• Tidak ada hasil yang ditemukan

TAFSIR AYAT-AYAT ETOS KERJA

N/A
N/A
humaira

Academic year: 2024

Membagikan "TAFSIR AYAT-AYAT ETOS KERJA "

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

TAFSIR AYAT-AYAT ETOS KERJA

Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah: Tafsir

Dosen Pengampu: Rahmad Hidayat S.Th.I, M.Pd.I

Disusun Oleh:

Fitriani/Yuseri (221116570) Fitriani/Sudirman (221116571)

Hamisah (221116573) Hasanah (221116574) Humaira Mardhati (221116575)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AL-JAMI JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BANJARMASIN 2023

(2)

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah Ta’ala Pemilik Alam atas limpahan rahmat serta hidayahNya yang telah memberikan jalan kemudahan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Tafsir Ayat-ayat Etos Kerja".

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas kelompok pada mata kuliah “Tafsir” dengan dosen pengampu bapak Rahmad Hidayat S.Th.I, M.Pd.I.

Dalam penyusunan makalah ini, Penulis menyadari bahwa masih banyak kelemahan dan kekurangan dari segi sistematika penulisan dan substansi makalah.

Untuk perbaikan dan pengembangan makalah ini kedepannya. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca. Semoga makalah ini memberi manfaat bagi kita semua.

Banjarmasin, 4 September 2023

Kelompok 12

(3)

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah ... 1

B. Rumusan masalah... 2

C. Tujuan dan signifikansi masalah ... 2

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian etos kerja ... 4

B. Etos kerja dalam sudut pandang Islam ... 4

C. Pentingnya memiliki etos kerja ... 5

D. Penafsiran Ayat-ayat etos kerja ... 7

1. Tafsir surah Al Jatsiyyah ayat 30 ... 7

2. Tafsir surah Saba ayat 10-11 ... 8

3. Tafsir surah Al Qashash ayat 77 ... 10

4. Tafsir surah Al Jumuah ayat 10-11 ... 13

BAB III PENUTUP A. Simpulan ... 17

B. Saran ... 17

DAFTAR PUSTAKA ... 19

(4)

PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

Etos kerja sering digambarkan dengan motivasi, integritas, semangat diri, ketekunan, kerja keras dan lain sebagainya. Meningkatnya etos kerja tentu ada faktor tertentu yang mendasarinya. Ketika manusia menginginkan sesuatu tentu ada yang mendasari dirinya agar lebih giat dan semangat untuk mendapatkannya. Saat seseorang ingin menggapai cita-cita yang tinggi tentu dia akan berusaha dan bekerja keras demi mencapai cita-cita tersebut. Lalu, bagaimana sudut pandang Islam mengajarkan etos kerja yang sesuai dengan ajaran yang berlandaskan Al Qur’an dan sunnah? Yang menjadi pegangan umat muslim sebagai subjeknya dalam melakukan aktivitas sehari- hari agar bernilai ibadah.

Sebenarnya dalam Al Qur’an Allah sudah menerangkan tentang tugas umat manusia yang berhubungan erat dengan etos kerja. Ayatnya yang berbunyi:

َ وَ م

َ خَا

َ لَ ق

َ ت

َج لا َ

َ وَج لا َ نَ

َ س َ ن

ََجإ

ََجلَ ي َ ل

َ عَ ب

َ دَ و

َ ن

َ

Artinya:

Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah KepadaKu1

Jadi motivasi utama bagi seorang muslim bahwasanya dia memiliki visi dan misi penting selain bekerja mencari nafkah, bermuamalah, semata-mata hanya karena beribadah kepada Allah.

Al Qur’an merupakan pedoman dan sebagai penuntun kehidupan manusia, dimana tidak ada kekurangan sedikit pun di dalamnya. Dalam Al Qur’an terdapat banyak ayat- ayat yang berkaitan tentang dari masalah kehidupan dan solusinya, muamalah, sains, hukum, aqidah, kisah-kisah, dan sejarah. Dimana tidak bisa kita pelajari pemahaman dan artinya secara otodidak tanpa kita pelajari terlebih dahulu keilmuannya. Ada berbagai macam pelajaran metode untuk memahami Al Qur’an bukan hanya secara tekstual tetapi kontekstual. Karena ada beberapa ayat yang tidak bisa dipahami hanya secara literalnya saja dan memerlukan alat bantu yaitu ilmu-ilmu tersebut seperti ‘Ulum al Qur’an, Nuzul al Qur’an, Nahwu, Fiqih, Shorof, pemahaman berdasarkan tafsir para ulama.

Sebagai seorang muslim sudah seharusnya mempelajari serta mentadabburi ayat- ayat Allah melewati artinya berdasarkan pemahaman yang benar. Bukan dari pemahaman berdasarkan hawa nafsunya demi kepentingan dunia. Dalam ayatNya Allah berfirman:

1QS. Adz Dzariyat: 56.

(5)

2

َ وَ لَ و

ََ

َ ئَ ن َجش

ََاَ ل

َ رَ فَ ع

َ ناَ ه جب َََ

َ وَ ل ََا

َجكَ ن

َ هَََ أ

َ خَ ل

َ دَََجإ

َ ل

َ لاَ

َ ر

َََ و َجض

َ تاَ ب

َ عََ

َ هَ و

َ هىاَ

َ مَ ثَ ل ََ ف

َ هَََ ك

َ مَ ث

َجلََ

َ لا

َ كَ ل

َجب

َََجإ

َ نََ

َ ت

َ لَ َجم

َ عَ لَ ي

َجهََ

َ يَ لَ ه

َ ث

َََ أ

َ وَََ

تَ ت هََ َ كَ

َ يَ لَ ه

َ ث

َََ ذ

َ ك اَجل

َََجم

َ ثَ ل

َََ لا

َ قَ وَجم

َََ لا

َجذَ ي

َ نََ

َ ذَ ب َ ك

َ و

َ جبَا

َ يَجتَ ن

َ فَا

َ ص َ قا

َََ لا َجص

َ ص َ ق

َ ص

َ

َ لَ عَ ل

َ هَ م

ََ يَ ت

َ فَ ك

َ رَ و

َ ن

َ

Artinya:

Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah: maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya, dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang- orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakannlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.2

Ayat ini menjadi pelajaran bagi umat muslim agar jangan sekalipun mengikuti hawa nafsunya demi kesenangan dan gemerlap dunia. Lebih menyukai kenikmatan yang hanya sesaat serta bujuk rayunya. Kemudian, ia mendustakan ayat-ayat Allah demi kepentingan dunia maka sebenarnya ia akan dibinasakan oleh Allah.

Demi memudahkan dalam pemahaman ayat-ayat Allah maka salah satunya dengan memahami ilmu tafsir melewati beberapa kitab-kitab karya para Ulama besar dari masa tabi’in, tabi’ut tabi’in hingga kontemporer. Dengan adanya tafsir membantu para pembaca menjadi tahu dan mudah untuk memahami bukan hanya dari segi mufrodatnya tetapi juga memperkaya kaidah bahasa per kata dan kalimatnya.

Dari latar belakang masalah ini, maka penulis tertarik untuk menulis sebuah makalah dengan tema “Tafsir Ayat-Ayat Etos Kerja

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka perumusan masalah yang akan ditulis sebagai berikut:

1. Apa pengertian etos kerja?

2. Bagaimana penafsiran ayat-ayat etos kerja?

3. Bagaimana tafsir surah Al Jatsyiyyah ayat 30?

4. Bagaimana tafsir surah Saba ayat 10-11?

5. Bagaimana tafsir surah Al Qashash ayat 77?

6. Bagaimana tafsir surah Al Jumuah ayat 10-11?

7. Bagaimana pandangan ahli tafsir dalam memahami ayat-ayat tersebut?

C. Tujuan dan signifikansi masalah 1. Tujuan masalah

2 QS. Al-A’raf: 176.

(6)

3

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dirumuskan di atas agar dapat memahami dan menerangkan tafsir ayat-ayat etos kerja yang meliputi:

a. Untuk mengetahui pengertian tafsir ayat-ayat etos kerja.

b. Untuk mengetahui penafsiran ayat-ayat etos kerja.

c. Untuk mengetahui cara pandang ahli tafsir memahami tafsir ayat-ayat yang berhubungan dengan etos kerja.

2. Signifikansi makalah

Adapun signifikansi masalah ini sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

a. Makalah ini diharapkan agar memberikan kontribusi terhadap keilmuan dalam bidang tafsir

b. Makalah ini diharapkan dapat digunakan untuk mudah dimengerti serta dipahami dalam ilmu pengetahuan dalam bidang tafsir serta pengkajian tafsir.

2. Manfaat praktis

a. Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan memiliki sisi positif bagi akademisi untuk menambah wawasan yang lebih luas.

b. Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa, pelajar, dan sebagai tambahan referensi dan literasi untuk makalah berikutnya.

(7)

4

PEMBAHASAN A. Pengertian etos kerja

Apa itu Etos Kerja? 

Etos secara etimologi dari bahasa Yunani “ethos” adalah watak, karakter.3 Etos kerja adalah sebuah keyakinan yang dimiliki oleh seseorang dalam melakukan sesuatu hal dengan tekad untuk bekerja keras dan memberikan yang terbaik. Berdasarkan KBBI, etos kerja merupakan semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau suatu kelompok. Dalam dunia kerja sikap ini sangat penting karena mencerminkan kualitas diri dari seseorang. 

Orang yang memiliki etos kerja biasanya akan lebih dihargai karena bertanggung jawab dalam setiap pekerjaan yang dilakukannya. Di samping itu, tekad dan dedikasi terhadap pekerjaan yang dilakukan membuat mereka mendapatkan nilai lebih dari yang lain. Hal ini dapat meningkatkan kesempatan untuk sukses dalam karier seseorang.4

B. Etos kerja dalam sudut pandang Islam

Etos kerja merupakan hal yang memiliki kaitan dengan nilai kejiwaan seseorang,5Hendaknya setiap muslim harus mengisi dengan kebiasaan-kebiasaan positif yang bisa menimbulkan semangat bekerja. Sehingga menghasilkan pekerjaan yang terbaik karena nilai-nilai Islam yang dia yakini dapat diwujudkan.

Pada hakekatnya etos kerja Islam merupakan bagian konsep Islam tentang manusia.

Karena etos kerja merupakan bagian dari eksistensi diri manusia dalam lapangan kehidupan yang begitu luas dan kompleks.6Etos kerja yaitu sebuah etika dalam bekerja. Sebagaimana manusia bekerja dan memiliki tingkat produktivitas yang

3Nur Kholis, Etos Kerja Islami, Journal Mukaddimah, Kopertais Wilayah III dan PTAIS DIY, No.

22, Th. XIII, 2007, hal. 5

4https//tirto.id/etos-kerja-menurut-Islam-dan-daftar-ayat-ayatnya-dalam-al-quran-glhL, diakses 31 Juli 2023 pukul 13.45 WITA.

5Dhita Juliena, Etos Kerja Dalam Perspektif Al-Qur’an: Studi Analisis, Skripsi, (Semarang: Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Walisongo, 2015), hal. 17

6Maisarotil Husna, Etos Kerja Dalam Kerangka Pemikiran Hasbi Ash Shiddiqy dan A. Hassan, Hadharah, Volume 12, No. 1, Juni 2018, hal. 60

(8)

5

tinggi.7 Sebenarnya dalam Al-Qur’an tidak ada sama sekali ayat dan surah yang membahas secara spesifik tentang etos kerja. Bukan karena istilah etos kerja merupakan istilah baru. Kitab Al-Qur’an merupakan hidayah jadi wajar apabila istilah ini tidak ditemukan. Tetapi, di dalam Al-Qur’an tentu memiliki kaitan erat dan makna yang bisa dihubungkan dengan etos kerja.

C. Pentingnya memiliki Etos Kerja

Berdasarkan beberapa pendapat, bukan hal yang mustahil ketika orang yang memiliki etos kerja dapat mencapai kesuksesannya. Menurut Dana Brownlee yang merupakan corporate trainer profesional,  walaupun kecerdasan, bakat, hingga tingkat keterampilan merupakan penentu utama keberhasilan, tetapi seringkali tekad dan ketabahan dapat menjadi lebih penting. 

Dia juga menambahkan bahwa etos kerja adalah hal yang dapat dikendalikan.

Kamu mungkin menganggap bahwa gelar yang tinggi, sertifikasi, atau bahkan pengalaman merupakan segalanya.

Namun, semuanya akan kembali pada dirimu sendiri, seperti seberapa keras kamu bekerja, sejauh mana tingkat kreativitas yang kamu gunakan untuk memecahkan masalah, dan seberapa besar tekadmu untuk mencapai tujuan. 

Selain itu, ketika kamu memiliki etos kerja yang baik, bukan hanya dirimu yang mendapatkan manfaatnya, melainkan juga orang lain. Hal ini karena etos kerja dapat menciptakan lingkungan kerja yang positif. Kerja keras dan rasa bertanggung jawab yang kamu tunjukkan dapat mempengaruhi kinerja rekan kerja, bahkan atasanmu. 

Contohnya ketika kamu selalu menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu. Hal tersebut akan mengubah cara pandang mereka terhadap dirimu. Mereka akan menilai dirimu sebagai seorang yang disiplin dan bertanggung jawab. Sehingga tanpa sadar mereka juga akan sungkan untuk menunda-nunda pekerjaan.

Setiap orang memiliki kebutuhan hidup yang beragam. Hal itu tentunya berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan setiap orang. Seorang muslim terutama dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan pokoknya sendiri semisal sandang, pangan dan

7Arif Firdausi Nur Romadhon dan Cytta Adi Nurdiannisa, Etos Kerja Dalam Al-Qur’an: Studi Komparatif Tafsir Al-Azhar dan Tafsir Al-Misbah, Karanganyar: Sekolah Tinggi Ilmu Al-Quran Isy Karima, hal. 15

(9)

6

papan. Hidup mandiri dan tidak meminta-meminta kepada orang lain membuat seorang muslim harus mampu bekerja demi pemenuhan kebutuhan pokok tersebut. Al- qur’an menerangkan anjuran seorang muslim untuk bekerja memenuhi kebutuhan dunianya. seperti berikut:

ََى يَ س فَاو ل م عاَجل ق و

َ جبَ م ك ئج ب ن ي فَجة دا ه شلا وَ جب ي غ لاَججلِا عَ لجإَ نوُّد ت س وََۖ نو نجم ؤ م لا وَ ه لو س ر وَ م ك ل م عَ للَّا

َا

َ نو ل م ع تَ م ت ن ك

Artinya: “Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”8

Al Misbah (2001) karangan Muhammad Quraish Shihab menjelaskan bahwa Surah At- Taubah ayat 105 mendorong manusia lebih mawas diri dan mengawasi amal atau pekerjaan mereka. Hal ini mengingat Allah SWT. Di hari kiamat akan membuka setiap hakikat amal baik atau buruk yang dikerjakan manusia. Allah Swt melalui Surah At-Taubah ayat 105 menganjurkan kepada umat Islam untuk memiliki etos kerja tinggi. Al-Qur’an menyebutkan kurang lebih sebanyak 412 kali kata yang berarti bekerja. Hal ini tentu menambah pentingnya urgensi etos kerja dalam Islam. Rasulullah Saw semenjak umur 12 tahun bahkan telah mencontohkan pentingnya etos kerja melalui perdagangan ke negeri Syam bersama pamannya, Abu Thalib. Para sahabat seperti Abu Bakar, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, hingga Ali bin Abi Thalib juga merupakan para karakter pekerja keras.

Pekerjaan yang dilakukan pun kelak akan diminta pertanggung jawaban di akhirat, apakah ada hal yang buruk turut dilakukan demi mendapatkan uang seperti mencuri, korupsi, menipu atau melakukan pekerjaan yang diharamkan oleh Allah Subhanahu wata’ala.

Seseorang yang makan dari hasil keringatnya sendiri, lebih utama dibanding dengan orang

8QS. At Taubah:105.

(10)

7

yang makan dari pemberian orang lain, apalagi jika ia masih kuat bekerja, sehat, dan memiliki akal.9

D. Penafsiran Ayat-ayat etos kerja 1. QS. Al-Jatsiyyah ayat 30

ََا م اف هجت حْ رَ جفَِ م ُّب رَ م ه لجخ د ي فَ جت حجل صلاَاو لجم ع وَا و ن م اَ ن يجذ لا

َ ۗ ٖ

َ كجل ذ ََ

َ و ه ََ

َ ز و ف لا ََ

َ يجب م لا ََ

Artinya:Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh maka

Tuhan mereka memasukkan mereka ke dalam rahmat-Nya (surga). Itulah keberuntungan yang nyata.10

Pada tafsir ringkas Kemenag RI Kementerian Agama, Maka adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya serta mengerjakan kebajikan-kebajikan yang telah di perintahkan Allah dan rasul-Nya, maka Tuhan memasukkan mereka ke dalam rahmat-Nya, yakni surga. Demikian itulah kemenangan yang nyata yang di peroleh oleh orang-orang beriman.

Dalam Tafsir Ibnu Katsir menjelaskan, Allah Swt. menceritakan tentang hukum-Nya terhadap makhluk-Nya kelak di hari kiamat. Untuk itu Dia berfirman: Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh (Al-Jatsiyah: 30) Yakni beriman hatinya dan semua anggota tubuhnya mengerjakan amal-amal yang saleh, yaitu amal perbuatan yang ikhlas karena Allah dan sesuai dengan tuntunan syariat. maka Tuhan mereka memasukkan mereka ke dalam rahmat-Nya. (Al-Jatsiyah: 30) Maksudnya, ke dalam surga.

Seperti yang telah di sebutkan di dalam hadis sahih, bahwa Allah Swt. Berfirman kepada surga: Engkau adalah rahmat-Ku, Aku merahmati siapa yang Kukehendaki melalui engkau. Itulah keberuntungan yang nyata. (Al-Jatsiyah: 30) Dalam tafsir Quraish Shihab Al-Misbah menjelaskan, orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, akan dimasukkan oleh Tuhan ke dalam surga- Nya. Balasan itu adalah keberuntungan yang nyata.11

9 https//tirto.id/kandungan-surah-at-taubah-ayat-105-dan-artinya-tentang-etos-kerja-gviL, diakses 31 Juli 2023 pukul 14.48 WITA.

10QS. Al Jatsiyyah: 30

11https://quranhadits.com/quran/45-al-jasiyah/al-jasiyah-ayat-30/, diakses pada Jum’at 18 Agustus 2023 pukul 17.30 WITA.

(11)

8

Pada ayat ini Allah memberitakan pada umat manusia yang beriman dan beramal saleh, Allah menjanjikan dan memasukkannya ke dalam surga. Dalam bekerja perlu disertai dengan penuh keyakinan dan diiringi dengan amal kebaikan bahwa apa yang dikerjakan selama di dunia pasti akan ada balasannya di akhirat. Kaitannya dengan etos kerja manusia wajib meyakini dan mengimani apa yang telah diperintahkan oleh Allah itu tidak akan sia-sia dan semua amal kebaikan yang disertai karena Allah maka akan mendatangkan pahala bagi dirinya dan dia termasuk dari orang-orang yang beruntung di dunia bahkan di akhirat kelak. Hal ini juga senada dengan penjelasan dalam Tafsir Al- Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia menjelaskan. Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasulNya di dunia, menjalankan perintah-perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya, maka Allah memasukkan mereka ke dalam rahmatNya, dan masuknya mereka ke dalamnya adalah kemenangan yang nyata yang tidak ada kemenangan sesudahnya.12

2. QS. Saba ayat 10-11

وا دَا ن ي ت اَ د ق ل و

َ دَ ٖ ا نجم

َ ًل ض ف ََ

َ لا بج يٰ ََ

َ جبج و ا ََ

ه ع م ََ

ََ ٖ

َ يَ طلا و ا ن ل ا و َۚ

ه لَ ََ

َ د يجد لْا

ََ ل م عاَجن ا

َ رج د ق وَ ٍت غجب س

َر يَجص بَ ن و ل م ع تَا جبَ ج نّجاَ اًجلْا صَا و ل م عا وَجد ر سلاَ جفِ

.

Artinya: Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Daud kurnia dari Kami. (Kami berfirman): "Hai gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah berulang-ulang bersama Daud", dan Kami telah melunakkan besi untuknya, (yaitu) buatlah baju besi yang besar-besar dan ukurlah anyamannya; dan kerjakanlah amalan yang saleh. Sesungguhnya Aku melihat apa yang kamu kerjakan.13

Dalam tafsir Kemenag RI menjelaskan, Di antara karunia Allah yang dianugerahkan kepada Nabi Daud ialah suaranya yang sangat merdu. Diriwayatkan bahwa Nabi Daud adalah seorang komponis atau pencipta nyanyian yang bersifat keagamaan. Ketika Daud bertasbih memuja dengan suaranya yang merdu, apalagi lagu-lagu itu menggambarkan

12https://tafsirweb.com/9522-surat-al-jatsiyah-ayat-30.html, diakses pada Sabtu 19 Agustus 2023 pukul 14.33 WITA.

13QS. Saba: 10-11.

(12)

9

pula kebesaran, kemuliaan, dan keagungan Tuhan, maka alam sekitarnya bergema seakan- akan turut bertasbih mengikuti irama suaranya. Kita tidak mengetahui bagaimana alam sekitarnya bertasbih dan bernyanyi bersama Daud sebagaimana diperintahkan Allah kepadanya. Hal itu memang tidak dapat diketahui oleh manusia sebagai tersebut dalam firman-Nya: Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tidak ada sesuatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu tidak mengerti tasbih mereka. Sungguh, Dia Maha Penyantun, Maha Pengampun. (al- Isra'/17: 44) Mengenai keindahan dan kemerduan suara Daud diriwayatkan dalam sebuah hadis sahih: Dari 'aisyah, dia berkata: Rasulullah saw mendengar bacaan Abu Musa. al- Asy'ari, kemudian beliau berkata, "Sesungguhnya orang ini telah dikaruniai Allah suara merdu seperti keluarga Daud." (Riwayat An-Nasa'i)

Nikmat lain yang dikaruniakan Allah kepada Daud ialah dia dapat menjadikan besi yang keras menjadi lunak seperti lilin sehingga dapat dibentuk menjadi alat-alat, terutama alat peperangan. Dengan mukjizat yang dikaruniakan Allah, Daud melakukannya tanpa dipanaskan dengan api sebagaimana yang bisa dilakukan orang.14

Lalu Allah memerintahkan kepada Nabi Daud supaya membuat baju besi istimewa dari bahan besi yang lunak bukan seperti baju yang dikenal pada masa itu. Biasanya baju besi pada masa itu dibuat dari kepingan-kepingan besi yang tipis disusun seperti baju, tetapi baju besi itu sangat mengganggu pemakainya selain menimbulkan panas pada badan dan membatasi gerak. Tetapi, baju besi yang dibuat Daud, karena besinya telah menjadi lunak, jauh berbeda dengan baju besi biasa. Baju besi itu dibuat seperti gulungan-gulungan rantai yang disusun rapi sehingga baju besi itu mengikuti gerak badan. Dengan demikian, pemakainya dapat bergerak dengan bebas tanpa merasakan gangguan apapun. Dengan baju besi yang lunak itu, Daud dapat membuat alat senjata yang baru untuk mempertahankan kerajaannya dari serangan musuh. Kemudian untuk mensyukuri karunia yang diberikan- Nya, Allah memerintahkan pula supaya Daud dan kaumnya selalu mengerjakan amal saleh

14https://quranhadits.com/quran/34-saba/saba-ayat-10/, diakses pada Jum’at 18 Agustus 2023 pukul 18.00 WITA.

(13)

10

dan mempergunakan segala nikmat yang dikaruniakan Allah itu untuk mencapai keridaan- Nya. Dia selalu melihat dan mengetahui apa yang dikerjakan oleh hamba-Nya.15

Dijelaskan pula dalam tafsir Jalalain, (Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Daud karunia dari Kami) berupa kenabian dan Kitab Zabur. Dan Kami berfirman, ("Hai gunung-gunung! Lakukanlah berulang-ulang) yakni ulang-ulanglah (bersama Daud) melakukan tasbih; maksudnya bertasbihlah berulang-ulang bersamanya (dan burung- burung") dibaca Nashab karena di'athafkan secara Mahall pada lafal Al Jibaalu maksudnya Kami menyeru mereka supaya bertasbih bersamanya (dan Kami telah melunakkan besi untuknya) sehingga besi di tangan Nabi Daud bagaikan adonan roti lunaknya. Dan kami berfirman pula, ("Buatlah) dari besi itu (baju besi yang besar-besar) yang menutupi tubuh pemakainya, sehingga terseret ke tanah karena besarnya (dan ukurlah anyamannya) anyamlah baju besi itu, oleh karenanya pembuat baju besi dinamakan Sarrad. Maksudnya jadikanlah baju besi itu sehingga sesuai dengan ukuran pemakainya (dan kerjakanlah oleh kalian) oleh keluarga Daud bersama-sama Daud sendiri (amalan yang saleh. Sesungguhnya Aku melihat apa yang kalian kerjakan.") maka, Aku akan membalasnya kepada kalian.

Ayat ini juga menjadi salah satu motivasi bagi umat manusia dalam bekerja yaitu dalam setiap melakukan pekerjaan atau aktivitas lainnya selalu bertasbih dan mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala dimanapun dia berada. Karena Allah selalu melihat apa saja yang manusia kerjakan di muka bumi dan tidak pernah terlepas sedikitpun dari pengawasanNya. Ayat ini memberitakan pada manusia untuk selalu dan terus-menerus bertasbih kepada Allah seperti yang dilakukan oleh Nabi Daud dan kaumnya. Bahkan, makhluk dan alampun ikut bertasbih bersama Nabi Daud Alaihissalam.

3. QS. Al Qashash ayat 77

َ للَّاَ ن س ح آَا م كَ نجس ح ا وَا ي نُّدلاَ نجمَ ك ب يجص نَ س ن تَ ل وَ ة رجخ لاَ را دلاَ للَّاَ كى ت آَا م يجفَجغ ت با و

َ ك ي لجاَ

َ ن يجدجس ف م لاَُّبج يَُ لَ للَّاَ نجا َجض ر لاَ جفَِ دا س ف لاَجغ ب تَ ل و

15https://quranhadits.com/quran/34-saba/saba-ayat-11/, diakses pada Jum’at 18 Agustus 2023 pukul 18.22 WITA.

(14)

11

Artinya: Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.16

Dalam tafsir Kemenag RI Kementerian Agama menjelaskan. Pada ayat ini, Allah menerangkan empat macam nasihat dan petunjuk yang ditujukan kepada Karun oleh kaumnya. Orang yang mengamalkan nasihat dan petunjuk itu akan memperoleh kesejahteraan di dunia dan akhirat.

a) Orang yang dianugerahi oleh Allah kekayaan yang berlimpah ruah, perbendaharaan harta yang bertumpuk-tumpuk, serta nikmat yang banyak, hendaklah ia memanfaatkan di jalan Allah, patuh dan taat pada perintah-Nya, mendekatkan diri kepada-Nya untuk memperoleh pahala sebanyak-banyaknya di dunia dan akhirat.

Sabda Nabi saw: “Manfaatkan yang lima sebelum datang (lawannya) yang lima;

mudamu sebelum tuamu, sehatmu sebelum sakitmu, kayamu sebelum miskinmu, waktu senggangmu sebelum kesibukanmu dan hidupmu sebelum matimu.”

(Riwayat al-Baihaqi dari Ibnu 'Abbas)

b) Setiap orang dipersilakan untuk tidak meninggalkan sama sekali kesenangan dunia baik berupa makanan, minuman, pakaian, serta kesenangan-kesenangan yang lain sepanjang tidak bertentangan dengan ajaran yang telah digariskan oleh Allah. Baik Allah, diri sendiri, maupun keluarga, mempunyai hak atas seseorang yang harus dilaksanakannya. Sabda Nabi Muhammad: “Kerjakanlah seperti kerjanya orang yang mengira akan hidup selamanya. Dan waspadalah seperti akan mati besok.”

(Riwayat al-Baihaqi dari Ibnu 'Umar)

c) Setiap orang harus berbuat baik sebagaimana Allah berbuat baik kepadanya, misalnya membantu orang-orang yang memerlukan, menyambung tali silaturrahim, dan lain sebagainya.

16QS. Al Qashash: 77

(15)

12

d) Setiap orang dilarang berbuat kerusakan di atas bumi, dan berbuat jahat kepada sesama makhluk, karena Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.

Dalam tafsir lain yaitu tafsir Ibnu Katsir menjelaskan, Firman Allah Swt.:Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi. (Al Qashash:77).

Maksudnya, gunakanlah harta yang berlimpah dan nikmat yang bergelimang sebagai karunia Allah kepadamu ini untuk bekal ketaatan kepada Tuhanmu dan mendekatkan diri kepada-Nya dengan mengerjakan berbagai amal pendekatan diri kepada-Nya, yang dengannya kamu akan memperoleh pahala di dunia dan akhirat.

dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi. (Al Qashash:77)

Yakni yang dihalalkan oleh Allah berupa makanan, minuman, pakaian, rumah dan perkawinan. Karena sesungguhnya engkau mempunyai kewajiban terhadap Tuhanmu, dan engkau mempunyai kewajiban terhadap dirimu sendiri, dan engkau mempunyai kewajiban terhadap keluargamu, dan engkau mempunyai kewajiban terhadap orang-orang yang bertamu kepadamu, maka tunaikanlah kewajiban itu kepada haknya masing-masing.

dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu. (Al Qashash:77)

Artinya, berbuat baiklah kepada sesama makhluk Allah sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu.

Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. (Al Qashash:77)

Yaitu janganlah cita-cita yang sedang kamu jalani itu untuk membuat kerusakan di muka bumi dan berbuat jahat terhadap makhluk Allah.

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (Al Qashash:77)

Dalam tafsir Al-Misbah karangan Quraish Shihab menjelaskan. Dan jadikanlah sebagian dari kekayaan dan karunia yang Allah berikan kepadamu di jalan Allah dan amalan untuk kehidupan akhirat. Janganlah kamu cegah dirimu untuk menikmati sesuatu yang halal di dunia. Berbuat baiklah kepada hamba-hamba Allah sebagaimana Allah berbuat baik kepadamu dengan mengaruniakan nikmat-Nya. Dan janganlah kamu

(16)

13

membuat kerusakan di bumi dengan melampaui batas-batas Allah. Sesungguhnya Allah tidak meridhai orang-orang yang merusak dengan perbuatan buruk mereka itu."17

Pada ayat ini Allah memerintahkan pada umat manusia agar manusia berbuat kebajikan serta mencari harta dan membelanjakannya di jalan Allah. Bekerja mencari nafkah dengan cara yang halal bukan dengan cara yang haram yang dibenci Allah. Serta berbuat baik pada sesama manusia sebagaimana Allah berbuat baik padanya dengan nikmat yang telah Allah beri. Kemudian, Allah juga memerintahkan agar tidak membuat kerusakan serta melampaui batas-batas Allah yaitu berbuat serakah tanpa memedulikan dan melihat batasan-batasan agama Allah. Karena, Allah tidak meridhai orang-orang yang berbuat kerusakan dan berbuat buruk pada makhluk ciptaanNya dan sesama umat manusia.

4. Qs. Al Jumu’ah ayat 10-11

َ ع لَاً يَجث كَ للَّاَاو ر ك ذا وَج للَّاَجل ض فَ نجمَا و غ ت با وَجض ر لاَ جفَِا و رجش ت نا فَ ةو ل صلاَ جت يجض قَا ذجا ف

ََ م ك ل

َ ن و حجل ف ت

ََا ذجا و .

َجو ه للاَ ن جمَر يَ خَج للَّاَ د نجعَا مَ ل قَ اًمِٕىۤا قَ ك و ك ر ت وَا ه ي لجاَآ وُّض ف ناَۨاًو لََ و اًَة را جتَِا و ا ر

َ يَ خَ للَّا وَ جة را جج تلاَ نجم وَ

َ يجقجز رلا

ࣖ .

Artinya:Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi;

dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhotbah). Katakanlah: "Apa yang di sisi Allah lebih baik daripada permainan dan perniagaan", dan Allah Sebaik-baik Pemberi rezeki.18

Dalam tafsir ringkas Kemenag RI dijelaskan. Apabila salat wajib telah dilaksanakan di awal waktu dengan berjamaah di masjid; maka bertebaranlah kamu di bumi, kembali bekerja dan berbisnis; carilah karunia Allah, rezeki yang halal, berkah, dan melimpah dan ingatlah Allah banyak-banyak ketika salat maupun ketika bekerja atau berbisnis agar kamu beruntung, menjadi pribadi yang seimbang, serta sehat

17https://quranhadits.com/quran/28-al-qasas/al-qasas-ayat-77/, diakses pada Jum’at 18 Agustus 2023 pukul 19.22 WITA.

18QS. Al Jumuah: 10-11.

(17)

14

mental dan fisik.19 Ayat sebelumnya mengingatkan orang-orang beriman agar kembali bekerja mencari rezeki yang halal apabila sudah melaksanakan salat Jumat. Ayat ini menegur kaum muslim yang meninggalkan Rasulullah ketika sedang menyampaikan khutbah Jumat untuk berburu barang dagangan. Dan apabila mereka, orang-orang beriman yang sedang menyimak khutbah Jum'at, melihat perdagangan, kafilah dagang yang membawa barang-barang berharga tiba di Madinah atau permainan, hiburan musik dan tari yang diselenggarakan guna menyambut kafilah dagang yang baru tiba dari Syam, mereka, sebagian besar orang-orang yang sedang menyimak khutbah Jumat itu, segera menuju kepadanya, ke tempat kafilah dagang dan hiburan itu; dan mereka meninggalkan engkau Muhammad yang sedang berdiri, menyampaikan khutbah Jumat. Katakanlah, wahai Muhammad kepada mereka, “Apa yang ada di sisi Allah, kenikmatan surga yang diberikan kepada orang yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya lebih baik daripada permainan, hiburan, musik dan tari, dan perdagangan barang- barang berharga yang dicari dan disukai manusia.” Dan Allah pemberi rezeki yang terbaik kepada setiap manusia.20

Dalam tafsir Jalalain menjelaskan. (Apabila telah ditunaikan salat, maka bertebaranlah kalian di muka bumi) perintah ini menunjukkan pengertian ibahah atau boleh (dan carilah) carilah rezeki (karunia Allah, dan ingatlah Allah) dengan ingatan (sebanyak-banyaknya supaya kalian beruntung) yakni memperoleh keberuntungan.

Pada hari Jumat, Nabi saw. berkhutbah akan tetapi tiba-tiba datanglah rombongan kafilah membawa barang-barang dagangan, lalu dipukullah genderang menyambut kedatangannya sebagaimana biasanya. Maka orang-orang pun berhamburan keluar dari mesjid untuk menemui rombongan itu, kecuali hanya dua belas orang saja yang masih tetap bersama Nabi saw. lalu turunlah ayat ini.21 (Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya) yakni kepada barang dagangan, karena barang dagangan itu merupakan kebutuhan yang mereka

19https://quranhadits.com/quran/62-al-jumu-ah/al-jumuah-ayat-10/, diakses pada Jum’at 18 Agustus 2023 pukul 19.37 WITA.

20https://quranhadits.com/quran/62-al-jumu-ah/al-jumuah-ayat-11/, diakses pada Jum’at 18 Agustus 2023 pukul 19.37 WITA.

21https://quranhadits.com/quran/62-al-jumu-ah/al-jumuah-ayat-10/, diakses pada Jum’at 18 Agustus 2023 pukul 19.45 WITA.

(18)

15

perlukan, berbeda dengan permainan (dan mereka tinggalkan kamu) dalam khotbahmu (dalam keadaan berdiri. Katakanlah, "Apa yang di sisi Allah) berupa pahala (lebih baik) bagi orang-orang yang beriman (dari permainan dan perniagaan," dan Allah sebaik-baik pemberi rezeki) bila dikatakan, setiap orang itu memberi rezeki kepada keluarganya, maka pengertian yang dimaksud ialah dari rezeki Allah swt.22

Kemudian dalam tafsir Al-Misbah karangan Quraish Shihab menjelaskan.Apabila kalian telah melakukan salat, maka bertebaranlah untuk berbagai kepentingan. Carilah karunia Allah dan berzikirlah kepada-Nya banyak-banyak, dalam hati maupun dan dengan ucapan. Mudah-mudahan kalian memperoleh keberuntungan dunia dan akhirat.23Apabila mereka melihat perniagaan dan permainan yang menyenangkan, mereka menuju ke situ dan meninggalkan kamu berdiri menyampaikan khutbah.

Katakan kepada mereka, "Karunia dan pahala yang ada pada Allah lebih bermanfaat bagi kalian daripada permainan dan perniagaan. Allah adalah sebaik-baik pemberi rezeki. Maka, mintalah rezeki-Nya dengan senantiasa menaati-Nya."24

Pada ayat ini memberikan pelajaran penting pada umat manusia pada saat ini, bahwa apa yang dicari di muka bumi ini karena kesenangan dunia semata tidak ada bandingannya dengan pahala Allah itu lebih bermanfaat baginya daripada permainan dan perniagaan. Pada saat panggilan salat maka bersegeralah untuk melaksanakannya dan meninggalkan segala keperluan dunia seperti permainan, perniagaan, tarian dan musik serta yang lainnya. Yang bisa membuat manusia menjadi lalai terhadap ibadahnya. Maka dengan ayat ini harusnya manusia menjadi sadar bahwa apa yang lebih penting dari dunia tidak sebanding dengan nikmat rezeki yang Allah beri. Setelah melaksanakan salat lalu Allah perintahkan agar bertebaran kembali yaitu mencari nafkah, berniaga dan melakukan hal yang mubah. Orang-orang yang beriman melaksanakan perintah Allah maka dia termasuk dari orang-orang yang beruntung dan ia mendapatkan berupa pahala kebaikan. Dalam tafsir Hidayatul Insan bi Tafsiril

22https://quranhadits.com/quran/62-al-jumu-ah/al-jumuah-ayat-11/, diakses pada Jum’at 18 Agustus 2023 pukul 19.47 WITA.

23https://quranhadits.com/quran/62-al-jumu-ah/al-jumuah-ayat-10/, diakses pada Jum’at 18 Agustus 2023 pukul 19.51WITA.

24https://quranhadits.com/quran/62-al-jumu-ah/al-jumuah-ayat-11/, diakses pada Jum’at 18 Agustus 2023 pukul 19.53 WITA.

(19)

16

Qur'an karya Ustadz Marwan Hadidi bin Musa menjelaskan, perintah setelah larangan menunjukkan mubah, yakni silahkan bertebaran lagi di bumi untuk mencari rezeki.

Oleh karena kesibukan untuk bekerja dan berdagang biasanya membuat lalai dari mengingat Allah, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan untuk banyak mengingat-Nya. Baik ketika berdiri, duduk maupun berbaring. Karena banyak berdzikir merupakan sebab terbesar untuk beruntung.25 Dalam surah dan ayat ini terdapat beberapa faedah:

a. Shalat Jum’at wajib bagi seluruh kaum muslimin, mereka juga wajib segera dan mengutamakannya di atas semua kesibukan mereka.

b. Dua kali khutbah pada shalat Jum’at wajib dihadiri, karena kata ‘dzikr

(mengingat Allah) ditafsirkan dengan dua khutbah.

c. Disyariatkan mengumandangkan adzan Jum’at.

d. Larangan jual beli ketika adzan Jum’at telah dikumandangkan. Yang demikian, karena hal itu dapat menghilangkan kewajiban dan melalaikan darinya. Hal ini menunjukkan bahwa setiap perkara meskipun pada asalnya mubah, namun jika sampai melalaikan kewajiban, maka pada saat itu tidak diperbolehkan.

e. Perintah untuk menghadiri dua khutbah Jum’at dan celaan bagi orang-orang yang tidak menghadirinya. Termasuk ke dalam bagian ini adalah wajibnya diam mendengarkan khutbah.

f. Sepatutnya seorang hamba mendatangi ibadah kepada Allah meskipun ada dorongan dalam jiwa untuk mendatangi permainan, bisnis dan keinginan hawa nafsu serta mengingat kebaikan dan pahala yang Allah janjikan serta mengutamakan keridhaan-Nya daripada hawa nafsunya.26

25https://tafsirweb.com/10910-surat-al-jumuah-ayat-10.html, diakses pada Sabtu 19 Agustus 2023 pukul 14.56 WITA

26https://tafsirweb.com/10911-surat-al-jumuah-ayat-11.html, diakses pada Sabtu 19 Agustus 2023 pukul 15.06 WITA

(20)

17 PENUTUP A. Simpulan

Etos kerja dalam makalah ini, maka dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Etos kerja dalam perspektif al-Qur’an adalah nilai-nilai, pandangan, prinsip- prinsip yang mendasari suatu pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut dapat berjalan sesuai dengan aturan agama Islam, dan bisa jalan secara terarah, menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi yang mempunyai sifat tersebut dan bagi masyarakat pada umumnya. Etos ini dipegang teguh sebagai acuan oleh setiap orang yang bekerja.

2. Ayat-ayat al-Qur’an yang membahas etos kerja sangatlah banyak, namun hanya beberapa yang penulis uraikan. Diantaranya manusia diharuskan memiliki etos kerja yang tinggi dalam bekerja dan berusaha, yang menyeimbangkan antara urusan dunia dan urusan akhirat. Jika etos kerja seseorang itu tinggi dengan niat bekerja untuk ibadah maka akan mendapatkan hasilnya, di dunia memperoleh pujian, bonus, dan predikat yang baik sekaligus mendapatkan pahala di akhirat kelak.

3. Relevansi ayat-ayat al-Qur’an tentang etos kerja dalam meningkatkan produktivitas kerja orang Islam adalah sangat baik (relevan), namun kenyataannya di kehidupan orang Islam sangatlah memprihatinkan. Karena kurangnya kesadaran diri dari dalam diri seseorang, khususnya orang Islam.

Sehingga etos kerja yang sesuai dengan ajaran Islam yang tercantum dalam al- Qur’an dan Sunnah, belum terealisasikan seutuhnya.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka dalam rangka meningkatkan semangat etos kerja, penulis sampaikan saran-saran berikut:

1. Sebagai makhluk tuhan manusia diwajibkan untuk berusaha dan bekerja dalam rangka memenuhi kebutuhan ekonomi dalam kehidupannya.

2. Umat Islam seharusnya dapat memahami ayat-ayat suci al-Qur’an, guna mendorong tumbuhnya semangat kerja atau disebut etos kerja yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia khususnya dan umat Islam di dunia saat ini, dengan

(21)

18

melakukan perubahan dan meningkatkan perannya dalam pembangunan guna meraih masa depan yang lebih baik sebagai perwujudan pengabdian kita kepada Allah.

3. Banyak sekali ayat-ayat suci al-Qur’an dan Hadits Nabi yang mendorong umat Islam untuk memiliki etos kerja yang tinggi, mampu menjadi subyek bagi kemajuan peradaban manusia, dan tidak hanya menjadi konsumen bagi kemajuan yang dihasilkan oleh orang lain. Untuk itu sangat dianjurkan untuk kita mengkaji lebih dalam ayat-ayat suci al-Qur’an dan Hadits Nabi, agar terealisasi etos kerja yang tinggi pada diri manusia dalam memakmurkan bumi ini.

4. Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dan banyak kesalahan dalam penulisan makalah ini, karena keterbatasan ilmu pengetahuan.

(22)

19

DAFTAR PUSTAKA

https//tirto.id/etos-kerja-menurut-Islam-dan-daftar-ayat-ayatnya-dalam-al-quran-glhL, diakses 31 Juli 2023 pukul 13.45 WITA.

https//tirto.id/kandungan-surah-at-taubah-ayat-105-dan-artinya-tentang-etos-kerja-gviL, diakses 31 Juli 2023 pukul 14.48 WITA.

https://quranhadits.com/quran/28-al-qasas/al-qasas-ayat-77/, diakses pada Jum’at 18 Agustus 2023 pukul 19.22 WITA.

https://quranhadits.com/quran/34-saba/saba-ayat-10/, diakses pada Jum’at 18 Agustus 2023 pukul 18.00 WITA.

https://quranhadits.com/quran/34-saba/saba-ayat-11/, diakses pada Jum’at 18 Agustus 2023 pukul 18.22 WITA.

https://quranhadits.com/quran/45-al-jasiyah/al-jasiyah-ayat-30/, diakses pada Jum’at 18 Agustus 2023 pukul 17.30 WITA.

https://quranhadits.com/quran/62-al-jumu-ah/al-jumuah-ayat-10/, diakses pada Jum’at 18 Agustus 2023 pukul 19.37 WITA.

https://quranhadits.com/quran/62-al-jumu-ah/al-jumuah-ayat-10/, diakses pada Jum’at 18 Agustus 2023 pukul 19.45 WITA.

https://quranhadits.com/quran/62-al-jumu-ah/al-jumuah-ayat-10/, diakses pada Jum’at 18 Agustus 2023 pukul 19.51WITA.

https://quranhadits.com/quran/62-al-jumu-ah/al-jumuah-ayat-11/, diakses pada Jum’at 18 Agustus 2023 pukul 19.37 WITA.

https://quranhadits.com/quran/62-al-jumu-ah/al-jumuah-ayat-11/, diakses pada Jum’at 18 Agustus 2023 pukul 19.47 WITA.

https://quranhadits.com/quran/62-al-jumu-ah/al-jumuah-ayat-11/, diakses pada Jum’at 18 Agustus 2023 pukul 19.53 WITA.

(23)

20

https://tafsirweb.com/9522-surat-al-jatsiyah-ayat-30.html, diakses pada Sabtu 19 Agustus 2023 pukul 14.33 WITA.

https://tafsirweb.com/10910-surat-al-jumuah-ayat-10.html, diakses pada Sabtu 19 Agustus 2023 pukul 14.56 WITA

https://tafsirweb.com/10911-surat-al-jumuah-ayat-11.html, diakses pada Sabtu 19 Agustus 2023 pukul 15.06 WITA

Husna, Maisarotil. Etos Kerja Dalam Kerangka Pemikiran Hasbi Ash Shiddiqy dan A.

Hassan, Hadharah, Volume 12, No. 1, Juni 2018.

Juliena,Dhita. Etos Kerja Dalam Perspektif Al-Qur’an: Studi Analisis, Skripsi, Semarang:

Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Walisongo, 2015.

Kholis, Nur. Etos Kerja Islami. Journal Mukaddimah, Kopertais Wilayah III dan PTAIS DIY, No. 22, Th. XIII, 2007.

Romadhon, Arif Firdausi Nur dan Cytta Adi Nurdiannisa. Etos Kerja Dalam Al-Qur’an:

Studi Komparatif Tafsir Al-Azhar dan Tafsir Al-Misbah, Karanganyar: Sekolah Tinggi Ilmu Al-Quran Isy Karima.

Referensi

Dokumen terkait

Ayat 18-19 menerangkan tentang keadilan Allah iaitu bagi golongan fasik dan golongan yang beriman kepada Allah terdapat perbezaan iaitu orang-orang yang beriman akan mendapat

Kemudian Allah Ta'ala menceritakan tentang keadaan orang-orang yang berbuat baik, yaitu yang beriman dengan sepenuh hati dan mengerjakan amal shalih dengan badan

Dengan demikian, menurut beliau ayat yang ke-105 dari Surat at-Taubah dimaknai: “Wahai Muhammad, katakanlah/lakukanlah apa yang kamu kehendaki, baik atau buruk, karena

Allah berfirman “Katakanlah : kesenangan di dunia hanya sebentar, dan akhirat lebih baik bagi orang- orang yang bertakwa” (QS. Mengetahui bahwa zuhudnya orang-orang

Artinya Isma’il ingin menyampaikan hal lain di balik kalimatnya itu bahwa perintah apa pun yang diperintahkan Allah SWT kepada ayahnya terhadap dirinya hendaknya

Sesungguhnya sebaik-baik wasiat yang wajib ada antara orang-orang yang beriman adalah wasiat takwa kepada Allah ?.. Takwa adalah wasaiat Allah kepada manusia pertama hingga

Tafsir Surah Al-An’am Ayat 105 dan 156 ٱ ۥ ١٠٥ Artinya: “Demikianlah Kami mengulang-ulangi ayat-ayat Kami supaya orang-orang yang beriman mendapat petunjuk dan supaya

Tiga ayat penting dari Al-Qur'an yang berisi panduan bagi kaum beriman untuk mendapatkan pertolongan dan pahala yang besar dari