• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN TERHADAP PROSES PEMIDANAAN PELAKU TINDAK PIDANA PENCURIAN ISI GAS ELPIJI 3 KILOGRAM (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI UNGARAN KAB.SEMARANG) - Unissula Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "TINJAUAN TERHADAP PROSES PEMIDANAAN PELAKU TINDAK PIDANA PENCURIAN ISI GAS ELPIJI 3 KILOGRAM (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI UNGARAN KAB.SEMARANG) - Unissula Repository"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Negara Republik Indonesia saat ini seperti kita ketahui merupakan Negara

yang sedang dalam proses membangun. Pembangunan Negara Indonesia dilakukan

secara bertahap untuk kesejahteraan dan kelanjutan hidup masyarakat. Indonesia

merupakan salah satu Negara yang berpegang teguh kepada hukum yang sudah

ditetapkan, karena hukum sangat penting bagi pembangunan di Indonesia, maka dari

itu berhasil atau tidaknya pembangunan sanagat bergantung pada keamanan,

ketertiban dan kedisiplinan yang masuk dalam bidang hukum. Dalam hal keamanan,

ketertiban dan kedisiplinan inilah masyaratakat sangat berperan penting dan sangat

dibutuhkan karena mengingat kalangan birokrasi yang dihadapkan dengan banyaknya

kendala dalam anggaran kepolisian dan rasio jumlah penduduk di Indonesia. Hal ini

dapat dimaklumi karena kekuatan masyarakat sangatlah besar bila dimanfaatkan

secara optimal, namun jika masyarakat tidak memanfaatkannya dengan baik yang

ahkirnya akan menjadikan beban bagi pembangunan.

Konsep Negara Hukum selain bermakna bukan Negara Kekuasaan juga

mengandung pengertian adanya pengakuan terhadap prinsip supremasi hukum

(2)

sistem konstitusional yang diatur dalam undang-undang dasar, adanya

jaminan-jaminan hak asasi manusia dalam undang-undang dasar, adanya prinsip peradilan

yang bebas dan tidak memihak yang menjamin persamaan setiap warga negara dalam

hukum, serta menjamin keadilan bagi setiap orang termasuk terhadap

penyalahgunaan wewenang oleh wewenang pihak yang berkuasa.1 Prinsip negara ideal dibangun dan di kembangkan bersama prinsip-prinsip demokrasi atau

kedaulatan rakyat sehingga hukum yang dimaksud tidak dibuat, ditetapkan,

ditafsirkan dan ditegaskan dengan tangan besi berdasarkan kekuasaan belaka, maka

prinsip negara hukum tidak boleh ditegakkan dengan mengabaikan prinsip-prinsip

demokrasi yang diatur dalam Undang-Undang Dasar. Dalam Indonesia masalah yang

sering di hadapkan adalah masalah perekonomian dan kurangnya lahan pekerjaan

yang tersedia.

Pada hakikatnya perekonomian bersumber dari ketidak seimbangnya antara

kebutuhan manusia dengan alat pemuas kebutuhan yang tersedia, masalah ekonomi

yang meliputi banyaknya pengganguran, rendahnya produktivitas tenaga kerja, infasi,

tidak meratanya hasil pembangunan, rendahnya pertumbuhan ekonomi, dan

kemiskinan.2 Banyak masyarakat yang bersaing untuk mendapatkan pekerjaan agar

dapat memenuhi kebutuhan hidup. Bagi yang kalah bersaing bukan tidak mungkin

mereka akan melakukan segala cara untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya

1

www.jurnal.fh.unila.ac.id// Ridlawn 2014,FIAT JUSTITIA Ilmu Hukum Volume 5 No.2 02 Mei-Agustus 2012,Hal 123 (diakses tanggal 20 Febuari 2017, pukul 14.15 WIB)

2

(3)

termasuk melakukan tindak pidana. Menurut Moeljatno Hukum Pidana adalah

Perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum, larangan yang mana disertakan

dengan sanksi berupa pidana tertentu bagi barang siapa yang melanggar aturan-aturan

tersebut.3Jadi dapat disimpulkan bahwa Hukum Pidana adalah hukum yang mengatur

tentang pelanggaran-pelanggaran atau tindak kejahatan dimana diancam dengan

hukuman dan dapat dikenakan sanksi sesuai dengan perbuatannya, salah satu bentuk

kejahatan yang sering terjadi di dalam masyarakat adalah pencurian, tindak pidana

pencurian merupakan suatu perbuatan yang melanggar norma-norma pokok atau

dasar yang hidup di dalam masyarakat, yaitu norma agama dan norma hukum. Agama

dimanapun pasti melarang untuk melakukan tindakan mencuri harena hal tersebut

merupakan suatu dosa yang harus dipertanggungjawabkan oleh pelaku di dunia

maupun di ahkirat nanti. Hukum positif yang berlaku di suatu negara juga melanggar

hak-hak pribadi setiap orang, salah satunya adalah hak untuk memiliki benda yang

tidak dari hasil kerja kerasnya sendiri.

Tindak pidana pencurian diatur dalam Bab XXII tentang pencurian Buku II

KUHP menurut Pasal 362 yaitu barangsiapa yang mengambil barang sesuatu, yang

seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain dengan maksud untuk dimiliki secara

melawan hukum, diancam karena pencurian, dengan pidana penjara paling lama lima

tahun atau dengda paling banyak enam puluh rupiah. Tindak pidana pencurian dalam

bentuk pokok yang memuat semua unsur dari tindak pidana pencurian dimana

3

(4)

melihat keadaan masyarakat sekarang ini sangat memungkinkan seseorang untuk

mencari jalan pintas yaitu dengan cara mencuri, kurangnya lapangan pekerjaan dan

semakin banyaknya kebutuhan hidup membuat orang melakukan hal-hal yang tidak

diingikan demi memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

Pada tahun 2007 hingga 2010 pemerintah gencar-gencarya melakukan

sosialiasai penggunaan gas Elpiji (Liquefied Petroleum Gas), Elpiji adalah campuran

dari berbagai unsur hidrokarbon yang berasal dari gas alam. Beralihnya pemakainan

Minyak Tanah ke Gas Elpiji 3kilogam pemerintah menyediakan dan

mendistribusikan Gas Elpiji 3kilogram kepada masyarakat, dengan digunakannya

Gas Elpiji 3kilogram untuk itu pemerintah harus menjaga kualitas barang yang akan

digunakan untuk masyarakat, karena bagian dari menjaga konsumen. Meskipun

awalnya banyak masyarakat yang meragukan konvensi pemerintah mengganti mintak

tanah ke Gas Elpiji 3kilogram ini mejadi fenomena penting bagi progam konvensi

energi di Indonesia. Apalagi keberhasilan mengubah kebiasaan masyarakat yang

turun temurun dari generasi ke generasi menggunakan Minyak Tanah beralih

menggunakan Gas Elpiji bukan hanya persoalan teknis namun juga berpengaruh

dalam hal sosial dan budaya. Setelah pemerintah melaksanakan progam konversi dari

Minyak tahan ke Gas Elpiji dalam sektor rumah tangga, setidaknya menimbulkan

(5)

dimaksud adalah mendistribusikan Gas ke konsumen ahkir yaitu rumah tangga dan

mikro.4

Dampak dari adanya konversi Minyak tanah ke Gas Elpiji 3kilogram

membawa dampak yang positive maupun negative bagi masyarakat. Salah satu

dampak positive dari konversi ini adalah banyak peluang dalam mendistribusikan Gas

Elpiji 3kilogram. Walaupun dengan banyaknya salurah distribusi menyebabkan

tingkat konsumen pada rumah tangga semakin meningkat tetepi dengan adanya gas

3kilogram ini semakin mudah didapatkan. Dengan konversi ini kebutuhan Gas Elpiji

3kilogram sangat berpeluang besar bagi masyarakat, ini disebabkan karena

diberhentikannya subsidi pemerintah pada Minyak Tanah, sehingga secara konsumen

semua beralih menggunakan Gas Epliji 3kilogram dari pada menggunakan Minyak

Tanah karena harga Gas Elpiji 3kilogram lebih murah.

Saat ini hampir seluruh masyarakat telah menggunakan gas sebagai bahan

bakar kompor, dengan demikian usaha penjualan gas isi 3kilogram menjadi peluang

yang bagus untuk menjadi usaha. Gas isi 3kilogram dipilih karena banyaknya

masyarakat menengah kebawah menggunakan gas 3kilogram ini. Jika mencapai

target yang diinginkan oleh distribusi / setidaknya penjualan gas ini sudah mulai

berjalan stabil baru lah disediakannya Gas Elpiji 12kilogram sebagai pelengkap.

Dampak negative dari konversi ini adalah banyak masyarakat yang memanfaatkan

4

(6)

peluang tersebut untuk mengambil keuntungan diri sendiri, orang atau agen – agen

Gas Elpiji melakukan modus yaitu isi tabung gas 3kilogram disuntikan ke tabung

12kilogram dengan menggunakan pipa besi berdiameter 1 cm untuk

memindahkannya, dengan begitu mereka lebih banyak mendapatkan keuntungan

dengan menjual gas 12kilogram karena harga gas 12 kilogram lebih mahal dari pada

gas 3kilogram, mereka mendapat untung yang sangat besar mengingat gas 3kilogram

adalah gas yang bersubsidi dan gas 12kilogram tidak bersubsidi.5 Selain di Ungaran

di berbagai kota juga banyak yang melakukan tidakan tersebut, sebuah SPBE PT.

Putra Panca Gasindo yang terletak di Panongan, Kab Tanggerang Perusahaan tersebut

di grebek tim dari Subdirektorat III Sumber Daya Lingkungan Direktorat Kriminal

Khusus (Sumdaling Dtreskrimsus) Polda Metro Jaya pada Senin 8 Juni 2015. Dari

temuan polisi dilapangan, elpiji yang berisi 3 kilogram tersebut hanya diisi 2,75

kilogram. Aksi merugikan masyarakat tersebut dikakukan dengan cara memanipulasi

mesin pengisian elpiji.6

Dari uraian tersebut diatas, maka penulis bermaksud untuk menusun

penelitian dengan judul tentang ”Tinjauan Terhadap Proses Pemidanaan

Pelaku Tindak Pidana Pencurian Isi Gas Elpiji 3 kilogram (Studi Kasus di

Pengadilan Negeri Ungaran, Kabupaten Semarang).

5

Hhtp://kawengen.blogspot.co.id/2010/07/polisi-grebek-pencurian-isi-gas-elpiji.html (diakses tanggal 22 Febuari 2017 pukul 23.16 WIB)

6

(7)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dengan

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana proses pemidanaan terhadap pelaku tindak pidana

pencurian isi gas Elpiji 3 Kilogram di Pengadilan Negeri Ungaran?

2. Kendala apa saja yang dihadapi dalam memutuskan perkara

tersebut di Pengadilan Negeri Ungaran?

C. Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan masalah-masalah yang telah dipaparkan diatas,

maka penelitian ini mempunyai tujuan untuk menyelesaikan dan mencari

jawaban atas masalah-masalah tersebut dengan upaya sebagai berikut :

1. Ingin mengetahui proses pemidanaan terhadap pelaku tindak

pidana pencurian isi gas elpiji 3 kilogram di Pengadilan Negeri

Ungaran.

2. Ingin mengetahui kendala-kendala apa saja yang dihadapi dalam

memutuskan perkara pencurian isi gas elpiji 3 kilogram di

Pengadilan Negeri Ungaran.

D. Kegunaan Penelitian

Manfaat Teoritis :

1) Hasil penelitian dapat memberikan kegunaan untuk

(8)

2) Dapat dijadikan pedoman dalam penelitian yang lain sesuai

dengan bidang penelitian yang penulis teliti.

Manfaat Praktis :

1) Diharapkan dapat digunakan sebagai informasi bagi

masyarakat tentang tindak pidana penyalahgunaan isi gas Elpiji

3 kg yang bersubsidi.

2) Dengan dibuatnya penulisan ini diharapkan dapat memberikan

masukan kepada pihak yang berwajib dalam menanggulangi

tindak pidana pencurian isi gas Elpiji bersubsidi.

E. Metode Penelitian

1. Metode Pendekatan

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode pendekatan yuridis

sosiologis, maka yang diteliti pada awalnya adalah menggunakan data

sekunder yaitu bahan pustaka yaitu bahan-bahan pustaka kemudian

dilanjutkan dengan penelitian terhadap data primer yang diperoleh dari

lapangan dengan memperhatikan norma hukum yang berlaku dihubungkan

dengan fakta-fakta yang ditemui dari penelitian.

2. Spesifikasi Penelitian

Spesifikasi penelitian yang dipergunakan adalah deskriptif analisis

yaitu melakukan deskriptif terhadap hasil penelitian dengan data yang

(9)

primer maupun data sekunder yang berhubungan dengan Tinjauan Terhadap

Proses Pemidanaan Pelaku Tindak Pidana Pencurian Isi Gas Elpiji 3 Kilogram

(Studi kasus di Pengadilan Negeri Ungaran, Kabupaten Semarang).

Selanjutnya dilakukan analisis terhadap hasil penelitian dengan menggunakan

peraturan perundang-undangan dan teori yang berkaitan.

3. Sumber Data

Sumber data yang adalah segala sesuatu yang dapat memberikan

informasi mengenai data. Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi

dua, yaitu data primer dan data sekunder.

1. Data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus

menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya. Data

dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau

tempat objek penelitian dilakukan.

2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari studi kepustakaan dengan

mencatat bahan-bahan hukum yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini.

Data sekunder ini terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder

dan bahan hukum tersier.

a. Bahan Hukum Primer menurut Mukti Fajar dan Yulianto Achmad

(10)

otoritas, yaitu merupakan hasil dari tindakan atau kegiatan yang

dilakukan oleh lembaga yang berwenang untuk itu.7

Bahan Hukum Primer dapat berupa :

1) Kitap Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP);

2) Kitap Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP);

3) Undang-Undang Republik Indonesia No 8 tahun 1999

tentang Perlindungan Konsumen.

b. Bahan Hukum Sekunder yaitu bahan hukum yang dapat

memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer.

Bahan Hukum Sekunder dapat berupa :

1) Buku-Buku hukum;

2) Jurnal-jurnal Hukum;

3) Karya Tulis Hukum atau Pandangan Para Ahli Hukum

yang termuat dalam media masa;

4) Internet.

c. Bahan Hukum Tersier yaitu bahan hukum yang memberikan

petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan bahan hukum primer

dan bahan hukum sekunder yang terdiri dari kamus.

4. Metode Penyajian Data

7

(11)

Pada laporan penelitan, bagian hasil penelitian terdapat bahasa

mengenai deskripsi data, analisis data dan pembahasan. Diskripsi data adalah

kegiatan menyajikan data dari data yang dikumpulkan.

Data yang dikumpulkan dalam proses pengumpulan data merupakan

data yang berserakan, tidak beraturan dan sulit dibaca, agar tersusun dalam

bentuk yang teratur dan mudah dibaca maka dilakukan penyajian data atau

penyusunan data. Dengan demikian, penyajian data dalah kegiatan menyusun

data mentah yang berserakan menjadi lebih teratur sehingga mudah dibaca,

dipahami dan dianalisis.

5. Metode Analisa Data

Secara sederhana analisis data ini disebut sebagai kegiatan

memberikan telaah, yang berarti menentang, mengkritik, mendukung,

menambah atau memberi komentar dan kemudian membuat suatu kesimpulan

terhadap hasil penelitian dengan fikiran sendiri dan bantuan teori. Dalam hal

ini penulis dalam menganalisis bertujuan untuk membari gambaran atau

pemaparan atas subjek dan objek penelitian sebagaimana hasil penelitian yang

dilakukan oleh peneliti.

6. Lokasi Penelitian

Adapun lokasi untuk melakukan penelitian adalah di Pengadilan Negeri

Ungaran Kabupaten Semarang.

(12)

Untuk memudahkan pembahasan dalam skrispi, penulis akan menguraikan

sistematikanya yaitu dengan membagi seluruh materi menjadi empat bab dan

masing-masing bab terdiri dari beberapa sub-sub. Adapun ke empat bab

tersebut yang dimaksud dalam skripsi ini adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini di uraikan tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,

Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian,

Sistematika Penelitian Skripsi, Jadwal Penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan pustaka berisi tentang landasan teori dari pengertian-pengertian yang

didapat dari berbagai sumber literatur, antara lain tentang Tinjauan Terhadap

Proses Pemidanaan Pelaku Tindak Pidana Pencurian Isi Gas Elpiji 3 Kilogram

(Studi Kasus di Kecamatan Ungaran, Kabupaten Semarang)

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berisi uraian hasil penelitian yang disertai dengan pembahasan dalam bentuk

penyajian data mengenai penyidikan tindak pidana tentang Tinjauan Terhadap

Proses Pemidanaan Pelaku Tindak Pidana Pencurian Isi Gas Elpiji 3 Kilogram

(Studi Kasus di Kecamatan Ungaran, Kabupaten Semarang).

BAB VI PENUTUP

Merupakan bagian ahkir dari penulisan hukum yang berisi Kesimpulan dan

Saran yang didapat dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan

Referensi

Dokumen terkait

Apa yang Ibnu Arabi kupaskan tentang berat manusia amat menarik; kita bukan sahaja lambat kerana kita ini berat, tetapi juga kerana asal-usul kejadian kita ini adalah lebih

Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara sikap terhadap perilaku, norma subyektif, dan kontrol perilakuan yang dirasakan terhadap niat diet rendah lemak

Berdasarkan hasil Analisis ratio keuangan diperoleh Kontribusi PAD terhadap Penerimaan daerah Kota Jayapura menunjukkan bahwa semakin tinggi kontribusi PAD rata-rata

Begitu juga penelitian Nurhayatin, Inggriyani & Ahmad (2018, h. Kesalahan penggunaan kalimat efektif yang paling banyak terdapat pada penggunaan struktur kalimat,

Penggunaan karbon aktif dalam pengolahan air terolah dengan air baku dari air sungai. sangat layak dari segi kemampuan karbon aktif dalam menghilangkan bau,

Pada nomor perlombaan renang gaya dada, gaya kupu-kupu, dan gaya bebas, perenang melakukan posisi start... Di atas balok

Definisi yang dirumuskan oleh WHO, remaja adalah suatu masa ketika individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai

Terdiri dari dari empat atau semua atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Fungsi utama dari tim