PENDAHULUAN
Identifikasi Penelitian
Batasan Masalah
Nilai-nilai keagamaan yang diinternalisasikan melalui pendidikan agama Islam hanya sebatas pada nilai-nilai ketakwaan, sopan santun, toleransi dan kerukunan, kedisiplinan, kepedulian dan kebersihan.
Rumusan Masalah
Nilai-nilai keagamaan apa yang diinternalisasikan dalam pembelajaran PAI pada siswa kelas V SDN Rantau Jaya Kecamatan Karang Jaya Kabupaten Musi Rawas Utara. Bagaimana proses internalisasi pendidikan agama Islam dalam membangun nilai-nilai keagamaan pada siswa kelas V di SDN Rantua Jaya Kec. Apa hasil penerapan nilai-nilai agama melalui pendidikan agama Islam pada siswa kelas V SDN Rantau Jaya Kec.
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Peduli juga merupakan salah satu nilai akidah Islam yang diinternalisasikan di SDN Rantau Jaya. Hasil internalisasi nilai-nilai agama melalui pendidikan agama Islam pada siswa kelas V SDN Rantau Jaya Kec. Di antara nilai-nilai agama Islam yang diinternalisasikan di SDN Rantau Jaya juga penting bagi teori Spranger.
Keberhasilan internalisasi nilai-nilai agama melalui pendidikan agama Islam pada siswa kelas V SDN Rantau Jaya Kec.
Penelitian yang Relevan
Sistematika Penulisan
LANDASAN TEORI
Nilai-Nilai Relegius
- Macam-Macam Nilai Relegius
Pendidikan Agama Islam
- Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam
- Tujuan Pendidikan Agama Islam
- Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam
- Kurikulum Pendidikan Agama Islam
Sebagai seorang muslim yang telah mengenyam pendidikan Islam hendaknya ia hidup tenteram dan sejahtera sesuai dengan cita-cita Islam. Pendidikan Islam adalah proses pewarisan dan pengembangan kebudayaan manusia, yang bersumber dan berpedoman pada ajaran Islam, sebagaimana terkandung dalam Al-Qur'an dan dirumuskan dalam Sunnah Nabi. Dengan kata lain, untuk mencapai keberhasilan dalam proses pendidikan Islam, diperlukan pengetahuan tentang pendidikan Islam, baik teoritis maupun praktis.
Sebagai suatu kegiatan yang terlibat dalam proses pembentukan kepribadian muslim, Pendidikan Islam memerlukan landasan untuk menggarapnya. Dalam konteks ini, landasan yang mendasari pendidikan Islam haruslah menjadi sumber kebenaran dan kekuatan yang dapat membimbing peserta didik dalam mencapai prestasi pendidikan. Tujuan pendidikan Islam tidak lepas dari hubungannya dengan eksistensi kehidupan manusia sebagai wakil khalifah Allah SWT terlebih dahulu.
Pada hakikatnya tujuan pendidikan Islam sejalan dengan tujuan misi Islam itu sendiri, yaitu memantapkan nilai-nilai moral guna mencapai taraf akhlak al-karimah. Dengan kepribadian yang terbentuk dari pendidikan Islam itu sendiri dapat membekali peserta didik dengan kondisi untuk menjadi manusia sempurna di kehidupan mendatang. Ciri-ciri kurikulum pendidikan Islam merupakan cerminan nilai-nilai Islam, yang timbul dari pemikiran filosofis dan diwujudkan dalam seluruh aktivitas pendidikan dan aktivitas dalam praktik.
Dalam hal ini perlu dipahami bahwa ciri-ciri kurikulum pendidikan Islam selalu tidak dapat dilepaskan dari prinsip-prinsip yang telah ditetapkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya. Direktorat Pendidikan Agama Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia kini telah meluncurkan kurikulum terbaru yaitu Kurikulum 2013 Pendidikan Agama Islam dan Akhlak.
Kerangka Berfikir
Kurikulum baru yang ditetapkan pemerintah sudah mempunyai perencanaan yang baik sehingga sangat perlu bagi lembaga pendidikan untuk menerapkan kurikulum ini dalam sistem pembelajarannya. Karena selain proses pemberian materi kurikulum juga menuntut guru membentuk karakter peserta didik, khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, sehingga memerlukan upaya pembentukan karakter dalam proses pembelajarannya.
METODE PENELITIAN
- Subjek Penelitian
- Teknik Pengumpulan Data
- Pengecekan Keabsahan Data
- Teknik Analisis Data
Evaluasi Hasil Implementasi Nilai Keagamaan Melalui Pendidikan Agama Islam Untuk Membangun Karakter Siswa Di SDN Rantau Jaya Kec. Menghormati orang lain atau berperilaku santun merupakan salah satu nilai agama Islam yang diinternalisasikan di SDN Rantau Jaya. Dan dapat diartikan bahwa SDN Rantau Jaya telah menanamkan atau menginternalisasikan nilai-nilai agama Islam tentang kebersihan dan kelestarian lingkungan.
Salah satu upaya sekolah dalam melakukan internalisasi nilai-nilai pendidikan agama Islam di SDN Rantau Jaya adalah dengan menggunakan metode keteladanan. Dari penjelasan dan penyajian data di atas dapat dipahami bahwa proses internalisasi nilai-nilai agama Islam di SDN Rantau Jaya dapat diwujudkan melalui keteladanan yang dilakukan oleh guru dengan memberikan motivasi kepada siswa. Selain menggunakan metode keteladanan, upaya lain yang dilakukan sekolah dalam internalisasi nilai-nilai agama Islam di SD Rantau Jaya adalah dengan menggunakan metode pembiasaan.
Guru PAI di SDN Rantau Jaya juga menggunakan penguatan tertentu ketika mengajarkan nilai-nilai agama Islam kepada siswa, yaitu berupa insentif sehingga menimbulkan respon yang diharapkan. Hal ini merupakan kebiasaan dan diinternalisasikan di SDN Rantau Jaya yang bertujuan untuk memberikan apresiasi terhadap nilai-nilai agama Islam kepada setiap siswanya yaitu nilai kesantunan. Kegiatan keagamaan lainnya yang juga menjadi kebiasaan di SD Rantau Jaya dalam internalisasi nilai-nilai agama Islam adalah bakti sosial, setiap hari Jumat.
Di antara nilai-nilai agama Islam yang diinternalisasikan di SDN, Rantau Jaya bersumber dari Al-Quran dan Hadits. Demikian berdasarkan hasil observasi dan wawancara terhadap guru PAI, internalisasi nilai-nilai agama melalui pendidikan agama Islam pada siswa Kelas V SDN Rantau Jaya.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
- Nilai-nilai Relegius yang di Internalisasikan Pada Pembelajaran
- Proses Internalisasi Pendidikan Agama Islam dalam membangun
- Hasil Internalisasi Nilai-Nilai relegius melalui pendidikan agama
Hal ini sesuai penjelasan salah satu guru PAI SDN Rantau Jaya Kecamatan Karang Jaya Kabupaten Musi Rawas Utara bahwa. Hal ini membuktikan bahwa warga Sekolah SDN Rantau Jaya bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan sekolah. Perilaku keteladanan guru SDN Rantau Jaya dalam menginternalisasikan nilai kedisiplinan salah satunya adalah kedisiplinan datang ke kelas tepat waktu.
97 Informasi tersebut diperoleh dari wawancara dengan Nur Yanti, siswa kelas V, pada tanggal 16 Februari 2021. Masyarakat lain di SD Rantau Jaya dapat terwujud dengan perilaku keteladanan guru dengan menghargai tugas setiap siswa. Namun pada tahap transinternalisasi yaitu nilai komitmen yang dilaksanakan di SDN Rantau Jaya melalui. Dari penafsiran dan penyajian data di atas dapat dipahami bahwa proses internalisasi nilai kesantunan di SDN Rantau Jaya dapat diwujudkan melalui induksi.
Kegiatan pembiasaan ini merupakan salah satu bentuk proses internalisasi nilai-nilai agama Islam pada tahap transaksi nilai, dimana siswa SD Rantau Jaya menyikapi nilai-nilai kesantunan yang diajarkan guru dengan cara mempraktekkan dan membiasakan diri menyapa, tersenyum, menyapa. dan berjabat tangan saat bertemu dengan guru. Kegiatan pembiasaan ini merupakan wujud internalisasi nilai-nilai agama Islam pada tahap transaksi nilai, dimana guru dan siswa SD Rantau Jaya sama-sama melakukan dan menyikapi nilai-nilai ketakwaan, kepedulian terhadap sesama, toleransi dan kerukunan dengan mengamalkan. dan membiasakan diri dengan kegiatan keagamaan tersebut. . Kemudian kegiatan pembiasaan juga merupakan salah satu bentuk proses internalisasi nilai-nilai agama Islam pada tahap transinternalisasi nilai, namun pada tahap transinternalisasi nilai yaitu pembiasaan nilai-nilai kepedulian yang dilakukan di SD Rantau Jaya belum dilakukan. mencapai fase karakterisasi nilai (karakterisasi berdasarkan nilai atau kompleks nilai).
Kemudian kegiatan pencatatan juga merupakan salah satu bentuk proses internalisasi nilai-nilai agama Islam pada tahap transinternalisasi nilai, namun pada tahap transinternalisasi nilai yaitu pencatatan nilai-nilai disiplin dan kebersihan. , yang diamalkan di SDN Rantau Jaya, belum sampai pada tahap karakterisasi berdasarkan nilai atau nilai.kompleks). Mengenai hasil internalisasi nilai-nilai agama dalam pembelajaran PAI di SDN Rantau Jaya dapat diuraikan dibawah ini berdasarkan data yang diperoleh dari pihak sekolah. Adapun gambaran hasil internalisasi nilai-nilai agama pada siswa kelas V SDN Rantau Jaya Kec.
Hal ini terlihat dari beberapa paparan data diatas sebagai hasil internalisasi nilai-nilai agama melalui pendidikan agama Islam pada siswa kelas V SDN Rantau Jaya Kec.
Pembahasan
Nilai-nilai agama Islam yang diinternalisasikan di sekolah dapat digolongkan menjadi dua orientasi nilai, yaitu nilai sosial dan nilai agama. Kemudian nilai-nilai agama yang diinternalisasikan juga mempunyai relevansi dengan teori nilai menurut Spranger dan juga. Berdasarkan hasil penelitian yang disampaikan peneliti dapat diketahui bahwa yang menjadi role model atau teladan di SDN Rantau Jaya dalam internalisasi nilai-nilai agama Islam adalah guru PAI.
Kemudian, di antara keteladanan guru PAI dalam internalisasi nilai-nilai keagamaan, yaitu disiplin datang sekolah tepat waktu dan masuk kelas, menghormati tugas siswa, kebiasaan menghadiri salat. Ditinjau dari landasan teori metode keteladanan, penggunaan metode keteladanan dalam internalisasi nilai-nilai keagamaan yang diterapkan di SDN Rantau Jaya sudah cukup baik sesuai teori menurut Syahidin. Ditinjau dari teori metode keteladanan, penggunaan metode keteladanan dalam internalisasi nilai-nilai keagamaan yang dilakukan di SDN Rantau Jaya di atas sepenuhnya sejalan dengan teori pembelajaran observasional (observational atau pembelajaran observasional). menurut Albert Bandura.
Dengan demikian, penerapan keteladanan dalam internalisasi nilai-nilai keagamaan di SDN Rantau Jaya sangat tepat dan relevan dengan landasan teori dari metode keteladanan itu sendiri. Pembiasaan yang dilakukan dalam internalisasi nilai-nilai agama Islam di SDN Rantau Jaya sebagaimana disebutkan di atas, merupakan suatu bentuk proses internalisasi nilai-nilai agama Islam pada tahap transformasi nilai yaitu melalui pembiasaan. Oleh karena itu, pembentukan nilai-nilai agama tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan terjadi dalam suatu interaksi pendidikan agama Islam.
Pembentukan nilai-nilai keagamaan umumnya terjadi melalui adat istiadat dan keteladanan yang ditemukan siswa. Proses internalisasi pendidikan agama Islam dalam membangun nilai-nilai keagamaan pada siswa kelas V SDN Rantua Jaya Kec.
PENUTUP
Saran
Hendaknya pengambil kebijakan dapat memberikan penguatan dan penekanan terhadap kegiatan pembelajaran khususnya pembelajaran Pendidikan Agama Islam (IRA) pada perolehan nilai-nilai agama melalui metode dan adat istiadat yang patut diteladani, sehingga nilai-nilai agama Islam tersebut dapat ditanamkan dalam jiwa peserta didik. dan menjadi karakter dan kepribadian, mereka bertindak dalam kehidupan. Bagi kepala sekolah harus mampu meningkatkan dan menjaga nilai-nilai keagamaan yang telah diperoleh di lingkungan sekolah serta mampu memberikan bimbingan dan arahan kepada seluruh guru untuk selalu memberikan contoh dan teladan yang baik bagi siswa. Bagi guru PAI hendaknya mampu mengembangkan nilai-nilai keagamaan yang diinternalisasikan dan dipelajari di lingkungan sekolah untuk membentuk akhlak mulia peserta didik serta berusaha meningkatkan ketrampilan dan strategi yang digunakan untuk menghayati pentingnya nilai-nilai keagamaan. kepada siswa melalui metode keteladanan dan pembiasaan.
Siswa hendaknya mampu meningkatkan kualitas dan pengetahuannya dalam memahami nilai-nilai agama serta meneladani perilaku teladan para tokoh teladan di sekolah dalam kehidupan sehari-hari, baik di sekolah maupun di masyarakat. Deddy Mulyana, Paradigma Baru Metodologi Penelitian Kualitatif Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010. Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Efektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012.
Ngainun Naim, Pembentukan karakter yang mengoptimalkan peran pendidikan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan pembentukan karakter bangsa, Jogjakarta: Arruz Media, 2012.