Assalamualaikum wr wb
Alhamdulillah hillazi amarona biakhlakil karimah wassola tuwassala ala sayyidina wa maulana Muhammad amma ba’du
Yang kami hormati Ibu Nyai Hj Musyafaah Adlan Yang kami hormati Ibu Nyai Hj Nihayah Abdul Jabbar Yang kami hormati Drs. Kh. Amir Jamiluddin
Dan dewan hakim yang arif dan bijaksana
Serta para hadirin yang sebangsa dan setanah air yang kami banggakan
Sudah menjadi fakta pada sejarah nasional bahwa kemerdekaan yang direbut dari tangan para penjajah. Pada mulanya direbut oleh para pejuang-pejuang muslim yang dipimpin dari berbagai dari berbagai kalangan seperti kyai, ulama, tokoh agama dan lain-lainnya. Semua yang mereka lakukan bukan semata-mata untuk memenuhi panggilan dari ibu pertiwi, namunpanggilan suci yang berasal dari ketauhidan dan keimanan.
Nasionalisme, hendaknya dijadikan sebagai sarana untuk menciptakan persatuan bangsa, bukan untuk membuat kita pecah dan tidak bertegang rasa (membuat kita terjebak di ambang bencana) sejak abad 14 abad yang silam telah membangun peradaban dunia, atas dasar persatuan dan kebersamaan sesama manusia, tanpa memandang ras, suku ataupun agama. Lantas bagaimanakah konsep nasionalisme dalam islam. Oleh karena itu saudara- saudaraku untuk membahas tentang nasionalisme. Pada kesempatan kali ini izinkan kami menyampaikan syarahan yang terangkai dalam sebuah judul “islam dalam membangun semangat nasionalisme dan kebangsaan” yang berlandaskan firman Allah dalam Al-Quran surah An-Nisa ayat 59 berikut ini.
اَهّيَا ٰٓي
َنْيِذّلا ا ْٓوُنَمٰا اوُعْي ِطَا
َ ٰاا اوُعْي ِطَا َو
َل ْوُس ّرلا ىِلوُا َو
ِرْمَ ْلا
ْۚمُكْنِم
ْنِاَف
ْمُت ْع َزاَنَت
ْيِف
ٍء ْيَش
ُه ْوّدُرَف ىَلِا
ِ ٰاا
ِل ْوُس ّرلا َو
ْمُتْنُك ْنِا
َن ْوُنِم ْؤُت
ِ ٰالاِب
ِم ْوَيْلا َو
ِۗرِخٰ ْلا
َكِل ٰذ
ٌرْي َخ
ُنَس ْحَا ّو
للْيِوْأَت
ࣖ
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah rasulnya dan ulil amri diantara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu maka kembalikanlah ia kepada Allah(Al-Quran) dan rasul(sunnahnya) jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian yang demikian itu lebih utama bagimu dan lebih baik akibatnya.”
Hadirin rahimakumullah
Ahmad Mustofa al-maraghi dalam tafsirnya juz 3 halaman 72, beliau menjelaskan bahwa ayat ini adalah landasan bagi orang yang beriman agar mematuhi Allah, Al-Quran dan rasul sunnahnya serta ulilamri. Jika kitalebih mendalami makna tersebut maka ayat ini adalah
bagi orang yang beriman untuk hidup berbangsa dan bernegara. Namun hadirin kita bukan masyarakat yang seharga dengan sandal swallon, dibayar serratus ribu mau ini, mau itu, pilih ini, pilh itu, tapi setelah dibayar kita seperti di injak-injak bagai sandal. Jika sudah terjadi seperti itu akan banyak dari kita yang awalnya Bersatu dapat menjadi berseteru (betul?)
Oleh karena itu,mari kita bangkit dan berdiri karena kita sedang terjajah walau tak tersadari. Mari kita mempererat persatuan dan kebersamaan, karena kita terjajah dan akan sengsara lama-kelamaan. Sebagaimana lagu berikut ini.
Hadirin rahimakumullah
Perlu kita ingat, semboyan yang mengajarkan kepada kita tentang persatuan tanpa membeda-bedakan adalah semboyan”bhineka tunggal ika” (berbeda-beda tetapi tetap satu jua) Tanah air adalah sahabat, sekolah, tempat kita menuntut ilmu, mencari rezeki, beraktifitas dan bermasyarakat, tanah air adalah tempatkita berpijak dan langit yang kita junjung (disana gunung menjulang, bukit terhampar, pohon-pohon berbaris, tanah yang subur, rumput yang hijau, sawah yang menguning dan laut yang terbentang)
Betapa indahnya Indonesia tanah air kita. Tetapi hadirin , secara tidak sadar, bangsa kita, sedang terjajah, meski tidak secara fisik, tetapi secara ekonomi, intektual budaya bangsa, sehingga mejadi peradaban melemahkan keyakinan bahkan memupuk perpecahan dengan segala propaganda yang dikeluarkan
Jika sudah terjadi seperti ini, apa yang harus kita lakukan, sebagai jawabannya. Mari kita dengarkan firman Allah dalam Al-Quran surah al-hujurat ayat 10 berikut ini.
اَمّنِا
َن ْوُنِم ْؤُمْلا
ٌة َو ْخِا ا ْوُحِل ْصَاَف
َنْيَب
ْمُكْي َو َخَا اوُقّتا َو
َ ٰاا
ْمُكّلَعَل
ْوُم َح ْرُت
ࣖ
“orang-orang beriman itu sesungguhanya bersaudara. Sebab itu, damaikanlah! Perbaikilah hubungan antara kedua saudaramu itu. Dan taatlah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.
Hadirin yang berbahagia
Allah melarang umatnya untuk tidak berpecah belah. Oleh karena itu, marilah kita membuka kesadaran, menghilangkan perbedaan agar agama dan budaya kita, mendapatkan kemajuan dan membuat para warga kita Makmur sejahtera, dan tidak sengsara bagai sandal swallow dan pastinya berpedoman dengan Al-Quran. Marilah kita Bersama-sama satukan hati, jiwa untuk mengeratkan persaudaraan.
Hadirin yang dirahmati Allah
Dari penjelasan diatas dapat kita simpulan bahwa kita harus berpegang teguh kepada Al- Quran dan sunah rasul, dalam membentuk warga yang nasionalisme yang berarti tidak ada perpecahan, saling berjuang untuk mendapatkan kemerdekaan, dan tidak saling bermusuh-
musuhan. Dengan itu insyaa Allah bangsa kita akan Makmur dengan rakyat yang berbudi luhur, sehingga rahmat Allah pun terkucur seperti air mancur. Amin-amin ya rabbal ‘alamin penutup kata.
Padi habis tinggal Jerami Bakar dulu hingga bersih
Rupanya syahril kami sampai disini Cukup sekian dan terima kasih Wallahul wafiq ila aqwabittorik Wassalamualaikum wr. wb