Permasalahan penelitian ini terkait dengan optimalisasi pembinaan moral peserta didik melalui peningkatan profesionalisme guru pendidikan agama Islam di sekolah menengah negeri di Kecamatan Bissappu. Apakah profesionalisme guru pendidikan agama Islam mampu meningkatkan optimalisasi pembinaan moral siswa di sekolah menengah negeri di Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng? Untuk mengetahui upaya guru bidang pendidikan agama Islam untuk meningkatkan profesionalismenya. 3) Untuk mendeskripsikan pembinaan moral peserta didik yang dilakukan oleh guru pendidikan agama Islam di sekolah menengah negeri di Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng.
Latar belakang
Guru dan tenaga kependidikan yang terdiri atas guru kelas, guru mata pelajaran, dan guru bimbingan konseling mempunyai peranan profesional yang sangat penting dalam menyiapkan tenaga-tenaga yang berakhlak mulia dan berakhlak mulia, dan tanggung jawab tersebut bersifat fitrah paling tidak karena dua hal yang pertama, yaitu karena orang tua ditakdirkan menjadi orang tua bagi anak-anaknya, oleh karena itu mereka ditakdirkan menjadi orang tua bagi anak-anaknya; kedua, karena adanya kepentingan kedua orang tua yaitu orang tua mempunyai kepentingan terhadap kemajuan tumbuh kembang anaknya, keberhasilan anaknya juga keberhasilan orang tuanya. Oleh karena itu, guru adalah pendidik profesional, sehingga mereka secara implisit secara sukarela menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang berada di pundak orang tua. Menurutnya, syarat guru dalam agama Islam adalah: (1) umur, harus dewasa, (2) sehat, harus sehat jasmani dan rohani, (3) keahlian, harus menguasai bidang yang diajarkannya dan menguasai bidang yang diajarkan. ilmu pendidikan (termasuk ilmu pengajaran) dan (4) harus berkepribadian muslim.
Rumusan Masalah
Keadaan tersebut melatarbelakangi perlunya optimalisasi pembinaan moral peserta didik melalui peningkatan profesionalisme guru SMP Negeri di Kecamatan Bissappu. Berdasarkan hal tersebut, penulis merasa tertarik. Apakah setiap guru mempunyai sikap profesional untuk menjadi guru yang profesional? Bagaimana tingkat profesionalisme guru PAI dan pengaruhnya terhadap upaya peningkatan kualitas akhlak siswa? Dan upaya apa yang dilakukan profesionalisme guru PAI untuk meningkatkan kualitas moral siswa? moral? Maka penulis akan melakukan penelitian dengan judul: “Optimalisasi pembinaan akhlak peserta didik dengan meningkatkan profesionalisme guru pendidikan agama Islam di SMP Negeri di Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng.” Langkah-langkah apa saja yang dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme guru pendidikan agama Islam di SMP Negeri di Kecamatan Bissappu?
Fokus Penelitian
Tujuan Penelitian
Bantaeng dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri Se-Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng. Tentang Landasan Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam SMP Negeri Se-Kecamatan Bissappu berdasarkan. Data ini menunjukkan bahwa 9 orang (96%) merupakan guru pendidikan agama Islam bersertifikat di SMA Negeri di Kecamatan Bissappu.
Peningkatan profesionalisme guru pendidikan agama Islam akan berdampak pada proses pengembangan akhlak siswa di sekolah menengah. Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa secara akademik guru pendidikan agama Islam di SMP Negeri Kecamatan Bissappu sudah sesuai dengan persyaratan undang-undang yaitu S1. Semangat belajar siswa merupakan barometer keberhasilan pendidikan dan proses pembelajaran di sekolah, khususnya keberhasilan guru agama Islam.
Untuk menjelaskan hasil penelitian tentang langkah-langkah pengembangan moral siswa yang dilakukan oleh guru pendidikan agama Islam di 3 SMP Negeri di kecamatan Bissappu yang berjumlah 3 sekolah. Berdasarkan data yang diperoleh, langkah-langkah pengembangan akhlak siswa yang dilakukan oleh guru pendidikan agama Islam dapat dijelaskan sebagai berikut:. Upaya peningkatan profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam di sekolah menengah negeri di Kecamatan Bissappu adalah melalui Sertifikasi Guru Pendidikan Agama Islam yang meningkatkan kualifikasi guru PAI.
Guru pendidikan agama Islam di sekolah menengah negeri di Kecamatan Bissappu diharapkan mengambil langkah progresif dalam meningkatkan kualitas guru pendidikan agama Islam. Kondisi ini menunjukkan bahwa secara teoritis seluruh guru pendidikan agama Islam di sekolah menengah negeri di Kecamatan Bissappu berpotensi menjadi guru profesional dalam dimensi akademik. Menurutnya, penilaian profesionalisme yang mutlak adalah dengan melihat kinerja guru pendidikan agama Islam di seluruh sekolah menengah negeri di Kecamatan Bissappu.
Diharapkan mampu mendukung peningkatan mutu pelatihan dan profesionalisme guru pendidikan agama Islam di SMA Negeri Kecamatan Bissappu yang berjumlah 12 orang. Selain itu, guru pendidikan agama Islam berusaha memisahkan siswa laki-laki dan perempuan ketika mengamalkan ruh shalat.
Menpaat Penelitian
Tinjauan Teori dan Konsep
Teori tentang Profesionalitas
Guru yang profesional adalah guru yang mengenal dirinya sendiri, yaitu orang yang terpanggil untuk mendampingi siswanya dalam belajar. Jadi, jika terjadi kegagalan siswa, guru diminta mencari penyebabnya dan mencari solusi bersama siswa. Lalu bagaimana penerapannya untuk mengoptimalkan pembinaan moral siswa dengan meningkatkan profesionalisme guru PAI di sekolah menengah negeri di kabupaten Bissappu?
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profesionalitas Guru
Kemampuan merencanakan mata kuliah untuk profesi guru sama dengan kemampuan merancang bangunan bagi seorang arsitek. Kemampuan merencanakan program belajar mengajar merupakan puncak dari seluruh pengetahuan teoritis, keterampilan dasar dan pemahaman mendalam terhadap objek pembelajaran dan situasi pengajaran. Makna atau arti penting perencanaan suatu program belajar mengajar tidak lain hanyalah proyeksi/penilaian seorang guru mengenai hal tersebut kegiatan yang harus dilakukan siswa selama pembelajaran.
Indikator-Indikator Profesionalitas Guru
Landasan tersebut, di lingkungan guru pendidikan agama Islam di sekolah menengah negeri di kecamatan Bissappu terlihat dengan adanya perbedaan model sikap yang dicontohkan oleh guru pendidikan agama Islam di sekolah. Dan secara berkala setiap bulannya pemujaan tersebut dilakukan oleh guru pendidikan agama Islam secara bergantian setiap bulannya. Sehingga upaya peningkatan profesionalisme guru pendidikan agama Islam mendapat dukungan penuh dari lembaga pendidikan yang menaunginya.
Tugas Pokok Dan Fungsi Guru Pendidikan Agama Islam
Berkaitan dengan hal tersebut, tugas pokok dan fungsi guru PAI di sekolah adalah: (1) Melaksanakan pendidikan agama sebagai bagian integral dari keseluruhan proses pendidikan di sekolah, (2) menyelenggarakan pendidikan agama di sekolah dengan mengintegrasikan aspek pengajaran, pengalaman. dan kegiatan pembelajaran, mengajar di depan kelas, dilanjutkan dengan pembiasaan pengalaman ibadah berjamaah di sekolah, menjenguk dan memperhatikan lingkungan sekitar serta menegakkan nilai dan norma moral dalam perilaku sehari-hari, (3) menciptakan upaya bersama guru agama dan kepala sekolah serta seluruh unsur pendukung di sekolah demi terwujudnya budaya sekolah yang dijiwai suasana keberagamaan yang tinggi dan disiplin, yang tercermin dari terwujudnya nilai dan norma agama dalam keseluruhan interaksi antar siswa. unsur pendidik di sekolah maupun di luar sekolah, (4) pemantapan kedudukan dan peran guru agama di sekolah secara utuh dan berkesinambungan, baik sebagai pendidik, sebagai pembimbing dan konsultan, sebagai komunikator, dan sebagai penggerak. untuk menciptakan suasana religius dan disiplin di sekolah. Jika digabung maka tugas guru ada tiga macam, yaitu tugas bidang profesi, tugas kemanusiaan, dan tugas bidang sosial. Tugas guru bidang kemanusiaan di sekolah hendaknya mengetahui bagaimana bersikap seperti orang tua lainnya.
Konsep pembinaan akhlak peserta didik
Berkaitan dengan hal tersebut, sekolah mempunyai peranan penting dalam mempersiapkan peserta didik agar tidak hanya cerdas atau cerdas, namun juga beriman, berakhlak mulia, bertanggung jawab, dan beretika baik. Al Ghazali (dalam Megawangi, 2004) menggambarkan akhlak sebagai tingkah laku seseorang yang bersumber dari hati yang baik. Oleh karena itu, pendidikan karakter merupakan upaya aktif untuk membentuk kebiasaan (habit) yang baik agar karakter anak terpatri sejak masa kanak-kanak.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi Akhlak Peserta Didik
Dalam menerapkan konsep pendidikan moral, guru sangat menentukan berhasil tidaknya siswa dalam mencapai kondisi yang diharapkan yang tercermin dalam akhlak yang baik. Dalam hal ini untuk mengenali dan memahami dengan jelas hal-hal yang berkaitan dengan perubahan perilaku siswa. Tujuan akhir mata pelajaran PAI di SMA adalah terbentuknya peserta didik yang berakhlak mulia (akhlak mulia), tujuan tersebut sebenarnya merupakan misi utama diutusnya Nabi Muhammad a.s.
Indikator- Indikator Prilaku Peserta Didik yang Berakhlak
Banyak cara untuk menunjukkan akhlak terhadap Allah dan kegiatan penanaman nilai-nilai akhlak terhadap Allah yang justru akan membentuk pendidikan agama. Jadi tidak cukup hanya “percaya” akan keberadaan Tuhan saja, namun harus tumbuh menjadi sikap percaya kepada Tuhan dan bertawakal kepada-Nya. Ikhlas, yaitu sikap yang suci dalam tingkah laku dan perbuatan, semata-mata demi memperoleh keridhaan Allah dan tanpa adanya keegoisan lahir dan batin, baik tertutup maupun terbuka.
Tawakal yaitu sikap selalu bertawakal kepada Allah dengan penuh harapan kepada-Nya dan keyakinan bahwa Dia akan menolong manusia untuk mencari dan menemukan jalan yang terbaik. Syukur, yaitu sikap mensyukuri dan menghargai, dalam hal ini atas segala nikmat dan anugerah yang tak terhitung jumlahnya yang telah Tuhan anugerahkan kepada manusia. Sabar yaitu sikap tabah dalam menghadapi segala kepahitan hidup, besar dan kecil, jasmani dan rohani, fisiologis dan psikis, karena keyakinan yang teguh bahwa kita semua berasal dari Allah dan akan kembali kepada-Nya.
Terwujudnya akhlak dalam kehidupan seseorang meliputi akhlak terhadap Allah SWT, terhadap sesama manusia, dan terhadap lingkungan. Kepribadian seorang guru sangat mempengaruhi perannya sebagai pendidik dan pembimbing peserta didik, tidak hanya melalui materi yang disampaikannya atau metode penyampaian yang digunakannya, tetapi melalui kepribadiannya secara keseluruhan. Pendidikan dan bimbingan tidak hanya berlangsung dalam situasi formal, tetapi juga dalam interaksi informal yang tidak hanya diajarkan, tetapi juga ditularkan.Kepribadian seorang guru adalah kesatuan antara kualitas pribadinya dengan perannya sebagai pendidik, guru dan pembimbing.
Dari uraian di atas terlihat bahwa hakikat pekerjaan seorang guru sangat berbeda dengan pekerjaan lainnya, ia tidak hanya melaksanakan tugas dengan tangan dan pikirannya saja, melainkan dengan seluruh kepribadiannya.
METEDOLOGI PENELITIAN
Lokasi Dan Waktu Penelitian
Penentuan Informan/Sumber Data
Teknik Pengumpulan Data
Dalam Mengoptimalkan Pembinaan Akhlak Siswa Sekolah Menengah Negeri Se-Kecamatan Bissappu, peneliti akan mewawancarai orang-orang yang telah ditunjuk sebagai sumber data (informan). Dalam pendekatan penelitian kualitatif, wawancara merupakan hal yang penting dalam upaya mengumpulkan data atau memperkaya informasi atau bahan data yang sangat rinci dan hasilnya digunakan untuk analisis kualitatif. Alat perekam digunakan untuk melengkapi catatan lapangan dan mencatat kondisi kegiatan pembelajaran di kelas, selain itu juga dapat digunakan oleh peneliti dalam rangka wawancara dengan guru, namun dalam hal ini digunakan atas izin guru. .
Teknik Analisis Data
Adanya beberapa guru pendidikan agama Islam yang mendapat nilai rendah pada berbagai kompetensi atau multi kompetensi merupakan salah satu indikator lemahnya kinerja guru pendidikan agama Islam di sekolah menengah negeri di kecamatan Bissappu. Berdasarkan observasi peneliti terhadap dokumen formal di seluruh SMP Negeri di Kecamatan Bissappu, diketahui bahwa 95 persen status kepegawaian guru pendidikan agama Islam adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS). Berdasarkan pengamatan peneliti, guru pendidikan agama Islam di SMP Negeri Kecamatan Bissappu berjumlah dua belas orang, semuanya terdaftar atau terdaftar dalam database sertifikasi jabatan guru pendidikan agama Islam.
Fakta tersebut menunjukkan bahwa lembaga atau sekolah mempunyai keinginan yang kuat untuk meningkatkan kualitas dan profesionalisme guru pendidikan agama Islam. Pembinaan akhlak peserta didik di setiap sekolah selalu dilaksanakan oleh khususnya guru pendidikan agama Islam dan didukung oleh sekolah itu sendiri sebagai lembaga pendidikan. Hasil observasi peneliti dilengkapi dengan studi dokumentasi di seluruh sekolah menengah negeri di kecamatan Bissappu. Semua mempunyai program PHBI rutin. Namun implementasinya tergantung kreativitas guru pendidikan agama Islam.
SMP Negeri di Kecamatan Bissappu diharapkan mengintensifkan pelaksanaan program untuk menghasilkan guru pendidikan agama Islam yang profesional dengan fungsi pengawasan intensif dari pejabat yang berwenang. Guru Pendidikan Agama Islam SMP Negeri di Kecamatan Bissappu hendaknya meningkatkan upaya pengembangan akhlak siswa, khususnya untuk pendidikan agama Islam yang termasuk dalam kategori profesional. Hal ini menunjukkan bahwa guru pendidikan agama Islam di Kecamatan Bissappu merupakan guru yang aktif dan selalu mengikuti kegiatan pengembangan profesi dengan berbagai kegiatan pelatihan.
Landasan ini menjadi landasan bagi guru pendidikan agama Islam dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai guru pendidikan agama Islam. Dan pemujaan tersebut dilakukan secara periodik setiap bulannya oleh para guru pendidikan agama Islam, yang dilakukan secara bergiliran setiap bulannya.