• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah kemampuan berpikir kelancaran siswa kelas XI SMA Barrang Lompo dalam menyelesaikan permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan fisika?”

KAJIAN PUSTAKA

  • Pembelajaran Fisika di SMA
  • Berfikir kreatif
  • Kemampuan berfikir lancar
  • Kerangka pikir

Tujuan pembelajaran fisika di sekolah menengah sesuai standar muatan pendidikan (dalam Fisika pojok Uniflor, 2011) adalah agar siswa mempunyai kemampuan sebagai berikut; Menurut Krulik dan Rudnick (dalam Itasara, 2012), keterampilan penalaran meliputi berpikir dasar, berpikir kritis, dan berpikir kreatif. Agar siswa mempunyai kemampuan bernalar, maka rentang ini perlu mendapat perhatian, terutama pada rentang berpikir kreatif, yaitu berpikir tingkat tinggi yang perlu dikembangkan dalam pembelajaran fisika.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kemampuan berpikir kreatif khususnya berpikir fluida akan dibahas di bawah ini. Menurut Arnyana (dalam Puspitasari, 2012) berpikir kreatif adalah penggunaan proses berpikir dasar untuk mengembangkan atau menemukan gagasan atau hasil yang orisinal, estetis, konstruktif yang berkaitan dengan pandangan dan konsep, yang penekanannya pada aspek berpikir intuitif dan rasional, khususnya dalam menggunakan informasi dan materi yang akan dijelaskan sesuai dengan pandangan asli si pemikir. Sedangkan menurut Uno dan Nurdin Mohamad, berpikir kreatif adalah upaya memecahkan suatu masalah dengan memasukkan seluruh pandangan dan fakta pengolahan data ke dalam otak.

Selain itu Fahmy dan Sitompul (2007) (dalam Puspitasari, 2012) juga mengemukakan pengertian berpikir kreatif yaitu gagasan baru, alternatif baru, solusi baru dan penemuan baru. Berdasarkan pemikiran beberapa tokoh di atas, dapat disimpulkan bahwa berpikir kreatif adalah suatu upaya penyelesaian suatu masalah dengan menggunakan proses berpikir yang orisinal, estetis, dan mendasar. Sedangkan dari pengertian berpikir kreatif di atas, Munandar (2009) (dalam Pratiwi, 2012) mengemukakan bahwa keterampilan berpikir kreatif terdiri dari empat aspek, yaitu keterampilan berpikir kelancaran, keterampilan berpikir fleksibel, keterampilan berpikir orisinalitas, dan keterampilan memproses.

Siswa dapat memenuhi aspek kelancaran jika mampu mengungkapkan banyak ide dengan lancar selama proses pemecahan masalah. Pada aspek elaborasi, siswa dapat mengembangkan dan menambah ide sehingga dapat merinci penyelesaian masalah. Dari aspek berpikir kreatif di atas, Uno dan Nurdin Mohamad mengemukakan indikator atau ciri-ciri kreativitas, yaitu: 1).

Sedangkan menurut Rusman, berpikir kreatif secara umum mempunyai empat tahapan seperti yang dikemukakan Mulyasa, yaitu: 1). Siswa dikatakan kreatif apabila mampu melakukan sesuatu yang menghasilkan suatu kegiatan baru yang diperoleh dari hasil berpikir kreatifnya dan mewujudkannya dalam bentuk suatu karya baru. Seperti yang telah dijelaskan di atas, berpikir kreatif memiliki empat aspek, salah satunya adalah kemampuan berpikir lancar yang akan kita bahas di bawah ini.

METODE PENELITIAN

  • Subjek penelitian
  • Variabel penelitian
  • Definisi operasional variabel
  • Prosedur penelitian
  • Instrumen Penelitian
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis Data

Pengembangan instrumen untuk menguji kemampuan berpikir lancar siswa dalam menyelesaikan permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan fisika. Pembagian instrumen tes kelancaran siswa dalam pemecahan masalah sehari-hari terkait fisika kepada seluruh siswa kelas XI IPA tahun ajaran 2016/2017 di SMA Barrang Lompo. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah lembar tes kemampuan berpikir lancar siswa dalam menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan fisika.

Penilaian tes didasarkan pada kemampuan siswa dalam menyelesaikan permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan fisika melalui indikator sebagai berikut, yaitu (1). Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik observasi, atau observasi terhadap kemampuan berpikir lancar siswa dalam menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan fisika. Menguji kemampuan berpikir lancar siswa XI. kelas IPA dalam memecahkan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan fisika, sesuai dengan pokok bahasan penelitiannya.

Penilaian terhadap kemampuan berpikir lancar siswa dalam menyelesaikan permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan fisika, dengan memberikan skor pada setiap butir tes berdasarkan indikator yang diukur. Secara umum analisis deskriptif skor berpikir fluida siswa fisika kelas XI SMA Barrang Lompo dalam menyelesaikan permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan fisika dapat dilihat pada Tabel 4.1 di bawah ini. Tabel 4.2 menunjukkan bahwa frekuensi kemampuan berpikir lancar siswa paling besar terjadi di dalam kelas

Selain itu, hasil penelitian ini secara deskriptif menunjukkan bahwa siswa masih kurang lancar dalam menyelesaikan permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan fisika. Hasil penelitian ini menggambarkan kriteria penilaian instrumen kemampuan berpikir fluida siswa dalam memecahkan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan fisika.

RUBRIK PENILAIAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA KELAS XI SMA BARRANG LOMPO SAAT INI DALAM MENYELESAIKAN MASALAH SEHARI-HARI BERKAITAN FISIKA. Kunci Jawaban Tes Kefasihan Menyelesaikan Masalah Sehari-hari Yang Berhubungan Dengan Fisika. Data penilaian kemampuan berpikir lancar siswa kelas XI SMA Barrang Lompo dalam menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan fisika.

Tabel 3.1 Rubrik penilaian kemampuan berpikir lancar
Tabel 3.1 Rubrik penilaian kemampuan berpikir lancar

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis data yang telah diuraikan di atas, hasil penelitian ini berhasil mengungkap tingkat kemampuan berpikir fluida teman sekelas. Hasil penelitian ini ditunjang dengan tingginya persentase siswa di kelas tersebut. Hal ini terlihat dari tiga kategori untuk setiap soal yang diberikan, dengan soal pertama yang diberikan kepada peserta adalah soal sehari-hari yang berkaitan dengan materi yang berfokus pada fisika, dan hasil yang diperoleh. berada pada kategori sedang (cukup lancar), sedangkan untuk soal kedua yang diberikan kepada siswa adalah soal sehari-hari yang berkaitan dengannya.

Sedangkan soal-soal pada soal nomor satu dan tiga masih sulit untuk diselesaikan walaupun sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan karena siswa kurang terbiasa melakukan observasi pada saat pembelajaran fisika, serta kurangnya pemanfaatan lingkungan sebagai contoh yang dapat dijadikan bahan pembelajaran dalam menyelesaikan permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan fisika di lingkungan sekitar. Dalam hal ini juga ditemukan bahwa dalam kehidupan sehari-hari, siswa kurang terbiasa menerapkan ilmu yang diperolehnya dari pembelajaran fisika, dan siswa kurang menyadari relevansi fisika dalam menyelesaikan permasalahan sehari-hari.

Siswa hanya mengetahui teori-teori dalam fisika dan masih belum begitu lancar dalam kaitannya dan penerapannya dalam menyelesaikan permasalahan kehidupan sehari-hari. Apabila siswa lebih sering dilatih penerapan peristiwa fisika dalam kehidupan sehari-hari, maka dapat dikatakan siswa dapat berpikir lancar dalam menyelesaikan permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan fisika di lingkungan sekitar dan mengetahui teorinya. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kelancaran kelas

Bagi guru fisika sekolah menengah, penyajian kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran hendaknya dibarengi dengan pemberian materi dan melakukan praktik terkait fenomena fisika pada area yang relevan. Kepada peneliti lain agar dapat melanjutkan dan mengembangkan penelitian serupa dengan variabel yang lebih banyak dan populasi yang lebih luas, sehingga hasilnya lebih meyakinkan dalam meningkatkan kemampuan berpikir lancar siswa dalam menyelesaikan permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan fisika. NAMA-NAMA SISWA KELAS XI IPA SMA BARRANG LOMPO MAKASSAR YANG MENJADI MATA PELAJARAN.

3 = jika penyelesaian yang diberikan logis, berkaitan dengan fisika, tetapi tidak jelas 2 = jika penyelesaian yang diberikan logis, tetapi tidak berkaitan dengan fisika. 3: jika penyelesaian yang diberikan logis, berkaitan dengan fisika, tetapi tidak jelas 2: jika penyelesaian yang diberikan logis, tetapi tidak berkaitan dengan fisika. Tuliskan jawaban atau solusi sebanyak-banyaknya berdasarkan pemikiran dan pengalaman Anda dalam waktu singkat, jangan sampai menipu teman Anda.

PENUTUP

Saran

Jika ada 25 orang yang berangkat ke Makassar, jelaskan bagaimana caranya agar perahu tidak tenggelam dan semua orang dapat sampai dengan selamat di tempat tujuan. Jika satu-satunya cahaya yang tersedia hanyalah lilin, jelaskan bagaimana Anda akan mendesain lilin untuk menerangi ruangan dengan cahaya maksimal. Namun pada siang hari, sumber listrik tidak bisa digunakan untuk menyuplai air ke lantai dua karena listrik padam pada siang hari.

Jika warga ingin meninggikan air ke lantai dua pada siang hari, jelaskan bagaimana air tetap bisa ditinggikan tanpa harus diangkat. Cara agar perahu tidak tenggelam dan dapat menampung 25 orang adalah dengan memberikan ruang atau void pada perahu agar massa jenis udaranya lebih besar dibandingkan massa jenis benda atau perahu yang mempunyai kapasitas lebih. posisi penumpang di atas perahu untuk menyeimbangkan perahu dengan cara menyesuaikan posisi penumpang dengan titik berat perahu, atau dengan kata lain posisi penumpang berada di depan, tengah, dan belakang (di masing-masing sisi perahu). kapal). kapal). Cara memanfaatkan lilin sebagai alat penerangan adalah dengan memanfaatkan pantulan cahaya dari cermin dengan menempatkan cermin di dekat lilin sehingga cahaya dari lilin dapat terpantul di cermin dan mencerahkan cahaya ruangan. Lilin dibentuk dengan merancang suatu benda berupa plastik bening yang diletakkan di sekeliling lilin untuk mengumpulkan cahaya sehingga cahaya lilin dapat menyebar ke seluruh ruangan.

Air diangkat ke lantai dua dengan cara memompa air dari sumur menggunakan ember yang diikat dengan tali.Ember dapat ditarik ke atas dengan lebih mudah dengan menggunakan katrol sebagai bagian dari mesin sederhana. dan membuat saluran air yang langsung terhubung dengan tangki air.

Gambar peneliti melakukan uji coba instrument pada peserta didik di SMAN 3 Sungguminasa
Gambar peneliti melakukan uji coba instrument pada peserta didik di SMAN 3 Sungguminasa

Gambar

Tabel 3.1 Rubrik penilaian kemampuan berpikir lancar
Tabel 4.1 Gambaran Umum Kemampuan  Berpikir  Lancar  Peserta Didik  Kelas XI  IPA  SMA  Barrang  Lompo Dalam Memecahkan  Masalah  Sehari-Hari  Yang  Berkaitan Dengan Fisika
Tabel 4.2 Distribusi  Frekuensi, Pengkategorian Dan  Presentase Kemampuan Berpikir Lancar Peserta Didik Kelas XI IPA SMA Barrang Lompo Dalam Memecahkan Masalah Sehari-Hari Yang Berkaitan Dengan Fisika
Gambar 4.1 Histogram Pengkategorian kemampuan  berpikir lancar  peserta didik  kelas  XI  IPA  SMA  Barrang  Lompo  dalam  memecahkan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan fisika
+3

Referensi

Dokumen terkait

SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini, Nama : Tri Krisdiani NIM : 1601060071 Program Studi : Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Purwokerto