KEPUTUSAN PIMPINAN DAERAH MUHAMMADIYAH KOTAWARINGIN TIMUR
Nomor : 03/KEP/III.0/B/2023 TENTANG
TATA TERTIB MUSYAWARAH DAERAH MUHAMMADIYAH IX KOTAWARINGIN TIMUR
ﻢﻴﺣﺮﻟﺍﻦﺣﻤﺮﻟﺍﷲﻢﺴﺑ
Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kotawaringin Timur, setelah :
Menimbang : Bahwa untuk ketertiban dan kelancaran Musyawarah, perlu ditetapkan Tata Tertib Musyawarah Daerah Muhammadiyah IX Kotawaringin Timur.
Mengingat : 1. Anggaran Dasar Muhammadiyah pasal 26
2. Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah pasal 26
Memperhatikan : Hasil saran dan masukan peserta Musyawarah Daerah IX Muhammadiyah Kotawaringin Timur tanggal 28 Mei 2023 M di Sampit pada sidang pembahasan tata tertib Musyawarah Daerah IX.
M E M U T U S K A N
Menetapkan : KEPUTUSAN PIMPINAN SIDANG MUSYAWARAH DAERAH IX MUHAMMADIYAH KOTAWARINGIN TIMUR TENTANG TATA TERTIB MUSYAWARAH DAERAH MUHAMMADIYAH IX KOTAWARINGIN TIMUR.
BAB I
KETENTUAN UMUM Pasal 1
1. Yang dimaksud dengan Musyawarah Daerah, selanjutnya disebut MUSDA, dalam Tata Tertib ini, adalah Musyawarah Daerah IX Muhammadiyah Kotawaringin Timur tahun 1444 H atau bertepatan tahun 2016, yang diselenggarakan di Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur.
2. Pimpinan Pusat, Pimpinan Wilayah, Pimpinan Daerah, Pimpinan Cabang, Organisasi Otonom dan Majelis/Lembaga, berturut-turut adalah Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Tengah, Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Kotawaringin Timur, Pimpinan Cabang Muhammadiyah se Kotawaringin Timur, Organisasi Otonom Muhammadiyah tingkat Kabupaten Kotawaringin Timur.
BAB II
DASAR, TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNGJAWAB Pasal 2
1. Musda dilaksanakan berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah, ketentuan-ketentuan yang berlaku serta petunjuk tertulis dari Pimpinan Pusat dan Pimpinan Wilayah.
2. Musda mempunyai tugas, wewenang dan tanggung jawab untuk :
a. Menilai laporan pertanggungjawaban Pimpinan Daerah masa jabatan 2015-2022 b. Menyusun Program Kerja Muhammadiyah Kabupaten Kotawaringin Timur masa
jabatan 2022 – 2027
c. Mengajukan usul-usul dan rekomendasi
d. Memilih Anggota Pimpinan Daerah, dan mengesahkan Ketua Pimpinan Daerah masa jabatan 2022 – 2027
3. Pimpinan Daerah bertanggung jawab atas penyelengaraan Musda.
BAB III
ANGGOTA DAN PESERTA MUSDA Pasal 3
1. Musyawarah Daerah dihadiri oleh :
a. Anggota Musyawarah Daerah, terdiri dari :
1) Anggota Pimpinan Daerah masa jabatan 2015-2022 yang telah disyahkan oleh Pimpinan Wilayah
2) Ketua Pimpinan Cabang atau penggantinya dan perwakilan cabang 3) Ketua Pimpinan Ranting atau penggantinya dan perwakilan ranting 4) Wakil Organisasi Otonom Tingkat Daerah, masing-masing 2 (dua) orang.
b. Peserta Musyawarah Daerah, terdiri dari :
1) Wakil unsur pembantu pimpinan tingkat Daerah masing-masing 2 (dua) orang 2) Undangan khusus dari kalangan Muhammadiyah yang diundang oleh Pimpinan
Daerah
c. Peninjau Musyawarah Daerah, ialah mereka yang diundang oleh Pimpinan Daerah.
2. Acara Musyawarah Daerah yang khusus melakukan pemilihan Anggota Pimpinan Daerah, hanya diikuti oleh Anggota Musyawarah Daerah, sebagaimana tercantum dalam pasal 3 ayat 1a
BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA Pasar 4
1. Anggota Musda berhak untuk :
a. Mengajukan pendapat baik lisan maupun tertulis b. Mengajukan pertanyaan
c. Mengajukan usulan perubahan d. Memiliki satu hak suara
e. Memilih dan dipilih f. Menghadiri sidang-sidang
2. Wakil unsur pembantu pimpinan tingkat Daerah serta undangan berhak : a. Mengeluarkan pendapat baik lisan maupun tulisan
b. Mengajukan pertanyaan c. Mengajukan usul perubahan d. Menghadiri sidang-sidang
3. Setiap anggota Musda harus membawa mandat dari masing-masing Pimpinan Cabang, Ranting dan Organisasi Otonomnya.
BAB V
QOURUM DAN TATA CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pasal 5
1. Sidang pleno Musda dinyatakan syah apabila dihadiri oleh separuh lebih satu dari jumlah mandat anggota Musda yang terdaftar pada saat pelaksanaan Musda.
2. Apabila ayat 1 di atas tidak tercapai, sidang ditunda 1 jam dan selanjutnya dinyatakan syah.
3. Sidang komisi dinyatakan sah tanpa memperhatikan quorum.
Pasal 6
1. Pengambilan keputusan dilakukan dengan musyawarah untuk mufakat
2. Apabila ayat 1 di atas tidak tercapai maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak atas dasar pemungutan suara.
3. Apabila keputusan diambil dengan cara pemungutan suara dilakukan secara tertutup.
BAB VI
ALAT KELENGKAPAN MUSDA Pasal 7
1. Alat kelengkapan Musda disusun menurut pengelompokan kegiatan dalam rangka pelaksanaan tugas Musda.
2. Musda mempunyai alat-alat kelengkapan sebagai berikut : a. Pimpinan sidang pleno dan Pimpinan sidang Komisi b. Komisi-komisi
BAB VII
MUSYAWARAH DAN SIDANG-SIDANG Pasal 8
Tata Tertib Musda dan Tata Tertib Pemilihan disampaikan oleh Pimpinan Daerah kepada sidang pleno dan sudah disyahkan melalui Keputusan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kotawaringin Timur sebelum pelaksanaan Musda.
Pasal 9 Jenis-jenis sidang dalam Musda Adalah :
a. Sidang Paripurna b. Sidang Pleno c. Sidang Komisi
BAB VIII PIMPINAN SIDANG
Pasal 10
1. Sidang paripurna Musda dalam rangka pembahasan rancangan jadwal acara Musda, penyampaian Tata Tertib Musda, penyampaian Tata Tertib Pemilihan dan pemilihan pimpinan sidang pleno, dipimpin oleh Pimpinan Daerah dan atau panitia pengarah (SC) 2. Sidang-sidang pleno Musda dipimpin oleh pimpinan sidang pleno, yang terdiri dari
Ketua, Sekretaris dan anggota yang dipilih dari peserta Musda secara musyawarah dan mufakat.
3. Sidang-sidang komisi dipimpin oleh pimpinan sidang komisi yang terdiri dari Ketua dan Sekretaris yang dipilih dari anggota komisi secara musyawarah dan mufakat..
4. Pemilihan pimpinan sidang pleno dan sidang komisi dilaksanakan dalam rapat pleno dan atau komisi yang dipimpin oleh unsur Panitia Pengarah pada komisi bersangkutan.
BAB IX
PROSEDUR DAN MEKANISME PERSIDANGAN Pasal 11
1. Sebelum berbicara, peserta sidang harus meminta persetujuan terlebih dahulu kepada pimpinan sidang.
2. Peserta sidang yang belum/tidak mendapat persetujuan seperti dimaksud ayat 1 pasal ini tidak berhak berbicara.
Pasal 12
1. Peserta berbicara setelah mendapat ijin dari pimpinan sidang di tempat yang disediakan.
2. Pimpinan sidang hanya dapat berbicara untuk memperjelas duduk persoalan yang sebenarnya. Apabila dipandang perlu pimpinan sidang dapat merundingkan tentang bentuk, isi dan sifat pertanyaan dari penanya.
3. Pembicara tidak boleh diganggu selama berbicara sepanjang tidak mengganggu kelancaran sidang.
4. Pendapat yang diajukan peserta harus disusun secara singkat serta jelas, disampaikan kepada pimpinan sidang.
5. Apabila seorang pembicara menyimpang dari pokok pembicaraan, maka Pimpinan sidang dapat memperingatkan dan minta supaya kembali kepada pokok pembicaraan.
6. Apabila Pimpinan sidang menyatakan/menganggap pendapat penanya belum jelas, maka kepada yang bersangutan diberi hak untuk mengemukakan lagi dengan singkat pendapat atau pertanyaan yang diajukan tersebut.
7. Pimpinan sidang berhak mengambil kesimpulan atas pendapat tersebut.
8. Pimpinan sidang berhak mengambil keputusan dengan cara musyawarah untuk mufakat.
Pasal 13
1. Pimpinan sidang dapat membuat ketentuan mengenai lamanya peserta berbicara
2. Bilamana peserta dalam menggunakan waktu melampui waktu yang ditetapkan, pimpinan sidang mengingatkan pembicara agar mengakhiri pembicaraannya dan pembicara harus mentaati ketentuan ini.
Pasal 14
Pimpinan sidag setiap waktu dapat diberikan kesempatan interupsi kepada peserta untuk : 1. Meminta penjelasan tentang duduk permasalahan sebenarnya mengenai masalah yang
dibicarakan
2. Mengajukan usul/prosedur mengenai hal yang sedang dibicarakan.
3. Mengajukan usul penundaan sidang untuk sementara
4. Menjelaskan soal yang dalam pembicaraan menyangkut diri dan tugasnya.
Pasal 15
1. Seorang peserta yang diberi kesempatan mengadakan interupsi mengenai salah satu hal tersebut dalam peraturan Tata Tertib ini tidak boleh melebihi 3 (tiga) menit.
2. Terhadap pembicaraan mengenai hal-hal tersebut dalam Tata Tertib ini, tidak diadakan perdebatan.
Pasal 16
Apabila seorang pembicara dalam sidang menggunakan kata-kata tidak layak, mengganggu ketertiban atau menganjurkan untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan hukum, pimpinan sidang dapat memberi nasehat, memperingatkan atau menghentikan pembicaraan.
Pasal 17
1. Apabila seorang pembicara tidak memenuhi peringatan pimpinan sidang seperti tersebut pada pasal 16 peraturan Tata Tertib ini atau mengulangi pelanggaran itu, pimpinan sidang dapat melarangnya meneruskan pembicaraan, atau melarang menghadiri sidang.
2. Jika pembicara yang bersangkutan tidak dapat menerima keputusan ini, maka kepada pembicara diberikan kesempatan berbicara paling lama 3 (tiga) menit untuk memberi penjelasan seperlunya dengan ketentuan, bahwa sidang tidak mengadakan perdebatan mengenai penjelasan itu, dan pimpinan sidang langsung mengambil keputusan tentang boleh tidaknya pembicara menghadiri sidang.
Pasal 18
Apabila Pimpinan sidang menganggap perlu, maka ia dapat menunda sidang atas persetujuan peserta sidang.
Pasal 19
Untuk setiap sidang harus dibuat laporan notulen lengkap oleh pimpinan sidang
BAB XII KOMISI MUSDA
Pasal 20 1. Musda membentuk komisi-komisi sesuai kebutuhan 2. Komisi Musda terdiri dari :
a. Komisi A, yakni komisi Program Kerja b. Komisi B, yakni Komisi Rekomendasi
Pasal 21 1. Sidang Komisi dapat didampingi narasumber
2. Narasumber berasal dari Pimpinan Wilayah, Pimpinan Daerah dan atau Panitia Pengarah
Pasal 22
1. Komisi bertugas memusyawarahkan dan mengambil keputusan mengenai materi yang menjadi agenda sidang komisi dalam lingkup tugasnya.
2. Laporan komisi disusun oleh pimpinan komisi dengan memperhatikan saran dan pendapat anggota komisi
3. Hasil sidang ditetapkan dengan keputusan sidang komisi dan dilaporkan dan disahkan dalam sidang pleno.
Pasal 23
1. Setiap peserta harus menjadi anggota salah satu komisi 2. Susunan dan anggota komisi ditetapkan oleh sidang komisi
3. Pimpinan sidang pleno dapat menghadiri dan turut serta dalam sidang komisi dalam rangka untuk melakukan koordinasi.
BAB XIII PEMILIHAN
Pasal 24
Pemilihan Anggota Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kotawaringin Timur masa jabatan 2022-2027 diatur dalam Tata Tertib Pemilihan yang terpisah dari peraturan ini.
PENUTUP Pasal 25
Segala sesuatu yang masih belum diatur dalam peraturan Tata Tertib ini akan di putuskan oleh Musda.
Pasal 26
Peraturan Tata Tertib ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Sampit
Pada Tanggal : 13 Syawwal 1444 H 03 Mei 2023 M
Ketua, Sekretaris,
H. MUDLOFAR, SH., MM RAMADHANSYAH, SE.,M.Ec.Dev
NBM. 553327 NBM. 957787