• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tantangan Rumah Sakit dalam Menjaga Keberlanjutan Implementasi Permenkes No 40 Tahun 2022

N/A
N/A
Almunawar Art

Academic year: 2024

Membagikan "Tantangan Rumah Sakit dalam Menjaga Keberlanjutan Implementasi Permenkes No 40 Tahun 2022"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

Tantangan Rumah Sakit dalam Menjaga Sustainibility

Pada Implementasi Permenkes No 40 Tahun

2022

Galih Endradita M.

(2)

Dasar Hukum Pelaksanaan Perumahsakitan

2

UU No 44 Tahun 2009 Pasal 40 ayat

UU No 6 Tahun 2023 Pasal 61

Dicabut dan tidak berlaku

PP No 47 Tahun 2021

Berkala setiap 3 tahun Undang-undang

Peraturan Pemerintah

Peraturan Menteri Juknis

“Investasi”

PP No 5 Tahun 2021

PMK No 14 Tahun 2021 RUU Kesehatan

Proses Pembahasan

Akan Dicabut dan tidak berlaku

1. Pasal ttg RS à pimpinan RS, rujukan, tanggungjawab, laporan keuangan, organisasi RS, Layanan dasar, dll 2. Pasal ttg BPJS Kes

Kewajiban Etik dan Hukum RS

Perijinan RS PMK No 40 Tahun 2022

Persyaratan Teknis Bangunan, Sarana, Prasarana dan Alat Kesehatan PMK No 3 Tahun 2020

Permenkes 24/2022 Permenkes 38/2022

Kepmenkes 1336/2023 Kepmenkes 1337/2023

Permenkes 1/2023 Permenkes 2/2023 Permenkes 15/2023

Permenkes 30/2022 Permenkes 31/2022 PMK No 80 Tahun 2020

PMK No 18 Tahun 2020

Permenkes 8/2022

Dinas Kesehatan Propinsi Aceh

(3)

Perijinan RS dalam PMK 14/2021

Perijinan Operasional (Baru)

1. Berbadan Hukum

1. Badan hukum publik, untuk Rumah Sakit Pemerintah

2. Badan hukum yang bersifat nirlaba dan profit berupa perkumpulan, yayasan, dan perseroan terbatas, untuk Rumah Sakit Swasta

2. Profil Rumah Sakit

3. Dokumen Komitmen untuk melakukan akreditasi (RS Baru)

4. Surat keterangan kesesuaian peruntukan lokasi dan lahan serta pertimbangan

kebutuhan rumah sakit dari dinas kesehatan kabupaten/kota setempat

5. Durasi pemenuhan standar oleh pelaku usaha untuk perizinan baru selama 2 (dua) tahun, sejak NIB terbit

6. Persyaratan Khusus àFS, Master Plan, DED, Uji Fungsi, Kaliberasi

Perpanjangan Ijin

1. Dokumen Izin Berusaha Rumah Sakit yang masih berlaku

2. Dokumen Bukti Akreditasi 3. Self assessment Rumah Sakit

4. Dokumen/bukti uji fungsi dan/atau uji coba untuk alat kesehatan baru

5. Dokumen kalibrasi untuk alat kesehatan yang wajib kalibrasi

6. Durasi pemenuhan persyaratan oleh pelaku usaha selama 6 (enam) bulan 7. Persyaratan Khusus àFS, Master

Plan, Uji Fungsi, Kaliberasi

Perubahan Ijin

1. Dokumen Izin Berusaha Rumah Sakit yang masih berlaku

2. Dokumen surat pernyataan penggantian

1. badan hukum, 2. nama Rumah Sakit, 3. kepemilikan modal, 4. jenis Rumah Sakit,

5. klasifikasi Rumah Sakit, dan/atau 6. alamat Rumah Sakit

3. dokumen perubahan NIB 4. Self assessment Rumah Sakit

5. Persyaratan Khusus àFS, Master Plan, Uji Fungsi, Kaliberasi

Dikecualikan RS Kawasan Ekonomi Khusus, Permenkes No 1 Tahun 2023

(4)

Ketentuan Khusus

• Studi Kelayakan à analisis dan penjelasan kelayakan dari segala aspek yang akan mendasari pendirian atau pengembangan suatu Rumah Sakit)

Detail Engineering Design (DED) àharus dipenuhi rumah sakit pada saat awal perizinan usaha untuk pertama kali

Master plan àanalisis kondisi umum dengan aspek internal dan eksternal

• Dokumen/bukti uji fungsi dan/atau uji coba untuk alat kesehatan baru.

• Dokumen kalibrasi untuk alat kesehatan yang wajib kalibrasi

Kebutuhan Ceklist Perijinan 1. Ceklist studi kelayakan 2. Ceklist Master Plan 3. Ceklist DED

4. Ceklist Lokasi dan Lahan 5. Ceklist Peralatan

6. Ceklist Profil Rumah Sakit 7. Ceklist self assesmen

Dinas Kesehatan Propinsi Aceh 4

(5)

Sistematika Master Plan (Permenkes No 14 Tahun 2021 Hal 628)

No Isi Check

Ada Tidak 1 Analisis Kondisi Umum Meliputi:

a Aspek Internal b Aspek Eksternal

c Analisis Dampak Lingkungan Dan Lalu Lintas 2 Master Program

a Rencana Pengembangan SDM

b Rencana Pengembangan Pelayanan Rumah Sakit c Rencana Layanan Unggulan Terintegrasi

3 Program Fungsi (Aktivitas Layanan Hubungan Fungsional), 4 Pengelompokan/Zonasi,

5 Zonasi Masa Pandemik,

6 Pola Sirkulasi Kegiatan Rumah Sakit, 7 Kebutuhan Pembiayaan,

8 Rencana Blok Bangunan Dan Konsep Utilitas Rumah Sakit 9 Rencana Pentahapan Pengembangan.

(6)

Alur Pelayanan

6 Rumah Sakit pelaku usaha

harus memiliki 1. NIB,

2. sertifikat standar 3. izin

Penilaian kesesuaian dilakukan terhadap pemenuhan standar

Persyaratan khusus à self assesment

Rumah Sakit umum dan Rumah Sakit khusus kelas A dan PMA dilakukan oleh Kementerian Kesehatan

Rumah Sakit umum dan Rumah Sakit khusus kelas B dilakukan oleh Pemerintah Daerah provinsi

Rumah Sakit umum kelas C dan kelas D dan Rumah Sakit khusus kelas C dilakukan oleh Pemerintah Daerah

kabupaten/kota Verifikasi Administrasi

àElektronik

Pengecekan Lapangan àverifikasi lapangan

1. perubahan perizinan jenis,

2. kepemilikan modal, 3. klasifikasi,

4. alamat Rumah Sakit 1. perubahan badan

hukum dan

2. nama Rumah Sakit 14 hari sejak dinyatakan lengkap

pengajuan lengkap

Tidak lengkap

Notifikasi Persetujuan/ perbaikan 14 hari sejak visitasi

Perbaikan Melalui OSS

Pengawasan

1. Pengawasan Rutin

1. Lap RS thd standar Pelayanan 2. Inspeksi lapangan/

pemeriksaan fisik 1x per tahun 2. Pengawasan Insidental

Pengaduan masyarakat

(7)

Kompleksitas Pembinaan dan Pengawasan Rumah Sakit

Sistem Perumahsakitan

Internal Rumah Sakit

Eksternal

Komite Etik dan Hukum Komite Medik

Komite Keperawatan Komite Nakes Lain

SPI Struktural

Non Struktural Dewas Rumah Sakit/ representasi Pemilik

Dewas Propinsi Badan Pengawas

RS (Kemkes)

Tenaga Pengawas Panel Ad Hoc

Komite Mutu Keselamatan Pasien Indikator Mutu Komite Nasional

Binwas Kemenkes

Unit Pengelola Pengaduan

(8)

Pembinaan dan Pengawasan à Tenaga Pengawas

Tenaga

Pengawas Teknis Medis Teknis Perumahsakitan

Pasal 69 ayat 1 PP 47/2021

“Dalam melaksanakan tugas pengawasan,

pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya dapat mengangkat tenaga pengawas sesuai kompetensi dan keahliannya”

Audit Medis Eksternal Audit Kinerja

Pelayanan Audit Kinerja

Keuangan

jabatan fungsional tenaga

pengawas kesehatan

Wewenang Tenaga Pengawas

1. Memasuki tempat yang diduga digunakan daiam kegiatan yang berhubungan dengan lingkup pengawasan;

2. Memeriksa lokasi, fasilitas, dan tempat yang terkait dengan lingkup pengawasan;

3. Memeriksa perizinan yang terkait dengan lingkup pengawasan;

4. Memeriksa dokumen yang terkait dengan lingkup pengawasan;

5. Mewawancarai pihak terkait sesuai dengan kebutuhan pengawasan;

6. Melakukan verifikasi, klarifikasi, dan/atau kajian; dan 7. Memberikan rekomendasi berdasarkan hasil pengawasan

kepada Pemerintah pusat atau Pemerintah Daerah sesuai kewenangannya

8

UU No 36 tahun 2009 pasal 183 sd 187 (substansi tenaga pengawas) Permenkes No 10 tahun 2018

Tentang Pengawasan di Bidang kesehatan Dinas Kesehatan Propinsi Aceh

(9)

Tim Panel ad hoc PP 47 /2021

Pengaduan

Unit Pengaduan

Pemda Pemberitaan

Hasil Monev Format

Pengaduan

Tim panel yang bersifat ad hoc

Verifikasi laporan

Wewenang Tim Panel

1. melakukan pemeriksaan dokumen;

2. mendalami informasi kepada semua pihak yang terlibat atau yang mengetahui kejadian;

3. mengamankan barang bukti;

4. melakukan pemeriksaan di lokasi kejadian;

5. berkoordinasi dengan institusi terkait termasuk 6. penegak hukum; dan

7. memberikan rekomendasi pengenaan sanksi

Pemeriksaan

Analisis

Pemeriksaan berupa :

1. surat dan/atau dokumen;

2. keterangan saksi;

3. keterangan ahli;

4. pengakuan terlapor; dan/atau 5. barang bukti fisik

Rekomendasi

Memberitahu Pelapor ada Pelanggaran

14 hari

Teguran Tertulis Evaluasi 1 bulan

Teguran Evaluasi 3 bulan

Perpanjangan 1 bulan

Denda 10 jt per pelanggaran

Rekomendasi 9

Dinas Kesehatan Propinsi Aceh

(10)

Perijinan Rumah Sakit (Permenkes No 14 Tahun 2021)

1. Ruang Lingkup 2. Istilah dan definisi 3. Penggolongan Usaha

4. Persyaratan Umum Usaha 5. Persyaratan Khusus Usaha 6. Sarana

7. Struktur Organisasi dan SDM 8. Pelayanan

9. Persyaratan Produk/ jasa 10. Sistem Manajemen Usaha

11. Penilaian Kesesuaian dan Pengawasan

10

1. Lokasi dan lahan 2. Bangunan

3. Nama Rumah Sakit 4. Prasarana

5. Peralatan 6. Tempat tidur

7. Ketentuan teknis bangunan,

prasarana, dan peralatan kesehatan Rumah Sakit mengacu pada

persyaratan teknis bangunan dan prasarana Rumah Sakit yang

ditetapkan oleh Menteri

Permenkes No 40 tahun 2022

Dinas Kesehatan Propinsi Aceh

(11)

Pelaksanaan Permenkes No 40 tahun 2022

Pasal 5

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:

1.Bangunan rumah sakit yang telah berdiri dan operasional sebelum Peraturan Menteri ini berlaku harus menyesuaikan dengan

ketentuan dalam Peraturan Menteri ini paling lambat 3 (tiga) tahun sejak Peraturan

Menteri ini diundangkan; dan

2.Rumah sakit yang sudah memiliki perizinan berusaha/izin operasional tetapi bangunan tidak terintegrasi dan tidak saling terhubung secara fisik, harus menyesuaikan dengan

ketentuan dalam Peraturan Menteri ini paling lambat 3 (tiga) tahun sejak Peraturan

Menteri ini diundangkan.

(12)

Sistematika Permenkes No 40 Tahun 2022

Bab 1 Standar Bangunan

Lahan Dan Akses Bangunan

Tata Bangunan

Tata Letak Bangunan (Site Plan)

Arsitektur Bangunan Gedung

Peruntukan Dan Intensitas Bangunan Gedung

Kebutuhan Total Luas Lantai Bangunan

Fasilitas Aksesibel

Ruang-Ruang

Pola Hubungan Antar Ruang-Ruang

Desain Komponen Bangunan

Sarana Evakuasi Bangunan

Persyaratan Struktur Bangunan Rumah Sakit

Bab 2 Standar Prasarana Rumah Sakit

Instalasi Air Bersih

Instalasi Air Limbah

Sistem Drainase Air Hujan dan Lingkungan

Sistem Proteksi Kebakaran Aktif

Sistem Proteksi Kebakaran Pasif

Sistem Transportasi Dalam Gedung

Sistem Instalasi Gas Medik

Sistem Tata Udara

Sistem Kelistrikan (Elektrikal)

Sarana Elektronika

Bangunan dan ICT Rumah Sakit

12 Dinas Kesehatan Propinsi Aceh

(13)

• Bab 3 Standar Peralatan Kesehatan

• Penilaian Kebutuhan

• Persyaratan Pengoperasian

• Persiapan Pengoperasian

• Pelaksanaan Pengoperasian

• Penyimpanan/Pengemasan

• Dekontaminasi

• Pemeliharaan

• Pelaporan

• Pengujian Dan Kalibrasi

13

(14)

Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 24 Tahun 2016 Tentang Persyaratan Teknis

Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit ( dicabut dan dinyatakan tidak berlaku oleh Permenkes No 14 Tahun 2021

Pasal 5)

UU No.44

tentang Rumah Sakit

Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9-10 Pasal 11

Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan lokasi,bangunan, prasarana, sumber daya manusia, kefarmasian, dan peralatan

Lokasi Bangunan Prasarana

1. FS

2. Masterplan

14

Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 40 Tahun 2022 Tentang Persyaratan Teknis

Bangunan, Prasarana dan Peralatan Kesehatan Rumah Sakit (Berlaku sejak di Undangkan)

Dinas Kesehatan Propinsi Aceh

(15)

Regulasi Berkaitan Penyusunan Master Plan

Master Plan Rumah Sakit

Perijinan Rumah Sakit

Dokumen Perijinan Lainnya PERPU No 2/2022

Cipta Kerja

PP No 47/2021 PP No 5/2021

PMK 14/2021 PMK No 3/2020 PMK No 24/2016

Berlaku

Tidak berlaku

PMK 14/2021 Pedoman Teknis

Perumahsakitan PMK No 7/2019 Peraturan Bangunan

Permen PU

Studi Kelayakan Rumah Sakit

UU No 44/2009

Rumah Sakit UU No 36/2009 Kesehatan PP No 47/2016

Regulasi Infeksi RS

PMK No 40/2022

(16)

Kajian

Kebutuhan Bangunan dalam PP

No 47 tahun 2021

No Nama Bangunan dan Prasarana Kelas A Kelas B Kelas C Kelas D

1 Ruang Rawat Jalan + + + +

2 Ruang Rawat Inap + + + +

3 Ruang Gawat Darurat + + + +

4 Ruang Operasi + + + +

5 Ruang High Care

a. Ruang HCU +/- +/- +/- +/-

a. Ruang Perinatologi + + + +

6 Ruang Intensif

a. ICU + + + +

a. ICCU/ICVU +/- +/- +/- +/-

a. NICU + + + +

a. PICU + + + +

7 Ruang Isolasi + + + +

8 Ruang Tindakan Kebidanan + + + +

9 Ruang Radiologi + + + +

10 Ruang Laboratorium + + + +

11 Ruang Bank Darah Rumah Sakit + + + +

12 Ruang Farmasi + + + +

16 Dinas Kesehatan Propinsi Aceh

(17)

Kajian

Kebutuhan Bangunan dalam PP

No 47 tahun 2021

No Nama Bangunan dan Prasarana Kelas A Kelas B Kelas C Kelas D

13 Ruang Pengelolaan Obat + + + +

14 Ruang Rehabilitasi Medik +/- +/- +/- +/-

15 Ruang Pemeliharaan Sarana + + + +

16 Ruang Rekam Medik + + + +

17 CSSD + + + +

18 Laundry + + + +

19 Ruang Jenazah +/- +/- +/- +/-

20 Ruang Transit Jenazah + + + +

21 Ruang Administrasi Manajemen + + + +

22 Ruang Pengelolaan Limbah + + + +

23 Parkir + + + +

24 Ruang Pengelolaan Air Bersih + + + +

25 Sistem proteksi kebakaran + + + +

26 Sistem Gas Medik + + + +

24 Sistem Tata Udara + + + +

28 Ambulans + + + +

(18)

Penggunaan Lahan Parkir

Permenkes No 24 Tahun 2016

Fasilitas Parkir

Asumsi perhitungan kebutuhan lahan parkir pada RS idealnya adalah 37,5m2 s/d 50m2 per tempat tidur (sudah termasuk jalur sirkulasi kendaraan)

Atau menyesuaikan kondisi sosial ekonomi daerah setempat.

Tempat parkir harus dilengkapi dengan rambu parkir.

Penyediaan parkir di pekarangan tidak boleh mengurangi daerah penghijauan yang telah ditetapkan.

Permenkes No 40 Tahun 2022 Fasilitas Parkir

Tersedia lahan/area untuk parkir dengan kapasitas minimal 20% dari luas total bangunan (sudah termasuk jalur sirkulasi kendaraan).

Penyediaan lahan parkir tidak boleh mengurangi daerah penghijauan yang telah ditetapkan

18

Ketentuan sama disebutnya di Permenkes No 14 tahun 2021

Dinas Kesehatan Propinsi Aceh

(19)

Kesatuan Bangunan Rumah Sakit

Permenkes No 24 tahun 2016

Tidak menjelaskan keharusan saling terhubung

Permenkes No 40 tahun 2022

Lahan dan bangunan rumah sakit harus dalam satu kesatuan lokasi yang saling berhubungan dengan ukuran, luas, dan bentuk lahan

Blok bangunan rumah sakit harus berada dalam satu area/kawasan yang terintegrasi dan saling terhubung secara fisik

Bangunan/ruang mengikuti ketentuan tata ruang daerah setempat yang berlaku

Rumah Sakit terhubung dengan jalan layang

Rumah sakit memiliki unit layanan yang terpisah oleh jalan

19

Ketentuan sama disebutnya di

Permenkes No 14 tahun 2021

(20)

Penentuan Kebutuhan Luas Bangunan Rumah Sakit dari

Permenkes Nomor 24 tahun 2016

Perhitungan perkiraan kebutuhan total luas lantai bangunan untuk rumah sakit umum

kelas A minimal 100 m2/ tempat tidur.

kelas B minimal 80 m2/ tempat tidur.

kelas C minimal 60 m2/ tempat tidur.

kelas D minimal 50 m2/ tempat tidur.

Kebutuhan luas lantai bangunan untuk rumah sakit khusus dan rumah sakit pendidikan disesuaikan dengan kebutuhan.

KEBUTUHAN TOTAL LUAS LANTAI BANGUNAN

Perhitungan perkiraaan kebutuhan total luas lantai bangunan rumah sakit minimal 80 m2 per tempat tidur yang dimiliki oleh rumah sakit.

Luasan dapat bertambahdisesuaikan kapasitas dan kebutuhan pelayanan rumah sakit serta

pengembangan ruang-ruang penunjang pelayanan

Rumah Sakit di dorong memiliki luasan RS Kelas B

20 Dinas Kesehatan Propinsi Aceh

(21)

Kajian Luasan Ruangan

PMK 24/2016

• R. administrasi 3 sd 5 m

2

per petugas

• R. Tunggu 1 sd 1,5 m

2

• Pos Perawat

• R. Konsultasi dan Pemeriksaan à 9 sd 24 m

2

• R. Sp.OG à 16 sd 30 m

2

• R. Sp.M à 20 sd 30 m

2

• Tidak menjelaskan jenis alat kesehatan

• Lain lain lihat lampiran

PMK 40/2022

• R. Administrasi

• R. Tunggu

• Pos Perawat

• R. Sp.PD à 9 sd 24 m2 ;

R. Tindakan Penyakit Dalam à 20 m2

R. Tindakan Penyakit Dalam Infeksius à 20 m2

R. Tindakan Penyakit Dalam PIE à 20 m2

• R. Sp. JP, Sp.OT, Sp. B, Sp.U, Sp.P, Sp.A, Sp. THT, Sp.N, Sp.KK, Poli Gizi à 9 sd 24 m2

• R. Sp.OG à 16 sd 30 m2

• R. Sp.M à 15 sd 20 m2

• R. Drg à 20 sd 30 m2

• Sp.KJ à 12 sd 24 m2

• Menjelaskan jenis alat Kesehatan (wajib dan Tidak wajib)

• Lain lain lihat lampiran

(22)

Sistem Utilitas Air

Permenkes No 24 tahun 2016

• Tidak

menjelaskan detail system utilitas Air

Sistem utilitas air diatur dalam

Permenkes No 7 tahun 2019

Permenkes No 40 Tahun 2022

1. Untuk menampung air bersih disediakan tangki bawah tanah (ground tank). Kapasitas minimal harus dapat menampung kebutuhan 2 (dua) hari operasional, termasuk untuk cadangan pemadam kebakaran dengan penggunaan water level control.

2. Perhitungan minimal kapasitas air bersih untuk rumah sakit dalam 1 (satu) hari adalah 500 liter per tempat tidur.

3. Adapun volume ground tank = volume kebutuhan operasional 2 (dua) hari + volume cadangan kebakaran.

4. Volume air untuk cadangan pemadaman kebakaran minimal 45 (empat puluh lima) menit penyemprotan.

5. Kapasitas ground tank untuk cadangan air bersih cukup disiapkan sesuai kebutuhan ditambahkan dengan sejumlah faktor keamanan.

Misalnya untuk memberikan rasa aman terhadap kekhawatiran terjadi gangguan sampai 2 (dua) hari.

22 Dinas Kesehatan Propinsi Aceh

(23)

Sistem Utilitas Air Limbah

Permenkes No 24 tahun 2016

• Tidak menjelaskan detail system

utilitas Air Limbah

Sistem utilitas air diatur dalam

Permenkes No 7 tahun 2019

Permenkes No 40 Tahun 2022

1. Perkiraan perhitungan minimal kapasitas sistem pengelolaan air limbah cair di rumah sakit adalah 500 liter x jumlah TT

2. Dalam rancangan instalasi gedung sebaiknya disiapkan pemisahaan antara pemipaan grey water dan black water.

(24)

Cara Menghitung TT di Rumah Sakit

• Jumlah tempat tidur dihitung meliputi

• tempat tidur ruang perawatan,

• tempat tidur kelas standar,

• perinatologi,

• intensif (ICU, NICU, PICU),

• ruang bersalin,

• intermediate ward (IW) yang ada di IGD (apabila lebih dari 6 (enam) jam).

• Tempat tidur yang tidak dihitung:

• ruang gawat darurat,

• ruang rawat jalan dan

• ruang kamar operasi

• Total jumlah tempat tidur yang dimiliki Rumah Sakit harus ditetapkan oleh pimpinan atau kepala Rumah Sakit yang dilakukan peninjauan ulang setiap tahun.

Dinas Kesehatan Propinsi Aceh 24

(25)

SISTEM TRANSPORTASI DALAM GEDUNG

Sistem transportasi vertikal di dalam

bangunan gedung rumah sakit terdiri dari 1. lif (elevator),

2. tangga, 3. ram dan

4. pneumatic tube.

(26)

Peraturan Pemerintah No 16 Tahun 2021 Tentang Peraturan Pelaksana Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002

Tentang Bangunan Gedung

Pasal 49

1. Setiap Bangunan Gedung bertingkat harus memenuhi ketentuan kemudahan hubungan vertikal antar lantai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 ayat (2) huruf b berupa tersedianya sarana yang memadai untuk memudahkan hubungan vertikal antar lantai pada Bangunan Gedung.

2. Sarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

1. tangga;

2. ram;

3. lift;

4. lift tangga;

5. tangga berjalan atau eskalator; dan/atau 6. lantai berjalan (moving walk).

3. Pemenuhan ketentuan kemudahan hubungan vertikal antar lantai harus memperhatikan:

1. jenis, jumlah, ukuran, dan konstruksi sarana hubungan vertikal;

2. fungsi dan luas Bangunan Gedung;

3. jumlah Pengguna dan Pengunjung; dan

4. keselamatan Pengguna dan Pengunjung. Dinas Kesehatan Propinsi Aceh 26

(27)

Ramp atau bidang miring

• Berdasarkan PermenPUPR, ramp didefinisikan sebagai jalur sirkulasi yang memilik i bidang dengan kemiringan dan lebar tertentu untuk memudahkan akses antar lantai bagi penyandang disabilitas dan/atau pengguna maupun pengunjung bangunan gedung.

• Perancangan dan penyediaan ramp harus memperhatikan keselamatan,kenyama nan, dan kemudahan pengguna dalam mencapai lokasi.

• Ramp harus

mudah terlihat dan memiliki kelengkapan rambu yang jelas dan informatif.

• Tingkat kemiringan ramp dianjurkan landai dengan tekstur yang tidak licin agar m udah digunakan dan tidak membahayakan.

Lampiran Perumahan Rakyat Republik Indonesia No. 14/PRT/M/2017

(28)

RAM (hal 39 PMK 40/2022)

1. Peruntukan RAM

1. Ram untuk Pengguna Bangunan Gedung dan Pengunjung Bangunan Gedung di dalam

Bangunan Gedung paling besar harus memiliki kelandaian 60, atau perbandingan antara tinggi dan kemiringan 1:10

2. Ram di luar bangunan gedungharus paling besar memiliki kelandaian 50atau perbandingan antara tinggi dan kemiringan 1:12.

2. Lebar efektif ram rumah sakit tidak boleh kurang dari 180 cm.

3. Tepi pengaman (kanstin/low curb) paling rendah memiliki ketinggian 10 cm yang berfungsi sebagai pemandu arah bagi penyandang disabilitas netra dan penahan roda kursi roda agar tidak terperosok keluar ram.

4. Permukaan datar awalan, akhiran ram, dan permukaan lantai ram harus bertekstur, tidak licin, dilengkapi dengan ubin peringatan dan paling sedikit memiliki panjang permukaan yang sama dengan lebar ram.

5. Awalan/akhiran ram tidak disarankan berhadapan langsung dengan pintu masuk/keluar bangunan gedung.

28 Dinas Kesehatan Propinsi Aceh

(29)

RAM … lanjutan

6. Setiap ram harus dilengkapi dengan permukaan datar (bordes) sebagai tempat beristirahat.

7. Muka datar (bordes) pada awalan atau akhiran dari suatu ram harus bebas dan datar sehingga memungkinkan sekurang- kurangnya untuk memutar kursi roda dan

brankar/tempat tidur pasien, dengan ukuran minimum 180 cm.

8. Ram harus dilengkapi dengan 2 lapis pegangan rambat (handrail) yang menerus di kedua sisi dengan ketinggian 65 cm untuk anak-anak dan 80 cm untuk orang dewasa.

9. Pegangan rambat (handrail) harus memenuhi standar ergonomis yang aman dan

nyaman untuk digenggam serta bebas dari permukaan tajam dan kasar.

(30)

RAM … lanjutan

10. Dalam hal pegangan rambat (handrail) dipasang berhimpitan dengan bidang dinding, jarak bebas antara dinding dengan pegangan rambat paling sedikit 5 cm.

11. Ram pada jalur pedestrian (curb ramp) memiliki lebar paling sedikit 120 cm dengan kelandaian paling besar 6

0

.

12. Ram untuk pelayanan angkutan barang memiliki kelandaian paling besar 10

0

dengan lebar yang disesuaikan dengan fungsinya.

13. Pencahayaan harus cukup sehingga membantu penggunaan ram saat malam hari.

Pencahayaan disediakan pada bagian ram yang memiliki ketinggian terhadap muka tanah sekitarnya dan bagian-bagian yang membahayakan.

14. Ram harus terlindung dari cuaca.

30 Dinas Kesehatan Propinsi Aceh

(31)

Lif (elevator)

1. Lif teknis sistem transportasi dalam gedung dilaksanakan di rumah sakit terdiri atas:

1. Lif pasien (hospital bed elevator).

2. Lif pengunjung (passenger elevator).

3. Lif servis (dumbwriter).

2. Jumlah, kapasitas, ukuran, dan konstruksi lif harus

berdasarkan fungsi dan luas bangunan rumah sakit, jumlah pengguna ruang, dan keselamatan pengguna bangunan rumah sakit

3. Apabila lif pengunjung digunakan sebagai lif pasien, ukuran lif pengunjung harus sama dengan lif pasien.

4. Setiap bangunan rumah sakit yang menggunakan lif harus menyediakan lif khusus kebakaran yang dimulai dari lantai dasar bangunan (ground floor).

5. Apabila rumah sakit tidak memiliki lif khusus kebakaran, maka lif pasien, lif pengunjung, atau lif servis dapat diatur pengoperasiannya sehingga dalam keadaan darurat dapat digunakan khusus oleh petugas kebakaran

6. Persyaratan n sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.

Ketentuan PMK 40 Tahun 2022 sama dengan ketentuan sebelumnya dalam PMK

24 tahun 2016

31

(32)

Instalasi

rawat Inap

32 Dinas Kesehatan Propinsi Aceh

(33)

Standar Rawat Inap

1. Letak ruang rawat inap harus di lokasi yang tenang, aman, dan nyaman.

2. Berdasarkan zonasi, berada pada zona pelayanan keperawatan dan zona semi privat.

3. Rumah sakit harus mengembangkan ruangan perawatan kelas standar dengan kapasitas 60% dari seluruh TT untuk rumah sakit Pemerintah dan 40% dari seluruh TT untuk rumah sakit milik swasta.

4. Setiap ruangan perawatan dilengkapi dengan kamar mandi yang memenuhi persyaratan kamar mandi disabilitas.

5. Untuk kepentingan evakuasi, arah bukaan pintu pada ruangan perawatan disarankan mengarah

keluar, lebar pintu minimal 120 cm dengan bukaan satu atau satu setengah daun pintu.

(34)

6. Ruangan perawatan pasien harus dikelompokkan/dipisahkan berdasarkan jenis kelamin, usia, dan jenis penyakit/klasifikasi pelayanan

7. Khusus untuk pasien-pasien dengan penyakit tertentu harus dipisahkan (isolasi), kapasitas TT isolasi paling sedikit 10% dari seluruh TT di rumah sakit. Berikut jenis ruangan perawatan isolasi pasien:

1. Ruangan perawatan isolasi penyakit menular (infeksius).

1. Ruangan dengan tekanan udara negatif (N).

2. Ruangan dengan tekanan udara netral/standar/equal (E).

2. Ruangan perawatan isolasi protektif, dengan tekanan udara ruangan positif (P).

8. Ruangan Perawatan Jiwa dapat terdiri dari:

1. Perawatan stabilisasi.

2. Perawatan detoksifikasi.

3. Seklusi.

34 Dinas Kesehatan Propinsi Aceh

(35)

NAMA RUANG BANGUNAN PRASARANA Rawat Inap Standar

( Kelas Rawat Inap Standar) Standar bangunan mengacu pada peraturan

perundang-undangan Standar prasarana mengacu pada peraturan perundangan

Ruangan Tindakan Setiap blok ruang rawat inap disediakan 1 ruangan tindakan.

Ukuran ruangan + 4x4 m2

Komponen bangunan non porosif.

Disediakan wastafel dan fasilitas desinfeksi tangan

Lebar pintu minimal 120 cm

Temperatur ruang 24o+/- 2oC

Kelembaban udara maksimal 60%

Total pertukaran udara min. 10 kali/jam. Untuk r.

perawatan infeksi min. 12 kali/jam

Ruangan mengoptimalkan pencahayaan alami.

Intensitas pencahayaan +300 lux

Bila diperlukan untuk tindakan, dapat disediakan pencahayaan tambahan 1000 lux

Instalasi Gas dan Vakum Medis SNI/ISO 7396 (Oksigen, Air, Vakum) – Sentral – Pipa Sertf.

manufaktur – Area Valve dan Alarm - Outlet – Bed Head per TT.

Dilengkapi Flowmeter Dewasa dan Suction/Vakum Regulator komplit set Jar Dewasa per TT

Setiap tempat tidur disediakan minimal 5 kotak kontak dengan instalasi permanen

(36)

Kelas rawat inap yang ditanggung oleh JKN

Standarisasi minimum dengan 12 kriteria:

- Kriteria 1 - 9 menjadi kriteria wajib - Kriteria 10 - 12 menjadi kriteria wajib

dengan pentahapan

12 Kriteria KRIS JKN BUKAN kriteria baru à Penerapan kriteria yang telah

ditetapkan oleh Kemenkes sebelumnya (Permenkes 24/2016 Persyaratan Teknis Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit )

NO KRITERIA KRIS JKN

1 Bahan bangunan di Rumah Sakit tidak memiliki porositas yang tinggi 2 Ventilasi udara

3 Pencahayaan ruangan 4

Kelengkapan tempat tidur

Minimal 2 kotak kontak dan tidak boleh percabangan/ sambungan langsung tanpa pengamanan arus

Nurse callyang terhubung dengan ruang jaga perawat 5 Tersedia nakas 1 buah per tempat tidur

6 Dapat mempertahankan dengan stabil suhu ruangan 20-260 C

7 Ruangan telah terbagi atas jenis kelamin, usia, jenis penyakit (infeksi, noninfeksi, bersalin)

8

Kepadatan ruang rawat & kualitas tempat tidurbagi KRIS JKN

Jarak (As) antar tempat tidur 2,4 m

Minimal luas per tempat tidur adalah 10 m2

Antar tepi tempat tidur Minimal 1,5 m

Jumlah maksimal tempat tidur per ruangan sebanyak 4 tempat tidur

Tempat tidur, dapat disesuaikan (adjustable), 200 x 90 x (50-80) cm

9 Tirai/partisi rel dibenamkan atau menempel di plafon dan bahan tidak berpori 10 Kamar mandi di dalam ruangan inap

11 Kamar mandi sesuai dengan standar aksesabilitas 12 Outlet oksigen

KRIS JKN:

Pemerintah menyepakati kriteria yang ditetapkan untuk memenuhi Standar Pencegahan dan Pengendalian Infeksi dan Keselamatan Pasien

36

(37)

Petunjuk Teknis Kesiapan Sarana Prasarana Rumah Sakit Dalam Penerapan Kelas Rawat Inap Standar Jaminan Kesehatan

Nasional KepDirjen No 1811/2022

Ruang lingkup dalam petunjuk teknis ini mengatur tentang 1. 12 (dua belas) kriteria kelas rawat inap standar, 2. tahapan pelaksanaan,

3. instrumen penilaian, serta 4. monitoring dan evaluasi

(38)

Kelas Rawat Inap Standar Kepdirjen Yankes No 1811 Tahun 2022

Kriteria Kelas rawat Inap Standar

1. Komponen bangunan yang digunakan tidak boleh memiliki tingkat porositas yang tinggi.

2. Ventilasi Udara

3. Pencahayaan Ruangan 4. Kelengkapan Tempat Tidur

5. Nakas per Tempat Tidur (tempat menyimpan barang pribadi pasien) 6. Suhu dan Kelembaban Ruangan

7. Ruang rawat dibagi berdasarkan Jenis Kelamin, Usia, Penyakit (Infeksi, Non Infeksi), dan ruang rawat gabung.

8. Kepadatan Ruang Rawat (kamar) dan Kualitas Tempat Tidur (TT) 9. Tirai/Partisi Antar Tempat Tidur

10. Kamar Mandi Dalam Ruangan Rawat Inap

11. Kamar Mandi Sesuai Dengan Standar Aksesabilitas 12. Outlet Oksigen

38 Dinas Kesehatan Propinsi Aceh

(39)

Kepadatan Ruang Rawat (kamar) dan Kualitas Tempat Tidur (TT)

Pengaturan kepadatan ruang rawat bertujuan untuk mencegah transmisi, memudahkan pergerakan petugas dan alat kesehatan serta kebutuhan ventilasi.

1. Antar tepi tempat tidur minimal 1,5 m adalah jarak antara tepi tempat tidur ke tepi tempat tidur sebelahnya.

2. Jumlah

maksimal tempat tidur per ruang rawat inap 4 tempat tidur.

3. Ukuran tempat tidur minimal P: 200 cm L: 90 cm T: 50-80 cm. Pada ruang rawat inap anak, ukuran tempat tidur dapat disesuaikan dengan usia.

4. Pengukuran tempat tidur dari titik luar ke titik luar tempat tidur. Tempat tidur

menggunakan minimal 2 posisi yaitu elevasi area kepala dan area kaki (2 crank) dan

menggunakan pengaman di sisi tempat tidur.

(40)

Peraturan Menteri No 3 Tahun 2023 tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan dalam Program JKN

Pasal 28

Ayat (3) Tarif rawat inap

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas tarif rawat inap kelas 1, tarif rawat inap kelas 2, dan tarif rawat inap kelas 3.

40

Dinas Kesehatan Propinsi Aceh

(41)

Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit Ruang Rawat Inap, Kemenkes 2012

Kebutuhan minimal luas ruangan pada ruang rawat inap

Perencanaan Rumah Sakit :

Merubah menjadi Kelas Rawat Inap Standar sehingga tidak ada kelas 1, kelas 2 dan kelas 3 à PP 47/2021

Tidak merubah susunan kelas à Permenkes 3/2023 41

(42)

Penilaian Kinerja Tahap

Perencanaan Teknis BGH

untuk Bangunan Gedung Baru

Permen PU

Nomor 21 Tahun 2021

Klas 9a dengan ketentuan luas sampai dengan 20.000 m2 àBangunan Gedung umum untuk pelayanan perawatan Kesehatan.

Pengelolaan Tapak Bangunan 1. Orientasi bangunan

2. Pengolahan tapak termasuk aksesibilitas atau sirkulasi

3. Pengelolaan lahan terkontaminasi limbah B3

4. Rencana Ruang Terbuka hijau 5. Penyediaan jalur pedestrian 6. Pengelolaan Tapak Basemen 7. Penyediaan lahan parkir 8. Sistem pencahaan ruang luar 9. Pebangunan Bangunan Gedung di

atas dan atau dibawah tanah, air dan atau prasarana/ sarana umum

Efisiensi Penggunaan Energi 1. Selubung bangunan 2. Sistem ventilasi

3. Sistem pengondisian udara 4. Sistem pencahayaan 5. Sistem transportasi dalam

Gedung

6. Perhitungan efisiensi energi 7. Sistem kelistrikan

Efisiensi Penggunaan Air

Kualitas Udara dalam Ruangan

Penggunaan Material Ramah Lingkungan

Pengelolaan Sampah

Pengelolaan Air Limbah

42 Dinas Kesehatan Propinsi Aceh

(43)

Kesimpulan Pengaruh Regulasi Rumah Sakit.

1. Rumah Sakit melakukan penyesuaian luasan tanah mengikuti ketentuan PMK 40/2022, alternatif pilihan :

1. Rumah sakit menambah luasan tanah untuk mempertahankan rasio TT dan luasan tanah 2. Rumah sakit menurunkan TT untuk mempertahan rasio TT dan luasan tanah

2. Rumah Sakit melalui asosiasi perumahsakitan (PERSI) mengajukan agar ketentuan PMK 40 tahun 2022 tidak berlaku surut pada bangunan yang berdiri dan terpisah dari bangunan utama yang dibangun sebelum tahun 2022. di jawa timur ditemukan 10 rumah sakit yang bangunan terpisah dan atau dihubungkan dengan jalan layang.

3. Pemerintah melalui kemenkes segera memastikan kebijakan dan seluruh regulasi berkaitan dengan Kelas rawat Inap Standar (PP 47/2021 ; PMK 40/2022) ataukah masih menggunakan ketentuan kelas 1, 2 dan 3 (PMK 3/2023)

4. Rumah sakit melakukan review MASTER PLAN rumah sakit mengikuti ketentuan PMK 40/2022

5. Standar fasilitas dan Peralatan Kesehatan dalam PMK 40 tahun 2022 tidak menjadi variabel pengurang klaim pada ketentuan klaim dalam PMK 3/2023 pada layanan BPJS Kesehatan

Referensi

Dokumen terkait

Proporsi penderita katarak yang dirawat jalan umur ≤ 40 tahun di Rumah Sakit Mata SMEC Medan Tahun 2015 berdasarkan tajam penglihatan sebelum dan sesudah operasi

“ Implementasi PeraturanPemerintah Nomor 33 Tahun 2012 Tentang Pemberian ASI Eksklusif Pada Rumah Sakit Swasta Di Daerah Istimewa Yogyakarta ”. Dari Hasil penelitian

Setelah seorang staf medis dinyatakan kompeten melalui suatu proses kredensial, rumah sakit menerbitkan suatu izin bagi yang bersangkutan untuk melakukan

Berdasarkan hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Hasil dari Implementasi Pengadaan Obat Berdasrkan Permenkes RI No 63 Tahun 2014 di Dinas Kesehatan Kabupaten

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui karakteristik penderita katarak rawat jalan umur ≤40 tahun di Rumah Sakit Mata SMEC Medan tahun 2015.. Penelitian bersifat

No Nama Rumah Sakit/Klinik Provinsi Kota Alamat Rumah Sakit No Telepon Catatan.. 161 Grha Permata Ibu Jawa Barat

Pengendalian Lingkungan Kerja Di Ruangan Filling Dalam Menjaga Kerahasiaan Rekam Medis Di Rumah Sakit Bhayangkara Pekanbaru Berdasarkan hasil penelitian observasi di ruang filling di

82 PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk Laporan Keberlanjutan 2022 Sustainability Report Referensi POJK No.51/POJK.03/2017 dan Indeks Isi Standar GRI POJK