• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teori Weber dan Losch

N/A
N/A
Alvita Dewi

Academic year: 2024

Membagikan "Teori Weber dan Losch"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Nama : Alvita Dewi NIM : 21040122120032 Kelas : D

Teori Weber dan Losch

Industri tidak hanya mengacu pada manufaktur, tetapi semua bentuk barang dan jasa yang diproduksi. Berikut merupakan jenis-jenis industri:

• Primer → industri yang barang-barang produksinya bukan hasil olahan langsung/tanpa diolah terlebih dahulu → hasil produksi pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan.

• Sekunder → mengambil bahan mentah/bahan baku dari industri primer untuk diolah menjadi barang konsumsi

• Tersier → jasa ritel dan transportasi

• Quarter → jasa berbasis informasi teknologi

Faktor yang mempengaruhi lokasi industri

• Ketersediaan bahan baku

• Pasokan energi → pasokan energi yang tidak efisien, tidak dapat diandalkan, mahal

• Transportasi → biaya terminal dan biaya jarak jauh

• Pasar → besar, mudah rusak, ukuran dan prestise

• Modal → modal kerja, fisik atau tetap dan social

• Tanah dan lingkungan → medan dan iklim

• Kebijakan pemerintah → pajak dan undang-undang

• Biaya tenaga kerja → Bisaya, kualitas, kuantitas

Teori lokasi indsutri bertujuan untuk mengetahui lokasi terbaik/optimal yang memberikan keuntungan maksimum. Keuntungan maksimum dapat diperoleh Ketika biaya minimum dan pendapatan maksimum. Oleh karena itu, terdapat 2 teori lokasi industri, least coast location theories dan maximum revenue location theories.

Teori Lokasi Industri Alfred Weber

Menurut Weber, lokasi industri ditempatkan di tempat yang biayanya paling murah (least coast location) yaitu tempat dimana total biaya transportasi dan tenaga kerja bernilai

(2)

minimum, sehingga tingkat keuntungannya menjadi maksimum. Prinsip tersebut didasarkan pada 6 asumsi bersifat prakondisi, yaitu:

1. Wilayah bersifat homogen dalam hal topografi, iklim dan penduduknya (jumlah dan kualitas SDM).

2. Ketersediaan sumber daya bahan mentah.

3. Upah tenaga kerja.

4. Biaya pengangkutan bahan mentah ke lokasi pabrik (biaya sangat ditentukan oleh bobot bahan mentah dan lokasi bahan mentah).

5. Persaingan antar kegiatan industri.

6. Manusia berpikir secara rasional.

Weber menyusun model segitiga lokasional, yang didasarkan pada asumsi:

1. Daerah yang menjadi objek penelitian adalah daerah yang terisolasi. Konsumen terpusat pada pusat-pusat tertentu. Semua unit perusahaan dapat memasuki pasar yang tidak terbatas dan persaingan sempurna.

2. Semua SDA tersedia secara tidak terbatas.

3. Barang-barang lainnya seperti minyak bumi dan mineral adalah sporadik tersedia secara terbatas pada sejumlah tempat.

4. Tenaga kerja tidak tersedia secara luas, ada yang menetap, ada juga yang mobilitasnya tinggi.

Indeks Bahan Baku (IB) = Bobot bahan baku / Bobot produk akhir

▪ Jika, IB > 1, lokasi industri dekat ke bahan baku

▪ Jika, IB < 1, lokasi industri dekat ke pasar

Dalam menetukan lokasi industri, terdapat 3 faktor penentu, yaitu biaya transportasi, upah tenaga kerja, dan dampak aglomerasi dan deglomerasi.

(3)

Aglomerasi adalah gabungan, kumpulan dua atau lebih pusat kegiata, tempat pengelompokkan berbagai macam kegiatan dalam satu lokasi atau kawasan tertentu.

Aglomerasi bisa terjadi karena beberapa hal seperti:

a. terkonsentrasinya beberapa faktor produksi pada suatu lokasi

b. kesamaan lokasi usaha yang didasarkan pada salah satu faktor produksi

c. adanya wilayah pusat pertumbuhan industri yang disesuaikan dengan tata ruang dan fungsi wilayah

d. adanya kesamaan kebutuhan sarana, prasarana, dan bidang pelayanan industri lainnya yang lengkap

e. adanya kerja sama dan saling membutuhkan dalam menghasilkan suatu produk.

Sedangkan deglomerasi terjadi Ketika Perusahaan/jasa keluar karena konsentrasi industri yang berlebihan.

Teori Lokasi Industri August Losch

Losch mengungkap teori berdasarkan kemampuan sebuah produksi untuk menjaring konsumen sebanyak-banyaknya. Semakin jauh dari pasar, konsumen menjadi enggan membeli karena biaya transportasi. Sehingga Losch menyarankan lokasi industri terletak di pasar/mendekati pasar. Ini bertujuan untuk menemukan pola lokasi industry sehingga ditemukan keseimbangan spasial antar lokasi.

Teori Losch berasumsi suatu daerah yang homogen dengan distribusi sumber bahan mentah dan sarana angkutan yang merata serta selera konsumen yang sama. Kegiatan ekonomi yang terdapat di daerah tersebut merupakan pertanian berskala kecil yang pada dasarnya ditujukan bagi pemenuhan kebutuhan petani masing-masing. Untuk mencapai keseimbangan, ekonomi ruang losch harus memenuhi beberapa syarat sebagai berikut:

1. Setiap lokasi industri harus menjamin keuntungan maksimum bagi penjual dan pembeli.

2. Terdapat cukup banyak usaha pertanian dengan penyebaran cukup merata sehingga seluruh permintaan yang ada dapat dilayani.

3. Terdapat free entry dan tidak ada petani yang memperoleh super-normal profit agar tidak ada petani luar yang masuk ke daerah tersebut.

4. Daerah penawaran memungkinkan petani untuk mencapai keuntungan maksimum.

5. Konsumen bersikap indifferent terhadap penjual manapun dan pertimbangan satu- satunya yaitu membeli dengan harga yang rendah.

(4)

Pada teori Losch, wilayah pasar bisa berubah ketika terjadi inflasi harga. Ini disebabkan karena produsen tidak dapat memenuhi permintaan dikarenakan jarak yang terlalu jauh yang membuat biaya naik sehingga harga jual juga naik, dan mengakibatkan berkurangnya pembeli di pasar tersebut.

Referensi

Catatan Masa Kuliah. (2012, Oktober 2). Teori Lokasi Industri (Teori Weber dan Losch).

https://catatantulisku.blogspot.com/2012/10/teori-lokasi-industri-teori-weber-dan.html diakses pada 10 September 2023.

Duncan, C. (2014). Industrial Location. https://www.slideshare.net/isis0915/industrial- location-41953568 diakses pada 10 September 2023.

Khoirunnisa, N. F. (2012, September 26). Teori Lokasi Industri Weber dan Losch.

https://nurfitriekhoirunnisa.blogspot.com/2012/09/teori-lokasi-industri-weber-dan- losch.html diakses pada 10 September 2023.

Landoala, T. (2013, Agustus 16). Teori Lokasi Industri (Weber).

https://jembatan4.blogspot.com/2013/08/teori-lokasi-industri-weber.html diakses pada 10 September 2023.

Santoso, E. B., Umilia, E., & Aulia, B. U. (2012). Diktat Analisis Lokasi dan Keruangan (RP09-1209). Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh November.

Referensi

Dokumen terkait

Adapun data sekunder yang diperoleh dari penelitian kepustakaan terdiri dari tiga (3) bahan hukum yaitu: Bahan hukum Primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum

mencatat bahan-bahan hukum yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini. Data sekunder ini terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder. dan bahan hukum tersier. Bahan

• Data sekunder adalah data buatan manusia tentang bahan hukum primer (perundang-undangan), bahan hukum sekunder (doktrin) dan bahan hukum tersier (ensiklopedia/ opini

Penelitian ini dilakukan dengan cara mengkaji dan menganalisis data sekunder dengan bahan hukum primer, sekunder dan tersier dari bahan-bahan pustaka yang berupa

Industri transportasi juga berubah secara signifikan selama Revolusi Industri. 

penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder, yang. terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan

Data primer dansekunder dengan mengolah data dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier Pengaturan penyidikan terhadap korban tindak pidana pemerkosaan di

Dilakukan dengan meneliti bahan hukum primer, sekunder dan, tersier sebagai berikut: 1 Bahan Hukum primer Berupa peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pelaksanaan