• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tahapan Pelepasan Hak Atas Tanah untuk Kepentingan Umum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Tahapan Pelepasan Hak Atas Tanah untuk Kepentingan Umum"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

Dokumen diserahkan oleh instansi peminta tanah kepada gubernur/bupati/walikota di wilayah yang akan dilakukan kegiatan pengadaan tanah. Pada tahap persiapan ini, Gubernur/Bupati/Walikota yang telah menerima dokumen rencana pengadaan tanah akan membentuk tim persiapan, yang paling lama tim persiapan ini dibentuk dalam waktu 5 (lima) hari sejak diterimanya dokumen perencanaan. per Gubernur. Tim persiapan pengadaan tanah terdiri dari bupati/walikota, perangkat daerah yang terkait dengan pengadaan tanah, lembaga yang membutuhkan tanah, dan instansi pemerintah yang mengelola bidang pertanahan.

Konsultasi publik ini dilakukan di kantor kelurahan/desa atau di kantor kelurahan di wilayah yang direncanakan pembebasan lahan secara bertahap. Berdasarkan hasil penetapan lokasi pembangunan, lembaga pencari tanah harus menyerahkan pelaksanaan pengadaan tanah kepada kepala kantor wilayah badan pertanahan selaku kepala pelaksana pengadaan tanah. Kemudian Kepala Kantor Badan Pertanahan akan membentuk pelaksana pengadaan tanah yang terdiri atas pejabat di bidang pengadaan tanah di lingkungan kantor Badan Pertanahan, pejabat di lingkungan Kantor Badan Pertanahan di lokasi pengadaan tanah, dan pejabat daerah setempat.

Dalam hal ini, pembentukan kontraktor penertiban tanah dilakukan paling lambat 5 (lima) hari sejak diterimanya permohonan penertiban tanah. Kepala Pengelola Pengadaan Tanah menyampaikan hasil pengadaan tanah kepada instansi yang memerlukan tanah setelah memberikan ganti rugi kepada pemegang hak atas tanah dan/atau mempercayakan ganti rugi tersebut kepada pengadilan negeri yang daerah hukum pengadaan tanah. Instansi yang membutuhkan tanah dapat memulai pelaksanaan pembangunan ketika kepala pengelola pengadaan tanah memberikan hasil pengadaan tanah.

Instansi yang meminta tanah wajib mendaftarkan atau melakukan pra-sertifikat atas tanah tersebut sejak pelepasan hak atas tanah dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari setelah diumumkannya hasil pengadaan tanah.

BENTUK PERLINDUNGAN HUKUM PEMEGANG HAK ATAS TANAH DALAM PELEPASAN HAK ATAS TANAH UNTUK

Perlindungan hukum merupakan tanggung jawab negara yang harus diwujudkan untuk memberikan pelayanan hukum dan keadilan kepada warga negaranya guna terciptanya ketertiban dan keharmonisan dalam kehidupan. Namun perlindungan hukum merupakan hak setiap warga negara dimanapun ia berada, dan pemerintah sebagai bagian dari negara mempunyai tanggung jawab besar dalam menegakkan hukum untuk memberikan perlindungan hukum kepada warga negaranya tanpa diskriminasi. Mochamad Isnaeni menyatakan bahwa perlindungan hukum adalah suatu perlindungan yang diberikan kepada subjek hukum sesuai dengan kaidah hukum, konsep hukum atau teori yang digunakan. Perlindungan hukum perdata menurutnya berarti adanya perlindungan hukum internal, yaitu ketika suatu perjanjian dibuat, para pihak dapat menciptakan perlindungan hukumnya sendiri, apa pun jenisnya yang diinginkan menurut perjanjian.

Perlindungan hukum diberikan apabila terdapat pelanggaran atau tindakan yang bertentangan dengan hukum yang dilakukan pemerintah, atau tindakan pihak yang berwenang melanggar hukum atau patut untuk diketahui masyarakat. Arti kata perlindungan hukum adalah upaya menjamin hak-hak yang dilindungi sesuai dengan kewajiban yang harus ditegakkan. Undang-undang pertanahan nasional memberikan perlindungan hukum kepada pemegang hak atas tanah bahwa penggunaan dan penguasaan tanah oleh siapa pun dan untuk apa pun harus berdasarkan hak atas tanah yang ditetapkan oleh undang-undang pertanahan nasional.

Perlindungan hukum dalam pengadaan tanah untuk kepentingan umum secara umum dapat diartikan sebagai penghormatan terhadap hak individu atas tanah. 2 Tahun 2012 lebih menekankan pada terwujudnya perlindungan hukum bagi pemilik hak atas tanah dalam reformasi peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pengadaan tanah dalam pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum. Ketentuan mengenai perlindungan hukum dalam peraturan perundang-undangan yang ditujukan kepada pemilik hak atas tanah secara jelas tercantum dalam pasal-pasal yang mengaturnya.

Sumardjono memberikan tanggapannya terhadap peraturan pengadaan tanah untuk kepentingan umum terkait dengan perlindungan hukum bagi pemilik tanah, yaitu: 36 Perlindungan hukum terhadap masyarakat yang tanahnya diambil untuk kepentingan umum, yang secara formal tertuang dalam peraturan perundang-undangan, harus tetap konsisten. dan terus ditingkatkan. . Khusus untuk perlindungan hukum bagi pemilik tanah dalam kegiatan pengadaan tanah untuk kepentingan umum, terdapat kewajiban untuk memberikan ganti rugi yang layak bagi pemilik tanah. Kemudian bentuk perlindungan hukum lainnya dalam pengadaan tanah untuk kepentingan umum adalah adanya kesempatan berkonsultasi antara pemilik tanah dengan pihak yang membutuhkan tanah tersebut.

Adanya perlindungan hukum terhadap pemegang hak atas tanah dalam perolehan tanah untuk kepentingan umum dapat memberikan rasa keadilan bagi masyarakat yang terkena dampak pembangunan sehingga masyarakat tersebut dapat terus terjamin. Selain itu, perlindungan hukum adalah penghormatan terhadap hak atas tanah seseorang sesuai dengan peraturan perundang-undangan pertanahan nasional. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perlindungan hukum dalam pengadaan tanah untuk kepentingan umum secara umum dapat dimaknai sebagai penghormatan terhadap hak individu atas tanah.

Adapun mengenai perlindungan hukum yang diberikan, secara umum UUD 1945 mengatur tentang perlindungan hak atas tanah sebagaimana diatur dalam Pasal 28 alinea keempat huruf h yang berbunyi: “Setiap orang berhak atas hak milik perseorangan dan hak milik. Hal ini tidak boleh diambil sembarangan dan harus diimbangi dengan kompensasi.” Selain itu, keberadaan UU No. 12 Tahun 2012 memberikan perlindungan hukum kepada pemilik dan pemegang hak atas tanah, yaitu berupa pemberian ganti rugi yang layak berdasarkan penilaian penilai yang ditunjuk oleh komisi pengadaan tanah. Bentuk lain dari perlindungan hukum dan penghormatan terhadap hak atas tanah dalam perolehan tanah untuk kepentingan umum adalah melalui musyawarah dengan pemilik tanah untuk menentukan dan menetapkan nilai ganti rugi yang akan diberikan kepada pemilik tanah.

Ketentuan lain mengenai jaminan keamanan dan perlindungan hukum hak atas tanah diatur dalam berbagai peraturan perundang-undangan, yaitu diatur dalam Pasal 19 Ayat (2) huruf c, Pasal 23 Ayat (2), Pasal 38 Ayat.

Referensi

Dokumen terkait

Demikian pula penelitian ini yang mengkaji tentang Pelaksanaan Pelepasan Hak Atas Tanah Pada Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan Kepentingan Umum (Kajian Pembangunan Pelabuhan

tahun lalu hanya diberikan ganti rugi tidak sebesar yang diminta oleh warga yang belum menerima ganti rugi tahun sekarang, sehingga dikhawatirkan adanya perbedaan

Pengertian musyawarah menurut Pasal 1 ayat (10) dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk

Untuk pemberian ganti rugi di kota-kota besar pada umumnya cenderung berupa uang, sedangkan ganti rugi yang berbentuk lain jarang terjadi terlebih ganti rugi itu

Pemberian ganti rugi oleh pemerintah terhadap pemegang hak atas tanah yang terkena pembebasan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum adalah merupakan hak yang

Karena itu, konsinyasi hanya bisa diterapkan untuk pembayaran ganti rugi untuk pengadaan tanah dilakukan oleh Instansi Pemerintah untuk kepentingan umum, dengan

Masalah ganti kerugian merupakan hal yang paling penting dalam proses pengadaan tanah. Ganti rugi adalah pemberian ganti atas kerugian yang diderita oleh pemegang hak

Ganti rugi dalam bentuk uang diberikan dalam waktu paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak tanggal keputusan.Untuk ganti rugi yang tidak berupa uang,