• Tidak ada hasil yang ditemukan

supervisi kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "supervisi kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) teknik supervisi kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi profesional guru di SMKN 2 Ponorogo (2) pendekatan supervisi kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi profesional guru di SMKN 2 Ponorogo (3) hasil pembinaan dalam meningkatkan kompetensi profesional guru di SMKN 2 Ponorogo. Efek yang dimaksud adalah adanya peningkatan kinerja supervisi oleh kepala sekolah sehingga memberikan pengaruh terhadap peningkatan kompetensi profesional guru.

Fokus Penelitian

Kepala SMKN 2 Ponorogo melakukan supervisi dengan melakukan kunjungan kelas minimal sekali atau dua kali dalam setahun, agar kepala sekolah mengetahui bagaimana guru mengajar di kelas dan melihat bagaimana kondisi siswa yang diajar. Berangkat dari latar belakang masalah tersebut, penulis ingin membahas lebih dalam tentang “Supervisi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru di SMK Negeri 2 Ponorogo”.

Rumusan Masalah

Tujuan Masalah

Manfaat Peneitian

Sistematika Pembahasan

PENDAHULUAN

TELAAH PENELITIAN TERDAHULU DAN KAJIAN TEORI

METODE PENELITIAN

TEMUAN PENELITIAN

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

PENUTUP

TELAAH PENELITIAN TERDAHULU DAN KAJIAN TEORI

Penelitian Terdahulu

Kedua, tesis Dhine Churrotul A'yuni tahun 2019 berjudul “Peran pengawasan kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi profesional dan pedagogik guru PAI (studi kasus di Man 2 Ponorogo)”. Kajian ketiga mengkaji tentang kedudukan kepala madrasah sebagai pengawas dalam meningkatkan kompetensi kepribadian guru pada atasan MTS Singa Putih Prigen Pasuruan, sedangkan peneliti mengkaji tentang peran pengawas kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi profesional guru.

  • Kompetensi Profesionalisme a. Pengertian Guru Profesional

Observasi kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk mengamati guru yang sedang mengajar di kelas. Teknik supervisi kelompok digunakan ketika kepala sekolah dihadapkan pada banyak guru yang menghadapi masalah yang sama.

METODE PENELITIAN

Pendekatan dan Jenis Penelitian

Kehadiran Peneliti

Lokasi Penelitian

Data dan Sumber Data

Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh pihak lain, diperoleh secara tidak langsung oleh peneliti dari subyek penelitian 57 Sumber data sekunder yang diperoleh peneliti adalah data yang diperoleh langsung dari pihak terkait berupa data sekolah dan berbagai literatur yang relevan sampai dengan pembahasan dalam penelitian. , seperti dokumen SMKN 2 Ponorogo.

Teknik Pengumpulan Data

Pengamatan merupakan proses yang kompleks, proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dalam proses pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi observasi partisipan dan observasi non partisipan 59 Penelitian ini menggunakan teknik observasi non partisipan untuk mengetahui bagaimana kegiatan tersebut dilakukan. efektif bagi peneliti untuk memastikan keabsahan data yang telah diberikan kepada peneliti dari beberapa informan tersebut. Dokumen berupa tulisan misalnya catatan harian, dokumen berupa gambar misalnya sketsa, dokumen berupa karya misalnya karya seni.

Teknik Analisis Data

Reduksi data adalah proses memilih, memfokuskan, menyederhanakan, dan mengekstraksi data mentah dari catatan lapangan. Dengan melihat penyajian data, peneliti akan memahami apa yang sedang terjadi dan memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melakukan sesuatu analisis atau tindakan lain berdasarkan pemahamannya. Penyajian data pada dasarnya dirancang untuk menggambarkan informasi secara sistematis dan mudah dilihat serta dipahami dalam bentuk penyajian yang utuh.

Sejak awal pengumpulan data, peneliti harus memahami makna dari hal-hal yang ditemui di lapangan. Dengan adanya catatan dan dokumen yang berperan sebagai informasi yang telah disaring dan dikelompokkan. Kesimpulan harus diverifikasi dengan melihat dan bertanya lagi sambil meninjau catatan lapangan secara singkat untuk mendapatkan pemahaman yang lebih cepat. 63.

Pengecekan Keabsahan Data 1. Uji Credibility (kredibilitas)

Triangulasi sumber adalah menguji kredibilitas data, yang dilakukan dengan cara memverifikasi data yang telah diperoleh dari berbagai sumber. Dimana peneliti menggunakan pertanyaan yang sama kemudian menanyakan informan yang berbeda pada saat proses pengumpulan data.64 Dalam hal ini peneliti memperoleh data dari kepala sekolah, guru dan siswa SMKN 2 Ponorogo. Metode pengujian reliabilitas ini adalah auditor atau supervisor independen yang mengaudit seluruh kegiatan peneliti dalam melakukan penelitian.

Bagaimana peneliti mulai mendefinisikan masalah/fokus, memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan analisis data, menguji keabsahan data, dan menarik kesimpulan 65 Dalam uji reliabilitas, peneliti menunjukkan bukti transkrip wawancara dalam memperoleh data Pengawasan dan kompetensi profesional guru di SMKN 2 Ponorogo.

Tahapan- tahapan Penelitian

Tahap pra lapangan meliputi: membuat rancangan penelitian, memiliki bidang penelitian, pengurusan perijinan, penjajakan dan penelaahan laporan, pemilihan dan penggunaan informasi, penyiapan peralatan penelitian dan pertanyaan penelitian. Tahap kerja lapangan ini meliputi: memahami latar belakang penelitian dan persiapan diri, memasuki lapangan dan berpartisipasi selama pengumpulan data. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan analisis terhadap data yang dikumpulkan dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Pekerjaan analitis ini meliputi: pengorganisasian analisis data, pendeskripsian dalam satuan, sintesis, nama-nama signifikan dan inferensi. Pada tahap ini, peneliti merangkum hasil penelitian secara sistematis agar pembaca dapat memahami dan mengikuti alur tersebut. Dalam hal ini, peneliti harus berpegang teguh untuk menyusun laporan sebagaimana adanya, secara objektif, meskipun menghadapi banyak masalah.

Deskripsi Data Umum 1. Profil SMKN 2 Ponorogo 68

  • Sejarah Berdiri SMKN 2 Ponorogo 69
  • Visi dan Misi SMKN 2 Ponorogo 70 a. Visi SMKN 2 Ponorogo
  • Jenis Kejuruan SMKN 2 Ponorogo 71 a. Program Keahlian Kuliner
  • Struktur Organisasi SMKN 2 Ponorogo 72
  • Keadaan Guru dan Siswa 73
  • Sarana dan Prasarana Pendidikan 74
  • Prestasi Lembaga dan Kegiatan Pendukung di SMK Negeri 2 Ponorogo 75 a. Prestasi Lembaga

SMK Negeri 2 Ponorogo bertujuan untuk mempersiapkan siswa menjadi tenaga pelaksana menengah yang terampil, terlatih sesuai dengan program keahlian yang dipilihnya dan mampu menerapkan kemampuannya untuk mandiri/bekerja secara mandiri. Program keahlian tata boga secara khusus ditujukan untuk membekali mahasiswa dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap agar berkompeten dalam paket keahlian tata boga dan paket keahlian pastry. Program keterampilan busana secara khusus bertujuan untuk membekali mahasiswa dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap agar berkompeten dalam bidang keahlian busana butik.

Program keahlian tata rias dirancang khusus untuk membekali mahasiswa dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap agar berkompeten dalam bidang keahlian tata rias, termasuk tata rambut dan dermatologi. Program keahlian ilmu komputer dan informatika dirancang khusus untuk membekali mahasiswa dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap agar berkompeten dalam bidang keahlian ilmu komputer dan informatika, khususnya untuk kompetensi. Jumlah siswa SMKN 2 Ponorogo sebanyak 1347 orang, terdiri dari 69 orang laki-laki dan 1279 orang perempuan.

Deskripsi Data Khusus

  • Teknik Supervisi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru di SMKN 2 Ponorogo
  • Observasi Kelas
  • Percakapan Pribadi
  • Inter Visitasi
  • Penyeleksi Berbagai Sumber Materi Untuk Mengajar
  • Menilai Diri Sendiri
  • Rapat Guru
  • Studi Kelompok Antar Guru
  • Diskusi
  • Lokakarya (Workshop)
  • Tukar Menukar Pengalaman
  • Pendekatan Supervisi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru di SMKN 2 Ponorogo
  • Hasil Supervisi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru di SMKN 2 Ponorogo

Kepala SMKN 2 Ponorogo melakukan studi kepustakaan untuk mempelajari materi yang sesuai dengan standar kurikulum yang berlaku. Pengawasan kepala sekolah juga menerapkan self assessment yang dilakukan setiap semester oleh para guru di SMKN 2 Ponorogo. Pada pertemuan ini kepala sekolah akan menjelaskan sistem kerja yang berlaku di SMKN 2 Ponorogo.

Pendekatan Pengawasan Kepala Sekolah untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru di SMKN 2 Ponorogo Guru di SMKN 2 Ponorogo. Hasil bimbingan utama dalam peningkatan kompetensi profesional guru di SMKN 2 Ponorogo di SMKN 2 Ponorogo. Hasil supervisi kepala sekolah SMKN 2 Ponorogo berhasil mengembangkan potensi siswa.

Teknik Supervisi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru di SMKN 2 Ponorogo

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa observasi kelas yang dilakukan oleh kepala sekolah SMKN 2 Ponorogo sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Donni Juni Riansa dan Rismi Somad. Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa inter visit yang dilakukan oleh kepala sekolah SMKN 2 Ponorogo sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Donni Juni Riansa dan Rismi Somad. Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa rapat guru yang dilakukan oleh kepala sekolah SMKN 2 Ponorogo sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Donni Juni Riansa dan Rismi Somad.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa survei antar guru yang dilakukan oleh kepala sekolah SMKN 2 Ponorogo sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Donni Juni Riansa dan Rismi Somad. Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pembahasan yang dilakukan oleh kepala sekolah SMKN 2 Ponorogo sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Donni Juni Riansa dan Rismi Somad. Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pembahasan yang dilakukan oleh kepala sekolah SMKN 2 Ponorogo tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Donni Juni Riansa dan Rismi Somad.

Pendekatan Supervisi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kompetensi Profesionalisme Guru di SMKN 2 Ponorogo

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan supervisi pembelajaran dengan direktif yang dilakukan oleh kepala sekolah SMKN 2 Ponorogo sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Sehertian A. Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa supervisi pembelajaran dengan pendekatan direktif yang dilakukan oleh kepala sekolah SMKN 2 Ponorogo tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Sehertian A. Hal ini dikarenakan kepala sekolah sulit ditemui dan sering memiliki tugas dinas di luar kota.

Kepala sekolah melakukan pendekatan langsung kepada guru dengan mengunjungi kelas dan mengawasi kegiatan pedagogik guru. Dimana kepala sekolah melakukan pendekatan langsung dengan melakukan supervisi kepada guru setelah selesai kegiatan belajar mengajar. Pendekatan tidak langsung diwakili oleh guru senior, karena kepala sekolah memiliki banyak kegiatan di luar kota yang tidak dapat diabaikan atau diwakili.

Hasil Supervisi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kompetensi Profesionalisme Guru di SMKN 2 Ponorogo

Menurut Ibu Farida selaku kepala sekolah SMKN 2 Ponorogo, area pengembangan potensi siswa sejalan dengan pembinaannya. Selain itu, kepribadian guru di SMKN 2 Ponorogo juga semakin meningkat, baik dari segi kedisiplinan maupun tanggung jawab, seperti yang disampaikan oleh Ibu Farida dalam hasil wawancara bahwa dengan supervisi yang dilakukan terlihat bahwa guru yang dulu sering izin untuk tidak masuk atau tidur, sekarang menjadi lebih buruk lebih disiplin.142. Berdasarkan uraian di atas, sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Hasan Basri dan Tatang yang menjelaskan bahwa pemerintah dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional telah merumuskan empat jenis kompetensi guru sebagaimana tertuang dalam penjelasan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan yaitu: 143.

145 Latifah Husien, Profesi Guru Menjadi Guru Profesional Suyanto & Asep Jihad, Cara Menjadi Calon Guru dan Guru Profesional, 48. Artinya guru harus memahami materi ajar dalam kurikulum sekolah, memahami struktur, konsep dan metode ilmiah yang mencakup dan koheren dengan bahan ajar, memahami keterkaitan antar konsep mata pelajaran yang terkait dan menggunakan konsep ilmiah dalam proses belajar mengajar. Hal ini mengacu pada pandangan bahwa seorang guru yang kompeten harus memiliki: (1) pemahaman tentang karakteristik siswa, (2) penguasaan bidang studi, baik dari segi keilmuan maupun pendidikan, (3) kemampuan mengorganisasi pengajaran. dan pembelajaran, dan (4) kemauan dan kemampuan untuk mengembangkan profesionalisme dan kepribadian secara berkelanjutan.

PENUTUP

Saran

Bagi guru, guru harus selalu memiliki motivasi dan dorongan yang kuat untuk selalu meningkatkan kualitas pembelajaran, dan guru harus memiliki kesiapan dan inovasi untuk melaksanakan pembelajaran di kelas. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk meneliti peran kepala sekolah sebagai pengawas lebih dalam lagi, dengan menambahkan faktor-faktor yang berhubungan dengan peran kepala sekolah, sehingga penelitian ini dapat disempurnakan.

DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara terhadap guru PPKn dan kepala sekolah yang berada di 4 sekolah di Kecamatan Palu Timur tentang kemampuan guru dalam mengembangkan