MAKALAH
DASAR-DASAR PSIKOLOGI (Teori kognitivistik
)Oleh :
Khorida Hastu Rahmawati (24144200064) Desti Rahmawati (24144200048)
Makalah Ini Disusun Sebagai Tugas Mata Kuliah Dasar - Dasar Psikologi yang Diampu
oleh Arum Setiowati, M.Pd
PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA 2024
I
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis tujukan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang. yang telah memberikan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga makalah yang berjudul Teori Kognitifistik ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Makalah Teori Kognitifistik ini terdiri atas bab, yaitu (1) BAB I PENDAHULUAN: Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan, Manfaat, dan Metode Penulisan, (2) BAB II PEMBAHASAN: Pengertian Teori Kognitifistik, Tokoh Teori Kognitifistik, Pandangan Tentang Manusia, Dinamika Perilaku Manusia, Faktor Penentu Perkembangan Manusia dan (3) PENUTUP: Simpulan dan Saran serta Daftar Pustaka.
Makalah Teori Kognitifistik ini dapat terwujud berkat dukungan dari teman- teman sekelas dan bimbingan dari dosen pengampu Mata Kuliah Dasar - Dasar Psikologi, yaitu Arum Setiowati, M.Pd yang dengan sabar dan menyediakan waktunya untuk mengoreksi makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan belum sempurna. Oleh karna itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dan mendidik guna perbaikan makalah selanjutnya. Penulis juga berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca. Terima kasih.
Yogyakarta, 4 November 2024
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR__________________________________________ii DAFTAR ISI_________________________________________________iii BAB 1 PENDAHULUAN _______________________________________1
A. LATAR BELAKANG_____________________________________1 B. RUMUSAN MASALAH___________________________________2 C. TUJUAN________________________________________________2 D. MANFAAT______________________________________________2 E. METODE PENULISAN MAKALAH________________________2 BAB II PEMBAHASAN________________________________________3 A. PENGERTIAN TEORI KOGNITIFISTIK___________________3 B. TOKOH TEORI KOGNITIFISTIK_________________________4 C. PANDANGAN TENTANG MANUSIA_______________________5 D. DINAMIKA PERILAKU MANUSIA________________________7 E. FAKTOR PENENTU PERKEMBANGAN MANUSIA_________8 BAB III PENUTUP____________________________________________10
A. KESIMPULAN__________________________________________10 B. SARAN_________________________________________________10 DAFTAR PUSTAKA__________________________________________13
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Dalam bidang pendidikan dan psikologi, penting untuk memahami bagaimana otak manusia memproses informasi untuk meningkatkan proses belajar-mengajar. Salah satu cara untuk memahami proses ini dengan baik adalah melalui teori kognitif. Teori ini membahas tentang bagaimana otak seseorang bekerja saat mereka belajar dan memahami informasi yang mereka terima. Teori kognitif berpendapat bahwa belajar bukan hanya tentang cara seseorang merespon pada lingkungan luar, tetapi juga melibatkan proses mental yang rumit di dalam diri seseorang. Beberapa tokoh utama dalam teori ini, seperti Jean Piaget, Lev Vygotsky, dan Jerome Bruner, berpendapat bahwa proses belajar melibatkan beberapa tahap kognitif, seperti asimilasi, akomodasi, dan penyimpanan informasi dalam memori jangka panjang. Kognitivisme menekankan betapa pentingnya pemahaman, pemecahan masalah, dan pengorganisasian informasi dalam proses belajar.
Dalam pendidikan, pendekatan kognitif telah menciptakan berbagai cara belajar yang membantu siswa dalam memahami dan berpikir logis. Penyelidikan terbaru telah menyarankan bahwa keberhasilan pembelajaran siswa dapat ditingkatkan dengan menerapkan metode-metode seperti pembelajaran aktif, penggunaan skema atau pola berpikir, dan pendampingan dalam memahami konsep-konsep yang sulit. Dengan pendekatan ini, siswa akan diajak untuk berpikir secara kritis, memahami informasi dengan baik, dan meningkatkan kemampuan belajar sendiri. Namun, dengan adanya perkembangan teknologi dan kompleksitas informasi, akan muncul tantangan baru dalam menggabungkan teori kognitivistik dengan kondisi belajar saat ini. Maka, penting untuk memahami teori ini dan cara menerapkannya di lingkungan belajar agar dapat menciptakan metode pembelajaran yang sesuai dan efektif.
Pengetahuan adalah bagian dari ilmu dalam dunia pendidikan. Kognitif berasal dari kata "cognition" yang artinya mengetahui (Syah, 1995). Secara lebih sederhana, kognitif adalah kemampuan kita untuk tahu sesuatu (Knowledge); memahami apa yang kita tahu (comprehension); menggunakan pengetahuan dalam situasi nyata (application); memecah masalah menjadi bagian-bagian (analysis); menggabungkan informasi menjadi konsep baru (synthesis); dan menilai nilai dari informasi yang kita terima (evaluation). Berdasarkan definisi tersebut, esensi dari kognitif adalah kemampuan untuk berpikir rasional. Teori
pembelajaran kognitivistik juga dikenal sebagai model perceptual. Ini berfokus pada meningkatkan kemampuan berpikir logis dan pemahaman terhadap suatu objek. Oleh karena itu, perilaku seorang anak sebaiknya dinilai berdasarkan penerimaan dan pemahaman, bukan hanya dari perilaku yang terlihat saja (Baharuddin, 2015).
Teori kognitivistik fokus pada proses belajar, sedangkan teori behavioristik fokus pada hasilnya. (Siregar & Nara, 2010) Arti dari ini adalah bahwa belajar dalam pandangan kognitif tidak hanya tentang merespon stimuli, tetapi melibatkan proses yang lebih kompleks. Kognitivisme menyatakan bahwa pengetahuan seseorang terbentuk dari interaksi dengan lingkungannya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian teori kognitifistik?
2. Siapa tokoh teori kognitifistik?
3. Bagaimana pandangan tentang manusia?
4. Bagaimana dinamika perilaku manusia?
5. Apa faktor penentu perkembangan manusia?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian teori kognitifistik.
2. Mengetahui tokoh teori kognitifistik.
3. Mengetahui pandangan tentang manusia.
4. Mengetahui dinamika perilaku manusia.
5. Mengetahui faktor penentu perkembangan manusia.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat utama penulisan pembuatan makalah ini ialah sebagai berikut, yaitu:
1. Untuk memenuhi tugas kelompok dari mata kuliah Dasar – Dasar Psikologi.
2. Untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan, khususnya tentang teori kognitifistik
E. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini digunakan metode kepustakaan. Cara yang digunakan pada penulisan makalah ini adalah penulis membaca dan memahami buku-buku yang berkaitan dengan teori kognitifistik dalam Pendidikan sebagai landasan untuk menjawab masalah yang diajukan dalam makalah ini.
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Teori Kognitivistik
1. Pengertian
Teori Kognitif merupakan teori yang menekankan pada usaha yang melibatkan mental diri manusia yang disebabkan oleh proses interaksi dengan lingkungannya sehingga mendapatkan suatu pengetahuan, pemahaman, nilai sikap atau tingkah laku, dan keterampilan (Given, 2002). Dalam konteks belajar, Kognitivisme sangat setuju dengan faktor individu dan tidak meremehkan faktor lingkungan. Teori kognitif mengartikan belajar merupakan suatu proses interaksi antara manusia dengan lingkungannya secara kontinyu hingga tiada. Kognitif merupakan suatu pelengkap pada diri manusia yang bertugas menjadi sentral penggerak aktivitas; mengenal, melihat dan menganalisis masalah, mencari informasi, menyimpulkan dan lain sebagaianya (Nugroho, 2015).
Teori kognitif berasal dari dua teori, yaitu teori kognitif dan psikologi. Dalam hal kognitif, ini berkaitan dengan cara manusia memahami tentang diri dan lingkungannya serta bagaimana manusia berinteraksi sadar dengan lingkungannya. Sementara itu, psikologi membahas tentang hubungan manusia dan lingkungan sekitarnya.
Psikologinya terikat satu sama lain. Sehingga psikologi kognitif adalah teori yang fokus pada internal dan mental.
Tujuan teori pembelajaran kognitif adalah membantu siswa mendapatkan pengalaman sehingga kualitas dan kuantitas perilaku siswa akan meningkat. (Gunawan
& Palupi, 2016) Perilaku ini adalah pengetahuan, keterampilan, nilai, dan norma yang digunakan untuk mengendalikan sikap dan perilaku peserta didik. Teori kognitif dibuat untuk membantu pendidik memahami siswa. Selain itu, kemampuan kognitif juga dapat membantu pendidik memahami diri sendiri dengan baik. Kognitivisme melihat belajar sebagai proses di mana manusia memperoleh pemahaman baru melalui perubahan struktur kognitif dan mengubah yang lama. Tujuan teori kognitif diciptakan adalah untuk mengonstruksi dasar ilmiah belajar. Ini akan menciptakan prosedur-prosedur yang bisa diterapkan dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas untuk mendapatkan hasil yang produktif. Dalam teori kognitif, ditekankan bahwa proses peserta didik memahami diri dan lingkungannya, serta menginterpretasikan hal-hal yang
bersangkutan. Latar belakang teori ini terletak pada perilaku, tujuan, cara, dan metode seseorang dalam memahami bagaimana ia dan lingkungannya berhasil mencapai tujuan yang diinginkan. Oleh karena itu, teori kognitif akan menghasilkan wawasan atau pemahaman tentang diri sendiri dan lingkungan.
B. Tokoh Teori Kognitivistik
Beberapa tokoh yang berperan dalam perkembangan teori belajar kognitif sebagai berikut:
1. Jean Piaget, meyakini bahwa perkembangan kognitif merupakan proses yang terjadi secara genetik. Maka, proses genetik dipengaruhi oleh kondisi biologis seseorang. Dalam hal ini, kemajuan atau pertumbuhan sistem saraf dapat menunjukkan kondisi biologis. Contohnya, ketika seseorang menua, sistem sarafnya akan menjadi lebih rumit, dan kemampuannya akan meningkat.
2. David Ausubel, Teori belajar kognitif David Ausubel terpengaruh oleh teori kognitif Jean Piaget. David Ausubel selalu menghubungkan konsep atau kerangka konseptual Jean Piaget dengan cara belajar yang efektif. Artinya, David Ausubel percaya bahwa penalaran deduktif dapat membantu untuk memahami konsep, ide, atau gagasan secara efektif. Teori kognitif Ausubel menekankan pentingnya pembelajaran yang bermakna. Ia membagi "belajar yang bermakna" menjadi dua jenis, yaitu belajar bermakna dan belajar menghapal.
3. Lev Vygotsky, menyoroti betapa pentingnya interaksi sosial dan budaya dalam pertumbuhan pikiran. Ia menjelaskan tentang konsep zona perkembangan proksimal (ZPD), yang menunjukkan jarak antara kemampuan anak secara sendiri dan kemampuan dengan bantuan. Dia juga memperkenalkan konsep scaffolding, yang merupakan bantuan dari orang lain untuk membantu siswa meningkatkan kemampuan berpikir secara bertahap.
4. Jerome Bruner, Bruner adalah seseorang yang mendorong pentingnya pengajaran dalam perkembangan pikiran manusia. Dia yakin bahwa belajar harus melibatkan metode yang memungkinkan siswa membangun pengetahuan sendiri melalui pemahaman, bukan hanya menghafal. Bruner
memperkenalkan tiga cara untuk merepresentasikan informasi saat belajar:
melalui tindakan, gambar, dan bahasa serta simbol abstrak.
5. Hermann Ebbinghaus, Ebbinghaus merupakan orang yang pertama kali mempelajari tentang bagaimana kita mengingat dan melupakan sesuatu. Ia menjelaskan tentang konsep kurva belajar dan kurva pelupakan, yang menunjukkan pola pembelajaran dan penyusutan dalam proses berpikir.
Karya dalam penelitian memori membantu kita memahami bagaimana manusia menyimpan dan mengingat informasi.
6. Albert Bandura, Meskipun teori Bandura yang disebut Teori Pembelajaran Sosial sering dikaitkan dengan aspek sosial, namun teori ini juga memiliki unsur kognitif yang penting. Bandura mengatakan bahwa orang belajar dengan cara menonton dan meniru perilaku orang lain. Ini melibatkan pikiran dalam memahami dan menerima perilaku sebagai contoh.
C. Pandangan Tentang Manusia
Pandangan tentang manusia dalam teori kognitivistik dalam psikologi menyoroti bahwa manusia adalah makhluk yang aktif, berpikir, dan mampu memproses informasi secara kompleks. Berikut adalah beberapa hal penting dari teori kognitif tentang manusia:
1. Manusia Sebagai Pemroses Informasi yang Aktif : Teori kognitivistik melihat manusia sebagai makhluk yang tidak hanya menerima informasi secara pasif, tetapi juga memprosesnya secara aktif. Maksudnya, manusia tidak hanya menerima informasi dari sekitarnya, tetapi juga mengolah, menganalisis, mengatur, dan menyimpan informasi itu di dalam ingatan.
Manusia dianggap sebagai pemikir yang aktif mengatur informasi melalui pemikiran dan refleksi yang mendalam.
2. Manusia Memiliki Struktur Kognitif : Teori ini menyatakan bahwa manusia membuat dan menggunakan struktur kognitif atau skema mental untuk memahami dan menyimpan informasi. Struktur kognitif membantu manusia mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan yang sudah ada, sehingga memudahkan mereka memahami dan mengingat informasi lebih baik. Piaget menjelaskan bahwa perkembangan kognitif terjadi melalui dua proses, yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah menggabungkan informasi baru dengan skema yang sudah ada, sedangkan akomodasi adalah mengubah skema agar sesuai dengan informasi baru.
3. Manusia Sebagai Pemikir Kreatif dan Pemecah Masalah : Dalam teori kognitivis, manusia dianggap memiliki kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan bisa menyelesaikan masalah. Manusia tidak hanya merespon lingkungan, tetapi juga menciptakan cara berpikir untuk memecahkan masalah dan mencapai tujuan. Jerome Bruner menyatakan bahwa manusia belajar dengan cara yang memungkinkan mereka untuk aktif memahami dan menginterpretasi dunia, membuat penemuan, serta memberikan makna pada pengalaman mereka.
4. Memori dan Pemahaman Konsep Penting dalam Belajar : hal yang penting dalam proses belajar menurut pandangan kognitivisme, memori berperan dalam menyimpan informasi yang telah dipelajari agar dapat diakses dan digunakan kembali di kemudian hari. Manusia bisa menghubungkan informasi baru dengan konsep yang sudah disimpan dalam ingatan. David Ausubel menyatakan bahwa belajar akan lebih mudah dipahami jika informasi baru dikaitkan dengan konsep-konsep yang sudah diketahui sebelumnya.
5. Belajar Melalui Interaksi Sosial dan Lingkungan : Manusia dianggap sebagai makhluk sosial yang belajar melalui berinteraksi dengan lingkungan dan orang lain. Vygotsky menyatakan bahwa cara pikir anak dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan budaya di sekitarnya. Konsep Zona Perkembangan Proksimal (ZPD) oleh Vygotsky mengatakan bahwa seseorang bisa belajar lebih banyak dengan bantuan orang lain, khususnya yang lebih paham dari mereka. Manusia dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang selalu berubah menurut teori kognitif.
6. Adaptabilitas sebagai Ciri Utama Manusia : Adaptabilitas adalah fitur utama manusia dalam teori kognitif, yaitu kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan. Proses adaptasi ini melibatkan pengembangan keterampilan berpikir, pengambilan keputusan, dan perencanaan dalam menghadapi situasi baru serta menyelesaikan masalah yang rumit. Manusia diyakini dapat menyesuaikan pengetahuannya sesuai dengan kondisi dan tuntutan yang ada.
Secara umum, pandangan teori kognitivistik tentang manusia menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk yang aktif, kreatif, dan bisa memahami serta mengelola informasi melalui proses berpikir yang rumit. Teori ini menitikberatkan pada kemampuan manusia
untuk tumbuh secara intelektual, menggunakan pengalaman dan pengetahuan, serta menyelesaikan masalah dalam interaksi sosial dan budaya yang dinamis.
D. Dinamika Perilaku Manusia
Dinamika perilaku manusia dalam teori kognitivistik psikologi berfokus pada bagaimana proses mental mempengaruhi tindakan seseorang. Teori ini menekankan bahwa manusia berperilaku tidak hanya sebagai respons terhadap rangsangan eksternal, tetapi juga karena adanya proses internal seperti berpikir, memproses informasi, dan mengingat.
Berikut adalah beberapa poin utama tentang dinamika perilaku manusia menurut teori kognitivistik:
1. Persepsi dan Interpretasi:
a) Persepsi Selektif: Setiap orang cenderung memperhatikan informasi yang sesuai dengan keyakinan dan pengalaman mereka.
b) Interpretasi Subjektif: Makna suatu peristiwa atau informasi dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu, keyakinan, dan nilai-nilai individu.
c) Skema: Struktur kognitif yang berisi pengetahuan dan pengalaman tentang dunia. Skema ini berpengaruh pada cara kita mengatur, menafsirkan, dan mengingat informasi baru.
2. Pembelajaran dan Perubahan Perilaku:
a) Pembelajaran Kognitif: Proses pembelajaran melibatkan hubungan baru antara informasi yang sudah ada dan informasi baru.
b) Peran Bahasa: Bahasa sangat penting dalam mengatur pikiran dan memengaruhi perilaku.
c) Pemecahan Masalah: Individu aktif mencari solusi untuk masalah dengan menggunakan strategi kognitif seperti analisis, sintesis, dan evaluasi.
3. Emosi dan Motivasi:
a) Emosi sebagai Informasi: Emosi memberikan petunjuk tentang nilai dan arti suatu peristiwa.
b) Motivasi Kognitif: Motivasi sering kali dipengaruhi oleh tujuan dan harapan individu.
4. Pengambilan Keputusan:
a) Heuristik: Strategi mental digunakan untuk mengambil keputusan dengan cepat, meskipun tidak selalu akurat.
b) Bias Kognitif: Kecenderungan untuk membuat penilaian atau keputusan yang tidak sesuai dengan norma atau logika.
5. Contoh Dinamika Perilaku dalam Kehidupan Sehari-hari:
a) Belajar Bahasa Baru: Proses belajar melibatkan hubungan antara kata- kata baru dengan konsep yang sudah ada.
b) Membaca Novel: Pemahaman cerita dipengaruhi oleh skema pembaca tentang genre tertentu atau pengalaman hidup.
c) Menghadapi Kegagalan: Reaksi terhadap kegagalan dipengaruhi oleh atribusi (menyalahkan diri sendiri atau faktor eksternal).
6. Implikasi Teori Kognitivistik
a) Pendidikan: Pendekatan pembelajaran berpusat pada siswa dan pemahaman konsep.
b) Terapi: Terapi kognitif-behavioral bertujuan mengubah pola pikir negatif dan perilaku tidak baik.
c) Pemasaran: Strategi pemasaran menggunakan pemahaman tentang persepsi konsumen dan cara mereka memproses informasi.
E. Faktor Penentu Perkembangan Manusia
Teori kognitivistik menyatakan bahwa cara individu memproses informasi dan membangun pemahaman tentang dunia memengaruhi perkembangan manusia. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam perkembangan kognitif adalah:
1. Maturasi Biologis:
a) Perkembangan Otak : Pertumbuhan otak yang cepat pada masa kanak-kanak mempengaruhi kemampuan kognitif.
b) Faktor Genetik : Potensi kognitif yang diwarisi dari orang tua memengaruhi kemampuan belajar dan berpikir.
2. Pengalaman :
a) Interaksi Sosial: Berinteraksi dengan orang lain, khususnya orang tua dan teman sebaya, berperan dalam membentuk pola pikir dan keterampilan sosial.
b) Lingkungan Fisik: Lingkungan yang penuh stimulasi dapat merangsang perkembangan kognitif.
c) Pengalaman Belajar: Pengalaman belajar yang berarti dan menantang dapat mendorong perkembangan kognitif.
3. Faktor Internal :
a) Motivasi: Motivasi untuk belajar dan menjelajahi dunia penting dalam mendorong perkembangan kognitif.
b) Minat: Minat pada suatu topik akan meningkatkan motivasi untuk belajar dan memahami.
c) Keingintahuan: Keingintahuan mendorong seseorang untuk mencari tahu dan memahami hal-hal baru.
4. Proses Kognitif:
a) Perhatian: Kemampuan untuk memfokuskan perhatian pada stimulus atau tugas.
b) Memori: Kemampuan untuk mengkode, menyimpan, dan mengingat informasi.
c) Bahasa: Berperan penting dalam menyusun pikiran dan memengaruhi perilaku.
d) Berpikir: Proses mental yang melibatkan analisis, sintesis, evaluasi, dan pemecahan masalah.
5. Proses Perkembangan Kognitif
a) Teori kognitivisme menjelaskan bagaimana perkembangan kognitif terjadi. Jean Piaget, seorang ahli dalam teori kognitif, mengemukakan tahap-tahap perkembangan kognitif anak-anak, yaitu:
6. Sensorimotor: Bayi belajar melalui indera dan tindakan fisik.
7. Praoperasional: Anak-anak mulai menggunakan bahasa dan simbol, tetapi masih egosentris.
8. Operasi Konkret: Anak-anak berpikir logis tentang objek konkret dan memahami konsep konservasi.
9. Operasi Formal: Remaja dapat berpikir abstrak, membuat hipotesis, dan melakukan penalaran ilmiah.
Kesimpulannya, perkembangan kognitif manusia dipengaruhi oleh banyak faktor yang kompleks. Dengan memahami hal-hal itu, kita dapat membuat lingkungan belajar yang terbaik untuk membantu siswa mencapai potensi maksimal mereka.
BAB III PENUTUP A. Simpulan
Teori kognitif telah memberikan kontribusi besar dalam memahami kompleksitas pemikiran manusia dan bagaimana pemikiran tersebut memengaruhi perilaku. Dengan fokus pada proses mental seperti persepsi, perhatian, memori, bahasa, dan pemecahan masalah, teori ini memberikan pandangan luas tentang perkembangan kognitif dan pembelajaran.
Faktor-faktor seperti kematangan biologis, pengalaman, dan proses kognitif internal saling berpengaruh dalam membentuk cara kita berpikir dan bertindak. Dampak teori ini sangat luas, dari pendidikan hingga terapi psikologis. Namun, seperti teori lainnya, teori kognitivistik juga memiliki keterbatasan dan terus berkembang seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
Teori kognitivistik telah mengubah dunia pendidikan dengan menekankan pentingnya siswa belajar aktif, lingkungan belajar yang menstimulasi, dan penyesuaian pembelajaran dengan perkembangan pikiran siswa. Dengan memahami cara siswa memahami informasi, guru dapat membuat rencana pembelajaran yang lebih baik dan membantu siswa mencapai potensi maksimal. Meski begitu, masih banyak rintangan yang harus diatasi dalam mengimplementasikan teori kognitif dalam pendidikan, terutama di kelas yang beragam.
Pertumbuhan kognitif anak adalah proses yang selalu berubah dan dipengaruhi oleh banyak hal. Teori kognitif memberikan kerangka kerja untuk memahami cara anak-anak memahami dunia. Dengan memahami tahapan-tahapan perkembangan kognitif, orang tua dan pendidik bisa memberikan rangsangan yang sesuai untuk membantu perkembangan kognitif anak. Namun, ingatlah bahwa setiap anak berbeda dan perkembangan kognitif mereka bisa berbeda-beda.
B. Saran
Ada beberapa tips untuk pembaca makalah tentang teori kognitif dalam psikologi:
1. Memahami Konsep Dasar : Pembaca disarankan untuk mengerti konsep dasar teori kognitivisme, seperti bagaimana informasi diproses, apa itu skema mental, dan peran memori. Memahami kata-kata ini akan membantu pembaca untuk lebih mudah memahami dan menggunakan teori ini dalam situasi yang berbeda.
2. Menyelaraskan Teori dengan Praktik : Pembaca diharapkan dapat mengaplikasikan konsep-konsep kognitif dalam kehidupan sehari-hari,
seperti dalam hal pendidikan, pengembangan pribadi, dan hubungan sosial.
Dengan menggunakan teknik pembelajaran berbasis masalah atau kolaboratif, maka pembelajaran dan pemahaman dapat menjadi lebih efektif.
3. Mengamati Cara Pikiran Bekerja : Perhatikan bagaimana pikiran bekerja setiap hari, misalnya ketika menghadapi kesulitan atau mencari solusi.
Pembaca harus mencatat cara mereka memahami informasi dan membuat keputusan, serta bagaimana pola pikir mereka bekerja dalam situasi tertentu.
4. Mempelajari Tokoh-Tokoh Kunci : Belajar tentang tokoh-tokoh penting dalam teori kognitif seperti Jean Piaget, Lev Vygotsky, dan Jerome Bruner.
Pembaca dapat melihat karya-karya mereka untuk memahami teori ini dan cara mengaplikasikannya dengan lebih baik.
5. Beberapa Manfaat Kolaborasi dan Diskusi : Mengundang rekan atau kelompok untuk berbicara tentang teori kognitif dan cara penggunaannya dapat membantu dalam memperdalam pemahaman Anda. Diskusi ini dapat menemukan sudut pandang baru dan hambatan dalam menerapkan teori dalam kehidupan sehari-hari.
6. Meneliti dengan Kritis : Pembaca disarankan untuk mengasah pikiran kritis terhadap teori kognitivisme dengan memikirkan kritik dan batasannya. Ini bisa membantu pembaca memahami teori tersebut dengan lebih baik dan melihatnya dalam berbagai konteks. Ini juga dapat membantu dalam menggabungkan teori dengan pendekatan psikologis lainnya.
7. Menerapkan Contoh Nyata : Memperhatikan contoh-contoh nyata dari bagaimana teori kognitivistik diterapkan dalam pendidikan, terapi, atau pengembangan diri. Contoh nyata dapat membantu pembaca memahami cara teori ini digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan bagaimana bisa disesuaikan dengan kebutuhan khusus.
8. Melakukan Penelitian Lanjutan : Pembaca yang tertarik bisa melanjutkan penelitian tentang topik yang sama dengan cara membaca buku-buku tambahan atau melakukan penelitian langsung di lapangan. Mempelajari penelitian terbaru dalam psikologi kognitif dapat membuka wawasan baru tentang teori ini.
9. Pertimbangan Pribadi : Pembaca disarankan untuk merenungkan bagaimana teori kognitivisme bisa berguna dalam kehidupan sehari-hari.
Menilai cara berpikir dan belajar sendiri dapat meningkatkan keterampilan dan efektivitas dalam berbagai bidang.
10. Mengikuti Perkembangan Terkini : Mengikuti perkembangan terbaru dalam psikologi kognitif dan penerapannya. Mengikuti jurnal, seminar, atau konferensi bisa membuat kita jadi tahu lebih banyak dan bisa terlibat dalam diskusi akademis yang lebih mendalam.
DAFTAR PUSTAKA
Baharuddin. 2015. Pendidikan dan Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Ar Ruzz Media.
Given, B. K. (2002). Teaching to the brain’s natural learning systems. ASCD.
Gunawan, I., & Palupi, A. R. (2016). Taksonomi Bloom revisi ranah kognitif : kerangka landasan untuk pembelajaran,pengajaran, dan penilaian. PremiereEducandum:
Jurnal Pendidikan Dasar Dan Pembelajaran, 2(02).
https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/edisi/article/download/786/541
https://www.gramedia.com/literasi/teori-belajar-kognitif/#Tokoh-Tokoh_Teori_Kognitif
Nugroho, P. (2015). Pandangan Kognitifisme dan Aplikasinya dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Anak Usia Dini. ThufuLA: Jurnal Inovasi PendidikanGuru Raudhatul Athfal, 3(2), 281–304
Siregar, E., & Nara, H. (2010). Teori belajar dan pembelajaran.
Syah, M. 2013. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Lampiran
LAPORAN HASIL DISKUSI
1. Nama Penanya
a. Azis Muzaki Pratama b. Akif Arifda
c. Naesa Flora Anzalea 2. Pertanyaan
a. Apa yang di maksud dengan skema dalam teori kognitifistik dan bagaimana skema ini memengaruhi cara seseorang menginterpretasikan informasi baru b. Menurut teori kognitifistik apa yang menjadi perab utama dalam pembentukan
pengetahuan baru dan coba jelaskan
c. Apa saja contoh aplikasi kognitifistik dalam kehidupan sehari-hari 3. Jawaban :
a. Apa yang di maksud dengan skema dalam teori kognitifistik dan bagaimana skema ini memengaruhi cara seseorang menginterpretasikan informasi baru
Skema dalam Teori Kognitifistik
Dalam teori kognitif, skema adalah struktur mental atau kerangka yang digunakan untuk mengorganisir dan memahami informasi. Skema ini membantu seseorang untuk mengelompokkan pengetahuan berdasarkan pengalaman sebelumnya dan merupakan fondasi dalam pemrosesan informasi. Ketika seseorang menerima informasi baru, otak akan mencoba mencocokkannya dengan skema yang sudah ada.
Jika cocok, informasi tersebut akan diintegrasikan; jika tidak, otak akan mencoba mengubah atau mengadaptasi skema tersebut untuk memahami informasi baru. Hal ini disebut sebagai asimilasi dan akomodasi dalam teori kognitif Piaget.
Pengaruh Skema Terhadap Interpretasi Informasi Baru
Skema sangat memengaruhi cara seseorang menginterpretasikan informasi baru. Skema yang sudah terbentuk akan membuat seseorang cenderung memahami informasi baru sesuai dengan pengetahuan atau pengalaman sebelumnya, yang bisa mempercepat pemahaman namun juga dapat menyebabkan bias atau
kesalahpahaman jika skema yang ada tidak tepat atau terbatas.
Peran Utama dalam Pembentukan Pengetahuan Baru dalam Teori Kognitifistik
Menurut teori kognitifistik, proses mental atau proses berpikir aktif adalah peran utama dalam pembentukan pengetahuan baru. Dalam proses ini, individu secara aktif memproses informasi dengan menggunakan skema yang sudah ada, beradaptasi, dan menyesuaikan skema tersebut melalui proses asimilasi dan akomodasi untuk memahami dan menyimpan informasi baru. Selain itu, konsep metakognisi atau kemampuan untuk menyadari dan mengatur proses berpikir sendiri juga dianggap penting, karena memungkinkan individu untuk mengontrol cara mereka belajar dan berpikir, sehingga lebih efektif dalam membentuk pengetahuan baru.
b. Menurut teori kognitifistik apa yang menjadi perab utama dalam pembentukan pengetahuan baru dan coba jelaskan
Teori kognitivistik adalah pendekatan dalam psikologi yang menekankan pemahaman proses mental seperti persepsi, ingatan, dan pengambilan keputusan, berbeda dengan behaviorisme yang berfokus pada perilaku yang tampak. Teori ini melihat otak sebagai "komputer"
yang memproses informasi, di mana manusia secara aktif membangun pengetahuan melalui pengalaman, mengatur informasi dalam skema, dan terlibat dalam pembelajaran aktif. Implikasi teori ini terlihat dalam pendidikan, psikologi klinis, dan desain perangkat lunak, membantu orang untuk berpikir kritis, membangun pemahaman yang mendalam, dan merancang antarmuka yang intuitif.
c. Apa saja contoh aplikasi kognitifistik dalam kehidupan sehari-hari
Membaca dan Memahami Buku
Ketika membaca buku, kita menggunakan skema yang sudah ada untuk memahami konten. Jika buku tersebut menyajikan informasi baru, kita mungkin akan melakukan asimilasi atau akomodasi
Pembelajaran di Sekolah
Guru sering menggunakan teori kognitifistik dengan memberikan pengalaman belajar yang memungkinkan siswa mengaitkan materi baru dengan pengetahuan yang telah mereka miliki. Misalnya, dalam
pelajaran matematika, konsep sederhana seperti penjumlahan diperkenalkan terlebih dahulu sebelum melanjutkan ke konsep yang lebih kompleks seperti perkalian.
Menyelesaikan Masalah dalam Pekerjaan
Dalam dunia kerja, teori kognitifistik diterapkan ketika seseorang mengatasi masalah dengan menghubungkan masalah baru dengan pengalaman atau pengetahuan sebelumnya. Misalnya, seorang mekanik akan menggunakan pengalaman dari mesin yang pernah diperbaiki sebelumnya untuk mendiagnosis dan memperbaiki mesin yang berbeda, dengan melakukan adaptasi atau penyesuaian jika menemukan sesuatu yang baru.
Menghafal Rute atau Peta
Ketika seseorang belajar rute baru, otak akan membentuk skema tentang rute tersebut berdasarkan pengalaman berjalan atau berkendara. Setiap kali rute dilalui, skema ini diperbarui dan diperkuat sehingga orang bisa lebih cepat mengingatnya di kemudian hari.
Belajar Bahasa Asing
Dalam belajar bahasa baru, orang menggunakan skema bahasa asli mereka untuk memahami kata dan struktur baru. Sebagai contoh, pelajar bahasa mungkin mencoba mencocokkan tata bahasa baru dengan struktur bahasa yang sudah mereka ketahui. Ketika menemukan pola atau aturan yang berbeda, mereka akan mengakomodasi pengetahuan baru untuk mempelajari bahasa tersebut.
Penggunaan Teknologi Baru
Saat mempelajari perangkat teknologi baru, seperti ponsel atau komputer, kita akan menggunakan pengetahuan yang sudah ada (misalnya, pengalaman menggunakan perangkat lain) untuk memahami cara kerja perangkat baru. Jika perangkat memiliki fitur baru, kita akan menyesuaikan skema atau membuat skema baru untuk menggunakannya dengan benar.
Mengasuh Anak atau Mengajar Anak-anak
Orang tua atau guru sering mengajarkan sesuatu yang baru kepada anak- anak dengan cara yang sesuai dengan pengetahuan atau pengalaman anak. Misalnya, saat mengajari anak kecil tentang konsep warna, mereka
bisa mulai dengan warna yang sudah dikenal anak dan menghubungkannya dengan warna baru.