• Tidak ada hasil yang ditemukan

OTORITAS HADITS DALAM KONTEKS MODERN: KAJIAN PEMIKIRAN FAZLUR RAHMAN

N/A
N/A
viki junianto

Academic year: 2023

Membagikan "OTORITAS HADITS DALAM KONTEKS MODERN: KAJIAN PEMIKIRAN FAZLUR RAHMAN"

Copied!
192
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latarbelakang Masalah

Lebih lanjut Rahman menilai, formalisasi sunnah menjadi hadis yang dilakukan al-Syafi'i menghambat proses kreatif sunnah dan menjebak ulama dalam rumusan yang kaku. Joseph Schacht dalam bukunya The Origins of Muhammadan Jurisprudence, menyatakan bahwa konsep Sunnah Nabi SAW. Menurutnya, sunnah mencerminkan kebiasaan tradisional masyarakat yang membentuk “tradisi yang hidup” dan “tradisi yang hidup” itu mendahului hadis (tradisi Nabi SAW). Ketika hadis tersebut pertama kali beredar – sekitar masa abad kedua Hijriyah – hadis tersebut tidak ditujukan kepada Nabi SAW, melainkan mula-mula kepada para tabi’in, kemudian pada tahap selanjutnya, merujuk kepada para sahabat dan Nabi Saw. 9.

Dalam kajian yang sangat serius, Sezgin dan Azami menyimpulkan bahwa terjadi proses transmisi hadis Nabi. Jadi pertanyaan seperti; apa sebenarnya hadis itu; Benarkah hadis merupakan pernyataan lisan Nabi SAW, perilaku Nabi SAW. Rahman menawarkan sejumlah metode, terutama yang berkaitan dengan penggalian sumber ajaran Islam, yakni Al-Qur'an dan Sunnah Nabi SAW.

Refleksi Rahman menunjukkan bahwa di satu sisi ia berpihak pada kaum tradisionalis dan fundamentalis mengenai normativitas Sunnah Rasulullah SAW, namun ia sependapat dengan Parwez dalam penilaiannya bahwa hadits-hadits hukumnya tidak sampai pada Rasulullah SAW, yang mana menempatkan Rahman sebagai poros di tengah pergulatan pemikiran hadis kaum skeptis dan non-skeptis, baik cendekiawan Muslim maupun cendekiawan Barat. Dikatakan kritikus karena kritis terhadap kajian hadis yang dilakukan para ulama, dan dikatakan pembela hadis karena menolak pendapat para orientalis yang bahkan tidak mengakui kewibawaan hadis sebagai sumbernya. dari ajaran Islam.

Identifikasi, Batasan dan Rumusan Permasalahan

Rahman mampu mempengaruhi naluri hukum untuk menghasilkan hukum Islam yang mampu menjawab permasalahan sosial kontemporer. “Kajian Pemikiran Fazlur Rahman”.15 Melihat latar belakang tersebut, penulis berpendapat bahwa penelitian ini layak untuk dilakukan. Yang membedakan Rahman dengan tokoh lain dalam pandangannya terhadap hadis dan sunnah berimplikasi pada pendiriannya yang dikatakan ‘membela sunnah’.

Kajian ini tidak dimaksudkan untuk membandingkan pandangan para imam ketika memperlakukan hadis dan sunnah sebagai sumber hukum. Penelitian ini juga tidak membuktikan secara spesifik tudingan Rahman bahwa Syafi'i menjadi alasan tertutupnya pintu ijtihad. Namun karena kajian ini tidak bisa sepenuhnya lepas dari hal tersebut, maka penulis akan membahasnya pada bagian yang sesuai, mengingat dalam konteks kewibawaan, al-Syafi'i merupakan salah satu ikon yang mewakili pembaca.

Penelitian ini memfokuskan pada kewibawaan hadis dalam pandangan Rahman, meliputi tiga unsur di dalamnya, yaitu teks (hadits dan sunnah), pengarang atau penulis (nabi), dan pembaca atau pembaca (komunitas penafsir, ahli ijtihad). Berdasarkan keterbatasan masalah tersebut, maka permasalahan besar penelitian ini adalah kewibawaan hadis menurut Rahman dan pengaruhnya terhadap naluri hukum untuk menghasilkan hukum Islam yang mampu menjawab permasalahan sosial kontemporer.

Tujuan dan Signifikansi Penelitian

Signifikansi teoritis penelitian ini diharapkan dapat diterima sebagai sumbangan keilmuan, menambah wawasan dan referensi kajian bagi peminat hadis. Secara teoritis, pentingnya penelitian ini adalah diketahuinya struktur pemikiran Rahman secara lengkap kaitannya dengan kewibawaan hadis, yang selanjutnya secara praktis setelah dilakukan pengujian relevansi pemikiran Rahman dengan konteks modern dalam berbagai kasus yang akan penulis angkat. . , hasil penelitian pemikiran Rahman dapat diterapkan dalam penelitian dan pemahaman hadis dalam konteks kekinian yang lebih luas. Oleh karena itu penelitian ini sangat penting karena menyangkut permasalahan umat yang tidak hanya berkaitan langsung dengan nilai-nilai Islam, tetapi juga berkontribusi dalam membangun ilmu pengetahuan Islam, khususnya ilmu hadis dan hukum Islam.

Penelitian Terdahulu yang Relevan

Menurut Fazlur Rahman, kajian pemikiran hadis banyak tersedia dalam bentuk artikel yang tentunya pembahasannya sangat terbatas. Karya-karya tersebut adalah Ibrahim Özdemir16: “Konsep Tradisi Islam dalam Pemikiran Fazlur Rahman”. 16 Ibrahim Özdemir dalam tulisannya “The Concept of Islamic Tradition in Fazlur Rahman Thought, (The American Journal of Islamic Social Science), Vol.

Anjar Nugroho merupakan salah satu pemerhati perkembangan pemikiran Islam yang setidaknya berupaya mengembangkan pemikiran Rahman dengan bedah bukunya – buku Rahman: Metodologi Islam dalam Sejarah – yang berjudul “Pemikiran Fazlur Rahman tentang Hadits”. Sementara itu, Jalaluddin Rahmat17 mengkritisi pemikiran Fazlur Rahman tentang evolusi Hadits dalam artikelnya yang berjudul “Dari Sunnah ke Hadits atau Sebaliknya”. Arif Hakim el-Hakam dengan artikelnya yang berjudul Koreksi Fazlur Rahman Atas Kesalahan Orientalis Terkait Sunnah dan Hadits.

Selain tulisan-tulisan di atas, kajian pemikiran Rahman tentang hadis dapat ditemukan dalam berbagai buku sebagai sub pembahasan, seperti “Pemikiran Fazlur Rahman tentang Metodologi Reformasi Peradilan Islam” karya Gufron A. Tentu saja literatur yang disebutkan di atas tidak fokus pada pemikiran hadis dan tidak mencoba menjelaskan konsep kewibawaan menurut Fazlur Rahman seperti yang akan dilakukan dalam penelitian ini.

Metodologi Penelitian

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah disebutkan di atas, maka penelitian ini tidak sebatas memperkaya kajian pemikiran hadis yang sudah ada dengan cara membandingkan pemikiran Rahman dengan tokoh-tokoh lain khususnya konsep hadis dan sunnah yang ditawarkan oleh Fazlur Rahman, namun lebih jauh lagi penelitian ini akan melihat hubungan antara teks, pengarang dan pembaca yang masuk dalam konsep otoritas dalam kerangka yang dibangun oleh Khaled M. Jenis penelitian ini adalah murni penelitian kepustakaan,22 artinya sumber data dalam penelitian ini adalah dari buku, majalah, atau artikel relevan dengan wacana kewibawaan hadis, khususnya artikel-artikel yang menurut Fazlur Rahman mempunyai hubungan langsung dengan kajian hadis. Sumber primer yang dimaksud adalah buku-buku atau artikel-artikel Fazlur Rahman yang berkaitan dengan kajian hadis, yaitu Metodologi Islam dalam Sejarah23 dan Islam.24 Sedangkan sumber sekunder adalah karya yang mendalami tema pemikiran hadis mengenai kewibawaan pembahasan hadis kedua ulama tersebut. .25 dan para ilmuwan, non-Muslim.26 Selain itu, penulis juga menyebutkan karya-karya lain yang secara tidak langsung berkaitan dengan penelitian ini.

Dengan data penelitian yang tersebar di sebagian besar literatur, penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dokumenter27 atau teknik elisitasi dokumen.28 Dengan teknik ini, setiap informasi akan diperlakukan memiliki nilai yang sama dan kemudian diklasifikasikan, diuji, dan dibandingkan satu sama lain. lainnya. . Untuk mengungkap dan menganalisis permasalahan, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif, yaitu dengan menelusuri fokus masalah yang diteliti, kemudian menelusuri, mencatat, mengorganisasikan data-data apa saja yang relevan dengan fokus penelitian, dan kemudian hasil penelitian tersebut dapat dipahami. menggunakan “bahasa kualitatif” deskriptif dan interpretatif, yaitu menguraikan segala gejala, tanda dan fenomena yang berkaitan dengan permasalahan tersebut, kemudian menafsirkannya dengan analisis yang mendalam terhadap fenomena tersebut. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan struktural29 dalam kerangka analisis deskriptif dan komparatif, yaitu mendeskripsikan konsep-konsep yang disampaikan Rahman kemudian membandingkannya dengan pemikiran ulama lain, yang kemudian konsepsi dan interpretasinya dianalisis dan dikritisi.

Selain itu, penelitian ini mengembangkan pendekatan sosiologis, yaitu pendekatan yang memperhatikan hubungan material dan fungsional antar. Lihat: Tirto Suwondo, “Analisis Struktural: Satu Pendekatan dalam Penelitian Sastra”, dalam Jabrohim dan Ari Wulandari [ed.], Metodologi Penelitian Sastra (Yogyakarta: Hanindita, 2001), hal.

Teknik dan Sistematika Penulisan

Gerakan hadis yang dilancarkan oleh al Syafi'i (150-204 H/767-819 M) dilatarbelakangi oleh tumbuhnya kebebasan berpikir pada masa itu yang dalam beberapa hal berujung pada keputusan hukum yang bertentangan dengan hadis. Arah yang ingin dicapai oleh gerakan hadis Al Syafi'i adalah menekan tumbuhnya amalan atau “sunnah yang hidup”. Rahman menggambarkan perjuangan al-Syafi'i terlihat dalam kasus lembaga wali.30 ​​Menurut salah satu riwayat, wali hanya diperlukan pada pernikahan pertama perempuan, sedangkan bagi perempuan duda tidak diperlukan wali.

Ketika seorang Madinah menceritakan kepada Al-Syafi'i bahwa ia dan rekan-rekannya memelihara lembaga perwalian bagi perempuan golongan bangsawan, dan bukan bagi perempuan golongan bawah. Nampaknya al-Syafi'i memaknai lembaga perwalian bukan untuk menjaga martabat dan harga diri, namun untuk melindungi perempuan dari aib dan memberikan jaminan perkawinan yang sejati. Meskipun al-Syafi'i menganalisis 'illat hukum di balik lembaga perwalian perkawinan, ia menekankan penolakan terhadap pengembangan hukum rasional dan menyarankan untuk menerima hadis tersebut secara harfiah.

Berdasarkan data perdebatan antara ahli hukum al-Syafi'i dan Madinah, Rahman menyimpulkan bahwa keduanya sebenarnya menginginkan kedudukan sunnah Nabi sebagai sumber hukum Islam. 33 Percakapan yang menggambarkan perdebatan antara al Syafi'I dengan lawan-lawannya telah dilestarikan oleh al Syafi'I dalam karya-karyanya.

TANTANGAN MODERNITAS DAN DISKURSUS OTORITAS

Otoritas Hadits dan Tantangan Modernitas

Diskursus Otoritas Hadits

  • Tradisionalis : Abu A'la al Maudhudi,Yusuf al Qardhawi,
  • Modernis : Sayyid Ahmad Khan, Muhammad Abduh , Muhammad al
  • Orientalis : Margoliout, Ignaz Goldziher, dan Joseph

BIOGRAFI FAZLUR RAHMAN, LATAR BELAKANG PEMIKIRAN,

Biografi Fazlur Rahman

Quraish Shihab, Rasionalitas Al-Qur'an: Kajian Kritis Tafsir al Manar, (Jakarta: Lentera Hati, 2006); Machasin, el Kadhi Abd. Al Jabbar, Mutasyabih al Qur'an: Dalih Rasionalitas Al-Qur'an, (Yogyakarta: LKiS, 2001); Yasin Ceylan, Teologi dan Tafsir dalam The Major Works of Fakhr al Din al Razi, (Kuala Lumpur: International Institute of Islamic Thought and Civilization (ISTAC), 1996. 16 Gaya berpikirnya menghadirkan pendekatan tahtbiiq sebagai cara sistematis untuk mendekati Al-Qur'an dan Hadits.

Keempat kajian sejarah ini secara induktif mengarah pada semacam generalisasi pesan Al-Qur’an. Menurutnya, Islam normatif terdiri dari ajaran Al-Qur'an dan Sunnah Nabi yang berupa nilai moral dan prinsip dasar. Hal ini menimbulkan dugaan bahwa hal tersebut dilakukan untuk menghilangkan Sunnah Nabi sebagai sumber hukum Islam kedua setelah Al-Qur'an.67.

Mengenai sunnah dalam erti kata menjadi model tingkah laku Rasulullah, Rahmani berkata: “...dalam al-Quran istilah sunnah tidak ada. Kerana Sunnah adalah hasil tafsiran, maka nilai Sunnah itu sudah tentu tidak mutlak seperti al-Quran. Bukankah selama ini yang kita anggap benar secara mutlak ialah Al-Quran dan As-Sunnah.

Beliau menambahkan: Oleh karena itu, taatilah Al-Quran dan Sunnah yang diketahui dan jadikan sebagai pedoman. Dan jika anda memperoleh informasi tentang saya yang bertentangan dengan Al-Qur'an, maka itu bukan dari saya.65. Selain menggunakan fakta sejarah, Rahman juga menggunakan Al-Qur'an sebagai dasar penilaian hadis.74.

Berdasarkan hal tersebut, Rahman sepertinya menggunakan Al-Qur'an sebagai tolak ukur keabsahan sebuah hadis. Jika ditemukan suatu hadis yang maknanya bertentangan dengan Al-Qur'an, berarti keabsahan hadis tersebut dipertanyakan. Rahman menyampaikan kritiknya terhadap kaum modernis Islam yang menolak hadis dan hanya berpegang pada Al-Qur'an.

Padahal bagi umat Islam, kewibawaan Al-Qur'an lebih tinggi dari kewibawaan Nabi sendiri, karena jika. Misalnya kata mut'ah muncul dalam berbagai hadis dan berbagai ayat Al-Qur'an. Pertama, pendekatan sejarah untuk menemukan makna teks Alquran dalam konteks karir dan perjuangan Nabi.

Saleh, Ahmad Syukri, Methodology of Contemporary Qur'an Interpretation in the View of Fazlur Rahman, Jambi: Sultan Thaha Press, 2007.

Referensi

Dokumen terkait