• Tidak ada hasil yang ditemukan

INDRI WULANDARI - Universitas Muhammadiyah Makassar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "INDRI WULANDARI - Universitas Muhammadiyah Makassar"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Di dunia Barat, karier sudah menjadi pilihan hidup yang lumrah dan utama bagi perempuan. Lebih lanjut Indraswari mengatakan, pernikahan saat ini lebih merupakan sebuah pilihan hidup dan bukan sebuah keharusan, bahkan saat ini angka kelahiran telah menurun di beberapa negara maju dan berkembang. Angka ini sangat rendah dibandingkan dengan keadaan tahun itu, ketika perempuan Singapura rata-rata memiliki 4,9 anak seumur hidupnya.

Di Australia, data dari Biro Statistik Australia menunjukkan bahwa pada tahun 2002, perempuan rata-rata memiliki 1,7 anak seumur hidupnya. Sementara itu, di Indonesia hal serupa juga ditunjukkan: Pada tahun 2000-2005, perempuan rata-rata memiliki 2,3 anak sepanjang hidupnya, jumlah ini menurun dibandingkan tahun lalu. Jumlah perempuan yang kurang tertarik untuk menikah terus meningkat rata-rata 10 persen dari tahun ke tahun.

Jumlah ini semakin meningkat seiring berjalannya waktu, menurut data, jumlah perempuan lajang meningkat sebesar 58 persen pada tahun 2005, dan pada tahun-tahun mendatang jumlah ini akan meningkat sebesar 0,75 persen. Melihat fenomena sosial di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Fenomena Sosial Memilih Tidak Menikah (Di Kalangan Wanita Profesi Di Kota Ende Kabupaten Ende)”.

Rumusan Masalah

Di Jerman, hasil survei yang dilakukan majalah Stern menemukan bahwa lebih dari 80 persen wanita lajang di Jerman merasa sangat bahagia tanpa suami.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

Fenomena Sosial

Pengertian Wanita Karier

Bagi sebagian lainnya, hal ini tentu bukan satu-satunya permasalahan, karir juga merupakan pekerjaan yang tidak bisa dipisahkan dari panggilan hidup. Pemikiran wanita di usia dua puluhan sudah semakin maju, kita sering melihat wanita keluar dari kantor, keluar dari mobil mewah, tinggal di apartemen, menjalani gaya hidup mewah. Wanita karir adalah wanita yang mengutamakan pekerjaan atau karir dibandingkan hal lainnya.

Meskipun sebagian wanita karir menghabiskan waktu dan aktivitasnya dengan pekerjaan, tidak jarang banyak juga yang terlalu fokus pada karirnya hingga tidak terlalu peduli dengan hal lain seperti menikah atau menikah. Menurut Darius, karir berarti memilih pekerjaan yang dilakukan seseorang sesuai dengan kepribadian, minat, bakat, kesanggupan, ketrampilan atau kecerdasannya. Menurut Gibson dkk, karir adalah suatu rangkaian sikap dan perilaku individu yang berkaitan dengan pengalaman dan aktivitas kerja selama rentang hidup orang tersebut.

Gibson juga mengatakan bahwa karier tercermin dalam gagasan untuk berpindah ke peluang kerja lain. Konsep mobilitas ke atas diartikan sebagai hak untuk mencapai pendapatan, status, prestasi, dan kekuasaan yang lebih besar.

Teori Feminis Terhadap Studi Tentang Wanita

Istilah ini digunakan pada tahun 1890-an untuk merujuk pada teori kesetaraan gender dan gerakan untuk mendapatkan hak-hak perempuan. Saat ini literatur internasional mendefinisikannya sebagai pembedaan hak-hak perempuan berdasarkan kesetaraan antara perempuan dan laki-laki. Pada tahun 1960an, tujuan politik feminis terfokus pada penyetaraan perempuan dengan laki-laki.

Gerakan ini dipicu oleh kesadaran bahwa hak-hak perempuan sama dengan laki-laki. Menurut Goefe dalam Sugihastuti dan Suharto, feminisme adalah sebuah teori mengenai persoalan hak antara laki-laki dan perempuan dalam segala bidang. Pada tahun 1960an, tujuan politik feminis terfokus pada penyetaraan perempuan dengan laki-laki.

Dengan memusatkan perhatian pada penyertaan kesetaraan perempuan dalam kerangka teori masa lalu, maka persamaan antara perempuan dan laki-laki semakin ditekankan (Gross, 1986). Dalam bidang sosial, profesi, pendidikan dan khususnya politik, hak-hak kelompok ini memang kalah dengan hak-hak yang dinikmati oleh laki-laki. Selain itu, masyarakat agraris tradisional cenderung menempatkan laki-laki di depan, di luar rumah, dan perempuan di rumah.

Aliran ini mengatakan bahwa kebebasan dan kesetaraan berakar pada rasionalitas dan pemisahan dunia privat dan publik. Perempuan harus mempersiapkan diri untuk mampu bersaing dalam dunia “persaingan bebas” dan mempunyai status yang sama dengan laki-laki. Perempuan juga harus menuntut persamaan hak dan kini saatnya perempuan mempunyai kebebasan berkehendak tanpa bergantung pada laki-laki.

Tren ini muncul sejak pertengahan tahun 70an, ketika sekte ini menawarkan ideologi “perjuangan separatis perempuan”. Secara historis, tren ini muncul sebagai reaksi terhadap budaya seksisme atau dominasi sosial berbasis gender di Barat pada tahun 1960an, khususnya terhadap kekerasan seksual dan industri pornografi. Memahami penindasan laki-laki terhadap perempuan adalah fakta sistem sosial saat ini. Feminisme anarkis lebih merupakan ideologi politik yang memperjuangkan masyarakat sosialis dan menganggap negara dan laki-laki sebagai sumber masalah yang harus dihancurkan secepatnya.

Wanita Karier Lajang

Hal ini semakin didukung oleh perkembangan saat ini yang berdampak pada meningkatnya kesetaraan gender antara perempuan dan laki-laki, sehingga memungkinkan bagi perempuan karir cenderung tegas memilih hidup membujang tanpa peduli dengan apa yang dipikirkan masyarakat, karena bagi pernikahan bukanlah suatu keharusan. Wanita bekerja atau yang sering kita sebut dengan wanita karir kini menjadi topik perbincangan hangat. Fenomena dalam penelitian ini adalah tentang pilihan selibat pada wanita karir di kota Ende kabupaten Ende.

Hal ini bertujuan untuk memberikan gambaran lebih dalam mengenai pandangan wanita karir dan fenomena memilih tidak menikah di Kota Ende, Kabupaten Ende. Pada bab ini peneliti akan menjelaskan dan mendeskripsikan kehidupan wanita karir yang belum menikah di Kota Ende Kabupaten Ende, faktor apa saja yang menghambat wanita karir untuk menikah dan bagaimana caranya. 36. interaksi masyarakat Kota Ende dengan wanita karir yang belum menikah di Kota Ende Kabupaten Ende.

Fenomena tidak menikah bukanlah hal yang sering terjadi dalam kehidupan masyarakat, namun justru sebaliknya. Namun peneliti menemukan ada beberapa wanita profesional di Kota Ende yang sudah memasuki usia dewasa namun belum menikah atau biasa disebut single. Untuk itu peneliti mewawancarai beberapa informan untuk mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan mereka tidak menikah atau tetap melajang.

Berikut hasil observasi dan wawancara peneliti terhadap beberapa informan wanita karir lajang di Kota Ende Kabupaten Ende. Dari pernyataan kedua informan di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa hubungan sosial antara wanita karir dengan masyarakat sekitar sangat baik. Fenomena wanita karir yang memilih untuk tidak menikah bisa dikatakan merupakan sebuah pengorbanan yang harus dilakukan seseorang ketika ingin benar-benar gigih dalam suatu hal.

Menurut peneliti di Desa Mautapaga, Kota Ende, Kabupaten Ende, terdapat 3 orang wanita karir yang saat ini hidup melajang karena lebih memilih fokus pada karirnya. Karena kesibukannya di dunia kerja, para wanita karir ini tetap menjaga hubungan baik dengan masyarakat sekitar. Komunitas lokal juga memiliki opini positif mengenai lebih banyak perempuan profesional yang memilih untuk hidup membujang.

Para wanita profesional lajang ini tetap menjaga nama baik serta menjunjung tinggi kehormatan dan martabat keluarga. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap wanita karir yang memilih untuk tidak menikah di Kota Ende Kabupaten Ende mengenai faktor yang melatarbelakangi wanita karir yang memilih untuk tidak menikah dan bagaimana wanita karir yang memilih untuk tidak menikah dalam berinteraksi dengan masyarakat, maka dapat disimpulkan bahwa wanita profesional memilih untuk tidak menikah, dilatarbelakangi oleh hal-hal berikut: (1) Sudah memikirkan karir dan pekerjaannya. Pilihan hidup lajang bagi perempuan profesional bukanlah sebuah pilihan yang memalukan, namun sudah selayaknya masyarakat memberikan apresiasi karena para perempuan profesional lajang ini berhasil membuktikan bahwa mereka mampu tampil maksimal di dunia kerja.

Jika melihat betapa sibuknya wanita karir yang belum menikah, bagaimana interaksi sosial atau hubungannya dengan masyarakat sekitar?

Gambar 2.1. Bagan Kerangka Pikir
Gambar 2.1. Bagan Kerangka Pikir

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Fokus Penelitian

Data dan Sumber Data

Teknik Pengumpulan Data

Teknik Analisis Data

Secara administratif Desa Mautapaga terbagi menjadi 5 (lima) Kelurahan, 17 (tujuh belas) Rukun Warga (RW) dan 34 (tiga puluh empat) Rukun Tetangga (RT). Dari data mengenai kondisi demografi Desa Mautapaga berdasarkan gender sebagaimana disebutkan di atas, terlihat bahwa jumlah penduduknya didominasi oleh penduduk perempuan yaitu sebanyak 4.971 orang (52%) dan laki-laki sebanyak 4.633 orang (48%). Dari data mengenai kondisi demografi Desa Mautapaga menurut tingkat pendidikan di atas terlihat bahwa jumlah penduduk yang berpendidikan SLTA menempati urutan pertama yaitu sebanyak 3.024 jiwa dan urutan kedua adalah penduduk yang berpendidikan SD. pendidikan yaitu 2.519 orang.

Dari data kondisi demografi Desa Mautapaga menurut mata pencaharian tersebut di atas terlihat bahwa mata pencaharian penduduknya berada pada urutan tertinggi pada kelompok pegawai negeri yaitu sebanyak 917 orang. Dari data kondisi demografi Desa Mautapaga berdasarkan umur tersebut di atas terlihat bahwa rata-rata umur penduduk terbanyak terdapat pada kelompok umur 15 sampai dengan 29 tahun yaitu sebanyak 3.283 jiwa. Peneliti kemudian mewawancarai MYN, saudara laki-laki yang tinggal serumah dengan FD, mengenai pandangannya terhadap pilihan untuk tidak menikah.

Melihat pernyataan kakak-kakaknya, peneliti dapat menyimpulkan bahwa masyarakat setempat selama ini masih menerima baik keberadaan perempuan yang memilih untuk tidak menikah tersebut. Berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan oleh surat kabar Yomuiri di Jepang, 7 dari 10 wanita lajang di Jepang percaya bahwa mereka sangat bahagia hidup sendiri atau tidak menikah. Wanita karir ini bekerja lebih dari sekedar mencari uang, namun juga ingin berprestasi, berarti bagi orang lain, mengaktualisasikan diri dan mengubah image yang selama ini menyatakan bahwa mereka tidak mempunyai kemampuan bekerja secara maksimal.

Gambar 1.1 (wawancara dengan MYN pada 29 Juli 2015)
Gambar 1.1 (wawancara dengan MYN pada 29 Juli 2015)

Tekhnik Pengabsahan Data

Gambar

Gambar 2.1. Bagan Kerangka Pikir
Gambar 1.1 (wawancara dengan MYN pada 29 Juli 2015)
Gambar 1.4 (wawancara SS pada 29 Juli 2015)
Gambar 1.5 (wawancara STM pada 05 Agustus 2015)
+3

Referensi

Dokumen terkait

0411 866972 Makassar vi Materai 10.000 SURAT PERNYATAAN KEABSAHAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Mahasiswa : Widya Anisya Febrianti No Stambuk/NIM : 105721106318