• Tidak ada hasil yang ditemukan

TANAH SISTEMATIS LENGKAP (PTSL)

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "TANAH SISTEMATIS LENGKAP (PTSL) "

Copied!
178
0
0

Teks penuh

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga buku yang berjudul Kebijakan Pemerintah dalam Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) ini dapat terselesaikan dengan baik. Adanya buku ini memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan terkait kebijakan pemerintah dalam pelaksanaan program pendaftaran tanah sistematik lengkap. Sedangkan bagi masyarakat umum, buku ini dapat menjadi pengetahuan, petunjuk dan panduan terhadap kebijakan pemerintah yang dilaksanakan dalam program pendaftaran tanah yang sistematik lengkap.

Pendaftaran hak milik merupakan prasyarat bagi upaya pengaturan dan pengaturan peruntukan, penguasaan, pemilikan, dan penggunaan tanah, termasuk mengatasi berbagai permasalahan pertanahan. Penyelenggaraan pendaftaran tanah yang memungkinkan para pemegang hak atas tanah untuk membuktikan hak atas tanah yang dimilikinya dan bagi pihak-pihak yang berkepentingan seperti calon pembeli dan kreditur untuk memperoleh informasi mengenai Dalam Pasal 19 Undang-Undang Pokok Agraria atau selanjutnya disebut UUPA, pemerintah menginstruksikan kepada pemerintah untuk melakukan pendaftaran tanah dalam bentuk hak kadaster atau jaminan kepastian hukum.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pemerintah melalui Kementerian Agraria Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional mencanangkan Program Prioritas Nasional berupa Percepatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL). Berdasarkan uraian di atas dan untuk mengetahui pelaksanaan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap di Kabupaten Blora, penulis tertarik untuk menulis buku yang berjudul “Kebijakan untuk mempermudah pengajuan Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) di Kantor Pertanahan Kabupaten Blora. Blora untuk merampingkan. Kabupaten".

KERANGKA KONSEPTUAL

Sudut pandang yurisprudensi normatif atau yuridis positif adalah dimana hukum menitikberatkan pada aspek kepastian hukum. Kepastian hukum adalah kepastian aturan hukum, bukan kepastian bertindak melawan atau bertindak sesuai dengan aturan hukum. Negara sebagai suatu sistem hukum bersifat pasti, sehingga untuk menjamin kepastian hukum berlaku asas-asas hukum.

Kepastian hukum tidak hanya berupa pasal-pasal undang-undang, tetapi juga konsistensi putusan hakim antar putusan. Ketentuan asas ini tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah Pasal 17, 18 dan 19. Secara tegas diatur dalam Pasal 2 VV Nomor 24 Tahun 1997, bahwa pendaftaran tanah dilaksanakan pada dasar prinsip dari sederhana, aman, terjangkau, diperbarui dan terbuka.

Asas jaminan dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa pendaftaran tanah harus dilaksanakan secara teliti dan hati-hati agar hasilnya dapat menjamin kepastian hukum sesuai dengan tujuan pendaftaran tanah itu sendiri. Selain itu pendaftaran tanah berdasarkan asas jaminan berarti hasil yang dicapai harus benar-benar menjamin kepastian hukum atas sebidang tanah.

STUDI TENTANG TANAH

- Kata terkuat dan tergenapi dimaksudkan hanya untuk membedakan antara hak pakai hasil, hak guna bangunan, hak pakai hasil dan lain-lain, yaitu untuk menunjukkan bahwa di antara hak atas tanah yang dapat dimiliki oleh orang, hak milik adalah yang paling kuat dan lengkap. Hak guna usaha atau HGU diatur dalam UUPA § 28 ayat 1 yang berbunyi: Hak guna usaha adalah hak negara untuk menggarap tanah dalam jangka waktu yang disebut dalam § 29 untuk usaha pertanian, perikanan atau peternakan. Berbeda dengan hak milik, tujuan penggunaan tanah yang dimiliki oleh hak pakai hasil dibatasi, yaitu untuk pertanian, perikanan, dan peternakan.

Sedangkan Pasal 29 menentukan bahwa hak pakai hasil berlangsung selama 25 tahun atau 35 tahun dan dapat diperpanjang paling lama 25 tahun atas permintaan pemegang hak. Sesuai dengan alinea pertama Pasal 35 ZUPA, hak guna bangunan adalah hak untuk mendirikan dan memiliki bangunan di atas tanah yang bukan miliknya, dengan jangka waktu paling lama 30 tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu berikutnya. jika diperlukan. 20 tahun, Pasal 37 ZUPA menjelaskan terciptanya hak guna bangunan, yang menyebabkan: Berbeda dengan hak guna usaha, dalam hal hak pakai tanah, penggunaan tanah itu tidak dimaksudkan untuk pertanian, perikanan atau peternakan, tetapi untuk bangunan, sehingga dapat diberikan hak atas tanah negara atau tanah milik orang perseorangan atau badan hukum. untuk membangun.

Peraturan Pemerintah nomor 40 tahun 1996 mengatur kewajiban pemegang hak guna bangunan, sebagaimana diatur dalam Pasal 30 yang meliputi: Pengembalian tanah yang diberikan hak pakai bangunan kepada negara, pemegang hak pengelolaan atau pemegang barang haknya setelah dicabutnya hak pakai bangunan tersebut.

PERSPEKTIF ISLAM

Dalam pandangan Islam, segala yang ada di langit dan di bumi termasuk di bumi adalah milik Allah SWT semata-mata. Dan kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, dan kepada Allah-lah tempat kembali (sekalian makhluk).” 56. Kepunyaan-Nya kerajaan langit dan bumi, Dia menghidupkan dan mematikan, dan Dia Maha Kuasa atas segala-galanya.”57.

Kemudian Allah SWT sebagai pemilik hakiki memberikan kekuasaan (istikhlaf) kepada manusia untuk mengelola harta milik Allah ini sesuai dengan hukum-hukum-Nya. Imam Al-Qurthubi menafsirkan ayat ini dengan mengatakan, “Ayat ini adalah dalil bahwa asal usul harta (ashlul milki) adalah milik Allah SWT, dan manusia tidak berhak kecuali menggunakan (tasharruf) dengan cara yang diridhai Allah SWT. ". Oleh karena itu, falsafah ini berimplikasi bahwa tidak ada hukum yang dapat digunakan untuk mengatur masalah tanah kecuali hanya hukum Allah.

Melalui ayat 33-35, Allah SWT menginformasikan kepada kita beberapa tanda kekuasaan-Nya, yaitu: 59. Allah hanya menciptakan permulaan dari berbagai jenis tumbuh-tumbuhan dan lain-lain, kemudian Dia memberikan ilmu kepada manusia untuk tujuan pengembangan, pelestarian apa yang Dia ciptakan untuk kepentingan kemampuan untuk melakukannya.

TINJAUAN UMUM

Berdasarkan Pasal 19, ayat Dalam UUPA disebutkan bahwa untuk menjamin kepastian hukum bagi pemerintah diadakan pendaftaran tanah di seluruh Indonesia menurut ketentuan yang diatur dalam PP No. Pendaftaran tanah sistematik adalah kegiatan pendaftaran tanah yang dilakukan secara serentak yang meliputi semua item pendaftaran tanah yang tidak terdaftar dalam suatu wilayah atau sebagian wilayah desa/kelurahan. Pendaftaran tanah secara sistematik dilakukan atas prakarsa pemerintah berdasarkan rencana kerja jangka panjang dan tahunan dan dilakukan di wilayah yang ditetapkan oleh Menteri Negara Pertanian/Kepala BPN.

Dalam hal suatu desa/kelurahan tidak ditetapkan secara sistematis sebagai daerah pendaftaran tanah, pendaftaran tanah dilakukan melalui pendaftaran tanah secara sporadis. Pendaftaran kadaster sporadik adalah kegiatan kadaster yang pertama kali berhubungan dengan satu atau lebih objek kadaster di suatu wilayah atau sebagian wilayah desa/kelurahan, baik secara sendiri-sendiri maupun masal. Pendaftaran kadaster secara sporadis dilakukan atas permintaan pihak yang berkepentingan, yaitu orang yang berhak atas obyek kadaster yang bersangkutan dan wakilnya yang sah.

Penyusunan peta dasar pendaftaran tanah, yang digunakan untuk membuat peta pendaftaran tanah pada saat melakukan pendaftaran tanah secara sistematik, serta untuk memetakan bidang-bidang tanah yang telah didaftarkan sebelumnya. Untuk penyajian data fisik dan hukum bagi pihak-pihak yang memerlukan atau berkepentingan, dilakukan penyelenggaraan pendaftaran tanah dalam bentuk daftar umum, yang terdiri dari kartu pendaftaran tanah, daftar-daftar, surat-surat ukur, buku daftar dan daftar nama. . . Jika di atas tanah tidak ada hak dari pihak tertentu (orang atau badan hukum), maka tanah itu disebut tanah yang dikuasai langsung oleh negara, jika di atas tanah itu ada hak dari pihak tertentu, maka tanah itu disebut tanah dengan hak. , yang tunduk pada pendaftaran tanah.

Sedangkan yang menjadi subyek pemilikan tanah dan juga subyek pendaftaran tanah adalah para pemegang hak atas tanah, baik perorangan maupun badan hukum. Selain pengertian tanah yang menjelaskan apa yang dimaksud dengan hak, hak pada dasarnya adalah kekuasaan yang diberikan oleh undang-undang kepada seseorang atas suatu benda atau seseorang, sehingga timbul hubungan hukum di antara mereka.66 Berdasarkan Pasal 2 Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang pendaftaran tanah menyebutkan bahwa pendaftaran tanah dasar itu sederhana, aman, terjangkau, mutakhir, dan terbuka. 65 Yani Pujiwati et al., 1999, Pendaftaran tanah negara berdasarkan PP24/1997 tentang pendaftaran tanah, majalah Sosiohumaniora, Vol l.No.l.

Hal ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa pendaftaran tanah harus dilaksanakan dengan hati-hati dan hati-hati agar hasilnya menjamin kepastian hukum sesuai dengan tujuan pendaftaran tanah. Yang dimaksud dengan prinsip up to date adalah kelengkapan yang memadai dalam penyelenggaraan dan keseimbangan pemeliharaan data, data yang tersedia menunjukkan data up to date, dapat dijangkau jika ada perubahan di kemudian hari, sehingga perlu mengikuti kewajiban untuk mendaftarkan dan mencatat perubahan-perubahan yang terjadi, asas ini mensyaratkan pemeliharaan data yang berkesinambungan dan pendaftaran tanah yang berkesinambungan agar data yang ada selalu sesuai dengan perkembangan di lapangan. Beberapa kegiatan dalam melakukan pendaftaran tanah dilimpahkan kepada pejabat lain yang penggunaannya bersifat nasional atau melebihi wilayah kerja Kepala Kantor Pertanahan, misalnya pengukuran titik-titik teknis dasar dan peta fotogrametri.

PENDAFTARAN TANAH

SISTEMATIS LENGKAP

PELAKSANAAN DAN TAHAPAN

Target PTSL di Kabupaten Blora yang berjumlah 47.300 bidang merupakan target yang tinggi jika dilihat dari jangka waktu penyelesaian dan jumlah SDM. Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Blora Nomor: 754/KEP-33.17/IV/2018 tentang Pembentukan Panitia Pemeriksa, Satuan Tugas Fisik Dan Hukum Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Kabupaten Blora Tahun 2018 tahun anggaran, nama-nama panitia PTSL Kabupaten Blora adalah sebagai berikut:85 . Di lapangan, fisik atau surveyor dari Kantor Pertanahan Kabupaten Blora dalam melakukan survey menggunakan prinsip sempadan yang saling bertentangan.

Setelah dilakukan penetapan batas lapangan dan pengukuran, petugas fisik atau surveyor di Kantor Pertanahan Kabupaten Blora membuat gambar survey. Setelah dilakukan pemeriksaan tanah yang dirasa cocok data fisik dan hukumnya, maka Kantor Pertanahan Kabupaten Blora kemudian melakukan pengumuman atas tanah yang dimohonkan haknya. Pengumuman dilakukan di Kantor Pertanahan Kabupaten Blora dan di balai desa sasaran PTSL dengan ditempel di papan pengumuman.

Apabila masalah atau sengketa tersebut dapat diselesaikan, para pihak harus menyurati kembali ke Kantor Pertanahan Kabupaten Blora untuk mencabut dan melanjutkan kegiatan sertifikasi. Apabila ada kesalahan yang dilakukan oleh pihak Kantor Pertanahan Kabupaten Blora melalui petugas fisik atau hukum, maka akan dikoreksi 93. Pada saat penyerahan sertifikat PTSL, Kantor Pertanahan Kabupaten Blora selalu melibatkan panitia desa, karena sertifikat belum tentu ada tidak ada masalah.

Target PTSL Kabupaten Blora tahun 2018 sebanyak 47.300 bidang, dengan jangka waktu sekitar 8 bulan, Pemohon Kantor Pertanahan Kabupaten Blora mengalami kesulitan. Pada tahap pendataan, petugas PTSL mengalami kesulitan karena banyaknya objek tanah PTSL di Kabupaten Blora. Solusinya, Badan Pertanahan Kabupaten Blora menerapkan kebijakan pemberian nomor identifikasi sementara (NIS) pada setiap berkas yang masuk, sehingga memudahkan akses dan pemantauan.

Salah satu kendala yang dialami dalam pelaksanaan PTSL di Kabupaten Blora tahun 2018 adalah banyaknya bidang tanah yang menjadi target PTSL dalam waktu singkat. Hal ini membuat petugas perkara di Kantor Pertanahan Kabupaten Blora kesulitan memenuhi target. Oleh karena itu, petugas Kantor Pertanahan Kabupaten Blora menjalankan tugasnya dengan cermat sesuai prosedur dan bertanggung jawab penuh.

Penyelenggaraan PTSL di Kabupaten Blora sebagai pemenuhan asas-asas pendaftaran tanah yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah. Penyelenggaraan PTSL di Kabupaten Blora secara keseluruhan menganut asas sederhana, hanya dalam pelaksanaannya tidak berjalan maksimal bagi pihak yang berkepentingan.

DAFTAR PUSTAKA

BIODATA PENULIS

Pernyataan penguasaan fisik tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 harus dibubuhi materai dan dibuat sesuai dengan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran VI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Hak milik/hak pakai fasilitas/hak pakai poin 1 berlaku karena hak tersebut terdaftar dalam daftar tanah.

Referensi

Dokumen terkait

“ Hak Jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-Undang Pokok Agraria Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok

Undang-undang nomor 5 tahun 1960 tentang Peraturan dasar pokok-pokok Agraria (UUPA) dan peraturan pelaksananya, serta Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang

b) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria. c) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1961 tentang Pencabutan Hak Atas Tanah Dan

Hukum Tanah Nasional yang diatur dalam Undang-Undang No.5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA) Undang-Undang No 5 tahun 1960, pada Penjelasan

Perbedaan keadaan masyarakat pada masa pembentukan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria dan Undang-Undang Nomor 56 Prp

Bahan hukum primer yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria; 2 Peraturan Pemerintah Republik

Peraturan Perundang-undangan: Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok- Pokok Agraria Undang-Undang

Dalam Pasal 16 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria atau biasa disebut Undang-Undang Pokok Agraria yang disingkat UUPA diatur tentang hak-hak