PENDAHULUAN
Identifikasi Masalah
Rendahnya minat orang tua dan pendidik untuk turut serta melestarikan atau menghilangkan nilai-nilai budaya khususnya dalam cerita.
Batasan Masalah
Rumusan Masalah
Tujuan dan Kegunaan
Bagi pembaca dapat menambah wawasan dan membantu melestarikan cerita rakyat dalam upaya meningkatkan kemampuan berbahasa pada anak usia dini. Bagi pemerintah, terwujudnya generasi yang memahami dan mampu menanamkan serta melestarikan cerita rakyat dalam upaya meningkatkan kemampuan berbahasa pada anak usia dini untuk khalayak luas.
Sitematika Pembahasan
Bagi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan gagasan tentang cerita rakyat dalam upaya meningkatkan kemampuan berbahasa anak usia dini. Bab ini berisi tentang jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas, serta teknik analisis data.
KERANGKA TEORI
Pengertian Cerita
Membuat cerita untuk anak, apalagi yang berbentuk tulisan, memerlukan ketekunan, pendalaman, pengendapan, kejujuran, akuntabilitas, penelitian, tenaga dan ilmu yang banyak dari pembacanya sendiri. Itu sebabnya cerita untuk anak masih mengandung unsur-unsur pembangun utama fiksi, seperti tema, alur, latar, sudut pandang, dan alat bantu bahasa.
Komponen Dalam Cerita
Oleh karena itu, bahasa yang digunakan dalam cerita anak TK mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 38. Cerita untuk anak 4 tahun dengan kata-kata mudah didasarkan pada kurang lebih 1500 kata yang diterima anak.
Jenis-Jenis Cerita
Manfaat Bercerita
Cerita faktual adalah cerita yang didasarkan pada peristiwa nyata yang dialami oleh seseorang atau sekelompok orang. Cerita berpeluang besar untuk menanamkan moralitas pada anak.. pesan kental tentang belajar disiplin, kepekaan terhadap kesalahan, kepekaan menghormati orang tua dan menyayangi orang yang mudah dan lain sebagainya. Mengajarkan akhlak kepada anak dinilai efektif karena cara ini sangat-sangat wajar tanpa membuat anak merasa diistimewakan.
Semangat pencapaian boleh dipupuk melalui cerita kepahlawanan, cerita biografi atau cerita rekaan yang mempunyai kandungan semangat pencapaian. Selain itu, jelaslah bahawa bahasa yang digunakan juga boleh dikenali oleh kanak-kanak, supaya maklumat yang tepat dapat diberikan kepada kanak-kanak.
Cerita Rakyat
Ciri-ciri cerita rakyat adalah sebagai berikut: (1) Pendistribusian dan pewarisannya dilakukan secara lisan, yaitu disebarkan atau diwariskan dari mulut ke mulut dari satu generasi ke generasi berikutnya; (2) Didistribusikan dalam bentuk standar, beberapa karakter kolektif; (3) mempunyai versi yang berbeda-beda; 4) Memiliki bentuk-bentuk yang berpola, seperti klise, kata-kata pembuka dan penutup yang baku, dan ungkapan-ungkapan tradisional; (5) Sifatnya anonim, yaitu nama penciptanya sudah tidak diketahui lagi; (6) Mempunyai kegunaan dan fungsi dalam kehidupan kolektif; dan (6) Bersifat prologis, yaitu mempunyai logika tersendiri yang tidak sesuai dengan logika umum dan saling berkaitan. Cerita rakyat yang tergolong mitos dapat dipecah menjadi beberapa subbentuk yang lebih kecil, termasuk mitos tentang dewa, alam, manusia, hewan, dan tumbuhan. Mitos etologi merupakan cerita rakyat yang menjelaskan hakikat ciri budaya dan sifat alam tanpa mengandalkan faktor agama.
Legenda adalah suatu kisah yang dianggap benar-benar terjadi, namun tidak dianggap sakral oleh si empunya cerita. Dongeng merupakan cerita rakyat yang dapat dijadikan sumber cerita anak usia dini, khususnya dongeng binatang atau dongeng.
Pengertian Dongeng
Jika dongeng yang tersedia terlalu panjang atau sulit, guru dapat menulis ulang, dengan beberapa perubahan yang harus dilakukan. Dongeng kebanyakan diceritakan untuk hiburan, meskipun banyak juga dongeng yang menggambarkan kebenaran, mengandung ajaran moral bahkan sindiran. Melalui pesan dongeng yang disampaikan dengan tema tertentu, anak menjadi lebih peka terhadap lingkungannya, baik itu teman, orang tua, dan guru.
Karena itu sangat penting meluangkan waktu untuk bercerita kepada anak dengan pilihan dongeng yang bermoral baik karena dongeng tersebut lugas. Dimulai dari kitab-kitab dongeng yang sering didengar, kemudian meluas ke kitab-kitab lain seperti kitab ilmu pengetahuan, ilmu pengetahuan, agama, dan lain-lain.
Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Pada Anak Usia Dini
- Keterampilan Berbahasa Pada Anak Usia Dini
- Tahap perkembangan keterampilan berbahasa pada anak usia
- Faktor yang mempengaruhi peningkatan perkembangan
- Aspek-aspek perkembangan keterampilan berbahasa pada
- Indikator perkembangan bahasa
Tahapan Perkembangan Keterampilan Berbahasa Pada Anak Usia Dini Anak usia dini merupakan masa yang sangat penting. Anak usia dini merupakan masa yang sangat penting dalam perkembangan bahasa. Menurut Vygosky, ada tiga tahap perkembangan kemampuan berbahasa anak yang menentukan tingkat perkembangan berpikirnya, yaitu tahap eksternal, egosentris, dan internal. Perkembangan kemampuan berbahasa menunjukkan bahwa anak juga mengikuti tingkat perkembangan bahasa seperti yang disebutkan oleh Schaerlaekens, yaitu pada masa pralinguistik anak tersebut sudah mampu membuat kalimat satu kata, dan pada masa awal berbahasa saya sudah bisa membuat kalimat satu kata. dua kata.
Untuk mengetahui tingkat perkembangan keterampilan berbahasa anak prasekolah, kita dapat menggunakan indeks perkembangan keterampilan berbahasa yang dikenal dengan istilah mean length of speak (MLU), yaitu indeks perkembangan keterampilan berbahasa berdasarkan jumlah kata dalam satu kalimat. kalimat. . Terlihat dari beberapa pendapat di atas bahwa penekanan peningkatan kemampuan berbahasa pada anak usia dini lebih pada mendengarkan dan berbicara dibandingkan membaca dan menulis.
Penelitian Yang Relevan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran dengan teknik bercerita terhadap keterampilan berbahasa dan motivasi anak kelompok B di TK Dewi Kunti II Dalung. Jurnal Penelitian Erma Dwi Citawati Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja dengan judul validasi Pengembangan Bahan Ajar Cerita Anak Berisi Pendidikan Karakter Untuk Belajar Membaca Cerita Anak Kelas VII SMP di Singaraja menyimpulkan bahwa siswa mempunyai kemampuan yang baik dalam memahami cerita anak yang mengandung karakter pendidikan. Jawaban siswa juga sangat setuju dengan materi cerita anak yang memuat pendidikan karakter sebagai bahan ajar pembelajaran membaca cerita anak kelas VII SMP.
Berdasarkan hasil uji coba, produk penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan ajar pembelajaran cerita anak siswa kelas VII SMP.67. 67 Erma dwi citawati, Pengembangan bahan ajar cerita anak yang mengandung pendidikan karakter untuk belajar membaca cerita untuk anak kelas VII SMP Negeri Singaraja Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Vol 2, 2013, h.
Kerangka Pikir
Hipotesis
Jenis penelitian
Alasannya karena kelas eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini merupakan kelas yang sudah ada secara berkelompok dan dipilih berdasarkan rata-rata nilai yang hampir sama dari kelompok tersebut.
Tempat dan Waktu Penelitian
Populasi dan Sampel Penelitian
Variabel Penelitian
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menyebabkan berubahnya atau terjadinya variabel terikat (dependen).
Teknik Pengumpulan Data
Analisis dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data yang diperoleh dari arsip dan dokumen baik yang ada di sekolah maupun di luar sekolah, yang ada hubungannya dengan penelitian.
Instrumen Penelitian
Uji Validitas Internal
Teknik Analisis Data
Jika probabilitas > 0,050 maka Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti tidak ada perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Jika probabilitas < 0,050 maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti terdapat perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari tabel diatas diketahui bahwa untuk kelas eksperimen pada tahap pre-test kategori perolehan nilai tes siswa adalah seluruh siswa.
Jika probabilitas > 0,050 maka Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti tidak ada perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Jika probabilitas < 0,050 maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti terdapat perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Dari tabel di atas diketahui bahwa untuk kelas eksperimen pada tahap pre-test, kategori siswa yang memperoleh nilai tes kategori BB (36,36%) berjumlah 4 siswa, kategori MB (63,64%) berjumlah 7 siswa dan untuk kategori BSH dan BSB tidak ada. Dari tabel diatas diketahui bahwa untuk kelas eksperimen tahap post test kategori siswa yang memperoleh nilai tes kategori BSB (27,27%) sebanyak 3 siswa, kategori BSH (72,72%) sebanyak 8 siswa dan untuk Kategori MB dan BB tidak ada. Berdasarkan tabel di atas terlihat signifikansi data pretest kelas eksperimen sebesar 0,200 dan signifikansi pretest.
Berdasarkan tabel di atas terlihat signifikansi data postes kelas eksperimen sebesar 0,200, dan signifikansi data postes kelas kontrol juga sebesar 0,200. Berdasarkan hasil uji normalitas dan homogenitas menunjukkan bahwa data yang diperoleh normal dan kedua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai varian data yang homogen atau sama.
Pembahasan
Hal ini membuktikan bahwa penerapan cerita rakyat dapat meningkatkan kemampuan berbahasa anak usia dini di PAUD Kasih Bersama Desa Harapan Makmur Kecamatan Pondok Kubang Kabupaten Bengkulu Tengah. Setelah peneliti selesai memperkenalkan tema dan subtema kepada anak, peneliti langsung menyampaikan cerita rakyat. Hal ini terlihat dari adanya keinginan anak untuk terlibat dalam dongeng, seperti menyisipkan tokoh cerita, menyebutkan nama-nama tokoh, dan anak mempunyai keinginan untuk mendengarkan cerita selanjutnya, dalam hal ini cerita rakyat dongeng Batu Menangis.
Dari tabel dan grafik di atas terlihat bahwa pada kelas eksperimen yang diberi perlakuan dengan cerita rakyat, kemampuan berbahasa anak meningkat secara signifikan. Sedangkan analisis keefektifan menunjukkan tercapainya pencapaian pengembangan keterampilan berbahasa berorientasi cerita rakyat pada anak usia dini dengan respon positif guru terhadap model yang dikembangkan.
Keterbatasan Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa cerita rakyat dapat meningkatkan kemampuan berbahasa pada anak usia dini di PAUD Kasih Bersama Desa Harapan Makmur Kecamatan Pondok Kubang Kabupaten Bengkulu Tengah. Hal ini terlihat dari rata-rata hasil posttest yang diperoleh tingkat kemampuan berbahasa anak yang diajar dengan cerita rakyat (kelas eksperimen) lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata hasil posttest tingkat kemampuan berbahasa anak yang diajar dengan pendidikan konvensional. kelas kontrol). ). Setelah dilakukan tindakan pada kedua kelas, diperoleh nilai rata-rata post-test kelas eksperimen sebesar 43,55 dan kelas kontrol sebesar 39,91.
Besarnya peningkatan pada kelas eksperimen berdasarkan nilai pretest dan posttest sebesar 18,36%, sedangkan pada kelas kontrol sebesar 13%, serta berdasarkan uji hipotesis dengan menggunakan uji t yaitu uji T independen. pada taraf signifikan α<0,050. Memberikan teladan yang baik dalam hal berbicara atau berkomunikasi dengan guru dan dengan anak, sehingga dapat menjadi contoh bagi siswa dalam hal berbahasa yang baik dan benar, karena sifat siswa pada usia ini adalah mudah untuk mencontoh. dari apa yang mereka lihat dan dengar.
PENUTUP
Saran
Untuk membantu guru dalam memilih dan menentukan strategi yang tepat dalam proses kegiatan pembelajaran khususnya dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Keterampilan berbahasa merupakan salah satu prioritas utama yang harus dicapai dan dikembangkan agar anak dapat bergaul dengan teman dan berkomunikasi dengan baik. Senantiasa berkomunikasi dengan anak, meskipun di luar kegiatan belajar mengajar, agar dapat terus memberikan pengalaman sosial bagi siswa dan mengenalkan anak pada kemampuan berkomunikasi dengan baik.
Peneliti selanjutnya dapat menjadikan hal ini sebagai referensi dan untuk perbaikan lebih lanjut serta perluasan fokus penelitian lebih lanjut. Pengembangan Bahan Ajar Cerita Anak Berisi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Membaca Bagi Anak Kelas VII SMA Negeri Singaraja Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja Jilid 2.