• Tidak ada hasil yang ditemukan

TERHADAP KEMAMPU LABAAN BANK MUAMALAT DI INDONESIA

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "TERHADAP KEMAMPU LABAAN BANK MUAMALAT DI INDONESIA "

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN MUDHARABAH, MUSYARAKAH, DAN IJARAH

TERHADAP KEMAMPU LABAAN BANK MUAMALAT DI INDONESIA

JURNAL ILMIAH

Disusun oleh :

Muhammad Busthomi Emha 105020100111054

JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2014

(2)
(3)

ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN MUDHARABAH, MUSYARAKAH, DAN IJARAH TERHADAP KEMAMPU LABAAN BANK MUAMALAT DI

INDONESIA

Muhammad Busthomi Emha

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Email:busthomi.emha@gmail.com

ABSTRAK

Perkembangan perbankan syariah yang sangat cepat dalam beberapa tahun belakangan ini ditandai dengan peningkatan penyaluran pembiayaan. Pembiayaan menjadi sangat penting karena faktor pembiyaan inilah yang menjadi kunci perkembangan bank syariah baik saat ini dan masa akan datang. Idealnya pembiayaan bank syariah didominasi oleh akad musyarakah, mudharabah dan ijarah. Dengan menggunakan analisis regresi berganda penulis ingin membahas pengaruh pembiayaan-pembiayaan musyarakah, mudharabah, dan ijarah terhadap kemampu labaan Bank Muamalat. Dari hasil uji regresi terlihat bahwa pembiayaan musyarakah, mudharabah, dan ijarah secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap kemampu labaan Bank Muamalat. Pembiayaan yang paling berpengaruh signifikan adalah pembiayaan mudharabah. Dengan demikian diharapkan perbankan syariah di Indonesia lebih mensosialkan produk-produk pembiayaan bagi hasil baik di daerah kota dan desa, meskipun memiliki resiko yang lebih tinggi dibandingkan produk jual beli tetapi jika terus dikembangkan memiliki potensi yang menjanjikan untuk dikembangkan di masa yang akan mendatang.

Kata kunci: Pembiayaan Musyarakah, Pembiayaan Mudharabah, Pembiayaan Ijarah, Laba, Perbankan Syariah.

A. LATAR BELAKANG

Perbankan syariah di Indonesia terus mengalami perkembangan menggembirakan.

Keterlibatan para pelaku bisnis dalam ekonomi syariah yang semakin meningkat merupakan salah satu pendorong pertumbuhan tersebut. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), total asset perbankan syariah per Agustus 2013 sebesar Rp 197,77 triliun dari posisi Januari lalu sebesar Rp 148,99 triliun. Total asset per Agustus merupakan 4,5 % dari total industri perbankan nasional.

Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan syariah juga tercatat sebesar Rp 107,55 triliun yang pertumbuhan nya mencapai 10-15 % (Infobanknews, 2013).

Bank Muamalat sebagaimana bank pada umumnya menjalankan operasionalnya dalam usaha untuk memperoleh laba. Di dalam perlindungan dan pembinaan Bank Indonesia yang beroperasi secara syariah, memiliki prinsip-prinsip yang harus ditaati, yaitu larangan untuk menggunankan sistem bunga. Bank syariah dalam operasionalnya juga tidak jauh dengan bank konvensional hanya saja prinsip-prinsip yang bertentangan dengan prinsip syariah tidak digunakan. Jika terdapat pola pengoperasian yang bertentangan, maka bank syariah akan membentuk prosedur pengoperasian sendiri untuk aktivitas perbankan mereka. Oleh karena itu, bank syariah membentuk Dewan Syariah Nasional (DSN) yang berfungsi untuk memberikan

(4)

masukan kepada perbankan syariah guna memastikan bahwa bank-bank tersebut tidak terlibat dalam unsur-unsur yang tidak disetujui oleh syariat Islam (Antonio, 2001).

Peningkatan asset Muamalat juga memberikan kontribusi yang cukup signifikan bagi peningkatan pangsa perbankan syariah. Aset Muamalat pada tahun 2013 tercatat sebesar Rp 54,7 triliun tumbuh 21,9% dibanding tahun 2012 sebesar Rp 44,9 triliun. Penghimpun dana pihak ketiga Bank Muamalat pada 2013 mencapai sebesar Rp 41,8 triliun, tumbuh 19,73 % dibandingkan tahun 2012 sebesar Rp 34,9 triliun. Hal menarik dari perkembangan kinerja perbankan syariah adalah tingkat laba perbankan syariah di atas rata-rata perbankan konvensional.

Bank Muamalat merupakan salah satu bank dengan ROA tertinggi yaitu sebesar 2,5 % yang dimana ROA 1,5 % sudah menunjukan kinerja yang baik suatu bank. Tingkat efisiensi operasi juga menunjukan perbaikan yang sangat signifikan. serta intermediasi berjalan baik (Republika, 2013).

Produk pembiayaan pada bank syariah menggunakan beberapa konsep akad muamalah, antara lain sebagaimana yang dibahas berikut ini, musyarakah (kerja sama modal usaha) , Mudharabah ( kerja sama modal usaha dengan bank pemilik modal penuh ), dan Ijarah ( Kerja sama sewa atau beli suatu barang / jasa). Melalui pendapatan-pendapatan tersebut kiranya bank dapat mengetahui seberapa besar laba yang dihasilkan Bank Muamalat. Dengan tingkat laba yang semakin tinggi maka profitabilitas dari bank itu sendiri akan semakin baik

B. KAJIAN PUSTAKA Pembiayaan Musyarakah

Musyarakah merupakan suatu perjanjian usaha antara dua orang atau lebih yang sepakat untuk menjalankan bisnis melalui modal yang mereka miliki dengan nisbah bagi hasil yang disepakati dari awal perjanjian. Jika bisnis ini mendapat keuntungan, mereka dapat berbagi hasil sesuai dengan nisbah yang disepakati. Akan tetapi, bila bisnis tersebut mengalami kerugian tiap- tiap pihak akan menanggung kerugiannya sesuai dengan proporsi modal yang diberikan bukan berdasarkan nisbah yang disepakati. Beberapa kitab fiqih membedakan lagi menjadi syarikat inan (bila porsi kepemilikan sahamnya tidak sama) dan syarikat mufawadah (bila porsinya merata). Di Indonesia sendiri penerapan syarikat dapat dilihat dalam penyertaan modal dalam perseroan terbatas, sedangkan penerapan mufawadah dapat dilihat dalam bentuk simpanan wajib dan simpanan pokok di koperasi (Karim, 2001).

Pembiayaan Mudharabah

Mudharabah berasal dari kata dharb, berarti memukul atau berjalan. Pengertian memukul atau berjalan ini lebih tepatnya adalah proses seseorang memukulkan kakinya dalam menjalankan usahanya. Mudharabah adalah akad yang telah dikenal oleh umat muslim sejak zaman nabi bahkan telah dipraktekan oleh bangsa arab sebelum Islam. Mudharabah adalah bentuk kontrak antara dua pihak dimana satu pihak beperan sebagai pemilik modal dan mempercayakan sejumlah modalnya untuk dikelola oleh pihak kedua, yakni si pelaku usaha, dengan tujuan mendapatkan uang (Karim, 2004). Sedangkan menurut Antonio (2001), mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan pihak lainnya pengelola.

Pengertian Ijarah

Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan (ownership/milkiyah) atas barang itu sendiri.

Bank-bank Islam yang mengoperasikan produk ijarah, dapat melakukan leasing, baik dalam bentuk operating lease maupun financial lease. Akan tetapi, pada umumnya, bank-bank tersebut lebih banyak menggunakan ijarah al-muntahia bit-tamlik karena lebih sederhana dari sisi pembukuan. Selain itu bank pun tidak direpotkan untuk mengurus pemeliharaan asset, baik pada saat leasing maupun sesudahnya.

(5)

Prinsip Bagi Hasil

Bagi hasil menurut terminologi asing (Inggris) dikenal dengan profit sharing. Profit sharing menurut etimologi Indnesia adalah bagi keuntungan. Dalam kamus ekonomi diartikan pembagian laba. Profit secara istilah adalah selisih yang timbul ketika total pendapatan suatu perusahaan lebih besar daripada total biaya. Pendapatan bagi hasil ini berlaku untuk produk- produk penyertaan, baik penyertaan menyeluruh maupun sebagian, atau bentuk bisnis koorporasi (kerja sama). Keuntungan yang dibagi hasilkan harus dibagi secara proporsional antara shahibul maal dengan mudharib.

Dengan demikian, semua pengeluaran rutin yang berkaitan dengan bisnis mudharabah, bukan untuk kepentingan pribadi mudharib, dapat dimasukan ke dalam biaya operasional.

Keuntungan bersih harus dibagi antara shahibul maal dan mudharib sesuai proporsi yang disepakati sebelumnya dan secara eksplisit disebutkan dalam perjanjian awal. Tidak ada pembagian laba sampai semua kerugian telah ditutup dan ekuitas shahibul maal telah dibayar kembali. Jika ada pembagian keuntungan sebelum habis masa perjanjian akan dianggap sebagai pembagian keuntungan di muka (Muhammad 2002 )

Konsep Laba dalam Syariah

Salah satu dari tujuan yang utama yakni memperoleh laba, yang merupakan cerminan pertumbuhan harta. Islam sangat mendorong pendayagunaan harta/modal dan melarang menyimpanya. Konsep laba dalam syariah sangat diperlukan untuk menentukan besarnya zakat yang harus dibayarkan. Dengan tidak adanya sistem bunga ini tidak berarti bahwa dalam Islam tidak ada biaya dari modal (Achsien, 2000). Yang dilarang dalam Islam adalah sistem penentuan tingkat pengembalian tetap atas modal. Oleh karena itu, kaitannya dengan konsep laba, laba dijadikan dasar dalam melaksanakan transaksi secara Islami, misalnya laba atau estimasi dari laba (keuntungan dijadikan dasar dalam beberapa produk pembiayaan syariah.

Hubungan Antara Pembiayaan Bank Syariah Terhadap Tingkat Laba

Pertumbuhan setiap bank sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam menghimpun dana masyarakat. Dana yang telah dihimpun oleh bank kemudian dialokasikan atau disalurkan.

Dalam kegiatan penyaluran dana bank syariah salah satunya adalah melakukan pembiayaan.

Fungsi penggunaan dana yang terpenting bagi bank komersial adalah fungsi pembiayaan.

Oleh pihak bank melalui pembiayaan yang diberikan kepada mudharib, diharapkan dana pinjaman tersebut (pembiayaan) dapat dipergunakan dan dikelola secara maksimal sehingga pada akhirnya akan memperoleh hasil yang sama-sama menguntungkan baik bank sebagai surplus unit maupun pihak mudharib.

Bagian yang diperoleh bank dinamakan pendapatan (income), untuk memperoleh laba bersih (net income) maka pendapatan ini masih harus dikurangi dengan biaya yang timbul dari proses operasional bank. Sehingga secara logis dapat disimpulkan bahwa untuk memperoleh laba bersih yang tinggi, yaitu dari kegiatan penyaluran dana (pembiayaan) harus memberikan kontribusi yang besar.

C. METODE PENELITIAN

Data untuk penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk data deret waktu (time series) triwulanan dari tahun 2006-2013. Data yang digunakan meliputi data pembiayaan musyarakah, pembiayaan mudharabah, pembiayaan ijarah, dan laba bersih Bank Muamalat. Data sekunder diambil dari data-data yang sudah diolah pada laporan keuangan Bank Muamalat dan berbagai sumber yang menunjang penelitian ini. Model analisis data yang digunakan untuk penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda dengan persamaan nya, yaitu :

(6)

LN Y = α + β1 LN X1 + β2 LN X2 + β3 LN X3 + ε Keterangan :

α = Konstanta

β1, β2 = Koefisien Regresi

Y = Laba Bersih

X1 = Pembiayaan Musyarakah

X2 = Pembiayaan Mudharabah

X3 = Pembiayaan Ijarah

ε = Error term (kesalahan pengganggu)

LN = Logaritma Natural

Variabel Independen (X)

Variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2010). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen (X1), (X2) adalah pembiayaan musyarakah, pembiayaan mudharabah dan Ijarah.

Pembiayaan Musyarakah (X1)

Musyarakah merupakan akad kerjasama antara bank dengan nasabah untuk bersama-sama membiayai suatu usaha dengan pembagian keuntungan dan resiko sesuai kesepakatan pada awal akad. Yang menjadi indikator perhitungan adalah jumlah pembiayaan musyarakah

Pembiayaan Mudharabah (X2)

Mudharabah merupakan akad kerjasama usaha antara dua pihak, dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh modalnya (100%), sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola (mudharib). Mudharabah juga dapat diartikan bentuk kerjasama antara dua orang atau lebih dimana pemilik modal memberikan seluruh modalnya kepada pengelola dengan sejumlah keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan di awal akad. Yang menjadi indikator perhitungan adalah jumlah pembiayaan mudharabah.

Ijarah (X3)

Ijarah merupakan akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan (ownership/milkiyyah) atas barang itu sendiri. Yang menjadi indikator perhitungan adalah jumlah pendapatan ijarah.

Variabel Dependen (Y)

Variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variable bebas. (Sugiyono, 2010). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen (Y) adalah Laba, semakin besar tingkat pembiayaan yang disalurkan maka tingkat pendapatan bagi hasil yang akan diperoleh pihak bank juga semakin besar. Semakin besarnya pendapatan akan berdampak kepada keuntungan yang diperoleh Bank Muamalat , dalam laporan laba rugi pada Bank Muamalat unsur-unsur yang mempunyai hubungan dalam perhitungan laba adalah pendapatan dan beban. Maka dapat dikatakan bahwa bagi hasil pembiayaan musyarakah, pembiayaan mudharabah dan ijarah berhubungan dengan laba bersih yang diperoleh. Pengaruh atas pembaiyaan musyarakah, mudharabah, dan ijarah mempunyai hubungan dengan tingkat keuntungan bersih (net income) yang dihasilkan oleh bank (Muhammad, 2005).

(7)

Laba Bersih(Y)

Laba bersih merupakan jumlah uang yang diterima sebagai suatu proses perubahan oleh perbankan syariah selama periode dari Januari 2006 triwulan 1 sampai Desember 2013 triwulan 4 dari total pendapatan dikurangi dengan total biaya atau keuntungan bersih setelah pajak.

Untuk mengetahui tingkat signifikan dari masing-masing koefisien regresi variabel independen terhadap variabel dependen maka menggunakan uji statistik diantaranya uji t, uji F, uji koefisien determinasi (R2). Sebelum menganalisis hubungan antara variabel terikat dan bebas, dilakukan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas, uji multikolinearitas, dan uji normalitas.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hubungan Metode pendugaan parameter pada analisis regresi berganda adalah metode OLS (Ordinary Least Square). Paket program yang digunakan adalah eviews 7.0. Persamaan regresi yang didapatkan dari hasil pengaruh variabel penjelas terhadap tingkat laba bersih dari tahun 2006 triwulan 1 sampai 2013 triwulan 4 adalah sebagai berikut :

LN Y = 14.06164 + 0.5505 LN X1 + 0.76088 LN X2 + 0.420901 LN X3 + e T-stat = (4.669) (2.622) (6.012) (2.355)

Tabel 1. Hasil Regresi

Variable Coeficient Prob

C X1 X2 X3

14.0616 0.5505 0.7608 0.4209

0.0001 0.0139 0.0000 0.0258

R-squared Prob (F-statistic)

0.620 0.000000 Sumber Data: Data diolah e-views 7.0, 2014

Koefisien regresi menunjukkan besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Sedangkan yang menunjukkan arah pengaruh antara variabel independen dan dependen tergantung pada tanda positif atau negative yang melekat pada koefisien variabel. Untuk mengetahui hubungan signifikansi antara variabel independen dan dependen maka dilakukan uji simultan dan uji parsial. Berdasarkan persamaan regresi yang diperoleh dari hasil penelitian maka dapat dilakukan interpretasi terhadap model regresi. Berikut adalah interpretasi dari model persamaan regresi yang telah diperoleh :

Pembiayaan musyarakah memiliki pengaruh yang positif terhadap laba bersih. Nilai koefisien pembiayaan musyarakah sebesar 0.5505 menunjukan bahwa setiap kenaikan 1 satuan pada pembiayaan musyarakah, maka akan menaikan laba bersih sebesar 0.5505 % secara rata-rata.

Pembiayaan mudharabah memiliki pengaruh yang positif terhadap laba bersih. Nilai koefisien pembiayaan mudharabah sebesar 0.7608 menunjukan bahwa setiap kenaikan 1 satuan pada pembiayaan mudharabah, maka akan menaikan laba bersih sebesar 0.7608 % secara rata- rata.

(8)

Pembiayaan ijarah memiliki pengaruh yang positif terhadap laba bersih. Nilai koefisien pendapatan ijarah sebesar 0.4209 menunjukan bahwa setiap kenaikan 1 satuan pada pendapatan ijarah, maka akan menaikan laba bersih sebesar 0.4209 % secara rata rata.

Nilai kosntanta sebesar 14.0616 menunjukan bahwa nilai laba bersih Bank Muamalat jika menganggap variabel lain kosntan adalah sebesar 14.0616 % (asumsi ceteris paribus).

Pada uji t dalam penelitian ini peniliti menggunakan taraf nyata lima persen (α=5%) untuk melihat nilai tingkat signifikansi dari masing-masing variabel independen. Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, tetapi jika nilai probabilitas kurang dari 0,05 maka signifikan terhadap variabel dependen.Kemudian dalam uji F dari hasil estimasi menunjukkan bahwa nilai probabilitas F signifikan pada taraf nyata lima persen (0,00000 < 0,05). Uji ini menjelaskan bahwa pembiayaan-pembiayaan musyrakah, mudahrabah, dan ijarah secara serempak berpengaruh signifikan terhadap laba bersih.

Model estimasi juga diketahui menghasilkan nilai koefisien determinasi (R-Squared) sebesar 0,620. Ini menunjukkan bahwa variabel-variabel independen (musyarakah, mudharabah, ijarah) mampu menjelaskan PCM sebagai variabel dependen sebesar 62 persen, dan sisanya sebesar 38 persen dijelaskan oleh variabel lain diluar model.

Langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian asumsi klasik terhadap parameter estimasi tersebut yaitu uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas, uji multikolinearitas, dan normalitas. Apabila dalam pengujian tidak terdapat pelanggaran maka diperoleh hasil yang valid.Uji autokorelasi dilakukan dengan uji Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test. Apabila nilai probability obs*R-Squared lebih besar dari taraf nyata (α) yang digunakan maka hasil regresi tidak mengandung autokorelasi. Berdasarkan hasil pengolahan yang dilakukan dan ditunjukkan pada tabel 2, bahwa nilai probability obs*R-Squared sebesar 0,3209 atau lebih besar dari taraf nyata lima persen. Hasil pengujian ini menyimpulkan bahwa model persamaan yang digunakan dalam penelitian tidak memiliki masalah autokorelasi.

Tabel 2. Hasil Uji Autokorelasi F-statistic 0.994122 Obs*R-squared 2.273232

Prob. F (2,26) 0.3837 Prob. Chi-squared (2) 0.3209 Sumber Data: Data diolah e-views 7.0, 2014

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah adanya variabel penggangu yang memiliki varians yang sama. Pengujian dapat diketahui melalui uji White seperti yang terlihat pada Lampiran 3. Hasil menunjukkan bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas pada model, dimana probability obs*R-Squared sebesar 0,2014 atau lebih besar dari taraf nyata lima persen. Sehingga model regresi yang digunakan tidak ada gejala heteroskedastisitas.

Tabel 3. Hasil Uji Heteroskedastisitas F-statistic 3.335327 Obs*R-squared 8.424763 Scaled explained SS 4.624659

Prob. F (3,28) 0.0335 Prob. Chi-squared (3) 0.0380 Prob. Chi-squared (3) 0.2014 Sumber Data: Data diolah e-views 7.0, 2014

Uji multikolinearitas adalah uji untuk mengetahui bahwa ada atau tidaknya hubungan linear antar variabel independen. Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa nilai VIF untuk masing-masing variabel independen lebih kecil dari 10.00. Dan nilai TOL lebih besar dari 10% = 0.10. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model yang diestimasi terbebas dari masalah multikolinearitas.

(9)

Tabel 4. Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel TOL VIF

X1 0.964 1.037

X2 0.859 1.165

X3 0.831 1.203

Sumber Data: Data diolah e-views 7.0, 2014

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen terdistribusi normal atau tidak. Normalitas data untuk analisis regresi adalah suatu keharusan, karena jika data tidak terdistribusi secara normal maka hasil regresi tidak memberikan kesimpulan yang valid dan menjadi bias. Normalitas data dapat diuji dengan test Jarque-bera. Pada penelitian ini taraf nyata lima persen yang digunakan untuk menyatakan variabel tersebut normal. Model regresi lolos uji normalitas jika residual yang diperoleh dari model regresi terdistribusi normal. Pada tabel 5 diketahui bahwa nilai probabilitas dari uji normalitas lebih besar dari α (0,789706 > 0,05). Jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi terdistribusi normal.

Gambar 1. Hasil Uji Normalitas

0 2 4 6 8 10 12

-1.00 -0.75 -0.50 -0.25 0.00 0.25 0.50 0.75

Series: Residuals Sample 2006Q1 2013Q4 Observations 32 Mean -1.44e-15 Median -0.094167 Maximum 0.700783 Minimum -0.898421 Std. Dev. 0.426058 Skewness -0.091837 Kurtosis 2.433956 Jarque-Bera 0.472189 Probability 0.789706

Sumber Data: Data diolah e-views 7.0, 2014

Pemabahasan Hasil

Pembiayaan musyarakah (X1)

Berdasarkan hasil uji t, pendapatan musyarakah memiliki pengaruh besar terhadap perubahan tingkat laba. Artinya, perubahan yang terjadi pada pendapatan musyarakah memiliki pengaruh besar terhadap tingkat laba bersih. Koefisien regresi untuk variabel pendapatan musyarakah memiliki tanda positif yang berarti apabila pendapatan musyarakah semakin besar maka akan menaikan besarnya tingkat laba bersih. Hal ini sesuai dengan teori. Sedangkan nilai koefisien regresi yang diperoleh adalah sebesar 2.622 artinya jika tingkat laba bersih naik 1 unit maka besarnya kredit akan meningkat rata-rata sebesar 2.622 %.

(10)

Menurut Muhammad (2002) kualitas investasi pada musyarakah dapat didasarkan atas tingkat kesesuaian antara realisasi bagi hasil dan proyeksinya. Porsi yang diterima bank tergantung besar keuntungan yang diperoleh nasabah dikalikan presentase (%) sesuai perjanjian/akad diawal.

Penyebab utama dari resiko kredit adalah penilaian kredit yang kurang cermat dan lemahnya antisipasi terhadap kemungkinan resiko usaha yang dibiayai.

Pembiayaan Mudharabah (X2)

Berdasarkan hasil uji t, pendapatan mudharabah memiliki pengaruh besar terhadap perubahan tingkat laba. Artinya, perubahan yang terjadi pada pendapatan mudharabah memiliki pengaruh besar terhadap tingkat laba bersih. Koefisien regresi untuk variabel pendapatan musyarakah memiliki tanda positif yang berarti apabila pendapatan musyarakah semakin besar maka akan menaikan besarnya tingkat laba bersih. Hal ini sesuai dengan teori. Sedangkan nilai koefisien regresi yang diperoleh adalah sebesar 0.612 artinya jika tingkat laba bersih naik 1 unit maka besarnya kredit akan meningkat rata-rata sebesar 6.012 %. Kualitas investasi pada mudharabah dapat didasarkan atas tingkat kesesuaian antara realisasi bagi hasil dengan proyeksinya, kondisi keuangan, dan prospek usaha (Muhammad, 2002).

Pembiayaan Ijarah (X3)

Untuk koefisien regresi untuk variabel pembiayaan ijarah memiliki tanda negatif yang berarti apabila pendapatan ijarah semakin besar maka akan menurunkan besarnya tingkat laba bersih. Hal ini sesuai dengan teori. Sedangkan nilai koefisien regresi yang diperoleh adalah sebesar 2.3551 artinya jika tingkat laba bersih naik 1 unit maka besarnya kredit akan menaikan rata-rata sebesar 2.3551 %.

Menurut Muhammad (2002) ketika bank akan mengeksekusi kredit macetnya, bank tidak memperoleh hasil yang memadai, karena jaminan yang tidak sebanding dengan besarnya kredit yang diberikan. Resiko kredit muncul manakala bank tidak dapat memperoleh kembali tagihannya atas pinjaman yang diberikan. Selanjutnya, bahwa pembiayaan yang bermasalah (macet), bank mempunyai kewajiban melakukan Penyisihan Pencadangan Aktiva Produktif (PPAP) sebesar 100% dari modal yang belum dikembalikan, sehingga pengaruh laba akan menjadi turun. Karena ada potensi risiko yang harus ditanggung oleh modal bank sediri. Hal ini mengandung konsekuensi bahwa atas aktiva ini harus dibentuk PPAP (Muhammad, 2002).

E. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Dalam rangka memperoleh laba Bank Muamalat melakukan penyaluran dana kepada masyarakat melalui produk yang ada pada Bank Muamalat dimana produk tersebut yaitu pembiayaan musyarakah, mudharabah dan ijarah. Dimana pembiayaan musyarakah, mudharabah dan ijarah tersebut merupakan produk yang banyak diminati oleh nasabah, karena dengan sistem bagi hasil dan memudahkan nasabah untuk mendapatkan pembiayaan tersebut, sehingga bisa memberikan kontibusi tingkat laba yang cukup besar bagi Bank Muamalat.

2. Secara bersama-sama (simultan) pembiayaan musyarakah, mudharabah, dan ijarah berpengaruh signifikan terhadap tingkat laba bersih Bank Muamalat. Jadi, hipotesis pertama telah terbukti

3. Secara sendiri-sendiri (parsial) pembiayaan musyarakah, mudharabah dan ijarah berpengaruh signifikan terhadap tingkat laba bersih Bank Muamalat

(11)

4. Variabel pembiayaan mudharabah mempunyai pengaruh paling dominan terhadap tingkat laba pada Bank Muamalat.

Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, saran yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Karena pembiayaan musyarakah dan mudaharabah merupakan variabel yang paling berpengaruh dominan dalam meningkatkan laba maka sudah semestinya bank-bank syariah menggalakan pembiayaan ini sebagai salah satu produk unggulan untuk ditawarkan kepada nasabah. Dan pada produk pembiayaan ijarah lebih ditingkatkan lagi pengawasan dan menyeleksi bagi nasabah yang berminat pada produk ini. Sehingga nantinya dari pembiayaan ijarah menjadi salah satu produk unggulan yang ditawarkan pada bank syariah.

2. Sebaiknya perbankan syariah berusaha melakukan ekspansi pembiayaan yang produktif, tetapi juga harus disertai manajemen dan sumber daya manusia untuk mengelola pembiayaan yang ditawarkan pada bank syariah.

3. Pada Bank Muamalat sebaiknya lebih meningkatkan lagi pengawasan kepada nasabah agar mengurangi terjadinya kemacetan pembayaran atau penyalahgunaan dana yang telah dipinjamkan. Agar tingkat laba yang diperoleh untuk Bank Muamalat menjadi lebih optimal

DAFTAR PUSTAKA

Achsien, Iggi Haruman. 2000. Konsep dan Praktik Manajemen Portofolio Syariah Pada Rashid Husein Berhard Unit Trust Manajemen (RHBUTM) Malaysia. Jakarta : FE UI.

Al-Qur’an dan Terjemahannya, 2008. Mushaf Ar-Rusydi. Depok : Management Cahaya Al- Qur’an.

Antonio, Muhammad Syafi’I . 1999. Bank Syariah: Suatu Pengenalan Umum. Jakarta : Tazkia Institute

Antonio, Muhammad Syafi’I . 2001. Bank Syariah dari Teori dari Teori ke Praktik. Jakarta : Gema Insani.

Ascarya. 2008. Akad dan Produk Bank Syariah. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Baridwan, Zaki. 1997. Sistem Akuntansi: Penyusunan Prosedur dan Metodenya. Jakarta : Salemba Empat.

Belkaoui, Ahmed. 1997. Teori Akuntansi. (terj Dukat, Erwan, et.al.). Jakarta : Erlangga.

Bank Indonesia. 2014. Laporan Keuangan Bank Syariah. www.bi.go.id diakses pada 7 April 2014.

Ekawati, Mardhiyyah Fitria. 2010. Pengaruh Pembiayaan, Penempatan Dana Pada BI, Penempatan Dana Pada Bank Lain, Modal Disetor dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Laba Bank Umum Syariah Di Indonesia (2004.1 – 2007.12). Skripsi. Surabaya : Universitas Airlangga.

Estes, Ralph. 1997. Kamus Akuntansi. Edisi terjemahan. Edisi Kedua. Jakarta : Erlangga.

Fahrul, Fauzan. 2012. Pengaruh Tingkat Risiko Pembiayaan Musyarakah dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Tingkat Profitabilitas Bank Syariah. Jurnal Akuntansi. Aceh : Universitas Kuala Banda Aceh.

(12)

Ghozali, Imam . 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi keempat.

Semarang : Unversitas Diponegoro.

Giannini, Nur Gilang. 2013. Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan Mudharabah Pada Bank Umum Syariah di Indonesia. Jurnal Akuntansi. Semarang : Universitas Negeri Semarang.

Gujarati, Damodar. 2010. Dasar-dasar Ekonometrika. Jakarta : Salemba Empat.

Hadiyati, Puji. 2012. Pengaruh Non Performing Financing Pembiayaan Mudharabah Dan Musyarakah Pada Bank Muamalat Indonesia. Jurnal Manajemen dan Bisnis. Jakarta : Perbanas Institute.

Infobanknews. 2013. Data Statistik Bank Syariah. www.infobanknews.com diakses pada 11 November 2014

Irsad, Lubis, 2010, Bank dan Lembaga Keuangan. Medan : USU Press Kasmir, 2002, Dasar-dasar Perbankan. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Karim, Adiwarman, 2001. Ekonomi Islam : Suatu Kajian Kontemporer. Jakarta : Gema Insani.

Karim, Adiwarman, 2004. Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Mannan, Abdul. 1997. Teori dan Praktik Ekonomi Islam. Edisi Terjemahan.Dana Yogyakarta : Bhakti Wakaf.

Muhammad, 2002. Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Ekonomi Islam. Jakarta : Salemba Empat.

Muhammad. 2005. Manajemen Bank Syariah, edisi revisi. Yogyakarta : UPP AMP YKPN.

Bank Muamalat. 2014. Laporan Laba/Rugi/ www.muamalatbank.com. Diakses pada 7 April 2014.

Setiadi, Nugroho . 2003. Perilaku Konsumen, Jakarta : Prenada.

Purnomo, Nugroho Heri. 2013. Optimalisasi Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil Pada Bank Syariahdi di Indonesia. Jurnal Akuntansi. Semarang : Universitas Negeri Semarang.

Republika 2013. www.republika.com diakses pada 11 November 2014

Riyadi, Slamet. 2006. Banking Assets and Liability Management. Jakarta : FEUI.

Rosita. Ita. 2010. Studi Pembiayaan Mudharabah dan Laba Perusahaan pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk. Cabang Bogor. Jurnal Ilmiah Ranggagading. Bogor : STIE Kesatuan.

Sadorno, Sukirno. 2000. Pengantar Mikroekonomi. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Suwardjono. 1989. Seri Teori Akuntansi Perekayasaan Akuntansi Keuangan. Yogyakarta : BPFE.

Triyuwono, Iwan. 2001. Akuntansi Syariah. Edisi Pertama. Jakarta : Salemba Empat . Wasilah, Sri Nurhayati. 2008. Akuntansi Syariah di Indonesia. Jakarta : Salemba Empat

Wijayanti, Elia. 2007. Analisis Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, dan Mudharabah Terhadap Tingkat Laba Bank Syariah Mandiri dan Bank Muamalat. Skripsi.

Referensi

Dokumen terkait

101 Hasil wawancara dengan personil Registrasi dan Indentifikasi Kendaraan Bermotor pada Direktorat Lalu Lintas Polda Sumatera Utara, tanggal 17 Juli 2022.. a) Mengembang