PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
Kerangka Pikir
Keadaan saat ini masih banyak guru yang mengeluhkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika yang kurang memuaskan. Seorang guru selalu ingin siswanya menyerap ilmu yang disampaikan dengan baik dan meningkatkan hasil belajarnya. Ketegangan yang diciptakan guru dalam proses pembelajaran menyebabkan kreativitas siswa terhambat akibat tekanan yang diberikan guru.
Sebab pada hakikatnya merupakan tujuan utama proses belajar mengajar, selain untuk mengembangkan ilmu yang dimilikinya. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka model Circuit Learning dihadirkan sebagai salah satu alternatif dalam upaya meningkatkan kualitas dan keberhasilan siswa dalam belajar khususnya pada mata pelajaran matematika.
Hipotesis Penelitian
Ketuntasan hasil belajar matematika siswa kelas III SD Negeri 70 Manjalling Kabupaten Maros mengalami peningkatan baik secara individu yaitu siswa mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 65, dan secara klasikal masing-masing 75% siswa pada kelas tersebut mencapai nilai KKM sebesar 65. skor minimal 65. Aktivitas siswa kelas III SD Negeri 70 Manjalling Kabupaten Maros yang diajarkan dengan Model Pembelajaran Circular mempunyai persentase rata-rata setiap aspeknya mencapai 80% siswa yang terlibat aktif dalam pembelajaran proses. Respon siswa III SD Negeri 70 Manjalling Kabupaten Maros dengan menggunakan Model Pembelajaran Distrik rata-rata persentase setiap aspek mencapai ≥ 80%.
Rata-rata hasil belajar matematika siswa III. kelas di SD Negeri 70 Manjalling Kabupaten Maros setelah pembelajaran menggunakan model pembelajaran sirkular. Rata-rata hasil belajar matematika siswa III. kelas di SD Negeri 70 Manjalling Kabupaten Maros sebelum pembelajaran menggunakan model pembelajaran sirkular.
METODE PENELITIAN
- Jenis Penelitian
- Desain Penelitian
- Populasi dan Sampel
- Variabel Penelitian
- Definisi Opeasional Variabel
- Prosedur Penelitian
- Instrument Penelitian
- Teknik Pengumpulan Data
- Teknik Analisis Data
Untuk 5 kategori diatas, rata-rata skor hasil belajar matematika siswa kelas IIIA SD Negeri 70 Manjalling Kabupaten Maros sebelum diajarkan model Circuit Learning secara umum berada pada kategori “sangat rendah”. Selanjutnya ingin melihat persentase ketuntasan hasil belajar matematika siswa setelah diajar menggunakan model Circuit Learning dapat dilihat pada Tabel 4.3 dibawah ini. Selanjutnya ingin melihat persentase ketuntasan hasil belajar matematika siswa setelah diajar menggunakan model Circuit Learning dapat dilihat pada Tabel 4.6 di bawah ini.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas IIIA SD Negeri 70 Manjalling Kabupaten Maros setelah penerapan Model Circular Learning memenuhi kriteria indikator ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal. Berdasarkan tabel 4.7 terlihat bahwa hasil belajar matematika siswa kelas III SD Negeri 70 Manjalling Kabupaten Maros sebelum dan sesudah penerapan Model Pembelajaran Circular pada mata pelajaran perkalian mengalami peningkatan. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa Model Pembelajaran Circular efektif diterapkan pada siswa kelas III SD Negeri 70 Manjalling Kabupaten Maros.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model Circuit Learning efektif diterapkan di Kelas III SD Negeri 70 Manjalling Kabupaten Maros. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa “Model Circuit Learning efektif diterapkan dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas III SD Negeri 70 Manjalling Kabupaten Maros”. Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah model Circuit Learning efektif diterapkan dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas III SD Negeri 70 Manjalling Kabupaten Maros.
Pembelajaran Matematika dengan menggunakan Model Linked Learning nantinya akan dibahas untuk digunakan di sekolah khususnya di SD Negeri 70 Manjalling Kabupaten Maros. Judul Skripsi: Efektivitas Penggunaan Model Circuit Learning Terhadap Hasil Belajar Matematika Konsep Bidang Sederhana Siswa Kelas III SD Negeri 70 Manjalling Kabupaten Maros. “Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Melingkar Terhadap Hasil Belajar Matematika Konsep Bentuk Bidang Sederhana Pada Siswa Kelas III SD Negeri 70 Manjalling Kabupaten Maros.” Oleh karena itu, perjanjian ini dimaksudkan untuk digunakan seperlunya.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
- Hasil Analisis Statistik Deskriptif
- Hasil Analisis Inferensial
Dari hasil analisis deskriptif sebagaimana terlampir pada file terlampir, statistik hasil belajar matematika siswa kelas III SD Negeri 70 Manjalling sebelum dan sesudah menggunakan Model Circuit Learning pada mata pelajaran bangun datar sederhana adalah sebagai berikut . Pada Tabel 4.1 di atas terlihat bahwa rata-rata nilai tes kemampuan awal siswa Kelas IIIA SD Negeri 70 Manjalling Kabupaten Maros sebelum dilakukan proses pembelajaran dengan menggunakan model Circuit Learning adalah 53,68 dari nilai ideal 100 yang dapat diperoleh. telah dicapai dengan standar deviasi 5,62. Pada Tabel 4.2 di atas terlihat bahwa dari 19 siswa kelas IIIA SD Negeri 70 Manjalling, terdapat 11 siswa (57,90) yang mendapat nilai kategori sangat rendah, terdapat 6 siswa yang mendapat nilai kategori rendah (31,58), siswa yang mendapat nilai sedang (5,26) sebanyak 1 orang dan nilai tinggi sebanyak 1 orang (5,26), serta tidak ada siswa (0%) yang mendapat nilai sangat tinggi.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa Kelas IIIA SD Negeri 70 Manjalling Kabupaten Maros sebelum penerapan model Circuit Learning tidak memenuhi kriteria indikator ketuntasan hasil belajar klasikal siswa. Tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa rata-rata nilai tes bakat awal siswa kelas IIIA SD Negeri 70 Manjalling Kabupaten Maros setelah dilakukan proses pembelajaran dengan model Circuit Learning adalah 77,89 dibandingkan dengan nilai ideal yaitu 100 yang seharusnya dicapai dengan standar deviasi 8,08. Tabel 4.5 diatas menunjukkan bahwa dari 19 siswa kelas IIIA SD Negeri 70 Manjalling, 1 siswa (5,26) mendapat nilai kategori sangat rendah, terdapat 2 siswa yang mendapat nilai kategori rendah (10,53), siswa yang mendapat nilai 2 orang mempunyai nilai rata-rata (10,53) dan 9 siswa mendapat nilai tinggi (47,37) dan 5 siswa (26,31) mendapat nilai sangat tinggi.
Setelah mengkonversi rata-rata nilai hasil belajar siswa sebesar 53,68 ke dalam kategori diatas 5, maka rata-rata nilai hasil belajar matematika siswa kelas IIIA SD Negeri 70 Manjalling Kabupaten Maros sebelum diajar menggunakan model Circuit Learning secara umum berada pada “kategori sedang”. Berdasarkan Tabel 4.1, 4.2 dan 4.3 dapat digambarkan bahwa dari 19 siswa kelas III SD Negeri 70 Manjalling Kabupaten Maros yang dijadikan unit penelitian eksperimen, nilai pre-test pembelajaran matematika secara keseluruhan berada pada kategori sangat rendah. ., 53,68 dari nilai ideal 100, dan hasil post-test berada pada kategori sangat rendah, pembelajaran matematika pada kategori sedang adalah 77,89 dari nilai ideal 100. Angket ini diberikan kepada siswa setelah mereka mengikuti proses pembelajaran menggunakan model Circuit Learning yang mereka isi sesuai dengan perasaan dan pendapatnya tentang kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan tabel 4.8 terlihat bahwa hasil analisis data respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran melalui model pembelajaran melingkar menunjukkan bahwa rata-rata 100% siswa menyatakan model pembelajaran melingkar lebih bermanfaat untuk pembelajaran. matematika, 78,95. % siswa menyatakan bahwa pembelajaran matematika dengan model pembelajaran sirkular melatih saya untuk mampu mengungkapkan pikiran, 94,73% Model pembelajaran sirkular mendorong saya untuk menemukan ide-ide baru, 89,47% Pembelajaran matematika dengan model pembelajaran sirkular membuat saya lebih memahami materi. 100% Siswa puas dengan cara guru mengajar, 94,73% Siswa puas jika guru menilai hasil pekerjaannya, 78,95% siswa puas dengan permasalahan yang diangkat dalam LKS. Dengan demikian, sesuai kriteria keefektifan pada bab III, siswa sudah memberikan respon positif terhadap pelaksanaan pembelajaran menggunakan model Circuit Learning dengan persentase rata-rata sebesar 90,98%. Analisis statistik kesimpulan pada bagian ini digunakan untuk menguji hipotesis yang dikemukakan pada bab III yaitu: terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pretest dan hasil posttest pembelajaran matematika melalui penerapan model pembelajaran sirkular terhadap kelas. AKU AKU AKU siswa.
Pembahasan
Sedangkan hasil belajar matematika siswa Kelas III setelah diterapkan model Circuit Learning berada pada kategori sangat rendah yaitu 5,26%, kategori rendah 10,53%, kategori sedang 10,53%, kategori tinggi 47,37%, dan kategori tinggi 26 in. kategori sangat tinggi: 31%, dan skor rata-rata 77,89%. Kabupaten Maros setelah diterapkan model Circuit Learning dalam pembelajaran matematika konsep bangun datar sederhana memenuhi kriteria ketuntasan hasil belajar klasikal yaitu siswa telah tuntas. Hasil observasi aktivitas siswa dengan menggunakan model Circuit Learning pada siswa kelas III SD Negeri 70 Manjalling kabupaten Maros menunjukkan belum memenuhi kriteria aktif karena menurut indikator aktivitas siswa kegiatan dikatakan berhasil/ efektif apabila minimal 75% siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
Sedangkan hasil analisis data observasi aktivitas siswa diperoleh rata-rata persentase frekuensi aktivitas siswa yang menggunakan Model Circular Learning sebesar 70,57% aktivitas siswa per pertemuan. Dari sini dapat disimpulkan bahwa siswa kurang berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran matematika melalui penerapan Model Circular Learning. Oleh karena itu siswa sesuai kriteria pada Bab III memberikan tanggapan positif terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan model Circular Learning.
Ketuntasan hasil belajar siswa sebelum diterapkan model Circuit Learning yaitu sebanyak 19 siswa sebagai subjek penelitian, ada yang tuntas dan ada yang tuntas setelah diterapkan model Circuit Learning. Artinya siswa tidak mencapai ketuntasan klasikal sebelum penerapan model Circuit Learning dan mencapai ketuntasan klasikal setelah penerapan model Circuit Learning, dimana ketuntasan klasikal tercapai jika minimal 65% siswa di kelas tersebut telah mencapai nilai ketuntasan minimal. Hasil analisis data hasil belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran matematika melalui Model Circuit Learning (posttest) menunjukkan bahwa rata-rata skor mengalami peningkatan yang signifikan atau lebih tinggi yaitu 77,89 dengan rentang skor 40 dibandingkan dengan pretest atau sebelum perlakuan yaitu 53,68 dengan rentang skor 50 maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar setelah dilakukan proses pembelajaran mengalami peningkatan.
Pendidik dapat menerapkan model Circuit Learning untuk mencapai proses pembelajaran yang efektif dengan memperhatikan kesenjangan dalam penelitian ini. Hasil penelitian yang dilakukan dengan berbagai keterbatasan menunjukkan bahwa model pembelajaran sirkular efektif digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Guru disarankan untuk menggunakan model pembelajaran sirkular ini dalam mengajarkan materi inti lainnya.
Eksperimen model pembelajaran Treffinger dan pembelajaran sirkular terhadap kinerja pembelajaran Matematika ditinjau dari pola pikir matematis. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Circular dalam Pembelajaran Matematika Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri Mangunasari 05 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
Meningkatkan pemahaman siswa tentang bangun datar persegi panjang menggunakan pendekatan matematika realistik untuk kelas V SD Inpres Panaikang ½ Kecamatan Panakkukang. Eksperimen Pembelajaran Matematika Model Treffinger dan Circle Learning ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa pada Topik Segi Empat Kelas VII SMP Negeri 1 Klego Boyowali Tahun Pelajaran 2009/2010. Efektivitas Penerapan Model Kolaborasi Tipe Scramble Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VI SD Negeri No.
Bangun datar adalah suatu benda dua dimensi yang dibatasi oleh garis lurus atau garis lengkung. Karena bangun datar merupakan bangun dua dimensi maka hanya mempunyai panjang dan lebar, maka bangun datar hanya mempunyai luas dan keliling saja. Sebelum kita membahas mengenai jenis-jenis figur penerbangan, berikut beberapa istilah yang sering digunakan pada figur pesawat.
Simetri rotasi adalah suatu proses memutar suatu bangun datar kurang dari satu putaran penuh sehingga hasil putarannya sama persis dengan bentuk aslinya. Pihak I dengan ini memberikan persetujuan kepada Pihak II untuk melakukan penelitian di Kelas III SD Negeri 70 Manjalling Kabupaten Maros, sesuai dengan tujuan karya tulisnya yang berjudul.