Latar Belakang
Kariadi, dimana pihak RS terpaksa mendirikan tenda di ruang IGD untuk menampung pasien terkonfirmasi positif Covid-19 dan pasien suspek Covid-19. 3 Berdasarkan hasil wawancara dengan Ketua Tim IGD Total Manajemen Pasien Kariadi, pada Juni 2021, sebanyak 25 perawat IGD terkonfirmasi positif Covid-19 dengan gejala ringan dan melakukan isolasi mandiri.
Rumusan Masalah
Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya dalam hal pemilihan subjek penelitian dengan sasaran perawat pasien Covid-19 di IGD. Berdasarkan penelusuran literatur, masih terbatasnya penelitian mengenai ketahanan perawat IGD pada masa pandemi Covid-19 di Indonesia.
Tujuan Penelitian
Pada penelitian-penelitian sebelumnya di IGD, RSAI Bandung hanya menggunakan sampel dalam jumlah sedikit.15 Fenomena tersebut mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul “Deskripsi Tingkat Resiliensi Perawat IGD di Masa Pandemi Covid-19”.
Manfaat Penelitian
Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal (tanpa mencari perbandingan atau hubungan) yaitu gambaran tingkat ketahanan perawat gawat darurat di RSUP dr. Uraian hasil penelitian didasarkan pada tujuan penelitian yaitu gambaran tingkat resiliensi perawat IGD pada masa pandemi Covid-19.
Resiliensi
Analisis kausal diartikan sebagai kemampuan yang dimiliki individu untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi dalam kehidupannya. Empati didefinisikan sebagai kemampuan yang dimiliki individu untuk membaca tanda-tanda keadaan psikologis dan keadaan emosional orang lain.
Perawat
Caregiver, perawat membantu klien memenuhi kebutuhan dasarnya dan memulihkan kesehatannya melalui proses penyembuhan dengan memberikan asuhan keperawatan. Sebagai advokat, perawat membantu klien mengungkapkan haknya, melindungi hak klien sebagai manusia dan hukum.
Covid-19
Orang yang paling berisiko tertular penyakit ini adalah orang-orang yang melakukan kontak erat dengan pasien Covid-19, termasuk mereka yang merawat pasien Covid-19. Infeksi Covid-19 dapat menimbulkan gejala infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) ringan hingga berat, antara lain sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS), sepsis, dan syok septik.
Kerangka Teori
Penelitian ini mempunyai manfaat dalam meningkatkan resiliensi perawat IGD sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit. IGD di Bandung menunjukkan bahwa lebih banyak perawat yang memiliki tingkat resiliensi tinggi.15 Hal ini dimungkinkan karena jumlah responden pada penelitian ini hanya 19 perawat dengan pengalaman kerja lebih dari 5 tahun. Penelitian ini menunjukkan bahwa responden perempuan rata-rata memiliki tingkat ketahanan yang lebih rendah dibandingkan responden laki-laki, meskipun masih masuk dalam kategori ketahanan sedang.
Penelitian ini juga menunjukkan hasil bahwa responden dewasa lanjut usia memiliki rata-rata tingkat resiliensi tertinggi. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh Magfiroh45 yang melaporkan adanya hubungan positif antara regulasi emosi dan ketahanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana “gambaran ketahanan perawat IGD pada masa pandemi Covid-19”.
Jenis dan Rancangan Penelitian
Desain penelitian atau desain penelitian adalah strategi penelitian untuk mengidentifikasi permasalahan yang ada sebelum pengumpulan data dan menjelaskan struktur penelitian yang akan dilakukan.31 Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode survei deskriptif.
Populasi dan Sampel Penelitian
Kriteria inklusi adalah ciri-ciri umum subjek penelitian dari populasi sesuai tujuan yang ingin diteliti. 32 Kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak diambil sebagai sampel.
Tempat dan Waktu Penelitian
Variabel Penelitian, Definisi Operasional, dan Skala Pengukuran
Kemampuan individu dalam mengidentifikasi secara akurat masalah-masalah yang timbul dalam kehidupannya. Identifikasi ini mengacu pada penyebab kemunculannya.
Instrumen Penelitian dan Cara Pengumpulan Data
Peneliti mengajukan permohonan persetujuan etik (no. 1046/EC/KEPK-RSDK/2022) kepada komite etik penelitian kesehatan di dr. Kariadi dengan melampirkan proposal penelitian yang telah disetujui oleh dosen pembimbing dan penguji serta surat pengantar dari Departemen Keperawatan UNDIP. Setelah memberikan izin, peneliti meminta izin kepada pengelola IGD untuk menyebarkan kuesioner kepada 95 perawat yang bekerja di IGD.
Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber primer melalui prosedur dan teknik pengumpulan data berupa wawancara atau menggunakan alat ukur yang dirancang khusus.
Uji Alat Ukur
Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Skor Cronbach's Alpha untuk kuesioner resiliensi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,753 yang berarti reliabilitas kuesioner tersebut tinggi. Peneliti mengolah data agar dapat dianalisis dengan cara memasukkan data hasil kuesioner ke dalam perangkat lunak Statistical Product And Service Solution (SPSS) versi 25.00 atau perangkat lunak analisis data. Setelah seluruh data dimasukkan oleh responden, peneliti melakukan pengecekan kembali untuk mengetahui apakah terdapat ketidaklengkapan dan kesalahan pengkodean kemudian dilakukan koreksi (koreksi).
Tujuan analisis data adalah untuk memperoleh gambaran hasil penelitian, memvalidasi hipotesis yang telah dirumuskan, dan memperoleh kesimpulan umum dari penelitian yang dilakukan, sehingga bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.30 Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif. (analisis univariat).
Etika Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat resistensi perawat IGD sebagian besar berada pada kategori sedang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perawat gawat darurat di Bandung memiliki tingkat resistensi yang tinggi yaitu sebesar 57,89%. Hasil survei yang menunjukkan tingkat resistensi perawat IGD dalam kategori sedang juga bisa dipengaruhi oleh usia responden.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Hidayati dan Mardhiyah47 yang menyatakan bahwa usia berpengaruh terhadap derajat resiliensi individu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek regulasi emosi mempunyai nilai mean resiliensi terendah kedua dibandingkan aspek lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek pengendalian impuls memiliki rata-rata nilai resiliensi yang paling rendah dibandingkan aspek lainnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek optimisme mempunyai nilai rerata resiliensi yang paling tinggi dibandingkan aspek lainnya. Hasil penelitian mengenai gambaran kemampuan menganalisis aspek masalah menunjukkan bahwa kemampuan menemukan masalah pada perawat IGD menduduki peringkat keempat tertinggi. Hasil penelitian mengenai gambaran aspek efikasi diri perawat IGD berada pada urutan ketiga tertinggi.
Gambaran tingkat ketahanan perawat IGD pada masa pandemi Covid-19 masih dalam kategori sedang.
Hasil Penelitian
Karakteristik Responden
Tingkat Resiliensi Secara Umum
Tingkat Resiliensi Berdasarkan Karakteristik Demografi
Meskipun nilai rata-rata ketahanan berdasarkan jenis kelamin dan usia masih termasuk dalam kategori sedang, namun nilai rata-rata ketahanan responden laki-laki lebih tinggi (100.5;SD=10.22) dibandingkan perempuan.
Aspek Resiliensi
Sebaran Item Jawaban Pertanyaan Tingkat Resiliensi
Walaupun hasil penelitian menunjukkan sebagian besar perawat di IGD mempunyai resiliensi sedang dan tinggi, namun pihak rumah sakit tetap perlu waspada karena sebagian perawat masih memiliki resiliensi yang rendah. Hasil ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang juga menunjukkan bahwa perawat di bangsal Covid-19 memiliki resiliensi sedang. 14,35,44 Perawat dengan usia dewasa akhir cenderung memiliki derajat resiliensi yang lebih tinggi, hal ini mungkin disebabkan karena perawat pada usia dewasa akhir memiliki tingkat resiliensi yang lebih tinggi. masa kerja, sehingga lebih banyak pengalaman dan pengetahuan akan penting untuk ketahanan.50 Namun, hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Pragolapati terhadap perawat. Senioritas yang tidak diteliti dalam penelitian ini tidak mampu mengkonfirmasi hasil penelitian sebelumnya sehingga menjadi salah satu keterbatasan penelitian ini.
Hasil penelitian Basith11 menunjukkan bahwa stres dan kecemasan mempunyai korelasi negatif dengan resiliensi, artinya perawat dengan tingkat stres dan kecemasan yang tinggi mempunyai tingkat resiliensi yang rendah.11 Penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Suryadi dan Hifziah,49 yang mengatakan bahwa gender mempengaruhi tingkat resiliensi seseorang. Hasil penelitian ini diyakini karena perawat IGD selalu dihadapkan pada kasus-kasus akut dan perubahan kondisi pasien yang tidak dapat diprediksi, serta beban kerja perawat IGD yang sangat tinggi, apalagi dengan fenomena besarnya penyakit. jumlah pasien rawat inap di ruang gawat darurat. Orang yang memiliki resiliensi tinggi mampu mengelola emosinya dengan cara yang sehat.43 Hal ini juga diperkuat dengan hasil penelitian Saptariaji64 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan atau positif antara efikasi diri dengan resiliensi.
Tingkat Resiliensi Perawat
Ketahanan dijelaskan sebagai kemampuan yang dimiliki oleh sekelompok orang dan individu untuk mencegah, mengatasi, menghilangkan dan meminimalkan dampak-dampak yang tidak diinginkan dalam menghadapi kondisi yang tidak normal atau wajar. 12 Resiliensi juga dapat diartikan sebagai proses dinamis yang dialami seseorang melalui masuknya faktor individu, sosial, dan lingkungan yang dapat dijadikan cerminan ketahanan dan kekuatan individu agar mampu pulih dalam menghadapi situasi yang penuh tekanan dan sulit serta situasi yang mengandung hambatan berarti. Analisis laporan tingkat resiliensi pada kategori sedang ini kemungkinan besar dipengaruhi oleh jenis kelamin responden yang sebagian besar berjenis kelamin perempuan. Sebagian besar responden berada pada tahap dewasa awal yang rata-rata tingkat ketahanannya paling rendah dibandingkan tahap dewasa madya dan lanjut.
Hasil analisis penelitian Agustiani50 menyatakan bahwa pada masa dewasa akhir keadaan psikologis akan lebih stabil. Individu pada usia ini sudah mampu mengembangkan perilaku yang lebih dewasa dan belajar mengendalikan impuls, serta mengambil keputusan untuk masa depan.50 Namun hasil tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Martini, 44, dimana usia responden tidak berpengaruh. pada tingkat ketahanan.
Aspek Resiliensi
Artinya perawat IGD mampu mengendalikan impuls dari dalam, namun belum maksimal.47 Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Tochkov58, dimana individu dengan kontrol impuls yang rendah cenderung berperilaku impulsif dan disfungsional. Hal ini sejalan dengan penelitian Tari63 yang menemukan adanya hubungan antara jumlah kunjungan pasien ke IGD dengan penerapan berpikir kritis. Hal ini juga sejalan dengan penelitian Maharani & Bernard,46 bahwa terdapat hubungan antara resiliensi dengan kemampuan menganalisis masalah sebesar 0,649.
Hal ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Rochana dan Djogotuga64 di IGD Kupang, bahwa sebanyak 89% pasien stagnan di IGD merasa puas terhadap pelayanan. Empati diartikan sebagai kemampuan individu dalam membaca tanda-tanda keadaan psikologis dan keadaan emosi orang lain.18 Artinya perawat IGD mampu memahami keadaan dan perasaan yang dialami pasien. Hasil tersebut memberikan gambaran bahwa perawat IGD mempunyai aspek positif dalam kemampuannya untuk sukses.18 Hal ini didukung oleh penelitian Hidayati67 bahwa terdapat hubungan yang sangat signifikan antara berpikir positif dengan keterampilan memecahkan masalah.
Keterbatasan Dalam Penelitian
Pengalaman Perawat IGD Rawat Pasien Covid-19: Studi Kualitatif di IGD Rumah Sakit di Semarang. Kecemasan dan kelelahan pada dokter anestesi dan perawat unit perawatan intensif selama pandemi COVID-19: studi cross-sectional. Hubungan regulasi diri dan resiliensi dengan kualitas hidup pada perawat di rumah sakit swasta x kota semarang.
Faktor terjadinya burnout syndrome pada perawat IGD yang bekerja pada masa pandemi Covid-19 (Studi pada 4 RSUD di Pulau Madura). Ketahanan perawat yang bekerja di unit gawat darurat (UGD) Rumah Sakit Al Islam (Rsai) Bandung; 2020. Pelatihan regulasi emosi untuk meningkatkan strategi regulasi emosi bagi mahasiswa psikologi FIP Unesa yang terdampak pandemi Covid-19.
Kesimpulan
Saran
Hubungan antara berpikir positif dan ketahanan terhadap stres pada petugas kesehatan dalam melawan virus Corona (Covid 19). Hubungan Karakteristik Individu, Beban Kerja Mental, Perkembangan Karir dan Hubungan Interpersonal dengan Stres Kerja Pada Guru di SLB Semarang. Hubungan regulasi emosi dengan resiliensi remaja binaan Lembaga Pembinaan Anak Khusus (LPKA) kelas 1a Blitar; 2019 46.
Hubungan Berpikir Positif dengan Coping Behavior pada Mahasiswa Baru (Disertasi Universitas Muhammadiyah Gresik); Tahun 2008. Pada kesempatan ini saya mohon kesediaannya untuk menjadi Responden dengan cara mengisi Kuesioner Ketahanan yang terlampir dengan memberikan tanggapan terhadap pernyataan sebagaimana yang diinstruksikan. Segala tanggapan dari data yang Anda berikan dengan mengisi kuesioner ini akan sangat membantu saya untuk penelitian ini.
Jika pada saat melakukan penelitian subjek penelitian memutuskan untuk berhenti, hal ini tidak mempengaruhi sikap atau pelayanan yang diberikan kepada pihak yang berkepentingan sebagai pasien di RSUD Dr.Kariadi Semarang 12 Informasi tambahan Penelitian ini telah mendapat persetujuan etik dari komisi . 4 Saya sering merasa sedih ketika menghadapi tekanan pekerjaan. 5 Sulit mencapai masa depan bersamanya.