BAB 30. KEAMANAN DAN PERTAHANAN
GARIS BESAR PEIVIBANGUNAN BIDANG KEAMANAN DAN PERTAHANAN
403. Penilaian Angkatan Perang oleh Dewan Keamanan atau De wan Pertahanan Nasional
Pembangunan Angkatan Perang tidak dapat dilakukan berda sarkan penilaian strategis satu kali sadja, tetapi harus dilaku kan berdasarkan penilaian strategis jang terusmenerus (kon tinu) sehingga perentjanaan itu selandjutnja harus dilakukan pada tingkat Dewan Keamanan atau Dewan Pertahanan Na sional beserta Gabungan Kepala Staf Angkatan. Dasarpokok dan faktor jang perlu diperhatikan serta usaha jang dapat dilakukan dirumuskan dibawah ini
404. Perundangundangan
a. Pelbagai Undang2, Peraturan Pemerintah serta peraturan hu
kum lainnja dibidang keamanan dan pertahanan, didasarkan atas Undang2 Dasar Sementara. Dengan berlakunja kembali
Undang2 Dasar 1945, dan ditetapkannja Manifesto Politik
1959 sebagai Haitian Negara, undang2 serta
:peraturan2 itu
perlu ditindjau kembali guna disesuaikan dengan perkem bangan keadaan maupun keperluan untuk djangka waktu jang agak pandjang dengan memperhatikan urutan persoalan jang harus diatur sehingga selandjutnja akan merupa kan serangkaian perundang2an jang selaras dan menurut
sistim dan perentjanaan tertentu.
b. Untuk itu perlu disusun sebuah Undang2. Pokok Pertahanan
jang memberikan ketentuan dasar bagi koiisep pertahanan, jang meliputi baik politik maupun organisasi pertahanan dan jang mengandung dasar bagi peraturan selandjutnja menge nai, tugas, wewenang dan organisasi, Angkatan Perang ser ta Kepolisian Negara R.I.
c. Undang2 Pokok Pertahanan harus memuat:
1. Tudjuan nasional, jang diambil dari U.U.D. 1945 dan Manifesto Politik 1959.
2. Dasar filsafah Negara Pantjasila, sebagai landasan spiri tuil Pertahanan Negara.
3. Tudjuan pertahanan, jang disesuaikan dengan tingkat dan tudjuan perdjuangan nasional kita.
4. Paham bangsa Indonesia tentang perang. 5. Dasar politik pertahanan dan sifat pertahanan.
6. Ketentuan pokok mengenai alat perlengkapan pelaksana. an keamanan Nasional, matjamnja dan tugasnja masing2
Angkatan Perang,
7. Pengerahan dan pengambilan tenaga manusia (militer sukarela, wadjib militer, wadjib bela umum, wadjib latih Pendidikan Pendahuluan Pertahanan Rakjat (P3 R), demobilisasi, veteran, penderita tjatjad dan pahlawan). 8. Persiapan dan penggunaan kekajaan potensi nasional
(bukan manusia) untuk keperluan pertahanan negara, 9. Tugas dan wewenang dalam keadaan damai dan perang
dari alat perlengkapan keamanan nasional.
d. Peradilan militer perlu diatur dalam undang2 jang sesuai de
ngan keadaan.
e. Segi2 pertahanan sipil sebagai komponen dalam pertahanan
negara perlu diatur dalam undang2, berupa undang2 Pen
didikan Pendahuluan Pertahanan Rakjat, wadjib latih dan wadjib bela umum.
f. Dalam Undang2 Pokok Pertahanan mengenai Kepolisian Ne
gara supaja dimasukkan kalimat: „Tugas wewenang dan kewadjiban, pimpinan serta susunan, kepegawaian dan per alatan, serta hubungan kerdja dengan instansi2 lain, diatur
dalam Undang2 Pokok Kepolisian Negara”,
g. Supaja diatur dengan undang2 atau Peraturan2 Pemerintah
atau disesuaikan dengan undang2 jang telah adz', mengenai:
1. Susunan dan tugas Dewan Keamanan Nasional.
2. Susunan dan tugas Departemen Angkatan Udara, Ang katan Darat, Angkatan Laut.
14. Hake lain dari anggota Angkatan Perang.
15. Keadaan bahaja dan susunan serta tugas Penguasa Pe rang Tertinggi,
17. Peraturan sipil : organisasi, tugas serta tata kerdja. 18. Peradilan,
19. Undang2 serta Peraturah Pemerintah lain jang perlu un
tuk mengatur persoalan2 akibat dari Undang2 Pokok
Pertahanan.
§ 405. Dasar pembangunan Angkatan Perang dan Kepolisian Negara.
Fakta2 jang mempengaruhi persoalan :
a. Pertentangan jang berdasar ideologi antara blot Timur dan blok Barat.
b. Dalam pertentangan itu Indonesia merupakan objek, maka dasar ideologi semakin panting artinja bagi Indonesia, c. Politik bebas dan aktif Negara Rd. serta faktor2 jang mem
pengaruhi, jaitu:
1. Sifat bangsa Indonesia jang suka damai dan jang tersimpul dalam Pantjasila.
2. Keipginan bangsa Indonesia untuk membangun negaranja.
3. Letak geografis dan faktor geopolitik Indonesia menje babkan bahwa penarikan Indonesia kesalah satu blok akan merupakan tantangan terhadap pihak lain dan da
e. Keterangan politik dan labilitet ekonomis didalam negeri karena pelbagai sebab.
f. Pengaruh bekas pendjadjahan terhadap kehidupan politik, ekonomi dan kebudajaan.
g. Keamanan dalam negeri dan pertahanan mempunjai antar hubungan jang erat dan Indonesia harus mempersiapkan diri menghadapi kedua2nja sekaligus.
h. Faktor2 tsb, dalam c dan d, memaksa Indonesia mendjalan kan politik pertahanan jang bersifat defensif, disamping po litik luar negeri jang bebas dan aktif,
§ 406. Konsep pertahanan
a. Kita mempunjai politik jang defensip, artinja tidak agresip dan tidak memulai menjerang.
b. Kalau ada sesuatu negara menjerang kita, maka sebaiknja kalau kita menghindari dia masuk kenegara kita. Lebih baik lagi, kalau kita dapat mendatanginja dinegaranja sendiri dan menghantamnja bahkan mengalahkannja dinegaranja sendiri pula, jang untuk sementara belum mungkin dilakukan. telah musuh dapat masuk disalahsatu bagian, kemudian kita dengan tjepat mengerahkan sesuatu kekuatan laut, udara dan darat kedaerah itu dan menghantjurkan lawan disitu. Untuk dapat melakukan gerakan sematfam itu kita harus mendjamin, bahwa kita menguasai lautan dan udara jang menudju kedaerah tadi,
5. Indonesia masih terbelakang dalam tingkat kemadjuan ekonomi, terutama industri, ,
6. Susunan jang berarti untuk sendjataa thermonuclear
strategis belum terdapat di Indonesia, karena urbanisasi masih dalam tingkat permulaan,
7. Pertahanan harus bersifat pertahanan rakjat.
8. Letak geografis Indonesia,
9. Terdapatnja objek strategis jang panting diluar Djawa dimana penduduknja djarang (sedikit).
c. Karena faktor tersebut diatas Indonesia memerlukan Angka tan Perang jang dalam rangka politik pertahanan jang defen sip hares diperhitungkan benar2 oleh tiap agressor, bukan
karena kekuatan menangkisnja, tetapi karena kekuatan me a Keperluan berdasarkan penilaian tjiri2 geografis :
1. Penjempurnaan sistim dan organisasi transpor didarat, laut dan udara untuk memperketjil isolasi dimasa damai memenuhi kebutuhan konsumsi dan selebihnja untuk stockpiling menghadapi masa darurat dan masa perang. 2. Penelitian untuk penjempurnaan teknik dan sistim
penimbunan (stockpiling) dan pengawetan bahan makanan jang berkelebihan.
3. Penemuan dan eksploitasi sumber2 bahan mineral baru
dan perluasan, modernisasi dan rehabilisasi sumbera jang
telah ada.
4. Pemberian pasilitet untuk pengolahan bahan mentah vital untuk industri seperti timah, bauxit dan bensin didalam negeri.
5. Penindjauan jang seksama mengenai kedudukan perusa haan asing jang mengeksploitasi sumber mineral dan mengusahakan perkebunan jang menghasilkan bahan vi tal, agar dimasa darurat dan masa perang kita tidak di hadapkan pada kasulitan setjara mendariak.
6. Penjempurnaan sistim distibusi dan penguasaan. trans por vital seperti transpor minjak, jang king sebagian besar masih ditangan perusahaan asing (tankervloot), oleh negara.
c. Usaha jang diperlukan dibidang industri :
(f) obat2an dan bahan2 kimia, dll..
2. Sedjalan dengan usaha kearah selfsufficiency nasional
3. Dalam menentukan djenis alat transpor dan perhubungan didarat, laut maupun diudara wadjib diutamakan type dan sifat kemampuannja jang sedjauh mungkin memudahkan pemusatan (konversi) kearah penggunaannja bagi kepentingan pertahanan.
4. Demikian pula dalam membangun fasilitet tehnis, pembu kaan djaringan djalan dll., faktor kepentingan pertahanan wadjib turut diperhatikan.
Bahwa adakalanja. perlu dibuka hubungan baru dengan daerah tertentu, jang sekalipun dipandang dart sudut ekonomis tidak akan membawa laba, tetapi dipandang dart' sudut kepentingan pertahanan mempunjai anti vital,
5. Usaha membimbing pelajaran niaga ketjil mempergunakan kapal2 basil produksi rakjat dibagian
tertentu di Indonesia seperti Madura, Makasar, Bandjarmasin, akan sangat membantu fungsi pelajaran pantai dan antar~ pulau,
6. Untuk menjederhanakan pemeliliaraan, perawatan dan perbaikan alat perhubungan ini, azas standardisasi jang sedjauh mungkin adalah faktor jang penting pula dimasa keadaan perang dan keadaan darurat.
e. Usaha dibidang telekomunikasi
1. Modernisasi peralatan dan keperluan sistim perhubungan telekomunikasi perlu tents diusahakan untuk mentjapai suatu keadaan jang sepenuhnja dapat melajani, baik ke'.
pentingan dimasa damai, maupun kepentingan dimasa da rurat dan masa perang,
2. Daerah jang terpentjil dan jang mempunjai arti penting sebagai „outpost” pertahanan negara, perlu dimasuk
kan dalam djaringan sistim telekomunikasi sekalipun di pandang dari sudut kepentingan ekonomis tidak banjak artinja.
3. Peraturan lama tentang izin penggunaan alat telekomuni kasi oleh pihak partikelir perlu ditindjau kembali, agar pengawasan security dapat lebih terdjamin. (saluran, dje nis dan taraf frekwensi).
4. Dalam rangka pengawasan ini, sistim penggunaan ter minal, merupakan suatu usaha untuk memaksakan peng gunaan perhubungan itu setjara saluran terpusat,
5. Penambahan pos pendengar (luisterposten) jang sifat nja mobil serta penggunaan alat jang modern untuk me ngimbangi ,pemakaian djenis pesawat jang berfrekwensi sangat tinggi dan ultra tinggi akan memudahkan pula pengawasan keamanan pemberitaan,
6. Usaha pembangttnan industri jang dapat menghasilkan alat telekomunikasi untuk kebutuhan sendiri akan me lepaskan kita dari keadaan „tergantung” dari pihak luar.
Sedjauh mungkin dalam produksi alat ini, harus diichtiar kan standardisasi.
f. Usaha dibidang mental dan physik :.
1. Diadakan usaha untuk mempertinggi kemakmuran dan kesedjahteraan sebagai dimaksud dengan program "San dang Pangan".
2. Diadakan usaha jang luas untuk mempertinggi tarap ke tjerdasan dan pendidikan, agar masjarakat lebih mudah dapat mengikuti dan mengerti kebidjaksanaan nasional jang membutuhkan hubungan.
3. Diadakan usaha pemberantasan penjakit setjara intensip untuk menambah kondisi physik,
4. Diadakan usaha bimbingan dan penerangan untuk mem pertinggi kesehatan rakjat.
kan lapangan hidup jang lebih baik, sambil mengisi ke kurangan tenaga manusia didaerah jang penduduknja masih sangat kurang,
2. Tugas: menghadapi serangan terbuka maupun perang dingin dalam segi militernja.
3. Komando jang didesentralisasikan,
Menjelenggarakan perang anti gerilja, apabila alat negara lainnja tidak mampu lagi mengatasinja.
(a). Menjelenggarakan perlindungan terhadap penje rangan stategis,
(b). Menghantjurkan atau mengikat Pasukan musuh jang berhasil mendarat.
3. Terhadap perang terbatas dan perang umum :
(a). Menjelenggarakan perlindungan penjerangan stra tegis.
(b). Dengan tetap memelihara kekuatan sendiri, mein bawa musuh kepada titik kelemahan, hingga me mungkinkan serangan pembalasan umum untuk membebaskan kembali wilajah,
4. Pelaksanaan dalam 3 Fase :
(a). Frontal (pertempuran, penghabisan untuk melin dungi dan menjediakan waktu dan ruang untuk peralihan kefase perang wilajah,
(b). Perang wilajah,
c. Operasi dan organisasi :
(d). Operasi penghambat dalam fase pertama perang terbatas
(e).Serangan taktis dalam rangka perang wilajah,
(f). Serangan atau pertahanan dalam rangka pemba lasan umum.
(a). Organisasi komando; desentralisasi komando ber dasarkan keadaan geografi Negara didalam mana Laut merupakan faktor utama,
(b). Organisasi pasukan :
Disusun organisasi induk, jang disesuaikan dengan kebutuhan; dalam hal ini sifat "mobility" dengan
administrative tail" jang seketjil2nja perlu diuta
5. Selandjutnja perang darat, dengan bantuan logistik jang
2. Mematahkan/mengurangi potensi musuh dalam per djalanan,
3. Serangan balasan terhadap lawan dinegara lawan de ngan satuan2 laut dan udara,
4. Mengadakan pendaratan pembalasan atau raids dipantai,
d. Bidang2 pembangunan:
1. Armada niaga/pelajaran ekonomi,
2. Armada mendjamin keamanan pelajaran ekonomi. 3. Armada perang dan satuan2 pendarat (A.L. beserta
KKOAL.nja,
e. Mengadakan pimpinan dan pembinaan jang doktriner dari semua djawatan dan dinas negara jang bersifat maritim (doktrin maritim)
f. Rentjana 5 tahun;
1. Restaurasi pangkalan dan penataran A.L.R.I, 2. Memperbanjak ahli bagi A.L.R.I,
3. Menambah kekuatan satuan2 dan menjempurnakan
ke mampuankemampuan.
4. Memperbaiki djaminan2 sosial, chususnja perumahan
anggota A.L.R.I.
1. Pertahanan wilajah lautan didasarkan atas "these" bah wa sistim pertahanan jang sempurna adalah penjerangan. Untuk hal ini dibangun armada tempur utama.
2. Untuk tugas utama ;
(a) Armada utama (main striking force) jang terdiri dari satuan strategisoffensif.
(b) Armada „domestic” untuk keadaan dalam negeri dan
kewibawaan pemerintah atas seluruh perairan Nusantara.
Armada ini adalah Armada taktis dan terdiri atas kapal patroli medium jang sanggup mendjeladjah seluruh perairan Nusantara,
(c) Satuan KKOAL jang tjukup kuat.
3. Selanidjutnja untuk menguasai wilajah maritim Indone sia jang sangat sulit dan luas perlu dibangun dua satuan
Armada njamuk jang terdiri dari satuan Armada ketjil, tjepat dan berbahaja (kapal motor terpedo, Armada pan tai dan pelabuhan jang tjukup effektip),
5. Untuk togas logistik ;
(a) Armada logistik terdiri dari kapal minjak, kapal ang kut dan kapal pembantu lainnja.
(b) Fasilitet tempat penimbunan barang tertentu, 6. Untuk tugas pemeliharaan dan pembangunan :
(a) Penataran A.L.R.I. dipangkalan jang ditentukan. (b) Galangan untuk pembangunan kapal A.L.R.I.
(c) Satuan konstruksi (Construction Battalions) dipang kalan jang ditentukan,
7. Untuk tugas tambahan :
(a) Komando Patroli Pantai (KOPPNAT) untuk membantu pekerdjaan polisionil, mendjamin berlakunja peraturan dibidang keuangan dan perdagangan. seluruh wilajah lautan Nu santara,
411. Penjusunan Angkatan Udara
a. Rentjana penjusunan kekuatan A.U.R.I. harus didasarkan atas suatu "defence policy" jang ditentukan oleh putjuk
pimpinan pertahanan,
b. Dalam rentjana ini belum diperhitungkan serangan lawan de ngan Intermediate Range Ballistic Missiles (I,R.B,M,), In tercontinental Ballistic Missiles (I,C.B.M) dan Short Range Ballistic Missiles.
c. Kekuatan Angkatan Udara Nasional (Nasional Air Power) harus diwudjudkan dengan penjusunan Angkatan Udara dan dukungan serta bantuan penuh oleh :
1. Penerbangan sipil, jang dikoordinir mendjadi Angkat an Udara Sipil Tjadangan (Civil Air Reserve Fleet),
2. Rakjatjaug berkesadaran udara dan merupakan sumber tenaga manusia fang berguna bagi penerbangan.
3. Industri penerbangan,
4. Industri pertambangan (minjak, aluminium, pipa wadja, dsb). harus mempunjai kesatuan udara untuk tugas2.
(a) Pertahanan udara (air defence), (b) strategis.
(c) taktis,
(d) logistik dan transpor.
2. Djiuga diperlukan kesatuan untuk tugas2
3. Komando pertahanan udara :
(a) tugas menghalang2ngi menjergap, atau membinasa
kan tiap2 usaha penjerangan musuh, sebelum musuh
sampai pada sasaran jang ditudju, atu badan „Civil Air Defence”.
4. Kesatuan Udara .Strategis :
(a). tugas : melumpuhkan kemampuan perang dengan pe njerangan strategis diwilajah musuh,
(b). diperlukan kesatuan udara strategis terdiri dari: (1) squadron pengintaian dan pembom strategis. (2) squadron pesawat tangkis udara (air refuelling
squadron) perluan logistik dan memperbesar mobilitet ang katan perang.
Djika perlu dapat membantu melantjarkan perhu bungan udara, terutama kedaerah fang sukar di tjapai dan fang tidak termasuk djaringan udara sipil, (b) komando angkatan udara terdiri dari:
(1) squadron transpor berat.
(2) squadron transpor sedang,
(a) tugas : menjelenggarakan pendidikan personil Ang katan Udara ("air personnel" dan "ground per sonnel") A.U.R.I. staffcollege A.U.R,I, dan kursusa chusus lain nja.
10. Komando telcnik dan meteriil.
(a) tugas: mengusahakan, memelihara, menjimpan dan menjiapkan materiil A.U.
(b) komando tehnik dan materiil terdiri dari: (1) depot penguasahan meteriil, (2) depot pemeliharaan materiil. (3) depot'penjimpanan materiil,
(4) depot penelitian dan perkembangan (research and development),
(a) Rentjana penjusunan angkatan perang harus disjah kan dan dikoordinir oleh Pemerintah.
(b) Perlu dibentuk Dewan Pertahanan Nasional.
(c) Koordinasi antara ketiga angkatan melalui gabung an kepala staf,
13. Djaminan sosial :
Djaminan sosial para anggota, chususnja para tantama dan bintara A.U.R.I. harus diperhatikan (Perumahan, asrama, kesehatan, pensiun), Djawatan lain jang seimbang dengan sifat tugasnja dan dharma baktinja.
(a) Penjempurnaan susunan, dialokasi dan peralatan ke satuan operatif.
(b) Penjempurnaan pendidikan (kedjuruan, kemahiran dan ahlak).
(c) Penguasaan daerah perbatasan untuk mentjegah pe njelundupan. mampu, berbakat, valid dan progressip sesuai dengan kebutuhan revolusi dewasa sehingga perubahan djiwa dikalangan kepolisian dapat lebih dirasakan oleh masja rakat,
2 Chusus :
(a) Penentuan formasi organik (i.c. diolokasi, rangvan deling) sesuai dengan kebutuhan sekarang,
(b) Mentjapai imbangan antara penduduk dan kekuatan polisi 700: 1.
(c) Menjesuaikan ketentuan kepegawaian selaras dengan kebutuhan revolusi,
(d) Usaha penjaluran tenaga jang tidak mampu menje suaikan diri dengan wadjah baru Kepolisian Negara dengan tiara jang sesuai dengan azas perikemanusiaan.
(e) Mempertinggi kegembiraan bekerdja; penjempurnaan "uiterlijk vertoon" daripada warga
(a) Menjesuaikan usaha pendidikan dengan keperluan jang dirasakan oleh Urusan Pegawai Markas Besar P'olisi Negara,
(b) Usaha kearah penjempurnaan daripada alat pendidi kan disegala tingkatan (dari.pendidikan rendah sam pai ke P.T.I.K,), baik tentang peralatan maupun te naga pendidikannja.
(c) Didalam pendidikan, selain peladjaran jang bersifat tehnis, akan lebih diperhatikan pula pendidikan dila pangan moral serta kesadaran bernegara dengan se gala seginja.
e. Kesedjahteraan :
1. Usaha sedjauh mungkin mentjukupi kebutuhan sehari2
dari anak buah,
6. Mentjukupi serta memudahkan;tjara memperoleh obat2 an
7. Penjediaan peralatan untuk rekreasi, olahraga dan seba g.ainja untuk anggauta korps, chususnja jang diasrama kan.
f. Mental.
1. penanaman.
2. penanaman Manifesto Politik 1959.
3. demokrasi terpimpin dan Sosialisme Indonesia. 4. arti kembali ke Undanga Dasar 1945.
Tjatatan : Projelt pembangunan Kepolisian dimasukkan dalam ra dibidang produksi, mendekatkannja dengan rakjat setjara le bih intensip.
Walaupun demikian harus didjaga, agar tugas jang dipikulkan pada Angkatan Perang dan Kepolisian Negara dalam sektor produksi hendaknja djangan sampai melampaui kapasitet Ang katan Perang dan Kepolisian Negara. mengingat bahwa penu naian tugas Angkatan ini sendiri dalam bidang pertahanan dan keamanan harus dapat diselenggarakan sebaikanja dan diuta
makan lebih dahulu sebelum berusaha mengadakan bantuan da lam lapangan produksi.
Dengan demikian sumbangan Angkatan Perang dan Kepolisian Negara dalam sektor produksi harus terutama ditundjukkan untuk mentjapai "selfsupporting" dalam keperluan sendiri dan
berupa bantuan kepada masjarakat apabila dapat disediakan tenaga dari Angkatan Perang darn Kepolisian Negara dengan tidak merugikan tugas Angkatan itu sendiri.
e. mempertinggi produksi perikanan darat dan laut,
3. merealisir bahwa "Jalesveva Jayemahe" bukan hanja
sembojan untuk A,L.R.I., tetapi sembojan nasional, se bah hanja dengan menguasai lautan, negara dan hangsa dapat djaja".
b. Dibidang ekonomi Angkatan Laut dapat membantu dalam : mampuan penatalan Angkatan Laut dipertinggi sede mikian rupa sehingga dapat mengatasi kesukaran pemeliharaan materiil angkatan laut clan armada negara serta armada niaga. e. Dibidang kegiatan kemasjarakatan Angkatan Laut dapat
membantu dalam :
1. pertumbuhan perikanan.
2. mendjamin keamanan perikanan, pelajaran niaga, penjapuan randjau, dan lain',
3. mengawasi bahwa semua tanda, suar dan lain' beker dja dengan baik, bahwa perairan wilajah Indonesia be narbenar aman untuk dilajari,
4. penjelenggaraan pemilihan umum dipulau terpentjil dan djauh,
5. membantu kepala daerah mengawasi wilajahnja dipulau pulau.
f. Keluar negeri armada Angkatan Laut dapat dikirim sebagai duta negara ("grey ambassadors"),
g. Kedaerahan, armada Angkatan Laut adalah lambang kewi baivaan Pemerintah Pusat.
h. Angkatan Laut, dengan tidak perlu mengadakan aksi ter adalah barometer kekuatan strategis negara bagi luar negeri. i. Angkatan Laut dapat membantu menjelenggarakan penolo
ngan ketjelakaan dilaut dan dipelabuhan, djika diperlengkapi dengan alat untuk hal tersebut (S.A.R. = Sea Air Roocne). Djika ada kebakaran dipelabuhan atau dikapal, penjemburan air dari kapal chusus dapat dikerahkan untuk memadamkan.