• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sumber:Food Opera 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Sumber:Food Opera 2"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

Bahwa harga makanan dan minuman yang ditawarkan oleh food opera cafe masih belum mampu bersaing dengan kompetitornya, dimana kualitas makanan dan minuman yang ditawarkan oleh food opera cafe tidak sesuai dengan harganya. Contoh kompetitornya antara lain Giggle Box dan Tree House, dengan makanan dan minuman yang ditawarkan sama di cafe tersebut, Kafe ini Food Opera mampu bersaing dari segi harga, bisa dilihat pada daftar harga dibawah ini, Food Opera mampu bersaing dalam menentukan harga. Tentunya segala sesuatu yang kita beli harus sesuai dengan manfaatnya, seperti produk yang ditawarkan Food Opera harus sesuai dengan keinginan konsumen. Produk yang ditawarkan Food Opera juga sesuai dengan manfaatnya, dimana kafe ini menjual makanan dan minuman yang menyesuaikan harga sesuai manfaat. , seperti teh ocha yang harganya Rp 7500. yang memberikan manfaat bagi tubuh seperti merelaksasi tubuh dan ternyata teh mempunyai khasiat detoksifikasi bagi tubuh, dan banyak sekali menu makanan dan minuman yang bermanfaat dan sesuai dengan harga yang ditawarkan oleh food opera. Kondisi harga menunjukkan bahwa harga pada Cafe Food Opera meliputi keterjangkauan harga, kesesuaian harga dengan kualitas produk, daya saing harga, kesesuaian harga dengan manfaat cukup baik, hal yang perlu ditingkatkan adalah aspek kesesuaian harga dengan kualitas, seperti dari penjelasan diatas . yang telah diteliti oleh para peneliti menunjukkan kesesuaian harga dengan kualitas masih belum cukup untuk membuat pelanggan menjadi loyal, karena harga yang diberikan oleh Food Opera tidak sesuai dengan kualitas yang diberikan kepada pelanggan, dan pelanggan juga menganggap bahwa rasa yang diberikan masih belum cukup baik, karena menurut Gregorius (2002:152) menyatakan bahwa, harga merupakan aspek yang terlihat jelas oleh pembeli.

Jadi kesimpulannya pada taraf signifikansi 5% diketahui bahwa 4 pertanyaan tersebut mempunyai nilai lebih besar dari r tabel atau semuanya bertanda positif atau. Pada taraf signifikansi 5% terlihat bahwa 4 butir pertanyaan pada variabel harga mempunyai nilai lebih besar dari r tabel atau dengan kata lain seluruh butir pertanyaan bertanda positif atau valid. Pada taraf signifikansi 5% terlihat bahwa 4 butir pertanyaan pada variabel loyalitas konsumen mempunyai nilai lebih besar dari r tabel atau dengan kata lain seluruh butir pertanyaan bertanda positif atau valid.

Korelasi total item yang terkoreksi digunakan untuk menunjukkan hubungan yang terjadi pada masing-masing individu, sedangkan Cronbach’s alpha jika item tersebut dihilangkan, bertujuan untuk mengetahui nilai uji reliabilitas setiap item pertanyaan. Berdasarkan data di atas terlihat bahwa seluruh soal reliabel karena lebih besar dari 0,6. Skala statistik pertanyaan secara keseluruhan mempunyai mean (rata-rata) sebesar 11,33, varians sebesar 27,195 dan standar deviasi sebesar 5,215 serta jumlah soal sebanyak 4.

Skala statistik pertanyaan secara keseluruhan mempunyai mean (rata-rata) sebesar 10,93, varians sebesar 23,099 dan standar deviasi sebesar 4,806 serta jumlah pertanyaan sebanyak 4.

Tabel 4.6 Reliabilitas Statistik
Tabel 4.6 Reliabilitas Statistik

Identitas Responden

Dari pembahasan di atas terlihat jelas bahwa instrumen penelitian (panduan kuisioner) merupakan instrumen pengumpulan data yang baik dan benar, sehingga data yang diperoleh di lapangan juga baik dan benar. Dari segi usia, konsumen ini sebagian besar adalah remaja, karena remaja suka berdiam diri dan nongkrong di kafe dan berbelanja untuk memenuhi keinginannya. Persentase terkecil responden berusia 30 tahun ke atas yaitu sebanyak 3 responden (3%).

Hal ini dimungkinkan karena masyarakat berusia 30 tahun ke atas termasuk dalam usia kerja sehingga sebagian dari mereka tidak mempunyai banyak waktu untuk menghabiskan waktu di kafe.

Tanggapan Konsumen Tentang Harga Cafe di Food Opera

Interval hasil perhitungan ini dinilai kurang baik untuk indikator yang dibahas, interval ini merupakan interval klasifikasi variabel yang paling rendah. 181-260) kisaran angka tersebut dinilai kurang baik karena indikator pembahasan dinilai masih memiliki kelemahan. Selanjutnya (261-340), rentang antara angka-angka tersebut dianggap cukup, artinya ketika menilai hasil responden maka hasil kuesioner terhadap indikator-indikator yang ditanyakan dianggap cukup. 341-420) rentang nilai klasifikasi ini tergolong baik, artinya penilaian responden terhadap hasil terhadap indikator yang ditanyakan tergolong baik. 421-500) interval dengan nilai tersebut dibobotkan dengan nilai sangat baik, artinya indikator-indikator yang ditanyakan responden pada kuesioner dinilai sangat baik. Dari tabel 4.20 terlihat mayoritas 54% responden merasakan keterjangkauan harga di kafe Food Opera, sedangkan minoritas sebesar 46% tidak merasakan keterjangkauan harga di kafe Food Opera. karena sesuai dengan Stanton (2001) yang menyatakan bahwa harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen atas manfaat yang dimiliki dan menggunakan suatu produk atau jasa yang ditentukan oleh pembeli atau penjual dengan harga yang terjangkau.

Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 4.2.0, total skor pernyataan keterjangkauan harga pada Food Opera adalah 310 (kategori cukup). Berdasarkan tabel 4.21 terlihat mayoritas yaitu 66% responden merasa tidak sesuai dengan kualitas produk, sedangkan sebagian kecil sebanyak 34 orang (34%) merasa harga sesuai dengan kualitas produk di toko. makanan kafe. Hal ini dianggap tidak baik karena tidak sesuai dengan apa yang dijelaskan Ferdinand (2000) bahwa harga merupakan variabel penting dalam pemasaran, dimana harga dapat mempengaruhi pelanggan dalam mengambil keputusan membeli suatu produk, dengan alasan yang berbeda-beda. Alasan ekonomi akan menunjukkan bahwa harga yang rendah atau harga yang selalu kompetitif merupakan pendorong penting peningkatan kinerja pemasaran, namun alasan psikologis mungkin menunjukkan bahwa harga sebenarnya merupakan indikator kualitas dan oleh karena itu dirancang sebagai instrumen penjualan, sekaligus penentu persaingan. instrumen. Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.2, maka hasil total gambarannya adalah kesesuaian harga dengan kualitas produk kafe Food Opera 257 (kategori kurang baik).

Berdasarkan tabel 4.22 terlihat bahwa mayoritas sebesar 56% responden menilai Food Opera Cafe mampu bersaing dengan kafe lainnya dari segi harga, sedangkan sebagian kecil (44%) merasa tidak puas dengan Food Opera Kafe dapat bersaing dalam menetapkan harga Hal ini dinilai cukup baik karena Menurut Ferdinand (2000), alasan ekonomi akan menunjukkan bahwa harga yang rendah atau harga yang selalu kompetitif menjadi pemicu penting untuk meningkatkan kinerja pemasaran, namun alasan psikologis dapat menunjukkan bahwa harga sebenarnya adalah hal yang baik. merupakan indikator kualitas dan oleh karena itu dirancang sebagai alat penjualan serta alat persaingan atau daya saing yang menentukan. Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.22, total skor pernyataan daya saing harga pada kafe Food Opera adalah 309 (Benar). Berdasarkan tabel 4.24 terlihat mayoritas sebesar 54% responden menilai Cafe Food Opera konsisten dengan manfaat yang diberikan, sedangkan sebagian kecil sebesar 46% merasa tidak konsisten dengan manfaat yang diberikan Cafe Food Opera. Hal ini dinilai baik karena sesuai dengan menurut Tjiptono (2007) dari sudut pandang konsumen, harga.

Nilai dapat didefinisikan sebagai hubungan antara manfaat yang dirasakan terhadap harga Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.4, total skor pernyataan kesesuaian harga dan manfaat pada kafe Food Opera adalah 318 (kategori cukup). Harga yang ditawarkan kafe Food Opera sesuai dengan manfaat yang diperoleh pelanggan kafe tersebut. Berdasarkan tabel 4.25 diatas dapat disimpulkan bahwa variabel respon responden mengenai pengaruh harga pada café food opera rata-rata berada pada kategori cukup, namun dari keempat pertanyaan yang ada variabel harga termasuk dalam kategori cukup.

Dengan demikian jelas bahwa penilaian ‘Cukup’ pada hasil pembobotan atribut produk mengarah pada kategori ‘Tidak Baik’ berdasarkan skor ideal menurut Umi Narimawati.

Tabel 4.25 Total pembobotan harga
Tabel 4.25 Total pembobotan harga

Tanggapan Responden Tentang Loyalitas Pelanggan Cafe Food Opera Tabel 4.28

Berdasarkan Tabel 4.31 terlihat bahwa mayoritas yaitu 80% responden menyatakan tidak akan membeli variasi produk yang ditawarkan Cafe Food Opera, sedangkan minoritas yaitu 20% menyatakan akan membeli variasi produk tersebut. ditawarkan oleh Cafe Food Opera oleh Cafe Food Opera. Mereka berpendapat bahwa pelanggan food opera tidak cukup loyal, karena menurut Griffin (2005:31), ciri pelanggan setia adalah mereka membeli antar lini produk atau jasa. Berdasarkan Tabel 4.30 terlihat bahwa mayoritas yaitu 82% responden menyatakan tidak akan merekomendasikan Cafe Food Opera kepada orang lain, sedangkan minoritas yaitu 18% menyatakan akan merekomendasikan Cafe Food Opera.

Dalam hal ini pelanggan dianggap kurang loyal karena tidak sesuai.Menurut Griffin (2005:31), ciri pelanggan setia adalah mereferensikan produk kepada orang lain. Berdasarkan Tabel 4.33 terlihat bahwa mayoritas sebesar 72% responden menyatakan tidak kebal terhadap daya tarik sinetron cafe food, sedangkan minoritas sebesar 28% menyatakan kebal terhadap daya tarik sinetron cafe food. Pelanggan cafe food opera dianggap tidak loyal karena menurut Griffin (2005:31) ciri pelanggan setia adalah menunjukkan kekebalan terhadap gerak-gerik pesaing.

Berdasarkan Tabel 4.31 di atas terlihat bahwa rata-rata item pada variabel loyalitas pelanggan berada pada kategori “Tidak Baik” yang ditunjukkan pada rata-rata tertimbang sebesar 257,5.

Pengaruh Harga terhadap Loyalitas Pelanggan pada Cafe Food Opera Untuk mencari pengaruh harga terhadap loyalitas konsumen digunakan rumus

Dari hasil perhitungan diperoleh koefisien korelasi antara karakteristik produk dengan loyalitas konsumen sebesar r = 0,651 yang berarti terdapat hubungan yang kuat antara harga dengan loyalitas konsumen. Besar kecilnya kontribusi atau peranan variabel harga terhadap variabel loyalitas konsumen dapat ditentukan dengan menggunakan analisis koefisien determinasi (CD). Dari hasil perhitungan menggunakan SPSS diperoleh koefisien korelasi antara harga (X) dengan loyalitas pelanggan (Y) sebesar r= 0,651 yang berarti terdapat hubungan yang kuat antara harga (X) dengan loyalitas pelanggan (Y).

Jika diartikan menurut kriteria Sugiono (2010), maka eratnya hubungan antara harga (X) dengan loyalitas pelanggan (Y) adalah sedang karena bervariasi antara 0,60 hingga 0,80 dan arahnya positif, artinya jika harga naik, maka loyalitas pelanggan juga akan meningkat. Koefisien determinasi (R2) merupakan koefisien yang digunakan untuk mengetahui kontribusi variabel harga terhadap perubahan variabel loyalitas pelanggan. Hasil R square = 0,424 berarti variabel loyalitas pelanggan (Y) dapat dijelaskan oleh variabel harga (X) sebesar 42,4%, sedangkan sisanya sebesar 57,6% dijelaskan oleh faktor lain yang belum diteliti.

Konstanta sebesar 4,422 artinya jika variabel harga bernilai nol maka nilai loyalitas pelanggan sebesar 4,422 satuan.

Pengujian Hipotesis

Berdasarkan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t hitung diketahui nilai uji t hitung untuk variabel harga sebesar 8,492 karena uji t hitung > t tabel atau 8,492 > 1,98 artinya terdapat pengaruh antara variabel harga produk terhadap loyalitas konsumen.

Gambar

Tabel 4.6 Reliabilitas Statistik
Tabel 4.8 Item Total Statistik
Tabel 4.13 Item Total Statistik
Tabel 4.25 Total pembobotan harga
+2

Referensi

Dokumen terkait

Others 12:00 - 13:30 13:30 - 14:00 Back to Hotel 15:00 - 18:00 Bandung City Tour 18:00 - 18:30 Back to Hotel SCHEDULE of The DEANS MEETING ON 2010 AOTULE AT ITB Discussion of the