Oleh karena itu, perlu dilakukan penyusunan dokumen hasil analisis dampak lalu lintas serta upaya pengelolaan dan rekayasa lalu lintas Rencana Pembangunan Alun-Alun Kabupaten Ciamis untuk meminimalkan dampak dengan memberikan solusi yang tepat. Tujuan dari penyusunan dokumen analisis dampak lalu lintas ini adalah untuk memperkirakan dampak pekerjaan pembangunan Alun-Alun Kabupaten Ciamis terhadap kondisi lalu lintas di sekitarnya.
Hidrologi
Kabupaten Ciamis dialiri oleh sungai utama yaitu Sungai Citanduy yang mengalir dari Gunung Cakrabuana (hulu) di Kabupaten Tasikmalaya dan mengalir ke Sagara Anakan Provinsi Jawa Tengah dengan anak-anak sungainya terdiri dari Sungai Cimuntur, Sungai Cijolang dan Sungai Ciseel. Sebagian besar wilayah Kabupaten Ciamis termasuk dalam Daerah Aliran Sungai (DAS) Citanduy, sedangkan sisanya termasuk dalam Daerah Aliran Sungai Cijulang yaitu Kecamatan Banjaranyar Ha) dan Kecamatan Banjarsari Ha.
Klimatologi
Penggunaan Lahan
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa penggunaan lahan Kabupaten Ciamis didominasi oleh hutan dengan luas 50.485,54 Ha atau 31,60% dari luas wilayah Kabupaten Ciamis, terdiri dari kawasan hutan negara dan hutan rakyat tersebar. tersebar di wilayah selatan dan utara Kabupaten Ciamis.
Geostrategis
Potensi Pengembangan Wilayah
- Potensi Pertanian
- Potensi Pertambangan
- Potensi Industri
- Potensi Pariwisata
Perkebunan tersebut mempunyai luas kurang lebih dua puluh tiga ribu lima ratus sembilan puluh delapan koma tiga puluh delapan) hektar yang meliputi seluruh kecamatan. 4) Kawasan peternakan.
Wilayah Rawan Bencana
Potensi bencana di wilayah Kabupaten Ciamis terdiri dari gempa bumi, tanah longsor, angin topan/angin puyuh dan kekeringan, baik ancaman alam maupun ancaman non alam, terdiri dari wabah penyakit, wabah dan wabah penyakit, serta kebakaran pemukiman. Hasil perhitungan Indeks Risiko Bencana Indonesia Tahun 2013 yang dikeluarkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukkan bahwa indeks risiko bencana multiancaman Kabupaten Ciamis mempunyai skor sebesar 215 yang termasuk dalam kelas tertinggi, peringkat nasional. Peringkat 16, sedangkan di tingkat provinsi peringkat 5.
Demografi
Berdasarkan struktur umur penduduk Kabupaten Ciamis tahun 2018, kelompok usia produktif (usia 15-64 tahun) didominasi sebesar 69%, sedangkan kelompok (usia 0-14 tahun) hanya sebesar 19% dan kelompok (usia 65 tahun). tahun) tahun ke atas) hanya 12%. Laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Ciamis periode tahun 2014-2018 mengalami tren menurun, yaitu dari 0,574% pada tahun 2014 menjadi 0,562% pada tahun 2018.
Urusan Perhubungan
Hal ini menjadi salah satu faktor yang menunjukkan bahwa kualitas aparatur di Kabupaten Ciamis masih tergolong rendah.
Analisis Dampak Lalu Lintas (ANDALALIN)
- Fenomena Dampak Lalu Lintas
- Sasaran Analisis Dampak Lalu Lintas
- Tinjauan Pelaksanaan Analisis Dampak Lalu Lintas
- Kriteria Kawasan Wajib Melakukan Analisis Dampak Lalu Lintas
- Metodologi Pelaksanaan Analisis Dampak Lalu Lintas
- Identifikasi Karakteristik Pengembangan Kawasan
- Penetapan Kelas Analisis Dampak Lalu Lintas
- Evaluasi Dampak Lalu Lintas Jalan
- Pengukuran Dampak Lalu Lintas Jalan
- Kriteria Kebutuhan Penanganan Dampak Lalu Lintas Jalan
- Prakiraan Lalu Lintas
- Tahap Penetapan Sistem Zona
- Tahap Bangkitan Perjalanan
- Tahap Distribusi Perjalanan
- Tahap Pembebanan Lalu Lintas
Unsur-unsur dampak lalu lintas jalan yang akan ditinjau dan metode pengukurannya disajikan pada tabel berikut. Pada tabel berikut disajikan kriteria berupa nilai ambang batas indikator dampak terhadap lalu lintas jalan yang perlu diperhatikan.
Bangkitan Perjalanan / Pergerakan
Jenis Tata Guna Lahan
Jenis penggunaan lahan yang berbeda (perumahan, pendidikan dan komersial) mempunyai karakteristik pembangkitan lalu lintas yang berbeda: .. 3) Lalu lintas pada waktu-waktu tertentu (misalnya, sebuah toko akan menghasilkan lalu lintas sepanjang hari);
Jumlah Aktivitas (Dan Intensitas Tata Guna Lahan
Menurut Salter (1989), hubungan lalu lintas dengan penggunaan lahan dapat dikembangkan melalui proses perencanaan transportasi yang saling berkaitan, yang terdiri dari: FCw = faktor penyesuaian kapasitas terhadap lebar jalur lalu lintas.. faktor penyesuaian kapasitas pembagian arah. Besarnya faktor penyesuaian pada jalan tanpa menggunakan sekat tergantung pada besar kecilnya jarak pemisah pada kedua arah seperti pada tabel dibawah ini.
Matrik Asal Tujuan
Di sisi lain, kemajuan teknologi yang sangat pesat di bidang telekomunikasi kemudian menarik perhatian para peneliti untuk mengembangkan metode baru dalam memperkirakan MAT dengan menggunakan data telepon seluler. Menurut Caceres, dkk, 2007, penilaian MAT dengan menggunakan data ponsel mempunyai potensi besar untuk menghasilkan MAT dengan kualitas yang baik dan biaya yang lebih murah dibandingkan metode konvensional. Pola pergerakan dalam sistem transportasi sering kali dijelaskan dalam bentuk arus pergerakan (kendaraan, penumpang dan barang) yang berpindah dari suatu daerah asal ke daerah tujuan dalam suatu daerah tertentu.
Survey Asal Tujuan (A-T)
Cakupan pertanyaan survei dapat dipersempit menjadi satu perjalanan saja atau mencakup semua perjalanan dalam waktu 24 jam. Kajian ini juga dapat dilakukan pada satu ruas jalan untuk memperoleh data penggabungan atau jalinan pola pergerakan atau untuk memperoleh data aturan alternatif. Jenis perjalanan digolongkan menurut bidang studinya, misalnya asal atau tujuan perjalanannya ke/dalam bidang studinya atau tidak.
Kinerja Simpang Bersinyal
- Kapasitas Simpang Bersinyal
- Arus Jenuh pada Simpang Bersinyal
- Tundaan
Menurut (MKJI 1997), arus jenuh adalah besarnya antrian keberangkatan kendaraan dalam kondisi yang telah ditentukan. FSF = Faktor Penyesuaian Hambatan Samping FP = Faktor Penyesuaian Parkir Pinggir Jalan FG = Faktor Penyesuaian Kemiringan Jalan FRT = Faktor Koreksi Belok Kanan. DTj = Rata-rata tundaan lalu lintas untuk pendekat j (det/pcu) DGj = Rata-rata tundaan geometrik untuk pendekat j (det/pcu).
Simpang Tak Bersinyal 1. Kapasitas
- Derajat Kejenuhan
- Tundaan
Pembebanan
Suatu beban yang memperhitungkan pengaruh kemacetan atau kendala kapasitas akan menghasilkan beban yang lebih seragam dibandingkan dengan beban a-ke-n. Beban penyeimbang juga mencakup dampak kemacetan yang biasanya menjadi standar dalam evaluasi jaringan jalan perkotaan, dimana dampak kemacetan menjadi salah satu faktor penentu pengemudi dalam memilih rute. Apabila pembebanan kesetimbangan menghasilkan hasil pembebanan yang agak seragam dibandingkan dengan a-on, maka pembebanan stokastik menghasilkan hasil pembebanan yang lebih seragam dibandingkan pembebanan kesetimbangan.
Sistem Transportasi
- Sistem Transportasi Perkotaan
- Sistem Kegiatan
- Sistem Jaringan
- Sistem Pergerakan
- Moda Transportasi Darat di Perkotaan
- Sistem Angkutan Umum Massal
- Transit Oriented Development (TOD)
- Parkir Pemadu Moda (Park and Ride)
- Parkir pemadu moda: Characteristics and Demand Forecasting Dalam Jurnal Parkir pemadu moda: Characteristicsand demand forecasting
- Variabel Kualitas Pelayanan Transportasi Dalam Mengupayakan Parkir Pemadu Moda
Belum ada sumber pasti yang menunjukkan jumlah pelanggar parkir campuran di Stasiun Bogor. Sayangnya, fasilitas parkir terpadu moda ini belum terlihat di terminal moda transportasi lain seperti terminal bus dan terminal angkutan umum. Moda parkir integratif mencoba menggabungkan manfaat penggunaan mobil pribadi dan manfaat angkutan umum dalam suatu sistem yang efisien dan efektif.
Parkir
- Fasilitas Parkir
- Satuan Ruang Parkir
- Kegiatan Parkir Tetap 1) Pusat Perdagangan
- Kegiatan Parkir yang Bersifat Sementara 1) Bioskop dan Tempat Pertunjukan
- Karakteristik Parkir
- Volume Parkir
- Akumulasi Parkir
- Lama Waktu Parkir
- Pergantian Parkir (Parking Turn Over)
- Kapasitas Parkir
- Penyediaan Parkir (Parking Suply)
- Indeks Parkir (IP)
- Inventarisasi Fasilitas Parkir
- Kebijakan Parkir
- Kebijakan Larangan Parkir
- Kebijakan Membatasi Parkir
- Manajemen Parkir
- Pengelolaan Parkir
Satuan Tempat Parkir (SRP) adalah ukuran luas efektif untuk menempatkan kendaraan (mobil penumpang, bus/truk atau sepeda motor), termasuk ruang bebas dan pintu terbuka. Volume parkir adalah jumlah kendaraan yang telah menggunakan tempat parkir pada suatu tempat parkir pada waktu tertentu (biasanya per hari). Tingkat pergantian parkir akan menunjukkan tingkat penggunaan ruang parkir yang diperoleh dengan membagi jumlah kendaraan yang lama parkir.
Jenis Kendaraan Parkir
Parkir merupakan tempat berhentinya kendaraan dalam jangka waktu lama atau pendek tergantung kendaraan dan kebutuhannya. Parkir adalah penghentian suatu kendaraan untuk suatu waktu atau jangka waktu yang lama sesuai dengan kebutuhan pengemudi. Jadi, secara sederhana kebutuhan parkir diartikan sebagai kebutuhan akan lahan untuk memarkir sejumlah kendaraan dalam jangka waktu tertentu.
Faktor Penentu Kebutuhan Parkir
Jenis Parkir
Parkir Menurut Letak Penempatan Kendaraan
Parkir di luar badan jalan (off street parking) harus berada pada area terbuka dan bangunan parkir yang memenuhi ketentuan yang berlaku. Taman parkir biasanya terdapat pada area terbuka di pusat kota dan di pinggiran kota yang selain sebagai area parkir juga harus berfungsi sebagai penunjang penghijauan kota. Sedangkan bangunan parkir umumnya terdapat di pusat perkotaan yang tidak banyak terdapat ruang terbuka, bangunan parkir harus memenuhi syarat kepadatan bangunan sebagai tempat parkir.
Parkir Menurut Status dan jenis Kendaraan
- Masalah Parkir
- Metode Penentuan Kebutuhan Parkir
- Pengendalian Parkir
- Strategi Pengendalian Parkir
- Kebijakan Tarif
- Alat Pengendali Parkir
- Hubungan Parkir Dengan Tata Guna Lahan
- Peraturan Luas Area Parkir
- Pola Parkir
- Pengembangan Manajemen Lalulintas
Permasalahan mendasar parkir adalah adanya ketidakseimbangan antara ketersediaan tempat parkir (supply) dan kebutuhan akan tempat parkir (demand) sehingga kendaraan yang tidak tertampung pada tempat parkir akan mengganggu kelancaran arus lalu lintas di jalan tersebut. Hal ini berkaitan dengan keadaan arus lalu lintas saat ini dan fasilitas pendukungnya serta cara menatanya agar mendapatkan tampilan yang terbaik. Oleh karena itu, manajemen kapasitas merupakan teknik manajemen lalu lintas yang paling mudah dan efektif untuk diterapkan.
Kriteria Desain Lajur Khusus Sepeda Motor 1) Kriteria Lalu Lintas
Karena bus mengangkut penumpang dalam jumlah besar dengan berbagai ukuran, meningkatkan kecepatannya meskipun dalam jumlah kecil akan menguntungkan banyak orang. Dalam menentukan bahu lintasan sepeda motor ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan, yaitu. Dalam menentukan jarak bebas samping pada lintasan sepeda motor, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan, yaitu.
Lalu Lintas 1) Tipe Jalan
Trotoar adalah bagian jalan yang diperuntukkan bagi pejalan kaki, biasanya sejajar dengan jalan dan dipisahkan dari jalan oleh tepi jalan. h) Jarak tepi jalan (m), yaitu jarak dari tepi jalan ke rintangan di trotoar (misalnya pohon, tiang lampu). i) Lebar bahu (m) adalah lebar bahu (m) pada sisi jalur yang diperuntukkan bagi penghentian sementara kendaraan, pejalan kaki, dan kendaraan yang bergerak lambat. j) Lebar bahu efektif (m) adalah lebar bahu (m) yang sebenarnya dapat digunakan, setelah dikurangi hambatan seperti pohon, kios, dll. k) Panjang jalan adalah panjang ruas jalan yang diselidiki. Volume lalu lintas menyatakan banyaknya kendaraan yang melewati suatu titik pengamatan dalam satu satuan waktu. Seluruh nilai arus lalu lintas (per arah dan total) dikonversi ke satuan mobil penumpang (smp) dengan menggunakan ekuivalen mobil penumpang (emp) yang diturunkan secara empiris untuk jenis kendaraan berikut (Dep.PU.
Kinerja Ruas Jalan 1) Derajat Kejenuhan
Jaringan Jalan
Jaringan merupakan rangkaian titik-titik dalam hal ini berupa persimpangan/terminal yang dihubungkan oleh ruas/jalur jalan. Untuk memudahkan pengenalan jaringan, segmen atau node diberi nomor atau nama tertentu.
Model Jaringan Jalan
Jawaban untuk mengantisipasi permasalahan tersebut adalah dengan membangun jalan lingkar untuk menghindari kemacetan lalu lintas dari wilayah sekitar pusat kota. Yang dimaksud dengan jalan lingkar adalah jalan yang kurang lebih mengelilingi pusat suatu kawasan perkotaan dan memungkinkan lalu lintas menghindari pusat kawasan tersebut. Lingkar perantara menyediakan kebutuhan lalu lintas yang diinginkan untuk mencapai titik antara lingkar dalam dan lingkar luar.
Aksessibilitas
Prasarana Lalulintas
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 13 Tahun 2014 tentang Rambu Jalan menyebutkan bahwa rambu jalan adalah perlengkapan jalan yang berupa lambang, huruf, angka, frasa atau kombinasinya yang berfungsi sebagai peringatan, larangan, perintah atau petunjuk kepada pengguna jalan. Jika dipasang dengan benar, alat ini akan memberikan manfaat dalam pengendalian dan keamanan lalu lintas. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2014 tentang Perangkat Sinyal Lalu Lintas menyatakan bahwa perangkat sinyal lalu lintas adalah perangkat elektronik dengan sinyal cahaya, yang dilengkapi dengan sinyal suara untuk mengatur lalu lintas orang dan/atau kendaraan di persimpangan. atau di jalan raya.
Jalur Pejalan Kaki
- Prinsip Perencanaan Sarana dan Prasarana Jaringan Pejalan Kaki Prasarana dan sarana jaringan pejalan kaki secara umum berfungsi untuk
- Kebutuhan Ruang Pejalan Kaki Berdasarkan Dimensi Tubuh Manusia Kebutuhan ruang jalur pejalan kaki untuk berdiri dan berjalan dihitung
- Ruang Jalur Pejalan Kaki Berkebutuhan Khusus
- Ruang Bebas Jalur Pejalan Kaki
Kriteria infrastruktur jaringan pejalan kaki harus diterapkan di seluruh kota atau wilayah berdasarkan aspek normatif termasuk keselamatan, kenyamanan dan keamanan. Dalam melaksanakan perencanaan infrastruktur jaringan pejalan kaki perlu memperhatikan beberapa aspek penting yang meliputi kebutuhan ruang jalur pejalan kaki antara lain berdasarkan dimensi tubuh manusia, ruang jalur pejalan kaki berkebutuhan khusus, ruang kosong jalur pejalan kaki, jarak minimum antar jalur pejalan kaki dan bangunan, dan lereng, jalur pejalan kaki. Kriteria dan spesifikasi izin jalan setapak harus diperhitungkan ketika menempatkan utilitas/peralatan lainnya.
Biaya Transportasi
- Evaluasi Performansi dari Sisi Operator
- Komponen Biaya Transportasi
- Jumlah Produksi Perjalanan Persatuan Waktu
- Perfomansi Angkutan Umum dari Sisi Pengguna Jasa
- Biaya Keseluruhan (Generalized Cost)
Penilaian terhadap kinerja angkutan umum dan perspektif operator didahului dengan penilaian terhadap faktor-faktor yang membentuk laba bersih. TCx = Biaya total FC = Biaya tetap VCx = Biaya variabel ACx = Biaya rata-rata x = Variabel keluaran A. Biaya tetap. Skala produksi pelayanan angkutan umum pada dasarnya mencerminkan efektivitas dan efisiensi pelayanan angkutan umum, yang biasanya ditunjukkan dengan parameter penumpang-km/kendaraan/perjalanan.
METODE DAN RENCANA KERJA
- Metode dan Analisis Data
- Diagram Alir Penelitian
- Jangka Waktu Pelaksanaan
- Daftar Hasil Kegiatan
- Usulan Struktur dan Penugasan Personel
Analisis yang dilakukan sama dengan analisis kinerja jalan pra konstruksi, namun data volume lalu lintas yang digunakan merupakan data hasil survei volume lalu lintas pada saat konstruksi. Berdasarkan hasil analisis dampak lalu lintas, selanjutnya dilakukan analisis dampak lalu lintas untuk mencari solusi yang dapat diterapkan untuk meminimalisir dampak yang terjadi. Melakukan analisis terhadap kinerja jalan sebelum dan pada saat pembangunan pembangunan Ciamis Square. Melakukan analisis terhadap prediksi traksi dan bangkitan lalu lintas.