• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teori Motivasi & Kepuasan Kerja

N/A
N/A
Wulan

Academic year: 2024

Membagikan "Teori Motivasi & Kepuasan Kerja"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS INDIVIDU PSIKOLOGI KEPEMIMPINAN

Teori Motivasi & Kepuasan Kerja

Dosen Pengampu : Dr. Hj. Nur Aisyah, SE,MM

Disusun Oleh :

Cindy Yohannes ( 191804035 ) Kelas A Sem. 3

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MEDAN AREA

MEDAN

2020

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persaingan sumber daya manusia di era industri 4.0 ini untuk meraih peluang besar sangatlah ketat dan tidak dapat dipungkiri hal itu terjadi di setiap perusahaan, baik itu perusahaan besar, sedang maupun kecil. Perhatian suatu perusahaan tidak hanya terbatas pada produk atau jasa yang dihasilkan saja, tetapi juga aspek faktor-faktor produksi yang ada pada perusahaan. Faktor-faktor tersebut diantaranya manusia, modal, material, mesin, dan pasar. Dari faktor-faktor produksi tersebut faktor manusia atau yang kita kenal dengan sumber daya manusia menjadi faktor yang paling utama, karena manusia yang akan menjalankan semua kegiatan operasional dalam perusahaan sehingga perusahaan dapat bergerak dan berkembang.

Perusahaan dan karyawan adalah dua hal yang penting dan tidak akan bisa dipisahkan.

Karyawan yang berhasil membawa kemajuan untuk perusahaan, keuntungan yang diperoleh juga akan dirasakan oleh kedua belah pihak. Keberhasilan bagi karyawan adalah aktualisasi potensi diri sekaligus peluang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sedangkan untuk perusahaan keberhasilan adalah sarana untuk menuju pertumbuhan dan perkembangan perusahaan. (Handoko, 1996: 09).

Dengan melihat dari pendapat di atas, tentunya sudah kita pahami bahwa sudah menjadi tugas dan tanggung jawab perusahaan untuk mangembangkan karyawan agar menjadi karyawan yang berpotensi dan termotivasi untuk bekerja dengan lebih efektif dan efisien. Pengembangan pada sumber daya manusia merupakan suatu upaya dimana perusahaan mengembangkan kualitas ataupun kemampuan sumber daya manusia baik itu soft skills ataupun hard skills yang berguna bagi sumber daya manusia dalam menjalankan tugas untuk mengembangkan organisasi yang berguna bagi kesejahteraan masyarakat. Karyawan merupakan salah satu aset utama perusahaan yang menjadi perencana, pelaksana, monitoring dan pengembang dari setiap kegiatan perusahaan. Dalam mengelola fakto sumber daya manusia diperlukan manajemen sumber daya manusia atau yang kita kenal sekarang ini adalah Human Resource Department.

(3)

Peningkatan produktivitas kerja menjadi faktor yang sangat penting untuk keberlangsungan suatu perusahaan. Namun untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan, perusahaan juga harus memperhatikan motivasi kerja dan kepuasan kerja karyawan. Ada kalanya, karena terlalu fokus dengan produktivitas perusahaan, perusahaan mengabaikan motivasi kerja dan kepuasan kerja karyawan yang tanpa disadari tentu dapat mempengaruhi produktivitas kerja.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan motivasi kerja?

2. Apa saja komponen motivasi kerja?

3. Apa jenis – jenis motivasi kerja?

4. Apa yang menjadi tujuan motivasi kerja?

5. Apa yang dimaksud dengan kepuasan kerja?

6. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja ?

7. Apa yang menjadi aspek – aspek dalam pengukuran kepuasan kerja?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan motivasi kerja.

2. Untuk mengetahui komponen - komponen motivasi kerja.

3. Untuk mengetahui jenis – jenis motivasi kerja.

4. Untuk mengetahui tujuan motivasi kerja.

5. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan kepuasan kerja.

6. Untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja.

7. Untuk mengetahui aspek – aspek dalam pengukuran kepuasan kerja.

(4)

BAB II ISI

A. PENGERTIAN MOTIVASI KERJA

Motivasi berasal dari kata motif yang berarti dorongan, sebab atau alasan seseorang melakukan sesuatu. Motivasi juga bisa didefinisikan sebagai proses yang menjelaskan intensitas, arah, ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya.

Hasibuan (2007) mengartikan motivasi kerja sebagai pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerjasama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan. (Hasibuan, H. Malayu S.P., 2007: 95)

Menurut Munandar (2001), motivasi adalah suatu proses dimana kebutuhan - kebutuhan mendorong seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan yang mengarah ke tercapainya tujuan tertentu. Tujuan yang jika berhasil dicapai akan memuaskan atau memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut.

Menurut Pamela dan Oloko (2015), motivasi adalah kunci dari organisasi yang sukses untuk menjaga kelangsungan pekerjaan dalam organisasi dengan cara dan bantuan yang kuat untuk bertahan hidup. Motivasi adalah memberikan bimbingan yang tepat atau arahan, sumber daya dan imbalan agar mereka terinspirasi dan tertarik untuk bekerja dengan cara yang anda inginkan.

B. KOMPONEN MOTIVASI KERJA

Menurut Ngalim Purwanto, motivasi mengandung tiga komponen pokok, yaitu:

1. Menggerakkan, berarti menimbulkan kekuatan pada individu, memimpin seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu.

2. Mengarahkan atau menyalurkan tingkah laku. Dengan demikian ia menyediakan suatu orientasi tujuan. Tingkah laku individu diarahkan terhadap sesuatu.

3. Untuk menjaga atau menopang tingkah laku, lingkungan sekitar harus menguatkan (reniforce) intensitas, dorongan-dorongan dan kekuatan-kekuatan individu (2006: 72).

(5)

C. JENIS - JENIS MOTIVASI KERJA

Jenis-jenis motivasi dapat dikelompokkan menjadi dua jenis menurut Malayu S. P Hasibuan (2006: 150), yaitu:

1. Motivasi positif (insentif positif), manajer memotivasi bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi baik. Dengan motivasi positif ini semangat kerja bawahan akan meningkat, karena manusia pada umumnya senang menerima yang baik-baik saja.

2. Motivasi negatif (insentif negatif), manajer memotivasi bawahan dengan memberikan hukuman kepada mereka yang pekerjannya kurang baik (prestasi rendah). Dengan memotivasi negatif ini semangat kerja bawahan dalam waktu pendek akan meningkat, karena takut dihukum.

D. TUJUAN MOTIVASI KERJA

Secara umum tujuan motivasi adalah untuk menggerakan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu (Ngalim Purwanto, 2006).

Sedangkan tujuan motivasi dalam Malayu S. P. Hasibuan (2006) mengungkapkan bahwa:

1. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan.

2. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan.

3. Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan.

4. Meningkatkan kedisiplinan absensi karyawan.

5. Mengefektifkan pengadaan karyawan.

6. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik.

7. Meningkatkan loyalitas, kreativitas dan partisipasi karyawan.

8. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan.

9. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas - tugasnya.

10.Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.

(6)

E. PENGERTIAN KEPUASAN KERJA

Menurut Handoko (2000) bahwa : “Kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekrjaan mereka.” Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaanya mereka.

Ini terlihat dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya. Para atasasan harus selalu memantau kepuasan kerja,karena hal itu mempengaruhi tingkat absensi, perputaran tenaga kerja, semangat kerja, keluhan keluhan dan masalah masalah personalia lainya . Kepuasan kerja perlu untuk memelihara karyawan agar lebih tanggap terhadap lingkungan motivasional yang diciptakan. Prestasi kerja yang baik mengakibatkan penghargaan yang tinggi . Bila penghargaan dipandang tidak mencukupi untuk suatu tingkat prestasi kerja mereka, ketidakpuasaan kerja cenderung terjadi. Kondisi kepuasaan atau ketidakkepuasaan kerja tersebut selanjutnya menjadi umpan balik yang akan mempengaruhi prestasi kerja di waktu yang akan datang. Jadi, hubungan prestasi dan kepuasaan kerja menjadi sistem yang berlanjut.

Siagian (2001:295) menjelaskan bahwa pembahasan mengenai kepuasan kerja bukan hal yang sederhana, baik dalam arti konsepnya maupun dalam arti analisisnya, karena kepuasan mempunyai konotasi yang beraneka ragam. Meskipun demikian tetap relevan untuk mengatakan bahwa kepuasan kerja merupakan suatu cara pandang seseorang baik yang bersifat positif maupun bersifat negatif tentang pekerjaannya.

Sedangkan menurut Hariandja (2000) bahwa : “Kepuasan kerja adalah sejauh mana individu merasakan secara positif atau negatif berbagai macam faktor atau dimensi atau tugas-tugas dalam pekerjaan.”

F. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KERJA Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja seseorang tidak hanya gaji,tetapi terkait dengan pekerjaan itu sendiri, dengan faktor lain seperti hubungan dengan atasan, rekan sekerja, lingkungan kerja, dan aturan-aturan.

Berdasarkan ini menurut Hariandja (2002) mengklasifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja yang berkaitan dengan beberapa aspek, yaitu :

(7)

a. Gaji, yaitu jumlah bayaran yang diterima seseorang sebagai akibat dari pelaksanaan kerja apakah sesuia dengan kebutuhan dan dirasakan adil.

b. Pekerjaan itu sendiri, yaitu isi pekerjaan yang dilakukan seseorang apakah memiliki elemen yang memuaskan.

c. Rekan sekerja, yaitu teman-teman kepada siapa seseorang senantiasa berinteraksi dalam pelaksanaan pekerjaan. Seseorang dapat merasakan rekan sekerjanya sangat menyenangkan atau tidak menyenangkan.

d. Atasan, yaitu seseorang yang senantiasa memberi perintah atau petunjuk dalam pelaksanaan kerja. Cara-cara atasan dapat tidak menyenangkan bagi seseorang atau menyenangkan dan hal ini dapat mempengaruhi kepuasan kerja.

e. Promosi, yaitu kemungkinan seseorang dapat berkembang melalui kenaikan jabatan.

Seseorang dapat merasakan adanya kemungkinan yang besar untuk naik jabatan atau tidak, proses kenaikan jabatan kurang terbuka atau terbuka. Ini juga dapat mempengaruhi tingkat kepuasan kerja seseorang.

f. Lingkungan kerja, yaitu lingkungan fisik atau psikologis.

Menurut Hasibuan (2005) adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah : a. Balas jasa yang adil dan layak

b. Penempatan yang tepat sesuai dengan keadilan c. Berat ringannya pekerjaan

d. Suasana dan lingkungan pekerjaan

e. Peralatan yang menunjang pelaksanaan pekerjaan f. Sikap pimpinan dalam kepemimpinannya

g. Sifat pekerjaan

G. ASPEK KEPUASAN KERJA

Menurut Jewell dan Siegall 1998 (dalam Prestawan 2010) beberapa aspek dalam mengukur kepuasaan kerja:

a. Aspek psikologis, berhubungan dengan kejiwaan karyawan meliputi minat, ketentraman kerja, sikap terhadap kerja, bakat dan ketrampilan.

b. Aspek fisik, berhubungan dengan kondisi fisik lingkungan kerja dan kondisi fisik karyawan, meliputi jenis pekerjaan, pengaturan waktu kerja, pengaturan waktu istirahat, keadaan ruangan, suhu udara, penerangan, pertukaran udara, kondisi kesehatan karyawan dan umur.

(8)

c. Aspek sosial, berhubungan dengan interaksi sosial, baik antar sesama karyawan dengan atasan maupun antar karyawan yang berbeda jenis kerjanya serta hubungan dengan anggota keluarga.

d. Aspek finansial, berhubungan dengan jaminan serta kesejahteraan karyawan, yang meliputi sistem dan besar gaji, jaminan sosial, tunjangan, fasilitas dan promosi. (Jewell dan Siegall, 1998)

Spector (1985) membagi kepuasan kerja menjadi 9 aspek yaitu:

a. Gaji (Pay)

Gaji atau upah adalah bayaran yang diterima oleh karyawan sebagai imbalan terhadap apa yang sudah dikerjakan pada perusahaan.

b. Promosi (Promotion)

Promosi adalah kesempatan untuk meningkatkan jabatan karyawan yang diberikan oleh perusahaan.

c. Supervisi (Supervision)

Atasan atau kepemimpinan merupakan dukungan dari atasan dalam pekerjaan seperti pengawasan langsung terhadap kompetensi atau memberikan bantuan teknis terkait penugasan yang diberikan.

d. Tunjangan (Benefit)

Tunjangan adalah penghargaan yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan.

e. Penghargaan (Contingent Reward)

Apresiasi atau penghargaan yang diberikan baik materi maupun non materi atas kinerja maksimal. Penghargaan tersebut sebagai bentuk pengakuan, penghormatan dan kepedulian terhadap kinerja karyawan.

f. Peraturan dan Prosedur Kerja (Operating Procedure)

Peraturan dan prosedur kerja mencakup hal-hal yang berhubungan dengan prosedur, peraturan dan kebijakan yang telah ditetapkan perusahaan untuk karyawan.

g. Rekan Kerja (Co-Work)

Rekan kerja adalah sekelompok orang yang berada dalam satu perusahaan. Aspek ini mengacu pada hubungan kerja sama pada rekan kerja yang memiliki semangat, kompetensi dan mampu bekerja bersama-sama.

h. Sifat Pekerjaan (Nature of Work)

Sifat pekerjaan adalah sejauh mana pekerjaan itu tidak bertentangan dengan hati

(9)

nurani. Dimana pekerjaan yang dilakukan dapat dinikmati atau bisa jadi tidak dapat dinikmati.

i. Komunikasi (Communication)

Aspek ini berhubungan dengan komunikasi yang berlangsung dalam perusahaan.

Dengan komunikasi yang lancar, karyawan menjadi lebih paham akan tugas- tugas, kewajiban-kewajiban, dan segala sesuatu yang terjadi didalam perusahaan.

(10)

BAB III PENUTUP

Motivasi kerja dan kepuasan kerja merupakan faktor – faktor yang sangat mempengaruhi peningkatan produktivitas kerja karyawan. Dengan adanya motivasi kerja, maka perusahaan dapat mendorong gairah kerja karyawan, meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan, meningkatkan kedisiplinan karyawan, menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik, meningkatkan kreativitas karyawan, meningkatkan partisipasi karyawan. Selain itu, juga dapat meningkatkan kesejahteraan karyawan dan juga mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas – tugasnya.

Manfaat adanya kepuasan kerja bagi perusahaan adalah mengurangi pergantian karyawan, meningkatkan produktivitas karyawan, menciptakan efektivitas dan efisiensi kerja karyawan, mengurangi stress kerja karyawan, dan juga menciptakan lingkungan kerja yang lebih baik. Selain itu, dengan adanya kepuasan kerja karyawan, maka karyawan juga cenderung akan berkomitmen lebih tinggi terhadap perusahan dan memiliki kepedulian yang lebih tinggi terhadap perusahaan tempat mereka bekerja.

Melihat manfaat dari adanya motivasi kerja dan kepuasan kerja karyawan, maka sangat diharapkan perusahaan dapat memperhatikan faktor – faktor tersebut sehingga karyawan dapat bekerja lebih efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

A.S, Munandar. (2001). Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta : UI.

Handoko, Hani T. (1996). Organisasi Perusahaan. Edisi kedua Yogyakarta : BPFE.

Handoko, Hani T. (2000). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Edisi ke-2.

Yogyakarta: BPFE.

Hariandja, Marihot T.E. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Grasindo

Hasibuan, H. Malayu S. P. (2007). Organisasi dan Motivasi: Dasar Peningkatan Produktivitas, Cetakan ke-5. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

id.m.wikepedia.org/wiki/Motivasi, diakses tanggal 3 November 2014 pukul 20.19 WIB Hasibuan, H. Malayu S. P. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. Jakarta :

Bumi Aksara.

Jewell, L. N. & Siegall, M., (1998). Psikologi Industri/Organisasi Modern: Psikologi Penerapan Untuk Memecahkan Berbagai Masalah Di Tempat Kerja, Perusahaan, Industri, Dan Organisasi, ed-2, hal 529. Jakarta: Arcan

Koeswara, E. (1995). Motivasi: Teori dan Penelitiannya. Bandung : Angkasa.

Pamela, A.O., & Oloko (2015). Effect of motivation on employee performance of commercial banks in kenya : A case study of Kenya Commercial Bank in Migori County. Journal of Human Resource Studies 5 (2).

Purwanto, Ngalim. (2006). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Robbins, Stephen P. dan Timothy A. Judge (2009). Perilaku Organisasi (Organizational Behavior), Edisi 12. Jakarta : Salemba Empat.

Robbins, P. Stephen. (2002). Prinsip-Prinsip Perilaku Organisasi. Edisi Kelima. Diterjemahkan oleh: Halida, S.E dan Dewi Sartika, S.S. Jakarta : Erlangga.

Spector, P. E. (1985). Measurement of human service staff satisfaction: Development of the Job Satisfaction Survey. American Journal of Community Psychology, 13(6), 693–713.

Sondang P. Siagian. (2001).Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara.

http://theorymanajemendanorganisasi.blogspot.com/2015/12/pengertian.html

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Robins (2001) dalam Setyawan (2009) bahwa kepuasan kerja merupakan ungkapan rasa menyenangkan atau tidak menyenangkan yang timbul dari karyawan dalam

Menurut Mulyadi (2009), kepuasan belajar merupakan keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan yang ditampilkan dalam sikap positif terhadap kegiatan

Kepuasan kerja ( job satisfaction ) adalah keadaan emosional karyawan yang terjadi maupun tidak terjadi titik temu antara nilai balas jasa kerja karyawan dan perusahaan atau

Menurut Hasibuan (2003: 202) kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplin

Hal ini dapat diartikan bahwa saat karyawan memiliki keadaan emosional yang menyenangkan pada pekerjaan mereka dan memiliki dorongan yang menjadi yang kuat untuk bekerja maka

Kepuasan kerja adalah emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dimana para karyawan memandang pekerjaan. Kepuasan kerja mencerminkan perasaaan seseorang

Kepuasan kerja menurut Locke adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau positif dan merupakan hasil dari penilaian terhadap suatu pekerjaan dan pengalaman kerja (Luthan,

2.1.3 Hubungan Antara Kepuasan Kerja Dan Prestasi Kerja Karyawan Menurut Handoko (2000:195) Secara historis sering dianggap bahwa para karyawan yang mendapatkan kepuasan