1
MAKALAH
TEKNIK KERJA BANGKU DAN PELAT
Oleh:
Budianto Sirandan 3A Mesin Produksi
341 11 032
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
TAHUN AKADEMIK 2013 / 2014
2 KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas seluruh nikmat-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Makalah Teknik kerja bangku dan pelat ini dengan baik.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan Makalah ini. Demikian Proposal Tugas Akhir ini penulis buat. Semoga Makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis pada khususnya dan dapat menambah wawasan pembaca pada umumnya.
Makassar, Juli 2014
Penulis
3 BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pekerjaan Bengkel salah satunya adalah kerja bangku. Rangkaian kegiatan kerja bangku ini diantaranya membuat pola, memotong, mengikir, melipat dan mengebor. Pekerjaan tersebut memerlukan penguasaan tentang pembelajaran secara praktis mengenai keterampilan mesin.
Seorang ahli mesin tidak hanya mamapu menggunakan peralatan kerja tangan , tetapi harus terus-menerus praktik sampai mahir. Kerja bangku merupakan pekerjaan bengkel yang menggunakan peralatan kerja tangan (hand tools) dan merupakan bagian penting dalam pekerjaan di bengkel sehingga peralatan mesin dapat bekerja secara efisien dan ekonomis.
Peralatan kerja tangan harus di gunakan sesuai dengan prosedur yang bener disertai dengan perawatannya, sehingga hasil kerjanya baik dan umur dari peralatan lama. Alasan yang dapat dipertanggungjawabkan mengapa kita harus memeliharanya adalah peralatan tersebut harus selalu dalam keadaan aman dan kondisi kerja yang baik. Salah satu ahli mesin yang baiak adalah baik menjaga kondisi peralatan yang di gunakannya.
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Pengertian Praktikum Kerja Bangku dan peralatan Kerja Bangku.
1.2.2. Jenis – jenis Kikir dan cara penggunaan Kikir.
1.2.3. K3 kerja Bangku dan K3 pada proses mengikir.
1.3. Tujuan
1.3.1. Mahasiswa dapat mengetahui jenis jenis peralatan Kerja Bangku.
1.3.2. Mahasiswa dapat mengetahui jenis – jenis Kikir dan cara penggunaannya.
1.3.3. Mahasiswa dapat mengetahui standar K3 pada Kerja Bangku dan peoses Mengikir.
4 BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian kerja Bangku
Kerja bangku adalah teknik dasar yang harus dikuasai dalam mengerjakan benda kerja secara manual. Pekerjaan kerja bangku melakukan penekanan pada pembuatan benda kerja dengan alat tangan, dan dilakukan di bangku kerja. Praktek kerja bangku melatih mahasiswa agar mampu menggunakan alat kerja yang baik dan benar, serta mampu menghasilkan benda kerja yang memiliki standar tertentu sesuai dengan lembar kerja yang ditentukan. Hal ini dapat tercapai jika mahasiswa melakukan pekerjaan dengan baik sesuai dengan peraturan dan tata cara pengerjaan praktek kerja bangku.
2.2. Macam-Macam Perkakas Tangan
Semua teknisi yang bekerja pada bengkel kerja mesin harus dapat menggunakan semua peralatan tangan yang ada di bengkel baik berupa perkakas mesin maupun perkakas tangan. Hal ini penting karena masingmasing perkakas mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pada dasarnya manusia dapat bekerja dengan mudah, aman dan dapat menghasilkan benda kerja yang baik. masing-masing dari alat tersebut dan dalam penggunaannya tidak jarang dilakukan dengan secara bersamaan dalam penggunaannya untuk menyelesaikan suatu jobsheet. Dalam pembahasan ini akan membahas bagaimana fungsi alat perkakas serta bagaimana pengoperasiaannya dalam praktek sehingga alat perkakas tersebut dapat berfungsi dengan baik dan menghasilakan hasil yang maksimal sesuai petunjuk dan yang diharapkan, sehingga mempunyai umur pemakaian yang lebih panjang.
5 2.2.1. Ragum
Ragum digunakan untuk menjepit benda kerja saat melaksanakan pekerjaan mekanik seperti mengikir, menggergaji, mengebor, memahat dan lain – lain.
Agar benda kerja tidak mengalami kerusakan / luka maka pada mulut ragum dilengkapi dengan vice klem.
Gambar 1.1. Ragum
Pemasangan ragum pada meja kerja harus disesuaikan dengan tinggi pekerja yang akan bekerja. Sebagai patokan adalah apabila ragum dipasang pada meja kerja, maka tinggi mulut ragum harus sebatas siku dari pekerja pada posisi berdiri sempurna.
Hal-hal yang pelu diperhatikan atau yang perlu dipedomani dalam penjepitan benda kerja pada ragum adalah sebagai berikut:
a). Gunakan pelapis rahang ragum untuk mencegah benda kerja agar tidak rusak permukaannya.
b) Penjepitan benda kerja harus rata, artinya permukaan benda kerja yang keluar dari rahang ragum harus lurus dan sejajar dengan rahang ragum.
c) Untuk penjepitan benda kerja yang berlubang seperti pipa yang tipis digunakan bahan tambahan lain yang dimasukkan ke dalam pipa, sehingga pipa yang dijepit tidak akan mengalami kerusakan/berubah bentuk. Untuk penjepitan benda kerja yang tipis (pelat tipis) gunakan landasan dari kayu. Landasan tersebut dijepit pada rahang ragum.
6 2.2.2. Kikir
Material kikir adalah dari baja karbon tinggi / baja special. Alat ini digunakan untuk mengurangi sebagian material dengan jalam memarut sehingga menjadi rata, cekung, cembung, bulat dan lainnya.
Jenis kikir yang digunakan menurut tingkat kehalusan dibagi menjadi tiga yaitu:
a. Kikir Bastard
Merupakan kikir kasar panjang badan 12 inchi, dengan jumlah gigi 9 gigi/cm, cs = 25, s = 0,01, n = 40 dan mempunyai tingkat kehalusan N9 s/d N8.
b. Kikir Half Smooth
Kikir setengah halus panjang badan 10 inchi, dengan jumlah gigi 12 gigi/cm, cs = 25, s = 0,005, n = 40 dan tingkat kehalusan N8 s/d N7
c. Kikir Smooth
Kikir halus memiliki panjang badan 8 inchi dengan jumlah gigi 12 gigi/cm dengan jumlah gigi 20 gigi/cm, cs = 25 s = 0,0025 n = 40
Gambar 1.2. Kikir
2.2.3. Penggores
Alat ini digunakan untuk menandai ukuran pada benda kerja atau bahan yang akan diolah. Ada bermacam-macam jenis penggores yaitu penggores tangan sedukan, penggores dengan satu ujung bengkok, penggores dengan satu ujung dirubah.
7 Gambar 1.3. Penggores
2.2.4. Penitik
Penitik dapat digunakan untuk menitik bagian benda kerja yang akan di bor.
Bentuk penitik yang sering digunakan adalah silinder yang dikartel dengan ujung tirus yang bersudut 250 sampai 300.
Gambar 1.4. Penitik
2.2.5. Mistar Baja
Mistar baja ini berfungsi untuk mengukur benda kerja yang berukuran pendek, selain itu juga dapat dipakai untuk membimbing penggoresan dalam melukis batangan pada pelat yang digunakan, ukuran panjang dari mistar baja ini bermacam-macam, ada yang berukuran 30 cm, 60 cm, dan 100 cm.
Gambar 1.5 Mistar Baja
8 2.2.6. Mistar Siku
Alat ini digunakan untuk menyiku ketelitian dari benda kerja, ukuran panjangnya 30 cm terbuat dari bahan baja.
Gambar 1.6 Mistar Siku
2.2.7. Palu
Palu adalah alat pemukul yang harus disediakan pada setiap bengkel kayu.
Palu dilengkapi dengan pemegang/gagang kayu sebagai tangkai pemukul.
Jenis dan ukuran palu bervariasi sesuai dengan fungsinya.
Gambar 1.7 Palu
9 2.2.8. Sikat Kikir
Sikat kikir berfungsi untuk membersihkan kikir dari butiran – butiran besi yang melekat pada kikir
Gambar 1.8. Sikat Kikir
2.2.9. Mal Huruf
Mal huruf digunakan untuk proses steempling yaitu memberi nomor atau huruf pada benda kerja. Dalam proses seteampel ini harus extra hati-hati karena dilakukan dengan satukali pukulan saja, karena apabila kita melakukan pemukulan berulang kali maka posisinya akan berubah dan huruf atau angka akan hancur.
Gambar 1.9 Mal Huruf
10 2.2.10. Gergaji Besi
Gergaji besi dengan fungsi untuk menggergaji lapisan besi atau besi tipis, karena bentuknya yang demikian beda dengan gergaji kayu, geriginya yang kecil dan ujung depan dan belakangnya ada pemuntir yang gunanya untuk mengencangkan dan menggendorkan gergaji besi. Gergaji besi terdiri dari
“sengkang” dan “daun gergaji”,sengkang adalah pegangan untuk menggergaji sedangkan daun gergaji ada yang mempunyai gigi berbentuk lurus dan berbentuk zig-zag.
Gambar 2.1 Gergaji Besi Jumlah gerigi dalam tiap inchi.
1. Daun gergaji yang mempunyai 14 gigi tiap 25,4 mm 2. Daun gergaji yang mempunyai 18 gigi tiap 25,4 mm 3. Daun gergaji yang mempunyai 24 gigi tiap 25,4 mm 4. Daun gergaji yang mempunyai 32 gigi tiap 25,4 mm
Gambar 2.2. Jenis gigi gergaji besi
11 2.2.11. Tap
Tap adalah peralatan yang digunakan untuk pembuatan ulir pada suatu benda kerja. Bentuk tap dibuat secara khusus di mana ulir-ulir potong dibuat secara presisi. Bahan untuk pembuatan tap adalah baja perkakas baja potong cepat.
Badan tap terdiri dari dua bagian yaitu badan yang tidak mempunyai mata potong dan badan yang mempunyai mata potong. Untuk melakukan penguliran dengan menggunakan tap diperlukan alat bantu yaitu tangkai tap/pemutar tap. Berbentuk batang berulir luar yang mempunyai sisi alur 3 atau 4. Satu set tap berisi 3 buah, yaitu nomor 1untuk awal pembuatan ulir, nomor 2 untuk perluasan ulir dan yang nomor 3 untuk finishing. Dilengkapi dengan tangkai tap yang panjang lengan pemutar disesuaikan besar kecilnya diameter tap.
Gambar 2.3 Tap
2.2.12 Snei
Snei adalah alat untuk membuat ulir. Bentuk snei menyerupai mur tetapi ulirnya merupakan mata potong. Gigi-gigi ulir setelah dibentuk kemudian dikeraskan dan temper agar dia mampu melakukan pemotongan terhadap benda kerja. Pada proses pembuatan ulir, snei dipegang oleh tangkai snei.
Snei yang biasanya digunakan untuk pembuatan ulir adalah snei pejal dan snei bercelah.
12 - Snei Pejal
Snei jenis ini berbentuk segi enam atau bulat. Untuk memudahkan dalam penguliran awal maka pada snei jenis ini tidak seluruh mata potongnya sama besar, tetapi sedikit tirus pada bagian mata pemotong awal. Dengan demikian benda kerja dapat masuk ke dalam snei sedikit mudah.
Gambar 2.4 Snei Pejal - Snei bercelah
Snei jenis ini banyak digunakan untuk pembuatan ulir luar, karena ia memiliki kelebihan dari pada snei pejal. Kelebihan tersebut antara lain besar diameternya dapat diperbesar dan diperkecil sampai ukuran standarnya. Dengan demikian pada waktu penguliran pendahuluan diameternya diperbesar dan pada waktu finishing diameternya dikembalikan pada ukuran standarnya. Pengaturan tersebut dengan menggunakan baut penyetel.
Gambar 2.5 Snei Bercelah
13 Untuk membuat ulir dengan menggunakan snei dibutuhkan alat bantu yaitu pemegang snei. Pada pemegeng snei ini dilengkapi dengan baut-baut pengikat, agar snei tidak ikut berputar saat melakukan pemotongan/penguliran.
2.2.13 Mesin Bor
Mesin Bor gunanya untuk melubangi benda dan memperbesar lubang yang sudah ada, berikut ditampilkan gambar mesin bor.
Gambar 2.6 Mesin Bor
14 2.2.14 Jangka Sorong
Jangka sorong adalah alat ukur yang mempunyai ketelitian ukur hingga Seperseratus milimeter. Terdiri dari dua bagian, bagian diam dan bagianbergerak. Pembacaan hasil pengukuran sangat bergantung pada keahlian danketelitian pengguna maupun alat. Sebagian keluaran terbaru sudah dilengkapidengan bacaan digital. Pada versi analog, umumnya tingkat ketelitian adalah0.05mm untuk jangka sorang dibawah 30cm dan 0.01.
Gambar 2.7 Jangka Sorong Kegunaan jangka sorong adalah:
1. Mengukur Diameter Luar Benda Cara mengukur diameter, lebar atau ketebalan benda:Putarlah pengunci ke kiri, buka rahang, masukkan benda ke rahang bawah jangka sorong, geser rahang agar rahang tepat pada benda, putar pengunci ke kanan.
2. Mengukur Diameter Dalam Benda Cara mengukur diameter bagian dalam sebuah pipa atau tabung : Putarlah pengunci ke kiri, masukkan rahang atas
15 ke dalam benda , geser agar rahang tepat pada benda, putar pengunci ke kanan.
3. Mengukur Kedalaman Benda Cara mengukur kedalaman benda : Putarlah pengunci ke kiri, buka rahang sorong hingga ujung lancip menyentuh dasar tabung, putar pengunci ke kanan.
2.3. Alat Pelindung Diri ( APD )
2.3.1. Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses)
Berfungsi sebagai pelindung mata ketika bekerja, misalnya saat mengikir.
2.3.2. Masker (Respirator)
Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat dengan kualitas udara buruk, misalnya misal berdebu dan beracun.
2.3.3. Sarung Tangan
Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan, misalnya saat mengikir dan menggergaji. Bahan dan bentuk sarung tangan disesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan.
2.3.4. Baju dan Celana Kerja
Baju kerja berfungsi melindungi badan dari benda tumpul, benturan, goresan saat praktik kerja bangku, sedangkan celana kerja berfungsi melindungi bagian bawah tubuh dari benda tumpul, benturan, goresan saat praktik kerja bangku.
2.3.5. Sepatu
Seperti sepatu biasa, tapi dari bahan kulit dilapisi metal dengan sol dari karet tebal dan kuat. Berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki karena tertimpa benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia.
16 2.4. Mengikir
2.4.1 Bentuk-bentuk Kikir dan Cara Pemilihannya
1. Kikir terbuat dari baja karbon tinggi yang ditempa, tetapi sesuai dengan panjangnya, bentuknya, jenisnya dan gigi pemotongnya.
Panjang kikir tidak termasuk tangkainya.
Pada gambar dibawah ini menunjukkan bentuk-bentuk kikir yang umumnya dipakai.
Salah satu permukan ujung kikir rata berbentuk tirus. Ketirusan inii diperlukan untuk pembagian tekanan dan menjaga keseimbangan getaran yang kecil pada waktu gerakan mengikir.
Pengaruh getaran kikir yang tak seimbang membuat keausan kikir.
2. Gigi Kikir
Ada dua cara pembuatan gigi kikir, yaitu dengan cara memahat dan mengefrais
a. Gigi Pahatan
Gigi kikir ini dibuat dengan jalan memahat permukaan kikir. Pahatan ini menghasilkan sudut tatal negative dan sudut potongnya lebih besar dari 90º. Kikir ini digunakan untuk mengerjakan bahan-bahan yang keras, sebab permukaan benda kerja akan tergesek dengan baik tanpa tenaga besar.
Gigig kikir Tangkai kikir
ujung kikir
Panjang kikir
Rata Segi Empat Segi Tiga Bulat Setengah Bujur Sangkar Ellips
17 b. Gigi yang di Frais
Gigi kikir yang di frais menghasilkan sudut tatal yang positip dengan sudut pemotong lebih kecil dari 90º. Disebabkan karena sudut tatal yang positip itu maka kikir ini hanya digunakan untuk mengerjakan bahan yang lunak
18 Gigi yang di frais memiliki bentuk-bentuk :
- Bentuk gigi kikir miring
Bentuk gigi kikir ini digunakan untuk mengerjakan benda-benda yang lunak misalnya: timah hitam, thermo plastic, aluminium murni dsb.
Untuk menghindari bram-bram yang melekat pada alur gigi maka gigi tsb dilengkapi dengan pemutus bram
- Gigi kikir lengkung
Bentuk gigi kikir ini digunakan untuk mengerjakan bahan yang lunak misalnya: anti carodal, duraluminium dsb. Gigi-giginya dilengkapi dengan pemutus bram tetapi pengeluaran bram tersebut terjadi dari kedua sisinya.
Arah Pemotongan Gigi Pemutus Beram Pembuangan Beram
19 Kikir yang dipakai harus bergagang jika ketentuan ini tidak diabaikan, maka akan mengakibatkan tangan menjadi rusak disebabkan karena tangkai kikir akan langsung bergesekan dengan telapak tangan.
Gigi kikir terdiri dari tunggal dan ganda:
- Kikir gigi tunggal
Gambar disamping menunjukkan kedudukan gigi kikir tunggal yang menyudut 54º terhadap garis sumbu. Bram-bram tidak akan mudah lepas dan gigi itu akan terhalang. Jenis gigi kikir ini hampir tidak dibuat lagi
- kikir gigi ganda
Pada kikir gigi ganda, pada pahatan dalam dipahat lebih dalam dibandingkan dengan pahatan dangkal dan bersudut 70º terhadap garis sumbu dan gigi-gigi ini tidak sejajar terhadap sumbu kikir. Dengan demikian tidak akan terjadi alur-alur bekas pengikiran pada benda kerja
Arah Pemotongan
Jarak Gigi
20 Untuk menyelesaikan pengikiran yang terakhir menurut yang dikehendaki, harus digunakan tingkatan kikir (banyak gigi/Cm) yang sesuai.
Ukuran tingkatan ini ditentukan oleh bentuk. Kikir dan bentuk inilah yang menentukan banyaknya gigi tiap 1 Cm atau 1 inch. Dalam hal ini tergantung dari pabrik yang membuatnya.Gambar di bawah menunjukkan 3 macam bentuk kikir N0. 2 dengan panjang dan banyaknya gigi tiap 1 Cm yang berbeda.
Daftar ukuran kikir dan banyaknya gigi tiap Cm
Banyaknya
gigi/Cm 12 15 20 25 31 38 46 56 68 84 100 116
Panjang Kikir - 3 1/2 00 0 1 2 3 4 5 6 8
Penunjukkan Nomor
4 – 8 00 0 1 2 3 4 5 6 8
10 - 12 00 0 1 2 3 4 5 6 8
Keterangan Mutu
00 = Kasar 2 = Sedang 5 = Setengah lembut
0 = Setengah 3 = Setengah halus 6 = Lembut kasar
1 = Agak kasar 4 = Halus 8 = Lembut sekal
21 Pemegang kikir harus dipasang kuat dan lurus dengan tangkai kikir
Pemegang kikir harus dibor sebelum dipasang ditangkai kikir.
Diameter dan dalamnya lubang ditunjukkan dalam gambar di bawah ini.
2.4.2. Cara Mengikir Benda Kerja
Posisi kerja yang memperlihatkan bagaimana kecakapan seorang pekerja.
- Posisi Kaki
Selama mengikir, berdiri disebelah kiri ragum dengan kaki tetap pada tempatnya. Lutut harus dibentangkan. Jarak antara kaki disesuaikan dengan panjang kikir. Sudut poros ragum dan kaki kira-kira 30º untuk kaki kiri dan lebih kurang 75º untuk kaki kanan.
22 - Gerakan Badan dan Lutut
Badan berdiri tegak pada posisi permulaan dan selanjutnya dicondongkan kedepan selama gerakan pemotongan. Kaki kanan tetap lurus selama pengikiran berlangsung dan lutut kiri dibengkokkan kedalam. Pandangan mata selalu ditujukan pada benda kerja
23 - Bagaimana memegang kikir
Tangan kanan: Peganglah gagang kikir dengan teguh dan tekanlah ujung gagang dengan telapak tangan bagian tengah. Ibu jari terletak diatas dan jari-jari lainnya dibawah gagang.
Tangan kiri: Tempatkan telapak tangan dan ibu jari pada ujung kikir.
Jari-jari lainnya terletak diluar ujung kikir dengan keadaan rapat satu sama lain dan melipat kebawah, tetapi tidak menggenggam ujung kikir tsb.
Bekerja dengan kikir kecil, maka gagang tsb harus dipegang dengan genggaman yang ringan dan tekanannya cukup oleh jari-jari dan ibu jari saja.
- Tekanan pada Kikir
Tekanan pada kikir tergantung pada ukuran kikir dan benda kerja.
1. Jika memulai mengikir, tekanan yang besar harus terdapat pada tangan kiri dan tekanan ringan pada tangan kanan.
2. Tekanan kedua tangan itu harus sama mana kala kikir berada di tengah-tengah benda yang dikikir.
3. Jika posisi kikir sudah di ujung langkah, tekanan tangan kiri harus ringan dan tekanan tangan kanan harus dalam keadaan maksimal.
Pada langkah kebelakang tidak dengan tekanan.
24 2.4.3. Pengikiran Bentuk
1. Mengikir Champer dan Permukaan Bertingkat
Mengikir champer gerakan-gerakannya dilakukan seperti kalau kita mengikir datar.
Langkah-langkah untuk mengikir champer:
- Tandai/goreslah bagian-bagian yang akan dibuat champer.
- Mengikir pengasaran (mengikir silang)
- Pengikiran akhir (memanjang untuk permukaan yang hampir selesai).
Contoh: kikirlah champer 4 x 45º sepanjang sisi dari benda kerja.
a1. Letakkan benda kerja tegak pada pelat sudut dan goreslah garis dasar dengan penggores dengan jarak 4 mm dari permukaan patokan.
a2. Letakkan benda kerja dengan permukaan yang telah digores pada meja pengukur kerataan dan goreslah pada permukaan yang berdekatan dengan jarak 4 mm dari permukaan patokan.
b. Cekam benda kerja diragum atau di klem sudut. Kikirlah sisi yang akan dichamper dengan pengikiran silang dan gerakan yang berganti-ganti miringnya.
25 c. Selesaikan permukaan tsb dengan arah memanjang
2. Mengikir Permukaan yang Bertingkat
a. Setelah digores kikirlah pertama berbentuk champer sampai 1 mm dari garis yang tegak.
b. Kikirlah champer tsb makin dalam dan sudutnya makin mendekati horizontal.
c. Kikirlah kedua permukaan berganti-ganti, hati-hatilah bahwa permukaan kikir yang tak bergigi harus berada disebelah permukaan. Pengikiran hanya arah memanjang (lurus)
3. Mengikir Radius Luar yang Besar
Ada 4 langkah pokok dalam mengikir radius luar:
- Tandai batas radius
- Pengikiran kasar menyudut (arah memanjang) - Pengikiran kasar radius (arah silang)
26 - Penyelesaian radius dengan gerakan berayun-ayun (arah
memanjang)
a. Tandai pusat dari radius yang jaraknya R dari permukaan patokan.
Pusat tersebut dititik dengan penitik dan buat radius dengan jangka dari pusat tsb berjarak R.
b. Kikirlah dengan arah memanjang, beberapa permukaan menyudut sampai 0,5 mm dari batas radius dan sampai mendekati bentuk radius.
c. Pengikiran kasar radius kikir dipegang 90º dari permukaan yang lebar (arah lurus). Bersama-sama gerakan memanjang kikir bergerak melingkar.
d. Untuk penyelesaian, radius dikikir arah memanjang dengan gerakan berayun-ayun. Mengikir mulai dari muka kebelakang.
Untuk mengikir radius yang kecil hanya 4 langkah ini yang dipakai. Periksa radius dengan mal radius.
27 2.5. K3 Kerja bangku dan Pelat dan proses Mengikir
A. K3 Kerja Bangku dan Pelat
Mengerjakan dengan alat-alat tangan, kecelakaan dapat dicegah dengan mengikuti beberapa petunjuk:
1. Gunakan alat-alat yang kondisinya baik.
- Obeng dengan tangkai terselubung plastik
- Obeng dengan tangkai yang pecah dan ujungnya sudah rusak
2. Memilih alat-alat dengan kekerasan yang baik, terlalu keras mudah patah, terlalu lunak mudah tumpul.
- Kepala dari pahat yang terlalu keras dan akhirnya patah. Harus digerinda lagi dan pengerasan yang baik harus dilakukan lagi.
3. Memilih alat yang pegangannya enak digenggam tangan.
4. Bekerja pada bagian listrik, gunakanlah alat-alat yang terselubung.
- Tang pemotong dengan tangkai terselubung.
5. Untuk menghindari letusan, gunakan alat-alat yang tidak menyebabkan letusan.
6. Periksa secara teratur kondisi alat-alat, jika perlu segeralah diperbaiki.
7. Gunakan alat-alat menurut fungsinya.
8. Jangan meletakkan alat-alat didalam kantong yang terbuat dari kain.
9. Jangan meletakkan alat-alat dekat dengan bagian mesin yang berputar.
10. Jangan memotong sesuatu berhadapan dengan bagian-bagian tubuh dengan pahat tangan.
28 11. Ujung-ujung dan sisi yang tajam harus ditutup.
12. Lindungi mata anda.
Salah Benar
Klem benda kerja dibangku dan jangan memotong berhadapan dengan jari
Sisi potong dari pahat kayu harus ditajamkan dengan batu penggosok
Benar Benar
Bila tidak digunakan, ujung jangka dan penggores harus ditutup dengan kulit
Bila tidak digunakan ujung penggores ditutup dengan gabus
Kaca mata tidak hanya untuk melihat
29 13. Kunci-kunci pengencang harus digunakan dengan cara yang benar.
Benar Salah
Kunci dengan mulut lebih besar merusak mur atau mulut kunci itu sendiri dan slip.
Ukuran dari mulut kunci yang tepat mencegah kerusakan
Salah Benar
Jika kunci miring terhadap mur, mulut kunci tidak akan memegang dengan baik dan akan slip
Kunci harus selalu digunakan tegak lurus dengan sumbu baut / mur
30 14. Obeng harus digunakan dengan cara yang benar.
Salah Benar
Sangat berbahaya memperpanjang kunci dengan cara ini.
Kunci ring lebih aman dari kunci pas
Benar Benar
Ujung obeng harus tepat ukurannya kedalam alur obeng pada baut (ukuran lebar dan tebal)
Untuk bentuk alur kepala yang khusus, jangan gunakan obeng yang biasa (kepala baut philips)
31 15. Palu harus dugunakan dengan cara yang benar
Palu yang baik terdiri dari:
a. Serat kayunya sejajar dengan Sumbunya.
b. Ujung yang memukul (2) dan ujung yang meruncing (3) dipolish c. Tangkai dipasang presisi pada kepala palunya.
d. Kepala palunya diamankan oleh semacam pasak.
e. Harus dicampur.
Benar
Salah
Pasaknya miring terhadap sumbu kepala palu, maka tangkainya menekan ke semua permukaan lubang
Tangkainya hanya menekan kedua arah permukaan lubang
Benar Benar
Ibu jari dan jari-jari yang lain menangkup pada tangkai. Gerakannya dilakukan pada pergelangan dan lengan, lihatlah pada tempat yang dipukul dan diusahakan bahwa sumbu palu tegak lurus
Ibu jari tidak menangkup pada tangkai. Tangkai dipegang terlalu ke tengah. Gerakannya hanya dilakukan dengan tangan saja
32 B. K3 Pada Proses mengikir
1. Saat Proses Mengikir selalu gunakan sarung tangan, ini berfungsi untuk mencegah tangan terluka akibat terkena goresan mata kikir
2. Pastikan kikir yang dipakai dalam kondisi yang baik Tangkai kikir tidak
cukup masuk kedalam pemegang kikir.
Tangkai kikir miring masuknya
Salah dan bahaya Cara yang betul untuk melepas pemegang kikir
33 2.6. Pertanyaan
A. Kerja Bangku
1. Tuliskan minimal perlatan kerja bangku dan fungsinya
2. Hal – hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam penjepitan benda kerja pada Ragum?
3. Tuliskan dan jelaskan Jenis kikir yang digunakan menurut tingkat kehalusan!
4. Tuliskan Jumlah gerigi pada gergaji besi dalam tiap inchi.
5. Tuliskan kegunaan jangka Sorong
B. Mengikir
1. Tuliskan bentuk – bentuk kikir yang umum dipakai 2. Tuliskan 2 jenis pembuatan gigi kikir dan jelaskan 3. Jelaskanlah bagaimana cara memegang kikir yang benar 4. Jelaskan Posisi dan gerakan dalam mengikir.
5. Tulis dan jelaskan mengikir bentuk yang Anda ketahui.
C. Keselamatan Kerja
1. Tuliskan peralatan pelindung diri yang digunakan dalam praktek kerja bangku
2. Apa syarat palu yang baik digunakan dalam proses kerja bangku.
3. hal – hal apa sajakah yang perlu diperhatikan demi keselamatan kerja saat praktek kerja bangku
4. Bagaimanakah melepas kepala kikir yang aman
5. tuliskan hal – hal yang tidak anjukan dalam kerja bangku demi keselamatan kerja.
34 BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
- Dalam praktek kerja bangku ada berbagai macam peralatan yang digunakan dimana setiap peralatan memiliki fungsi masing – masing.
- Pada proses mengikir dikenal ada tiga bentuk pengiran, yaitu mengikir champer, mengikir bertingkat, dan mengikir radius permukaan luar yang besar.
- Dalam proses kerja bangku sebaiknya selalu perhatikan keselamatan demi kelancaran kerja dan menghindari resiko yang mungkin terjadi.
35 Daftar Pustaka.
Winarto, David. 2013. Laporan Praktek Kerja Bangku. Universitas negeri malang.
Muhammad Tekad, Anthonius LSH. 2006. Bahan Ajar Teknik Kerja Bangku dan Pelat. Politeknik Negeri Ujung Pandang.