• Tidak ada hasil yang ditemukan

Term free will dalam Tafsir Al-Azhar: Analisis relevansi interpretasi Buya Hamka dalam fenomena kebebasan berekspresi di era digital

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Term free will dalam Tafsir Al-Azhar: Analisis relevansi interpretasi Buya Hamka dalam fenomena kebebasan berekspresi di era digital"

Copied!
141
0
0

Teks penuh

Uzair Hanif, NIM Istilah Free Will dalam Tafsir Al-Azhar: Analisis Relevansi Interpretasi Buya Hamka dengan Fenomena Kebebasan Berekspresi di Era Digital Skripsi. Uzair Hanif, NIM Istilah Free Will dalam Tafsir Al-Azhar: Analisis Relevansi Tafsir Buya Hamka dengan Fenomena Kebebasan Berekspresi di Era Digital.

  • Latar Belakang Masalah
  • Rumusan Masalah
  • Tujuan Penelitian
  • Manfaat Penelitian
  • Penelitian Terdahulu
  • Metode Penelitian
  • Pengolahan dan Analisis Data
  • Sistematika Penulisan

Oleh karena itu, penelitian ini diberi judul “Istilah Free Will Tafsir Al-Azhar: Analisis Relevansi Tafsir Buya Hamka dalam Fenomena Kebebasan Berekspresi di Era Digital”. Apa relevansi penafsiran Buya Hamka tentang kehendak bebas dalam Tafsir Al-Azhar terhadap kebebasan berekspresi di era digital.

Tabel 1.1  No   Peneliti/Tahun/Instansi
Tabel 1.1 No Peneliti/Tahun/Instansi

BUYA HAMKA

  • Riwayat Hidup Buya Hamka
  • Karakter Khas Sosok Buya Hamka
  • Karya-karya Buya Hamka

Pada tahun 1962 Buya Hamka mulai menulis karya fenomenalnya yaitu Tafsir Al-Azhar yang sebagian besar diselesaikannya selama masa hukuman dua tahun tujuh bulan. Buku “Tasufisme Modern” karya Buya Hamka membahas tentang pandangan modern tentang tasawuf atau tasawuf, menggambarkan kehidupan spiritual dan kebahagiaan manusia.

KEBEBASAN (Freedom)

  • Definisi Kebebasan
  • Jenis-jenis Kebebasan
  • Faktor Yang Mempengaruhi Kebebasan

Melarikan diri dari tanggung jawab (tuntutan, ketakutan, dll), ketidakterikatan (pada pajak, denda, dll), ketidakterbatasan atau keterikatan. Adanya kebebasan adalah segala kegiatan manusia yang dilakukan secara sadar, disengaja, dan dilakukan dengan suatu tujuan yang dinyatakan dalam suatu tindakan, yang mana manusia mempunyai kesempatan untuk menentukan sendiri apa yang akan dilakukannya. Dalam etika terdapat dua hal yang sangat penting dan saling berkaitan, yaitu kebebasan dan tanggung jawab.

Dapat diartikan bahwa seseorang hanya akan bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya karena ia telah diberi kebebasan untuk memilih apa yang benar dan baik baginya. Jika kekerasan memaksa kita melakukan sesuatu, maka kebebasan dirampas dari apa yang kita lakukan, namun hal ini berlaku selama hati kita mengingkari apa yang kita lakukan dan tidak menyetujuinya.

FREE WILL (Kehendak Bebas)

  • Sudut Pandang Filsafat
  • Sudut Pandang Teologi

Dengan kata lain, Aristoteles percaya bahwa manusia mempunyai kemampuan untuk memilih melakukan perbuatan baik. Dengan demikian, pandangan ini mengandung makna bahwa manusia tidak mempunyai kemandirian dan kebebasan dalam berkehendak atau bertindak.60. Mereka percaya bahwa manusia tidak memiliki kehendak bebas dan semua tindakan mereka ditentukan oleh Tuhan sejak awal.

Mereka percaya bahwa manusia memiliki kekuatan untuk membuat keputusan sendiri tanpa campur tangan Tuhan. Kaum Mu'tazilah mengklaim bahwa masyarakat mempunyai kekuasaan dan kebebasan yang besar, lebih cenderung pada pemikiran Qadri.

TAFSIR AL-AZHAR

  • Sejarah Penulisan Tafsir Al-Azhar
  • Metode dan Corak Tafsir Al-Azhar
  • Sistematika Penulisan (Thariqah)
  • Karakter Khas Tafsir Al-Azhar

Beliau menafsirkan Al-Qur'an ayat demi ayat dan huruf demi huruf secara berurutan serta menjelaskan asbabun nuzul (alasan turunnya wahyu) ayat-ayat tersebut. Tafsir jenis ini juga menitikberatkan pada penafsiran ayat-ayat Al-Qur'an dengan susunan kata redaksi yang indah dan menarik untuk menarik jiwa manusia agar lebih giat beribadah kepada Allah. Jarang sekali mereka menemukan tafsir Al-Qur'an yang secara khusus membahas hakikat Al-Qur'an, maksud dan tujuan pokoknya.

Mereka lebih fokus pada tujuan utama yaitu menyampaikan pesan Al-Qur'an kepada pembacanya dengan cara yang mudah dipahami. Menurut Hamka, penemuan-penemuan ilmu pengetahuan di era modern membantu kita memahami kebenaran ayat-ayat Al-Qur'an dan menghayati kebesaran Tuhan.

BEREKSPRESI

Sederhananya, kata “ekspresi” berarti cara seseorang menunjukkan perasaan atau pikirannya melalui gerakan tubuh, ekspresi wajah, suara atau bahasa tubuh lainnya. Itu adalah cara untuk mengungkapkan apa yang ada di dalam diri kita agar orang lain bisa memahami dan merasakan apa yang kita rasakan. Kemampuan ini sangat penting karena mengekspresikan diri dengan benar dapat membantu orang lain memahami dan merasakan apa yang kita sampaikan.

Dalam konteks psikologi, “mengekspresikan” juga bisa merujuk pada proses mengekspresikan emosi yang penting untuk kesejahteraan psikologis. Secara keseluruhan, kata 'mengekspresikan' mengacu pada ekspresi emosi, pikiran dan pesan melalui tindakan dan komunikasi yang tepat, baik verbal maupun non-verbal.102.

RELEVANSI

Jadi ekspresi dalam konteks ini adalah tentang bagaimana seseorang menyampaikan atau menunjukkan apa yang dipikirkan atau dirasakannya melalui cara-cara yang dapat dilihat secara visual, seperti gerak tubuh, ekspresi wajah atau bahasa tubuh.101. Dalam hal ini, mengekspresikan diri dengan cara yang sehat dan tepat dapat membantu individu mengatasi emosi negatif, mengkomunikasikan kebutuhannya, dan menciptakan hubungan yang lebih baik dengan orang lain. Dalam konteks penelitian atau analisis informasi, relevansi mengacu pada seberapa penting atau berguna suatu informasi atau data untuk menjawab pertanyaan penelitian atau mencapai tujuan penelitian.

Dalam hal ini, relevansi diukur dengan sejauh mana informasi tersebut memberikan pemahaman atau kontribusi yang signifikan terhadap topik yang diteliti. Lebih lanjut, dalam konteks pencarian informasi di era digital, relevansi mengacu pada sejauh mana hasil pencarian atau saran yang diberikan mesin pencari sesuai dengan kebutuhan atau niat pengguna.

ERA DIGITAL

Era digital juga melibatkan transformasi di berbagai bidang seperti pendidikan, bisnis, pemerintahan, hiburan, kesehatan dan lain-lain. Era digital juga membawa perubahan dalam cara masyarakat berinteraksi, bekerja, berbelanja, mencari informasi, dan menjalani kehidupan sehari-hari. Secara keseluruhan pengertian era digital adalah suatu keadaan dimana waktu atau kehidupan, hampir seluruh aktivitas yang menunjang kehidupan dapat dipermudah dengan adanya teknologi yang canggih.

Selain itu, era digital juga hadir dengan tujuan untuk menggantikan beberapa teknologi masa lalu agar lebih modern dan praktis. Dan era digital ini juga mencakup pergeseran masyarakat menuju meluasnya penggunaan teknologi digital, sehingga mempengaruhi banyak aspek kehidupan dan membuka peluang baru dalam komunikasi, akses informasi dan inovasi.105.

AYAT-AYAT FREE WILL

  • Ayat-ayat Taqdir
  • Ayat-ayat Ikhtiar

Maka apakah kamu wahai Nabi Muhammad ingin mengubah nasib mereka yang terjamin azabnya? Maka di antara mereka ada orang yang membiarkan dirinya diberi petunjuk oleh Allah, dan di antara mereka ada orang yang masih menyesalinya. Kita diperintahkan untuk memerhatikan akibat orang yang menolak Tuhan, iaitu mereka yang enggan menerima kebenaran.

34; Sesungguhnya Kami telah menyediakan bagi orang-orang yang zalim itu Neraka Jahannam; yang akan mengepung pagar-pagar mereka." Allah Maha Penyayang kepada orang-orang yang menyedari kesalahan mereka dan bertaubat dari kesalahan mereka. 136.

KEHENDAK BEBAS DALAM TAFSIR AL-AZHAR

Dalam pandangan ini, orang yang tidak punya akal dianggap bodoh, dan orang yang tidak punya belas kasihan disebut kejam. Ia tak mau menyembunyikan kebenaran yang telah ia masukkan ke dalam hatinya, meski mungkin banyak orang yang membencinya, ketiga orang bebas itu adalah orang-orang yang tidak terpengaruh oleh popularitas dan sanjungan kebanyakan orang. Sedangkan Hamka menafsirkan ayat 7 Surat Baqarah yang mengatakan bahwa Allah telah memberikan meterai kekufuran kepada orang-orang yang mengingkari kebenaran dan hal ini tidak dapat diubah dengan ajakan beriman.

Jika mereka memilih untuk kafir, Allah akan menanamkan iman ini dalam hati mereka. Oleh karena itu, setiap mukmin wajib mengikuti jalan yang telah Allah tunjukkan kepada manusia, agar tidak tersesat dalam hidup.

LATAR BELAKANG PEMIKIRAN HAMKA

Pertama, jika kita lengah dan sombong, ingatlah ayat-ayat yang menjelaskan takdir, yang akan mengingatkan kita bahwa segala sesuatu yang kita miliki hanyalah pinjaman dari Tuhan. Oleh karena itu, dalam hal seperti ini, hendaknya kita mengingat ayat-ayat tentang usaha yang mengingatkan kita akan pentingnya usaha dan kerja keras.172 Dari penjelasan di atas, kita dapat melihat beberapa tafsir Hamka terhadap ayat-ayat Al-Qur'an dalam Tafsīr Al . - Azhar, bahwa gaya berpikirnya memberi kesan sebagai seorang pemikir teologis rasional yang sangat mementingkan kebebasan berkehendak dan bertindak manusia. Setelah mengetahui tafsir Hamka terhadap ayat takdir dan ayat usaha dalam tafsir al-Azhar, terlihat bahwa Hamka menganut teologi rasional, yaitu pemikiran teologis yang memberikan kebebasan bertindak dan berkehendak kepada manusia, kuatnya daya nalar, kekuasaan dan kekuasaan. akan. terbatas dan tidak berhubungan dengan makna harafiah serta banyak menggunakan makna kiasan dalam arti menafsirkan ayat-ayat Al-Qur'an.

Pemikiran ini akan melahirkan pemikiran-pemikiran rasional tentang ajaran Islam dan mendorong sikap hidup masyarakat yang dinamis.174 Hamka mulai menemukan perbedaan yang jelas antara cara hidup umat Islam di Minangkabau yang terkesan statis, dengan cara hidup umat Islam. di Yogyakarta yang terkesan aktif dan dinamis. Keahlian dan gagasan reformasinya mengilhami umat Islam Indonesia untuk beralih dari gaya hidup fatalistik yang terkristalisasi, menuju gaya hidup yang dinamis dan rasional.

KEBEBASAN DI ERA GIGITAL

Namun dalam perkembangannya kita juga menghadapi beberapa tantangan yang kompleks, salah satunya adalah masalah kebebasan berekspresi yang tidak terbatas di media sosial. Masih banyak masyarakat yang memanfaatkan media sosial secara bertanggung jawab dan memberikan kontribusi positif. Namun yang sangat disayangkan, saat ini kita sering melihat fenomena-fenomena kurang menyenangkan di media sosial.

Fenomena seperti ini menggambarkan hilangnya kesadaran akan nilai-nilai agama dan etika dalam penggunaan media sosial. Selain itu, penting juga untuk membantu menciptakan kesadaran akan etika penggunaan media sosial yang sehat dan bertanggung jawab, yang menjunjung nilai-nilai agama serta menghargai diri sendiri dan orang lain.

RELEVANSI INTERPRETASI FREE WILL BUYA HAMKA

Kita dapat membantu masyarakat memahami bahwa popularitas sementara tidak sebanding dengan kemurnian dan integritas yang akan membawa kebahagiaan jangka panjang. Diskusi ini memberikan panduan berharga bagi masyarakat dan pengguna internet untuk memahami bagaimana menggunakan hak kebebasan dan berekspresi di media sosial sesuai dengan kaidah hukum Islam. Dengan pemahaman ini, kita dapat menjalani kehidupan digital yang lebih bertanggung jawab, beretika, dan bermanfaat bagi diri sendiri dan masyarakat luas.

Kesimpulan

Kant percaya bahwa hanya Tuhan yang mampu memberikan kebahagiaan sempurna kepada manusia yang berkelakuan baik di seluruh alam semesta.58 f. Misalnya, jika Allah menghendaki, Dia dapat menghukum orang-orang yang bertakwa dan berbuat baik, serta memberikan surga kepada orang-orang yang mengingkari-Nya (orang-orang kafir). Oleh karena itu, segala sesuatu yang diperlihatkannya tidak akan diterima dengan baik, karena orang yang memakai kacamata hitam akan melihat segala sesuatunya berwarna hitam.110.

Mengutip al-Farra, Hamka menjelaskan maksud dari “Apakah kamu yang dihukum atau kamu pikir kamu akan membantu?” "Apakah kamu yang akan membebaskan orang yang ada di neraka.". Menurut Hamka, ada beberapa ciri yang dapat menggambarkan seseorang sebagai individu yang mandiri, antara lain: Pertama, orang yang mandiri adalah orang yang mempunyai kemauan yang kuat. Penghargaan dan perhatian hanya akan dicari dari orang-orang yang cerdas, empat orang bebas adalah orang-orang yang tidak terikat dengan pendapat orang lain dan hanya fokus pada tindakannya sendiri, lima orang bebas adalah orang-orang yang.

Pendalaman pemahaman tentang kekafiran yang tidak dapat diubah dengan keimanan memberikan kesan Jabariyah yang artinya orang yang sudah kafir tidak bisa lagi berubah menjadi mukmin karena takdir Allah. Namun jika kita mengkaji tafsir Hamka, kita akan menemukan bahwa manusia menjadi kafir karena sikapnya yang bimbang, resisten, dan keras kepala, padahal sebenarnya tidak demikian. Jadi, mereka tetap kafir sesuai keinginan hatinya, tanpa kemampuan memilih iman lagi.

Saran

Abdalla, Ulil Abshar “Hukum dan Etika Pacaran dalam Islam,” NUOnline, 3 April 2014, diakses 4 Juni 2023, https://islam.nu.or.id/syariah/ Hukum-dan-etiquette-pacaran-dalam- Islam - xLfvb. Ketentuan Kebebasan Berekspresi dalam Konstitusi,” Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, 14 Desember 2020, diakses 13 Juni 2023, https://www.mkri.id/index.php?id= 16828&page=web.Berita. Teori Kebebasan Isaiah Berlin,” BINUS University, 2 Februari 2021, diakses 13 Juni 2023, https://binus.ac.id/character-building/pancasila/theorie-kebebasan-isaiah-berlin/.

Hidayatullah.com “Kemkominfo Ajak Masyarakat Cegah Konten Maksiat di Media Sosial,” Kominfo, 20 April 2015, diakses 1 Juni 2023, https://www.kominfo.go.id/content/detail/4771/kemkominfo-bangun -bangun -bangun -konten-asusila-di-media-sosial/0/sorotan_media. Editorial Muslimah “Bersama Perempuan,” Muslimah.or.id, 6 Agustus 2022, diakses 1 Juni 2023, https://muslimah.or.id/5366-berdua-duaan-dengan- Perempuan.html.

Gambar

Tabel 1.1  No   Peneliti/Tahun/Instansi

Referensi

Dokumen terkait

lakukan adalah sama-sama membahas makna riya’ namun dalam jurnal ini sangat terpokus kepada tingkah laku mahasiswa ilmu hadis yang memncerminkan prilaku riya’ kemudian dikaitkan dengan