• Tidak ada hasil yang ditemukan

TGS MAKALAH SEJARAH

N/A
N/A
Meysi dwi adelia amanda

Academic year: 2025

Membagikan "TGS MAKALAH SEJARAH"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Dwifungsi ABRI: Peran Ganda Militer dalam Orde Baru

MAKALAH

diajukan untuk memenuhi tugas akhir mata pelajaran Sejarah

oleh

Galih Satria Ananda 0074022920

12.9

SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 12 KABUPATEN TANGERANG

PROVINSI BANTEN

2025

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

Dwifungsi ABRI: Peran Ganda Militer dalam Orde Baru

oleh

NAMA :Galih Satria Ananda

NISN :0074022920

KELAS :12.9

Guru mata pelajaran Tangerang,...Februari 2025

Sejarah, Penyusun/ Penulis,

Ine Susilowati, S.Pd Galih Satria Ananda

Wali Kelas 12.9,

Riza Elfira, S.Pd

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul "Dwifungsi ABRI: Peran Ganda Militer dalam Orde Baru" ini dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini disusun sebagai upaya untuk memahami lebih dalam mengenai peran Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) dalam politik dan pemerintahan pada masa Orde Baru, serta dampaknya terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan, baik dalam bentuk informasi, saran, maupun motivasi.

Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dalam memahami sejarah politik Indonesia, khususnya terkait dengan peran militer dalam pemerintahan. Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk penyempurnaan makalah ini di masa depan.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang bermanfaat dan menjadi referensi yang baik bagi pembaca.

Tangerang,…Februari 2025 Penulis

Galih Satria Ananda

(4)

DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan...i

Kata Pengantar...ii

Daftar Isi...iii

BAB I: PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang Masalah...1

B. Rumusan Masalah...1

C. Tujuan Masalah...1

BAB II: DISKUSI...2

A. Pengertian dari Dwifungsi ABRI...2

B. Penerapan Dwifungsi ABRI pada Orde Baru...3

C. Dampak Positif dan Negatif Dwifungsi Abri...4

BAB III: KESIMPULAN...6

DAFTAR PUSTAKA...7

(5)

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Dwifungsi ABRI adalah doktrin militer yang memberikan peran ganda kepada Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) dalam bidang pertahanan dan politik. Konsep ini berkembang pesat pada masa Orde Baru (1966–1998) di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto. Pemerintah menggunakan doktrin ini sebagai alat stabilisasi nasional, tetapi dalam praktiknya, dwifungsi ABRI juga menyebabkan militer terlalu dominan dalam berbagai aspek kehidupan bernegara. Keterlibatan militer dalam politik dan pemerintahan memiliki dampak yang sangat besar bagi Indonesia. Di satu sisi, Dwifungsi ABRI berhasil menciptakan stabilitas politik dan keamanan. Namun, di sisi lain, kebijakan ini juga membuka ruang bagi munculnya otoritarianisme, pelanggaran hak asasi manusia (HAM), serta menghambat perkembangan demokrasi.

B. Rumusan Masalah

 Apa yang dimaksud dengan Dwifungsi ABRI?

 Bagaimana penerapan Dwifungsi ABRI pada masa Orde Baru?

 Apa dampak positif dan negatif dari Dwifungsi ABRI bagi Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

Menjelaskan konsep Dwifungsi ABRI dan latar belakangnya, Menganalisis penerapan Dwifungsi ABRI dalam politik dan pemerintahan Orde Baru, Mengidentifikasi dampak Dwifungsi ABRI terhadap kehidupan sosial, ekonomi, dan politik Indonesia.

(6)

BAB II

PEMBAHASAN

Dwifungsi ABRI adalah konsep yang menempatkan militer tidak hanya sebagai alat pertahanan negara tetapi juga sebagai kekuatan sosial-politik.

Konsep ini mulai dikembangkan sejak era Demokrasi Terpimpin di bawah Soekarno, tetapi menjadi lebih sistematis pada masa Orde Baru. Secara resmi, Dwifungsi ABRI diperkuat dalam Ketetapan MPR No. IV/MPR/1973 dan Ketetapan MPR No. II/MPR/1983, yang memberikan legitimasi bagi peran militer dalam pemerintahan. Dengan kebijakan ini, militer memiliki posisi strategis dalam mengendalikan politik dan keamanan nasional.

A. Pengertian dari Dwifungsi ABRI

Dwi Fungsi ABRI adalah doktrin yang menempatkan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) dalam dua peran utama, yaitu:

 Sebagai kekuatan pertahanan dan keamanan, bertugas untuk menjaga kedaulatan negara dari ancaman luar maupun dalam negeri.

 Sebagai kekuatan sosial-politik, yang memberikan hak kepada ABRI untuk terlibat dalam pemerintahan dan berbagai sektor sosial, ekonomi, serta pembangunan nasional.

Doktrin ini berkembang terutama pada masa Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto, yang menjadikan militer sebagai kekuatan utama dalam pemerintahan. Dengan adanya Dwi Fungsi, militer tidak hanya berperan sebagai alat pertahanan negara, tetapi juga sebagai aktor politik yang aktif dalam pengambilan kebijakan nasional. Konsep ini dikukuhkan dalam Ketetapan MPR No. IV/MPR/1973, yang memberikan legitimasi bagi ABRI untuk terlibat dalam pembangunan negara. Namun, peran ganda ini juga menimbulkan banyak dampak negatif, seperti otoritarianisme, korupsi, serta pelanggaran hak asasi manusia. Setelah reformasi 1998, Dwi Fungsi ABRI dihapuskan, dan terjadi pemisahan antara Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri), yang mengembalikan militer ke peran utamanya sebagai alat pertahanan negara.

(7)

B. Penerapan Dwifungsi ABRI Pada Masa Orde Baru

Pada masa Orde Baru (1966–1998), Dwi Fungsi ABRI diterapkan secara sistematis dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Militer tidak hanya berperan dalam bidang pertahanan dan keamanan, tetapi juga berfungsi sebagai kekuatan sosial-politik yang turut mengendalikan pemerintahan dan pembangunan nasional. Berikut adalah beberapa bentuk penerapan Dwi Fungsi ABRI pada masa Orde Baru:

1. Dominasi Militer dalam Pemerintahan

Salah satu bentuk nyata dari Dwi Fungsi ABRI adalah keterlibatan militer dalam pemerintahan, baik di tingkat pusat maupun daerah.

 Kehadiran Fraksi ABRI di DPR.

ABRI memiliki kursi khusus di parlemen (DPR dan MPR) tanpa melalui pemilu. Melalui jalur ini, militer memiliki pengaruh besar dalam perumusan kebijakan negara.

 Militer di Jabatan Birokrasi

Memilih naik tangga daripada lift atau eskalator.

Banyak posisi strategis di pemerintahan diisi oleh perwira militer, termasuk gubernur, bupati, dan wali kota. ABRI juga memiliki peran penting dalam menentukan kebijakan daerah dan pusat.

 Peran ABRI dalam Golkar

ABRI menjadi salah satu kekuatan utama yang mendukung Golongan Karya (Golkar) dalam setiap pemilu. Dengan dukungan militer, Golkar selalu menang dalam pemilu selama era Orde Baru.

2. Kontrol terhadap Stabilitas Politik dan Keamanan

ABRI digunakan sebagai alat untuk menjaga stabilitas politik, tetapi juga sebagai sarana untuk membungkam oposisi.

 Pengawasan dan Penindasan Oposisi

Kritik terhadap pemerintah ditekan melalui operasi militer dan intelijen.

Kasus penculikan dan penghilangan paksa aktivis pada tahun 1997–

1998 merupakan contoh nyata dari represi politik oleh militer.

 Peran dalam Penanganan Konflik Sosial

ABRI dikerahkan untuk mengatasi berbagai konflik separatis, di Aceh (Gerakan Aceh Merdeka) dan Papua (Organisasi Papua Merdeka).

(8)

3. Keterlibatan Militer dalam Sektor Ekonomi

Selain berperan dalam pemerintahan dan politik, ABRI juga memiliki andil besar dalam ekonomi nasional.

 Pengelolaan Perusahaan Militer

Militer menguasai berbagai sektor ekonomi melalui yayasan dan perusahaan milik ABRI, seperti Yayasan Kartika Eka Paksi (TNI AD) dan Yayasan Trikora (TNI AU). Banyak perusahaan yang dikelola oleh militer mendapat keuntungan besar melalui proyek-proyek pemerintah.

 Bisnis dan Pengelolaan Sumber Daya Alam

ABRI terlibat dalam pengelolaan hutan, pertambangan, dan perkebunan. Sering kali, keterlibatan ini tidak transparan dan menimbulkan berbagai kasus korupsi.

C. Dampak Positif dan Negatif Dwifungsi ABRI bagi Indonesia

Doktrin Dwi Fungsi ABRI memberikan militer peran ganda sebagai alat pertahanan negara dan kekuatan sosial-politik. Kebijakan ini memiliki dampak besar bagi Indonesia, baik dalam aspek politik, sosial, maupun ekonomi. Berikut adalah dampak positif dan negatif dari penerapan Dwi Fungsi ABRI:

1. Dampak Positif Dwifungsi ABRI

 Stabilitas Politik dan Keamanan.

ABRI berperan dalam menjaga stabilitas politik selama Orde Baru.

Pemerintahan berjalan tanpa gejolak politik yang signifikan, sehingga kondisi negara relatif aman.

 Pembangunan Nasional yang Terarah

Militer ikut serta dalam pembangunan infrastruktur, seperti jalan, jembatan, dan irigasi. Program ABRI Masuk Desa (AMD) membantu pembangunan di daerah terpencil.

 Penguatan Nasionalisme dan Persatuan

Melalui peran sosial-politik, militer membantu memperkuat semangat nasionalisme. Keberadaan militer dalam pemerintahan dianggap sebagai upaya mempertahankan kesatuan dan persatuan bangsa.

(9)

ABRI digunakan sebagai alat untuk mempertahankan kekuasaan pemerintah, terutama pada masa Orde Baru. Kritik terhadap pemerintah sering kali dibungkam melalui tindakan represif oleh aparat militer, termasuk penculikan dan penghilangan paksa aktivis.

 Korupsi dan Kolusi dalam Pemerintahan

Banyak pejabat militer yang menduduki jabatan penting dalam pemerintahan dan bisnis, sehingga praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) berkembang pesat. Militer menguasai berbagai sektor ekonomi melalui yayasan dan perusahaan militer yang kurang transparan.

 Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM)

ABRI sering terlibat dalam pelanggaran HAM, seperti kasus Tragedi Tanjung Priok (1984), Peristiwa Santa Cruz di Timor Timur (1991), dan penculikan aktivis 1997–1998. Penindakan terhadap gerakan separatis sering kali disertai dengan kekerasan dan pelanggaran HAM.

 Menghambat Demokratisasi

Dengan dominasi militer dalam politik, demokrasi sulit berkembang di Indonesia. Pemilu pada masa Orde Baru tidak berjalan adil karena militer selalu mendukung Golkar.

 Kurangnya Profesionalisme Militer

Karena lebih banyak terlibat dalam politik dan ekonomi, militer tidak sepenuhnya fokus pada tugas utama sebagai alat pertahanan negara.

Reformasi sektor pertahanan menjadi tertunda akibat keterlibatan militer dalam pemerintahan.

BAB III

KESIMPULAN

(10)

Dwi Fungsi ABRI adalah doktrin yang memberikan peran ganda bagi militer Indonesia, yaitu sebagai kekuatan pertahanan dan keamanan serta kekuatan sosial- politik. Doktrin ini diterapkan secara luas pada masa Orde Baru (1966–1998), di mana militer memiliki pengaruh besar dalam pemerintahan, politik, ekonomi, dan kehidupan sosial masyarakat.

Penerapan Dwi Fungsi ABRI membawa dampak positif seperti stabilitas politik, pembangunan nasional yang lebih terarah, serta penguatan nasionalisme dan persatuan. Namun, dampak negatifnya jauh lebih besar, termasuk otoritarianisme, korupsi, pelanggaran hak asasi manusia, dan penghambatan demokratisasi.

Dominasi militer dalam politik juga menyebabkan kurangnya profesionalisme dalam bidang pertahanan.

Setelah Reformasi 1998, Dwi Fungsi ABRI dihapus, dan terjadi pemisahan antara Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri).

Reformasi sektor keamanan ini bertujuan untuk membangun sistem pemerintahan yang lebih demokratis, transparan, serta mengembalikan militer ke fungsi utamanya sebagai alat pertahanan negara.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Kompas.com Dwifungsi ABRI, (2020) Apa arti Dwifungsi ABRI. Diakses 20 Februari 2025,

Dari.https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/31/121151169/apa-arti- dwifungsi-abri

Kumparan.com Dwifungsi ABRI, (2022) Penerapan Dwifungsi ABRi pada Masa Orde Baru. Diakses 20 Februari 2025,

Dari.https://kumparan.com/salma37220/dwifungsi-abri-pada-masa-orde- baru-1xirX4Hp72Y

Brainly.com Dwifungsi ABRI, (2017) Dampak Positif dan Negatif Dwifungsi ABRI.

Diakses 21 Februari 2025, Dari https://brainly.co.id/tugas/9148303

Referensi

Dokumen terkait

Pada masa pemerintahan Orde Baru peran serta kalangan ABRI dalam bidang sosial politik-ekonomi menjadi penyokong kuat bagi Soekarno untuk dapat berkuasa lebih lama,

DAMPAK PARIWISATA, BAIK DAMPAK POSITIF MAUPUN DAMPAK NEGATIF DARI PARIWISATA TERHADAP EKONOMI, POLITIK, SOSIAL BUDAYA, DAN LINGKUNGAN .... 22

Paradoksal fenomena di atas, yakni jumlah manusia Muslim Indonesia yang sangat besar akan tetapi tidak memiliki kekuatan ideologi, kekuatan politik, kekuatan ekonomi, kekuatan

Dari sisi internal, sejak awal sudah ada keinginan ABRI untuk memainkan peran dalam politik Indonesia dan tidak ingin hanya menjadi alat kekuasaan sipil seperti yang berlaku di

Negara indonesia telah menjupai begitu banyak ancaman menyangkut pertahanan dan keamanan.. nasional, ancaman yang terjadi telah menimbulkan dampak

Pada bagian ini menjelaskan mengenai hasil dari pemilihan itu sendiri,dampak Orde Baru terhadap partai politik dan fungsi militer sebagai kekuatan politik pemerintah,

“Oom Pasikom” di suratkabar KOMPAS mampu bertahan selama lebih dari 30 tahun dalam iklim politik yang sangat didominasi oleh peran militer (ABRI) dan kerap.

Dampak negatif yang muncul dengan adanya karyawan perempuan yang menjalani peran ganda yaitu para peran ganda di Perusahaan Sarana Logistik mengalami kesulitan dalam menjalan kedua