual beli sebagai alat bantu-membantu antara satu sama lain mempunyai asas hukum yang sangat kuat dalam Islam. Rasulullah menjawab: "Bekerjalah dengan tanganmu sendiri, maka setiap jual beli itu pasti berhasil". (HR. al-Bazaar dan al-Hakim)28.

Rukun dan Syarat Jual Beli

Jual beli tidak dapat dikatakan sah sebelum dilakukannya ijab dan qabul, karena ijab dan qabul menunjukkan kesediaan atau keserupaan kedua belah pihak. Kalau benda itu tidak berguna dan bahkan dapat menimbulkan kerusakan seperti ular dan kalajengking, maka benda itu tidak dapat dijadikan obyek jual beli.

Macam-Macam Jual Beli

Oleh karena itu, penjualan barang yang belum berada dalam penguasaan penjual, barang yang tidak dapat diserahkan, dan barang yang berada di tangan orang yang bukan pemiliknya, adalah batal.51.

Pendapat Ulama’ Madhhab Tentang Jual Beli Kepompong

ه ار

Penetapan Timbangan dan Harga dalam Islam

  • Penetapan Timbangan

Singkatnya, dalam sistem bisnis sederhana, alat timbang atau ukur dan harga memegang peranan penting sebagai instrumen keberlanjutan. Singkatnya, dalam sistem jual beli, timbangan memegang peranan penting sebagai instrumen kelangsungan suatu transaksi antara penjual dan pembeli. Kenyataannya, tidak sedikit tenaga penjualan yang menggunakan alat timbang atau ukur karena ingin mendapatkan keuntungan yang cepat.83.

Selain itu, Allah juga melarang keras orang-orang yang melakukan penipuan dalam timbangan atau takaran, seperti dalam QS. Artinya: “Musibah yang besar menimpa orang-orang yang berbuat curang, (yaitu) orang yang ketika menerima takaran dari orang lain, meminta agar ditimbang, dan ketika mereka mengukur atau menimbang untuk orang lain, menguranginya.”86 . Sebenarnya haram bagi orang yang berbuat curang dengan takaran, namun karena keadaannya sebagai usaha yang dituju yaitu meninggalkan keadilan, maka mereka adalah pelanggar dalam segala perbuatannya, sehingga pemilik timbangan berada dalam bahaya kemalangan 88.

Sesungguhnya Rasulullah SAW juga memerintahkan jual beli dengan menyempurnakan timbangan dan melarang menipu.

ئ از

Penetapan Harga

Sedangkan yang dimaksud dengan penetapan harga adalah menetapkan nilai tertentu atas barang yang dijual secara wajar, penjual tidak berlaku tidak adil dan tidak menyusahkan pembeli. Sebagaimana disebutkan sebelumnya, Rasulullah menentang intervensi atau kebijakan penetapan harga jika penyebab perubahan harga adalah faktor alam. Secara umum sebagian besar ulama juga sepakat bahwa penetapan harga merupakan kebijakan yang tidak dianjurkan oleh ajaran Islam ketika pasar dalam keadaan normal.93.

Oleh karena itu, jika penetapan harga mengandung unsur kezaliman dan paksaan, maka penetapan harga tersebut jelas melanggar hukum. Konsep harga yang adil dikenal oleh Rasulullah SAW yang kemudian menjadi perbincangan banyak ulama di kemudian hari. Secara umum, harga yang adil adalah harga yang tidak menimbulkan eksploitasi atau penindasan yang merugikan salah satu pihak.

Namun Islam memberikan batasan dalam jual beli pelaku agar tidak ada pihak yang dirugikan terutama dalam penentuan harga. Harga yang wajar menurut syariat Islam adalah harga yang terbentuk secara alamiah, dimana harga tersebut terbentuk karena adanya penawaran dan permintaan serta tidak ada pihak yang dirugikan baik penjual maupun pembeli.

Profil Lokasi Penelitian

Jumlah penduduk Desa Sooko Kecamatan Sooko sebanyak 3.395 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 764 jiwa, sedangkan jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin terdiri dari laki-laki sebanyak 1.668 jiwa dan perempuan sebanyak 1.727 jiwa. Rata-rata lahan yang dimiliki warga Desa Sooko terdiri dari sawah, sawah, dan pekarangan dengan luas sawah berukuran sekitar seperempat hektar. Untuk mencari tambahan penduduk di Desa Sooko, mereka pergi ke luar daerah untuk bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan pekerjaan lainnya.

Di Desa Sooko sudah terdapat fasilitas transportasi dan perekonomian yang dapat meningkatkan mobilitas penduduk khususnya kegiatan perekonomian. Situasi kehidupan sosial keagamaan atau kemasyarakatan di Desa Sooko Kecamatan Sooko Kabupaten Ponorogo masih dalam suasana gotong royong.

Praktik Jual Beli Kepompong di Desa Sooko Kecamatan Sooko Kabupaten Sooko

“Pembelian kokon ini bukan untuk dikonsumsi, melainkan dijadikan pakan bebek, karena dapat meningkatkan produksi telur.”98. Dalam transaksi jual beli, persetujuan merupakan salah satu unsur atau bagian dari kegiatan jual beli. Dalam pelaksanaannya Ijabi kabul yang dilakukan dalam transaksi jual beli kokon sebagai objek di Desa Sooko Kecamatan Sooko Kabupaten Ponorogo bersifat lisan.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Janu mendapatkan kepompong di kebun sekitar rumah dan kepompong tersebut dijual kepada masyarakat setempat dan digunakan sebagai aksesoris oleh pembeli kepompong tersebut. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Peno hanya mencari dan menjual kokon sebagai pekerjaan sampingan karena dapat menambah penghasilannya dan pembeli yang memanfaatkan kokon tersebut berbeda-beda, ada yang membelinya untuk dikonsumsi, ada juga yang untuk bebek dan bebek. pakan burung, namun lebih banyak untuk konsumsi manusia dibandingkan pakan ternak. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Wati membeli kepompong tersebut untuk dijadikan lauk, menurutnya rasanya enak dan gurih.

Dari pemaparan informasi di atas maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa kokon sebagai salah satu objek jual beli mempunyai manfaat lebih dikalangan penduduk desa sooko yaitu sebagai lauk sehari-hari, pakan ternak, sebagai tambahan penghasilan, dan kokok lebih untuk keperluan sehari-hari. makanan dibandingkan pakan ternak. Praktek Penentuan Berat dan Harga Dalam Jual Beli Kepompong di Desa Sooko Kecamatan Sooko Provinsi Ponorogo.

Praktik Penetapan Berat dan Harga Dalam Jual Beli Kepompong di Desa Sooko Kecamatan Sooko Kabupaten Ponorogo

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Janu menjual dan menjual kokon sebagai benda dagangan dengan menggunakan sistem penimbangan dalam kilogram.Dalam menentukan harga ia mematok harga sekitar Rp. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kokon yang diterima Liliku akan dijual, untuk menentukan beratnya menggunakan alat timbang. Untuk menentukan berat kandung kemih sesampainya di rumah menggunakan alat timbang dan apabila belum sampai di rumah penjual hanya memperkirakan berat kandung kemih untuk menentukan harga dan biasanya pembeli setuju dengan berat kandung kemih yang telah ditimbang. ditentukan oleh penjual dan untuk harga sebelumnya melalui proses negosiasi terlebih dahulu dan harga yang ditawarkan berkisar Rp.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Peno memperjualbelikan kepompong tersebut sesampainya di rumah dan terkadang masih di jalan atau di kebun dan sudah ada yang membelinya. Alat timbang digunakan untuk menentukan berat dan apabila belum sampai di rumah cukup memperkirakan berat kandung kemih dan standar penentuan berat tersebut ditentukan oleh penjual dan pembeli menerima berat yang telah ditentukan. dari penjual. Dari pemaparan informasi di atas maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa sistem penentuan berat dalam jual beli kokon sebagai benda yang ada di Desa Sooko berbeda-beda, yaitu penentuan beratnya menggunakan alat timbang dan penentuannya menggunakan alat timbang. perkiraan penjual dan untuk penetapan harga menggunakan sistem negosiasi berdasarkan harga yang ditawarkan vendor dengan standar musim hujan.

Jadi standar harga berdasarkan standar musim hujan, tidak ada pihak (penjual dan pembeli) yang merasa dirugikan dengan standar ini karena praktik ini sudah berlangsung puluhan tahun dan sudah menjadi kebiasaan di Desa Sooko. Analisis Hukum Islam Terhadap Praktek Jual Beli Kepompong Sebagai Benda Di Desa Sooko Kecamatan Sooko Kabupaten Sooko.

Analisis Hukum Islam Terhadap Praktik Jual Beli Kepompong Sebagai Obyek di Desa Sooko Kecamatan Sooko Kabupaten Sooko

Praktek ijab kabul dan qabul yang dilakukan dalam transaksi jual beli kokon di Desa Sooko Kecamatan Sooko Kabupaten Ponorogo bersifat lisan. Kedua, menurut mazhab H{ambali, jual beli dengan benda kepompong tidak halal karena tidak ada manfaatnya dan tidak ada nilainya. Keempat, menurut pandangan Madhhab H{anafi>, hewan keji sebagai objek jual beli diperbolehkan karena mengandung manfaat selain untuk dikonsumsi, misalnya kepompong.

Dalam praktik jual beli kokon di Desa Sooko, Kecamatan Sooko, Kabupaten Ponorogo, warga sekitar mengumpulkan kokon untuk dimanfaatkan. Dan madzhab H{ambali juga berpendapat bahwa jual beli kepompong tidak halal karena tidak ada manfaatnya dan tidak ada nilainya. Pendapat Madzhab H{anafi> mengenai hewan menjijikkan sebagai objek jual beli adalah diperbolehkan karena mengandung manfaat selain untuk dikonsumsi, seperti kepompong sebagai objek jual beli.

Dengan demikian penulis dapat menyimpulkan bahwa jual beli kokon di Desa Sooko Kecamatan Sooko Kabupaten Ponorogo adalah sah menurut syariat Islam, apabila kokon tersebut digunakan untuk itu. Analisis Hukum Islam Terhadap Praktek Penimbangan dan Penentuan Harga Dalam Jual Beli Kepompong Di Desa Sooko Kecamatan Sooko.

Analisis Hukum Islam Terhadap Praktik Penimbangan dan Penetapan Harga dalam Jual Beli Kepompong di Desa Sooko Kecamatan Sooko

Secara umum sebagian besar ulama juga sepakat bahwa penetapan harga merupakan kebijakan yang tidak dianjurkan oleh ajaran Islam jika pasar dalam keadaan normal.137. Praktek jual beli kokon yang ada di Desa Sooko tidak lepas dari adanya sistem penimbangan yang bertujuan untuk mengetahui berapa banyak kokon yang diperjualbelikan dan untuk mengetahui harga pada akhir jual beli tersebut tidak boleh ditetapkan. transaksi nanti. Artinya: “Kemalangan yang besar menimpa orang-orang yang berbuat curang, (yaitu) orang yang ketika menerima takaran dari orang lain, meminta agar ditimbang, dan ketika mereka mengukur atau menimbang untuk orang lain, menguranginya.”138 .

Maksudnya: "Diceritakan kepada kami oleh Muhammad bin Yahya, diceritakan kepada kami oleh "Abdush-shamad, diceritakan kepada kami oleh Syu'bah, dari Muharib bin Ditsar, dari Jabir bin Abdullah, dia berkata: Rasulullah s.a.w. bersabda: "Apabila kamu menimbang, maka perbanyakkanlah." 141. Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku di antara kamu. Justeru, penulis dapat merumuskan bahawa sistem penimbangan dalam jual beli kepompong di kampung Sooko adalah berbeza iaitu menimbang dengan penimbang dan menimbang dengan gred.

Jadi kedua belah pihak saling rela dan tidak ada pihak yang merasa dirugikan karena hal ini sudah menjadi kebiasaan dan harga ditentukan dengan sistem negosiasi berdasarkan harga yang ditawarkan penjual sesuai standar musim hujan. Jadi standar harga berdasarkan standar musim hujan, tidak ada pihak (penjual dan pembeli) yang merasa dirugikan dengan standar ini karena sudah menjadi kebiasaan di Desa Sooko.

Kesimpulan

Saran-Saran

Investigasi Maqasid al-Syari'ah jual beli ular di desa Ngadirojo kecamatan Sooko kabupaten Ponorogo. Hukum menanam dan memakan katak menurut Imam Malik dan Imam Syafi'i.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut penjual pete di desa Pulung kecamatan Pulung kabupaten Ponorogo bahwa praktik akad yang digunakan dalam transaksi jual beli pete yaitu menggunakan sistem ijon, yaitu ketika

SKRIPSI IMPLEMENTASI PRINSIP KETUHANAN DALAM PRAKTIK JUAL BELI Studi Kasus Tentang Pelaksanaan Jual Beli Telur di Desa Bumi Rahayu Kecamatan Bumi Ratu Nuban Kabupaten Lampung