• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tantangan Etika di Era Digital

N/A
N/A
Haifa Yasmin Official

Academic year: 2024

Membagikan "Tantangan Etika di Era Digital"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ARTIKEL ILMIAH

“TANTANGAN ETIKA DI ERA DIGITAL: MENGOPTIMALKAN KINERJA TANPA MENGORBANKAN NILAI-NILAI ETIS”

Dosen:

Saluri,S.Pd., MT.

Haifa Yasmin Nurul Sholihah 11052369

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Etika Profesi

PROGRAM STUDI D3 MANAJEMEN INFORMATIKA GEOLOGI & PERTAMBANGAN “AGP” BANDUNG

2024

(2)

TANTANGAN ETIKA DI ERA DIGITAL: MENGOPTIMALKAN KINERJA TANPA MENGORBANKAN NILAI-NILAI ETIS

Haifa Yasmin Nurul Sholihah Program Studi D3 Manajemen Infomatika Geologi & Pertambangan “AGP” Bandung

[email protected]

ABSTRAK

Dalam era digital yang semakin maju, teknologi informasi (TI) telah menjadi elemen vital dalam operasi dan komunikasi sehari-hari. Namun, memunculkan berbagai tantangan yang berhubungan dengan etika dan hukum seperti: penipuan, pelanggaran, pembobolan informasi rahasia dan lain-lain. Disebabkan kurangnya landasan hukum yang dapat diterapkan. Untuk menghindari permasalahan tersebut, terdapat dua jenis peraturan, yaitu peraturan tidak tertulis berupa norma yang berlaku, dan peraturan tertulis berupa perundang-undangan yang secara resmi disahkan oleh suatu lembaga yang berwenang.

Kata Kunci: Digital, Teknologi Informasi, Tantangan, Etika, Norma, Profesi, Profesional.

ABSTRACT

In an increasingly advanced digital era, information technology (IT) has become a vital element in daily operations and communication. However, it raises various challenges related to ethics and law such as: fraud, violations, breach of confidential information and others. Due to the lack of applicable legal basis. To avoid these problems, there are two types of regulations, namely unwritten regulations in the form of applicable norms, and written regulations in the form of legislation that is officially ratified by an authorized institution.

Keywords: Digital, Information Technology, Challenges, Ethics, Norms, Profession, Professional.

(3)

PENDAHULUAN

Teknologi Informasi adalah alat yang diciptakan untuk memberikan kemudahan dalam aktivitas atau pekerjaan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Seperti mencari infomari, mengolah infomasi, berkomunikasi, menyebarkan informasi dan lain-lain.

Contoh dari teknologi informasi bukan hanya komputer saja tetapi juga TV, telepon, peralatan rumah tangga elektronik, dan Laptop. Adanya media teknologi seperti smartphone, laptop dan aplikasi yang menunjang kegiatan, sehingga proses input dan proses data tidak perlu dilakukan secara manual.

Contoh sistem informasi dalam kehidupan sehari-hari seperti e- learning, e-banking, e-commerce, e- gov. TI menyatukan komputasi dan komunikasi berkecepatan tinggi berupa data, suara, dan video.

Perkembangan pesat dalam penggunaan TI juga telah memunculkan berbagai tantangan, terutama terkait dengan keamanan data karena telah mengakibatkan kerugian besar bagi individu, organisasi, dan masyarakat secara keseluruhan.

Pelanggaran tersebut meliputi serangan siber, pencurian identitas, dan

pelanggaran privasi, yang dapat menyebabkan kerugian finansial, kehilangan data penting, kerusakan reputasi, dan bahkan potensi ancaman terhadap keamanan nasional.

Pencegahan pelanggaran etika dalam Teknologi Informasi dan komunikasi perlu adanya aturan dan hukum. terdapat dua jenis peraturan, yaitu peraturan tidak tertulis berupa norma yang berlaku, dan peraturan tertulis berupa perundang-undangan yang secara resmi disahkan oleh suatu lembaga yang berwenang. Netiquette adalah singkatan dari Network Etiquette yaitu etika yang tidak tertulis di dalam penggunaan internet. Dimana aturan ini menyangkut batasan dan cara yang terbaik dalam memanfaatkan fasilitas Internet seperti blog, mailing list, forum dll. Sebenarnya Nettiquette ini adalah hal yang umum dan biasa.

Norma yang berlaku sebenarnya tidak ada kepastian secara hukum, namun masyarakatlah yang dapat menilai apakah prilaku seseorang sesuai dengan norma atau tidak. Dengan memahami etika teknologi informasi dapat Menambah wawasan mengenai pelanggaran kode etik TI, menciptakan lingkungan digital yang aman dan

(4)

nyaman serta menjaga integritas seorang profesi TI yang profesional.

METODE

Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data atau Dokumentasi adalah teknik atau cara oleh peneliti untuk mengumpulkan data dari dokumen, catatan atau arsip tertentu. Metode ini memerlukan langkah yang strategis dan sistematis untuk mendapatkan data yang valid dan sesuai dengan kenyataannya.

HASIL PEMBAHASAN

“Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom)”. Kode etik profesi merupakan kumpulan prinsip perilaku profesional yang berlaku untuk setiap profesi. Menurut Maria J. Wantah, moral ialah sesuatu yang bersangkutan dengan keterampilan dalam menentukkan benar atau salah serta baik atau buruknya sebuah perilaku pada diri seseorang. Pentingnya Etika profesi Teknologi Informasi dalam menjaga kepercayaan dan integritas di antara para Profesional dan masyarakat yang bergantung pada teknologi

informasi. Berikut adalah beberapa alasan mengapa etika profesi TI sangat penting:

1. Kepercayaan publik:

Membangun kepercayaan dengan memastikan bahwa para profesional berperilaku dengan integritas, menjaga privasi pengguna, dan bertindak sesuai dengan kepentingan masyarakat.

2. Privasi dan keamanan:

Etika profesi TI memastikan bahwa data ini dikelola dengan aman dan rahasia, serta melindungi privasi individu.

3. Tanggung jawab sosial:

Etika profesi IT menekankan pada tanggung jawab sosial para profesional dalam menggunakan TI untuk kebaikan masyarakat.

Mereka harus mempertimbangkan dampak sosial, lingkungan, dan budaya dalam pengembangan dan implementasi solusi TI.

4. Integritas Profesional:

Etika profesi TI mempromosikan standar integritas dan profesionalisme. Para profesional diharapkan untuk berperilaku dengan jujur, adil, dan objektif dalam menjalankan tugas mereka.

(5)

Ini membantu menjaga reputasi profesi dan meningkatkan kualitas layanan yang disediakan.

5. Penghindaran Konflik Kepentingan:

Etika profesi TI mengatur hubungan profesional dengan pelanggan, pengguna, dan pihak terkait lainnya.

Prinsip etika membantu para profesional menghindari konflik kepentingan yang dapat merusak integritas mereka dan mempengaruhi kepercayaan masyarakat.

Standar moral dan ketentuan- ketentuan etika profesi TIK di Indonesia:

1. UU Hak Cipta dan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HaKI)

a. UU RI No. 14 Tahun 2001 tentang Paten

b. UU RI No. 15 Tahun 2001 tentang Merek

c. UU RI No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta

Fungsi hak cipta atas karya sinematografi dan program computer memiliki hak untuk memberikan izin atau melarang orang lain tanpa persetujuannya

menyewakan ciptaan tersebut untuk kepentingan yang bersifat komersial.

2. Perbuatan Yang Dilarang Dalam UU ITE

Pasal Perbuatan Yang Dilarang Pasal 27 Konten Ilegal berupa

konten asusila,

perjudian, pencemaran nama baik, pemerasan Pasal 28 Penyebaran berita bohong

dan SARA Pasal 29 Mengancam dan

menakuti-nakuti Pasal 30 Mengakses komputer

orang lain dan meretas keamanannya Pasal 31 Melakukan intersepsi

elektronik milik orang lain Pasal 32 Mengubah Informasi

elektronik milik orang lain Pasal 33 Merusak Sistem Informasi Pasal 34 Menyediakan sandi kode

akses (cracking) Pasal 35 Mengubah Informasi

elektronik dan

membuatnya seolah-olah asli

Tabel 1. UU ITE

3. UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE)

UU No. 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elekronik mengaturberbagai perlindungan hukum atas kegiatan yang memanfaatkan internet sebagai medianya, baik

(6)

Transaksi maupun pemanfaatan informasinya.

Jenis pelanggaran etika penggunaan teknologi informasi dan informasi dan komunikasi :

1. Hacking/Cracking

Hacking adalah seorang yang memiliki keinginan untuk melakukan eksplorasi dan penetrasi terhadap sebuah sistem operasi dan kode komputer pengaman lainya tetapi tidak melakukan tindakan pengrusakan apapun tidak mencuri uang atau informasi. Cracker adalah sisi gelap dari hacker dan memiliki ketertarikan untuk mencuri informasi, melakukan berbagai macam kerusakan dan sesekali waktu juga melumpuhkan seluruh sistem komputer.

2. Piracy (Pembajakan) adalah pembajakan perangkat lunak (software). Mengutip atau menduplikasi suatu produk kemudian menggunakan dan menyebarkan tanpa izin atau lisensi dari pemegang hak cipta merupakan pembajakan, dan masuk kategori kriminal Contohnya, ketika seseorang menduplikasi program

Microsoft Office, kemudian diinstalasi tanpa membeli lisensi yang sah.

3. Pornografi dan Paedofilia

Pornography merupakan jenis kejahatan dengan menyajikan bentuk tubuh tanpa busana, erotis, dan kegiatan seksual lainnya dengan tujuan merusak moral. Paedophilia

merupakan kejahatan

penyimpangan seksual yang lebih condong kearah anak-anak (child phornography). Membuka situs dewasa bagi orang yang belum layak merupakan tindakan yang tidak sesuai dengan norma dan etika.

Teknologi internet memberikan dua pilihan yaitu positif dan negatif.

4. Computer Crime merupakan kegiatan melawan hukum yang dilakukan dengan memakai komputer sebagai sarana/alat atau komputer sebagai objek, baik untuk memperoleh keuntungan ataupun tidak, dengan merugikan pihak lain.

5. Illegal Contents merupakan kejahatan dengan memasukkan data atau informasi ke internet tentang sesuatu hal yang tidak benar dan dapat dianggap melanggar hukum atau mengganggu ketertiban umum.

(7)

6. Infringements of Privacy merupakan kejahatan yang ditujukan terhadap informasi seseorang yang merupakan hal yang sangat pribadi dan rahasia.

Kejahatan ini biasanya ditujukan terhadap keterangan seseorang pada formulir data pribadi yang tersimpan secara computerized, yang apabila diketahui oleh orang lain akan dapat merugikan korban secara materil maupun immateril, seperti nomor kartu kredit, nomor PIN ATM, cacat atau penyakit tersembunyi dan sebagainya.

Pencegahan pelanggaran kode etik profesi merupakan langkah-langkah yang diambil untuk mencegah terjadinya tindakan yang melanggar norma dan etika dalam suatu profesi.

Berikut beberapa cara yang biasanya diterapkan:

1. Pelatihan dan Pendidikan:

Memberikan pelatihan dan pendidikan kepada para profesional agar memahami kode etik profesi dan tanggung jawab mereka.

2. Sistem Pengawasan: Menerapkan sistem pengawasan yang

memantau perilaku para profesional. Ini bisa berupa pengawasan internal oleh rekan seprofesi atau pengawasan eksternal oleh badan regulasi.

3. Komitmen Terhadap Nilai Etika: Menanamkan komitmen pada para profesional untuk menghormati nilai-nilai etika dan menjalankan tugas mereka dengan integritas.

4. Transparansi:Memastikan

transparansi dalam keputusan dan tindakan yang diambil. Semua proses dan keputusan harus dapat dipertanggungjawabkan

5. Sanksi: Menetapkan sanksi bagi pelanggaran kode etik. Ini bisa berupa peringatan, denda, atau pencabutan izin praktik.

6. Pelaporan: Mendorong para profesional untuk melaporkan pelanggaran yang mereka saksikan atau alami.

(8)

PENUTUP

Kesimpulan: Pelanggaran keamanan data dapat terjadi karena kesalahan manusia dalam penyalahgunaan teknologi komputer salah satu kasus Pelanggaran data adalah serangan siber yang dilakukan secara sengaja untuk meretas sistem dan mengakses data rahasia. Dalam menghadapi pelanggaran keamanan data, penting untuk mematuhi etika profesi, bertanggung jawab atas keputusan yang diambil, dan melindungi kerahasiaan informasi.

DAFTAR PUSTAKA

Irwan Alfrianto, S. (2023). Etika Profesi Teknologi Informasi:

Pelanggaran Keamanan Data. Etika Profesi Tenologi Informasik.

M. Qomaruddin, S. M. (2013). Etika Dalam Penggunaan Teknologi Informasi. Dalam S. M.

M. Qomaruddin, Model Pratikum ICT.

Pertama Pebruari 2020. Diambil kembali

dari:https://fti.unissula.ac.id/wp- content/uploads/2021/05/02-Bab-1- Etika-Penggunaan-TIK.pd

Boari, Yoseb, Joko Nugroho, Ahmad Muhajir Algadri, Pipin Yosepin, Harry Tripurnama, Ika Yulistiana, and Ijang Muharam. "SUMBER DAYA MANUSIA."

Suhartini, A. (2019). Pencegahan Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik Pada Media Online Serambi Indonesia (Doctoral di ssertation, UIN Ar-Raniry Banda Aceh).

Referensi

Dokumen terkait

Era digital membawa tantangan tersendiri bagi generasi muda dan juga berbagai pihak yang bergulat pada pendampingan kaum muda. Kemajuan teknologi dan berbagai kemudahan

Tantangan pendidikan pada era milineal yang dihadapi guru berupa Melek Digital, Guru sebagai pembelajar sepanjang hayat, Menyuguhkan Pembelajaran yang Menyenangkan

Era digital menjadikan pecahan baru strategi dakwah yang membuat para pelakunya untuk merubah arah dakwah yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, santri merupakan

Konvergensi digital dan layanan elektronik merupakan era digital baru untuk meningkatkan taraf hidup maupun cara hidup bagi masyarakat. Terdapat beberapa layanan

Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat Dari kegiatan pengabdian yang dilakukan tentang membangun kesadaran moral dan etika dalam berinteraksi di era digital, ada beberapa faktor kendala

Dokumen ini membahas tentang peran pendidikan dalam menghadapi tantangan era digital di era Revolusi

54 Kesimpulan dan saran yang dapat disampaikan dalam tulisan ini antara lain; secara keseluruhan mampu menciptakan kecerdasan dan literasi komunikasi massa era digital yang

Dalam kerangka studi ini menyelidiki tantangan harmonisasi hukum dan etika yang menjadi fenomena dalam praktik rekayasa social di digital Pembahasan Dalam analisis komunikasi digital,