Medan, 06 Oktober 2021 Kepada Yth.
Yang Mulia Majelis Hakim
Dalam Perkara Nomor Reg. : 724 Pdt.G/2021/PN.Mdn Pengadilan Negeri Medan
Di
Tempat.
Perihal : Jawaban Atas Gugatan HELEN JUWITA SITEPU dalam Perkara Nomor : 724/Pdt.G/2021/PN.Mdn
Dengan hormat,
Dengan ini Tergugat mengajukan Jawaban atas Gugatan Perceraian yang diajukan Penggugat melalui Kuasa Hukumnya dari Law Office HAS & Associates, tertanggal 09 September 2021, sebagai berikut :
1. Bahwa Tergugat menolak semua dalil-dalil yang diajukan oleh Penggugat, kecuali apa yang diakui kebenarannya secara tegas oleh Tergugat ;
2. Bahwa benar telah dilangsungkan perkawinan antara Tergugat dan Penggugat pada tanggal 02 Maret 2003 dan telah dicatatkan secara sah menurut hukum di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Karo, sebagaimana Kutipan Akta Perkawinan No. 98/2005, tertanggal 01 Maret 2005;
3. Bahwa benar dalam perkawinan Tergugat dan Penggugat telah dikaruniakan 4 (Empat) orang anak-anak yakni :
3.1. JEANNETTE MARYLINE SILITONGA, Perempuan, lahir di Medan, tanggal 23 November 2003;
3.2. JEASIE YOLANDA SILITONGA, Perempuan, lahir di Medan, tanggal 20 Desember 2005;
3.3. JEASSEN ANDREW SILITONGA, Laki-laki, Lahir di Medan, tanggal 13 Desember 2006 ;
3.4. JEANNIFER CAROLINE SILITONGA, Perempuan di Medan, tanggal 13 Desember 2011 ;
Bahwa benar pada awalnya rumah tangga tergugat dan Penggugat berjalan dengan rukun dan damai sebagaimana layaknya tumah tangga yang baik.
4. Bahwa apa yang disampaikan oleh Penggugat pada nomor 3 poin 1 pada gugatannya mengada ada justru sebaliknya Penggugatlah yang tidak terbuka perihal keuangan.
Bahwa dalam awal dibentuknya mahligai rumah tangga telah disepakati
biaya-biaya lainnya ditanggung oleh Tergugat, dan bahkan ongkos dari Penggugat setiap hari untuk bekerja dan keperluan pribadinya pun ditanggung oleh Tergugat, sedang untuk untuk Gaji Penggugat tidak dipergunakan dalam rumah tangga melainkan disimpan oleh Penggugat sendiri dan akan dipergunakan untuk biaya pendidikan Perguruan Tinggi anak-anak Tergugat dan Penggugat kelak.
Bahwa semenjak bulan June 2009 sampai bulan November 2011 Tergugat meminta untuk diperlihatkan buku tabungan Penggugat sejak Mei 2002 – Nov 2011 namun penggugat menolak dengan berbagai macam alasan.
Bahwa semenjak November 2011 Penggugat memberitahukan kepada Penggugat agar kebutuhan pribadi, ongkos kerja dan uang kuliah Penggugat agar diambil dari tabungan pribadi Penggugat mengingat tidak ada lagi keterbukaan keuangan.
5. Bahwa tidak benar Tergugat tidak mengajak Penggugat dalam berdiskusi tentang semua hal-hal didalam rumah tangga melainkan selalu terbuka untuk berdiskusi.
6. Bahwa Ibu Tergugat tidak pernah dilibatkan dalam urusan rumah tangga Tergugat dan Penggugat.
7. Bahwa benar Tergugat membatasi Penggugat untuk bersilahturahmi dengan keluarga Penggugat dengan alasan:
a. Acap kali tugas sebagai Ibu Rumah Tangga diabaikan.
b. Tergugat kuatir Penggugat bisa jatuh sakit karena kurang istirahat, mengingat jarak tempuh pergi dan pulang memakan waktu lebih kurang 2 (Dua) jam.
c. Anak-anak sudah sekolah jika diijinkan terlalu sering silaturahmi ke keluarga Penggugat akan mengganggu pendidikan anak-anak Tergugat dan Peggugat.
d. Bahwa tiga poin diatas telah disampaikan Tergugat kepada Penggugat.
8. Bahwa apa yang disampaikan Penggugat pada Nomor 3 poin 4 pada gugatannya tidak beralasan sebab:
a. Empat anak Tergugat dan Penggugat sejak bayi sampai sekarang (kecuali anak nomor 4 diambil paksa sewaktu bekerja bulan Sept 2014) di asuh langsung oleh tergugat.
b. Ditengah kesibukan Tergugat dalam bekerja masih sempat memberikan waktu untuk mengantar anak-anak sampai sekolah hingga saat ini.
c. Ketika keluarga Penggugat sakit, pesta ataupun duka Tergugat selalu hadir dan melakukan tugas sebagai anak beru.
9. Bahwa apa yang disampaikan oleh Penggugat pada nomor 3 poin 5 pada gugatanya tidak sepenuhnya benar. Untuk waktu tertentu (Senin – Kamis setiap Minggu) Terggugat akui terkadang pulang sampai pukul 20.30WIB mengingat Tergugat bekerja sebagai Liaison Officer (Jembatan Penghubung) pada salah satu Rumah Sakit di Penang- Malaysia yang menuntut untuk tidak bisa menunda pekerjaan. Sebab berkaitan dengan nyawa pasien.
10. Bahwa salah besar dalil Penggugat yang mengatakan bahwa Tergugat tidak punya waktu dengan keluarga dan mengutamakan pekerjaannya daripada keluarga. Namun yang sebenarnya adalah Penggugatlah yang sering meninggalkan anak-anak karena pekerjaan Penggugat sebagai Tenaga Kesehatan sering mendapat tugas jaga pada malam hari, sehingga Tergugatlah yang menjaga semua anak-anak dibantu keluarga Tergugat. Dan hal itu dilakukan Tergugat sejak anak-anak masih baru lahir (masih bayi merah), sehingga Tergugatlah yang menjaga dan merawat semua anak-anak dari anak yang pertama sampai anak yang ke empat terlebih dimalam hari;
11. Bahwa bahkan pada sekira tahun 20011 /d 2013 Penggugat kuliah lagi, dan semua anak- anak Tergugat yang menjaganya karena sangat sering Penggugat bekerja pada pagi harinya dan kuliah disore hari dan bahkan pulangnya hingga larut malam ;
Bahwa dengan demikian dalil Penggugat yang menjadi sedih, malu dan kecewa adalah alasan yang didramatisir dan mengada-ada serta tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya;
12. Bahwa dalam dalil Penggugat pada nomor 4 terjadi September 2012 bukan Mei 2014.
Penggugat mendalilkan ada terjadi musyawarah didalam keluarga besar. Namun pertemuan tersebut diadakan bukan karena pertengkaran-pertengkaran seperti dalil Penggugat sebelumnya diatas. Namun, adapun pertemuan tersebut diadakan oleh karena akibat permasalahan yang terjadi pada 27 bulan Juli 2012, atas informasi satpam Kompleks Tergugat dan Penggugat tinggal, menyatakan Penggugat ada membawa Laki- laki lain di rumah Tergugat dan Penggugat pada Pukul 22.00 hinga pukul 00.00 dinihari, dimana pada saat itu Tergugat sedang berada di kampung Tergugat bersama dengan semua anak-anak untuk menghadiri acara keluarga.
13. Bahwa adapun peristiwa tersebut pada awalnya tidak diakui oleh Penggugat namun setelah Tergugat memanggil Petugas Keamanan Kompleks Perumahan yang menjaga pada malam tersebut dan dijelaskan bahwa Penjaga Keamanan ada melihat Penggugat membawa laki-laki lain masuk ke rumah pada jam tersebut diatas, sehingga Penggugat pun tidak berani lagi memabantah, atas usaha Tergugat untuk mencari tahu siapa Pria Idaman Lain yang masuk kerumah Tergugat dan Penggugat, akhirnya Tergugat dan Saksi menjumpai laki-laki tersebut dan bertemu di Warung Mie Aceh Titipapan Gatot Subroto Medan dan telah diakuinya namun dengan dalih didalam rumah hanya makan Es;
14. Bahwa hasil pertemuan musyawarah keluarga tersebut adalah sebagai berikut:
a. Untuk sementara waktu Penggugat dikembalikan kerumah orang tua Penggugat selama 3 (tiga) minggu dengan tujuan agar Penggugat dapat instropeksi diri dan merenungkan tindakan Penggugat yang mengakibatkan Tergugat merasa malu, sedih dan kecewa.
b. Penggugat tidak diperkenankan keluar rumah kecuali waktu kerja, acara pesta adat, melawat, melayat, ibadah, kumpulan doa atau hal lainnya yang mendapat persetujuan Tergugat.
c. Kedua belah pihak baik keluarga Tergugat maupun Penggugat menyepakati agar Penggugat wajib tiba dirumah paling lambat satu setengah jam dari akhir jam kerja Penggugat.
15. Bahwa kemudian Tergugat menjemput Penggugat dari rumah orang tua Penggugat yang didampingi oleh ibu Penggugat.
16. Bahwa setelah seminggu, ibu Penggugat pulang kerumahnya dan Penggugat memberitahukan kepada tergugat untuk pisah ranjang.
17. Bahwa untuk mencairkan susana, Tergugat berusaha berulangkali untuk membujuk, menyakinkan Penggugat agar hal yang telah terjadi dilupakan dan kembali membuka lembaran baru. Tergugatpun sering menyakinkan kalau tindakan ini terus menerus dilakukan akan merusak hubungan Tergugat dan Penggugat dan menjadi contoh yang kurang baik untuk anak-anak kelak. Namun usaha yang dilakukan Tergugat pun tidak membuahkan hasil dan Penggugat tetap pada pendiriannya untuk pisah ranjang. Hal ini terjadi sampai bulan Juli 2014.
18. Bahwa kemudian pada suatu hari pada bulan Juli 2014, Penggugat dinas pagi namun hingga pukul 21.00 WIB tidak juga kunjung tiba. Karena lelah bekerja dan mengurus kebutuhan anak-anak dan rumah tangga, Tergugat lelap tertidur bersama anak-anak dan tidak menyadari kalau anak kunci masih melekat pada induknya.
19. Bahwa pada pagi harinya ketika akan mengantarkan 3 (tiga) anak kesekolah dan yang terkecil kerumah orang tua Tergugat. Tergugat dihampiri oleh petugas Satpam dan menginformasikan bahwa Penggugat tiba dipintu rumah Tergugat dan Penggugat sekitar pukul 22.00 WIB dan tidak bisa masuk karena akses pintu tidak bisa dibuka.
20. Bahwa pada siang hari menjelang sore, Tergugat menerima SMS melalui HP tergugat yang isinya “menyatakan untuk bercerai dan akan mencari jalan masing-masing.”
21. Bahwa pertengkaran-pertengkaran yang terjadi tidak terhindarkan karena ulah dari Penggugat sendiri yang cenderung melawan akan apa yang ditentukan oleh Tergugat yang tentu berhak sebagai kepala keluarga yang berkewajiban melindungi Penggugat sebagai isterinya dari kemungkinan terjadi lagi peristiwa seperti Penggugat pernah membawa laki-laki lain ke rumah Tergugat dan Penggugat ataupun mungkin pergi ketempat-tempat lain ;
22. Bahwa apa yang disampaikan oleh Penggugat pada Nomor 6 adalah tidak benar. Pada mediasi ini, pihak keluarga Penggugat (dalam hal ini diwakili oleh anak Beru/yang mana istrinya boru Sitepu) mendesak duduk persoalan kepada Tergugat. Bahwa Tergugat menceritakan seperti yang tertera pada jawaban atas gugatan Nomor 4 sampai dengan 20 diatas.
23. Bahwa pada mediasi ini, Tergugat juga menunjukkan SMS yang diterima Tergugat dari Penggugat yang isinya menyatakan untuk bercerai dan akan mencari jalan masing- masing.
24. Bahwa keluarga Penggugat mengkonfirmasi ulang terhadap Penggugat terkait Testimoni Tergugat dan isi SMS Penggugat terhadap Tergugat apakah benar atau tidak, namun Penggugat hanya diam seribu bahasa.
25. Bahwa salah satu keluarga Penggugat menanyakan kebenaran isi SMS apakah diketik dalam keadaan sadar atau hanya sebatas emosi. Penggugat menjawab bahwa SMS itu ditulis dalam keadaan sadar.
26. Bahwa upaya mediasi berjalan buntu. Pihak keluarga Penggugat dan orang tua angkat Tergugat memberikan kesimpulan bahwa kedatangan mereka untuk menyatukan keretakan Rumah Tangga. Namun tidak membuahkan hasil sebab Penggugat pada pendiriannya untuk bercerai.
27. Bahwa salah seorang keluarga Tergugat membujuk agar tidak pergi meninggalkan rumah demi anak-anak namun Penggugat tanpa memikirkan pertumbuhan mental anak-anak, kasih sayang seorang ibu, tega pergi bersama keluarga Penggugat hingga saat ini.
28. Bahwa dalil Penggugat pada poin nomor 7 adalah suatu kebohongan besar, oleh karna yang sebenarnya terjadi adalah semenjak Penggugat meninggalkan rumah pada bulan September tahun 2012 dan kembali lagi setelah tiga minggu dan kembali meninggalkan rumah sekira Juli 2014 hingga diajukan gugatan oleh Penggugat, bahwa adapun semua anak-anak Tergugat dan Penggugat adalah dijaga dan diasuh oleh Tergugat, dan bukan oleh Penggugat. Terkecuali pada tahun Oktober 2014 Penggugat diam-diam datang ke rumah Tergugat dan Penggugat dan membawa anak nomor 4 (Jeanifer Caroline Silitonga). Sehingga dengan demikian dalil Penggugat yang mendalilkan bahwa Penggugat sebagai tulang punggung keluarga adalah klaim yang sangat memalukan karena didasarkan atas muslihat kebohongan;
29. Bahwa akibat perbuatan yang tercela dan tidak pantas dari Penggugat yang telah menjalin hubungan dengan laki-laki lain bahkan telah berani untuk dibawa ke rumah Tergugat dan Penggugat pada malam hari bahkan disaat Tergugat dan anak-anak tidak berada di rumah serta sikap perilaku yang selalu melawan aturan rumah tangga yang di tetapkan. Serta dalil-dalil gugatan yang dibuat atas beberapa alasan yang tidak benar (berani untuk berbohong) maka sangat tepat dan benar menurut hukum bagi Majelis Hakim yang mulia untuk menolak dan menyatakan bahwa Penggugat tidak patut sebegai pemegang perwalian , pemeliharan dan pengasuhan terhadap anak-anak Tergugat dan Penggugat (sebagaimana dalil penggugat poin nomor 9) ;
30. Bahwa oleh karena sejak September tahun 2012 semua anak-anak Tergugat dan
(kecuali anak nomor 4 telah diambil diam-diam pada October tahun 2014) adalah fakta yang benar, maka dalil gugatan Penggugat pada poin nomor 10 adalah hampir seluruhnya adalah kebohongan dan rekayasa belaka dari Pengggugat, sehingga patut pula bagi Majelis Hakim yang mulia untuk menolak dan menyatakan bahwa Penggugat tidak patut dan tidak pantas menuntut biaya nafkah kepada Tergugat ; 31. Bahwa oleh karena Penggugat telah melanggar Janji setia dalam perjanjian
perkawinan yang suci dimana Penggugat telah menjalin hubungan yang tidak pantas dengan laki-laki lain selain Tergugat sebagai suaminya yang sah, yang mana perbuatan tersebut bertentangan dengan nilai serta norma agama juga telah lalai dan abai dalam bertanggung jawab untuk memelihara dan merawat serta mengasuh semua anak- anaknya dan telah meninggalkan tanggung jawabnya untuk saling memenuhi nafkah lahir bathin terhadap Tergugat sebagai suaminya yang sah, dan telah keluar dari rumah meninggalkan anak-anak dan keluarganya selama kurang lebih 8 (delapan) tahun, dan yang lebih tragisnya adalah Penggugat tidak pernah merasa bersalah dan bahkan tidak pernah untuk datang meminta maaf kepada Tergugat sebagai Suaminya, namun yang paling lebih daripada itu adalah ... Penggugat tidak pernah merasa bersalah dan meminta maaf kepada anak-anaknya yang sudah beranjak remaja dan yang paling besar sudah memasuki usia dewasa (sudah mulai kuliah). Bahwa namun itu semua tidak penting bagi Penggugat karena bagi Penggugat keinginan dan kemauannya adalah yang terutama;
Bahwa atas seluruh tanggapan atas dalil-dalil Gugatan Penggugat maka Tergugat juga telah mengambil sikap dan berketetapan untuk mengakhiri hubungan perkawinan antara Tergugat dan Penggugat, oleh karena tidak mungkin lagi untuk mencapai kebahagiaan didalam rumah tangga, dan dengan demikian, kiranya patut menurut hukum untuk menyatakan putus perkawinan antara Tergugat dan Penggugat.
Bahwa untuk itu dengan segala kerendahan hati, Tergugat memohon kepada Yang Mulia Majelis Hakim untuk kiranya menjatuhkan putusan dengan amarnya sebagai berikut:
1. Menolak gugatan Penggugat untuk sebahagian ;
2. Menyatakan perkawinan Tergugat dan Penggugat pada tanggal 02 Maret 2003 dihadapan pemuka agama dan telah dicatatkan secara sah menurut hukum di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Karo, sebagaimana Kutipan Akta Perkawinan No. 98/2005, tertanggal 01 Maret 2005, putus karena perceraian dengan segala akibat hukumnya;
3. Memerintahkan Panitera Pengadilan atau Pejabat Pengadilan Negeri Medan yang ditunjuk, untuk mengirim 1 (satu) Salinan Putusan Pengadilan yang telah mempunyai Kekuatan Hukum Tetap (Inkracht Van Gewijsde) kepada Pegawai Kantor Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan untuk didaftarkan perceraian Tergugat dengan Penggugat di dalam sebuah daftar yang telah disediakan untuk itu;
4. Menyatakan dan menetapkan Tergugat sebagai Pemegang yang sah secara hukum untuk menajalankan sepenuhnya hak perwalian atas pemeliharaan dan pengasuhan 4 (empat) orang anak Tergugat dan Penggugat hingga anak tersebut dewasa, yaitu:
a. JEANNETTE MARYLINE SILITONGA, Perempuan, lahir di Medan, tanggal 23 November 2003;
b. JEASIE YOLANDA SILITONGA, Perempuan, lahir di Medan, tanggal 20 Desember 2005;
c. JEASSEN ANDREW SILITONGA, Laki-laki, Lahir di Medan, tanggal 13 Desember 2006 ;
d. JEANNIFER CAROLINE SILITONGA, Perempuan di Medan, tanggal 13 Desember 2011 ;
5. Menghukum Penggugat untuk membayar segala biaya-biaya yang timbul dalam perkara ini.
Atau: Jika Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil adilnya.
Demikian Jawaban ini Saya sampaikan, atas perhatian dan perkenanan Majelis Hakim yang Mulia, Saya haturkan banyak terima kasih.
Hormat Saya, TERGUGAT
PARLUHUTAN SILITONGA