BAB 35 SUMBER PEMBIAJAAN
§ 578. Djika diteliti daftar diatas djelaslah bagi kita, bahwa usaha dilapangan pembangunan selama sepuluh tahun jang lampau hampir tidak berarti sama sekali, djika diingat :
a. keinginan jang besar dari bangsa Indonesia jang merdeka untuk hidup pada tingkatan jang lebih tinggi dan djumlah penduduk jang bertambah 2,3% setiap tahun.
b. kemudian harus pula diperhatikan utang Negara kepada Bank Indonesia dan kepada pihak asing. Sebaliknja seluruh dunia mengetahui, bahwa Indonesia adalah negara terkaja, no.3 didunia ini (U.S.A. dan U.S.S.R.).
Sekarang timbul pertanjaan : apakah masih tjukup modal kita untuk membiajai Pembangunan Semesta ini dan sekaligus me lunasi utang2 kita. Sebelum kita memikirkan modal pembiajaan
pembangunan dalam arti jang sempit, ada baiknja djika kita menindjau dahulu soal modal ini dalam arti jang lebih luas, Didalam Manifesto Politik, telah diuraikan mengenai stookop name tentang modal nasional kita. Pada waktu ini kita memiliki 7 djenis modal nasional:
1. Undang2 Dasar 1945 dan djiwa revolusi 1945.
2. Hasil pikiran dan keringat rakjat sedjak tahun 1945 jang berupa hasil materiil, tenaga baru dan kader baru dalam segala lapangan.
3. Kekuatan ekonomi jang mendjadi milik nasional jang ber tumbuh dibawah pengawasan nasional jang telah melipu ti 75% dari seluruh kekuatan jang berada di Indonesia, 4. Angkatan Perang jang makin kuat dan administrasi Peme
rintah jang makin baik,
5. Wilajah kekuasaan Republik Indonesia jang kompak uni taris dan amat luas, jang letaknja amat strategis dalam po litik dan ekonomi dunia, serta djumlah manpower jang melebihi 90 djuta.
6. Kepertjajaan pada kemampuan dan keuleian bangsa sen diri jang sudah dibuktikan pada djamhn jang lampau.
7. Kekajaan alam, kekajaan diatas bumi dan 'kekajaan dida lam bumi jang tidak ada tandingannja.
§ 579. Pemikiran ekonomis konfensionil untuk berpidjak pada pang hasilan nasional, theori pendapatan nasional, simpanan nasio nal dan sebagainja tidak dapat kita pergunakan sebagai landas an utama, karena akan sangat menekan kepada rakjat. Tidak ada diantara kita jang ingin menambah beban rakjat, baik lang sung maupun tidak langsung melalui saluran moneter (iuran atau defisit) untuk memperoleh modal membangun.
Djalan lain jaitu kerdja paksa tidak pula terpikir oleh kita, Da sardasar hidup kita bertentangan dengan tiara' tersebut,
Kedua alternatif diatas dapat dihindarkan, karena masih ada djalan lain jang hingga kini belum pernah ditempuh, Djalan lain itu ialah mengerahkan (mengolah) sumber2 alam kita jang
selama ini terpendam.
§ 580. Pokok pikiran dalam membiajai pembangunan ini ialah mem pergunakan hasil dari somber' baru dan menaikkan sumber2
lama tertentu, dengan tidak mengganggu sumber2 pendapatan
Pemerintah jang hingga kini telah ada,
Tetapi mengingat mass permulaan Pembangunan Semesta jang memerlukan banjak modal jang berupa rupiah, maka disamping hasil" projek sumber2 alam kita, Depernas memandang perlu
untuk sementara mempergunakan sumber2 uang Jong ada
untuk pembiajaan Pembangunan Semesta,
Dibawah ini diuraikan berturut2sumber' jang dapat digunakan
untuk membiajai Rentjana I ini : a. Uang masjarakat;
Sebagai akibat sanering telah tersedia sedjumlah kira2
Rp, 10 miljar, P'residen telah mengamanatkan pada bulan Agustus 1959, bahwa uang berlebih dikalangan masjarakat akan dipergunakan untuk sektor produksi.
Dalam wadah Rentjana I ini uang tersebut akan diberi fung si jang membawa effek jang sebaik2nja bagi perkembangan
ekonomi kita.
b. Perusahaan Negara;
Keuntungan jang diperoleh dari Perusahaan Negara jang setiap tahun berdjumlah kira2 Rp. 9 miljar, sebahagian besar
dapat digunakan untuk pembiajaan Rentjana I ini, sedang kan jang sebahagian lam dipakai untuk mengembangkan perusahaan2 tersebut,
c. Simpanan masjarakat;
Hasil gerakan simpanan masjarakat melalui kooperasi, bank, assuransi dan sebagainja lebih tepat dipergunakan untuk pembiajaan pembangunan, Sebagaian dari modal tersebut pada ketika ini beku atau dipakai untuk sektor bukan pro mesin, mesin kapal lajar, pabrik2 ketjil dan lain2, maka uang
Djalan ini adalah sangat dekat kepada rakjat jang berkepen tingan, karena manfaat projek atau mesin tersebut dirasakan langsung oleh mereka,
f. Meningkatkan produksi untuk ekspor;
Jang dimaksud.,disini ialah produksi perkebunan kita. Sege ra harus ditjipfakan iklim jang baik untuk mengedjar puntjak produksi pada djaman jang lampau dan kemudian melampaui puntjak itu. Modal, alat2 (spareparts) perlu segera mengalir
dengan teratur,
Segala djalan harus ditempuh untuk meningkatkan produksi: bagi para produsen harus diadakan dorongan setjukupnja (incentives, spirituil dan material
§ 581 Disamping somber2 diatas itu Depernas berpendapat, bahwa
perlu dtundjuk tambahan sumber2 uang tertentu untuk mendja
min masuknja uang dengan teratur guna membiajat pembangu nan, Sumber2 tambahan ini digunakan sebagai sumber pokok dan
dapat lebih tepat disebut; Projek Pembangunan untuk mem biaja Pembangunan (Projek B).
Depernas sesudah memperhatikan sumber2 Negara pada waktu
ini menundjuk 8 projek keuangan untuk didjadikan sumber po kok pembiajaau Rentjana I ini, Djalan tersebut ialah mengge rakkan sumber2 alam kita jang selama ini terpendam, jaitu :
a. Minjak :
1, Minjak bumi : Hasil jang diharapkan
2. Berasal dari $ 1.180 djuta
modal kerdja
minjak bumi : $ 750 „ x)
b. Kaju $ 750 „ x)
c. Perikanan $ 12,5 „
d. Kopra $ 76 „ x)
e. Karet $ 320 ,, x)
f. Timah $ 15 ,,
g. Alumina $ 11,5 „
h. Tourisme $ 45 „
Djumlah $ 2.462,5 djuta.
§ 582. Dibawah ini diikutkan pendjelasan projek2 keuangan untuk mem
biajai pembangunan, berdasarkan pokok pikiran : MEMBA NGUN SEDAPAT2NJA TANPA DEFISIT SPENDING
DAN KENAIKAN PADJAK.
Kerdjasama dibidang ekonomi :
x) dibeli oleh Pemerintah,
a. Pemerintah akan merentjanakan suatu bentulc kerdjasama ekonomi dengan pihak pengusaha asing dengan pengertian, bahwa perusahaan2 pertambangan, penjaringan minjak dan
perusahaan lainnja disektor pengolahan minjak dan segala lapangan jang berhubungan dengan usaha2 kerdjasama eko
nomi lainnja adalah milik negara, Perusahaan itu harus di pimpin oleh orang2 Indonesia dengan bantuan ekonomis dan
teknis pihak asing.
b. Dalam mendjalankan kerdjasama ekonomi ini kita tidak akan melepaskan politik babas kita, Pedoman memilih pihak asing itu adalah kerdjasama jang paling banjak menguntungkan rakjat Indonesia "the most favorable conditions".
§ 583. Bidang minjak :
a. Kerdjasama ekonomi dengan pihak asing minimal akan me nanam modal untuk minjak sebesar $ 1,5 miljar, jaitu : 1. $ 750 djuta untuk mesin2
2. $ 750 djuta untuk rupiahfinanciering (pembiajaan — rupiah),
b. Dari investasi ini diharapkan hasil.minjak sebesar 212 djuta
ton dalam 5 a 6 tahun, Harga tiap ton $ 14,— dikurangi 20% untuk biaja pengolahan dan sebagainja, Keuntungan 80% dibagi dua antara R.I. dengan pihak asing, sehingga keuntungan dari tiap ton untuk RI, adalah $ 5,60, Dalam djangka 5 a 6 tahun dari 212 djuta ton untuk R.I, = 212.000.000 X $ 5,60 = $ 1.187,2,— dibulatkan $1.180 djuta,
c. Djumlah total dari alat2 pembiajaan Mar negeri jang minimal
alcan diperoleh R.I, ialah keuntungan sebesar $ 1.180 djuta dan modal kerdja minjak bumi jang masih dalam negeri sebanjak $ 750 djuta djadi semttanja $ 1.930 djuta,
d. Keuntungan untuk kedua belah pihak dapat bertambah, bila crude oil diolah lebih landjut mendjadi bahan jang nilainja lebih tinggi lagi, seperti bensin, hasil2 produksi petrokimia
dan lain sehingga lapangan bekerdja bertambah dan mar keting mendjadi luas.
Tjatatan
1) Pemerintah harus menjiapkan tindakan2 lain djika ada ba
haja kegagalan atau lcematjetan, agar pelaksanaan Pemba ngunan Semesta djangan digantungkan semata2 pada
sumber pembiaajaan ini,
2) Persediaan minjak untuk 15 tahun jang akan datang tjukup. 3) Persediaan ini dapat ditambah dengan mengadakan eksplo
rasieksplorasi barn pada tempat2 lain, pemboran jang lebih
dalam lagi dan djuga pada dasar (daratan) lautan.
4) Pemakaian minjak dinegara2 Pasifik berdjumlah 52 djuta
ton setahun,
5) Produksi Indonesia sekarang adalah 18,6 djuta ton setahun. 6) Tambahan pemakaian minjak dinegara2 Pasifik ditaksir me
naik minimal, dengan 10% setahun. Di Djepang jang sudah
mendjadi negara industri 25% setahun. Di Indonesia de ngan pelaksanaan Pembangunan Semesta tambahan pema kaian minjak akan bergerak antara 15 — 20% setahun. Tambahan produksi 212 djuta ton dalam Rentjana I berarti tambahan produksi 35 djuta ton setiap tahun (diambil 6 tahun) jang berarti kenaikan hampir 200% tiap2 tahun:
7) Indonesia harus berusaha mendirikan tambahan penjulingan minjak (refinary) untuk membuka kemungkinan jang lebih besar dan lebih leas untuk keuntungan negara, Djikalau pendirian refinary dalam Rentjana pertama tidak mungkin karena sesuatu ha], maka hal itu diharuskan dalam Rentja na kedua,
8) Dalam pendapatan diatas dari projek ini P.U.I.M., P.U.E.X. dan bea masuk belum diperhitungkan,
9) Indonesia sebagai negara penghasil minjak mempunjai ke dudukan jang bark sekali sebagai satu negara penghasil uta ma antara teluk Persia dan Australia dan dikelilingi oleh negara2 Asia Tenggara jang sedang berkembang.
10) Indonesia harus segera melaksanakan usaha dibidang ter sebut berhubung dengan muntjulnja daerah2 barn pengha
sil minjak (Libia dll) jang mungkin akan mempengaruhi
a. Projek hutan jang minimal akan dapat diselenggarakan ia lah menggarap 80.000 ha setiap tahun, atau dalam 6 tahun = 6 X 80.000 = 480.000 ha, Luas daerah ini harus di kurangi dengan 12,5% (Gunung, rawa), sehingga luas dae rah adalah 420.000 ha,
b. Hasil jang diperoleh selama djangka waktu 6 tahun ialah :
1) 420,000 ha a 50 ma = 21.000.000 m3.
2) Harga tiap meter kubik kaju adalah $ 15,
3) Biaja pengolahan adalah 66,7%.
4) Keuntungan 33,3% _ $ 5 tiap m3 kaju,
5) Bagian R.I. 50% = $ 2,5,— per m3.
Tjatatan :
1) Soal markening kaju ini harus dipeladjari lagi,
2) Penanaman kembali akan menghasilkan hutan iudustri, 3) Disamping ekspor kaju, maka Indonesia memperoleh
sedjum lah djenis kaju jang tidak tjukup baik untuk diekspor clan jang dapat dipergunakan untuk keperluan dalam negeri.
4) Belum diperhitungkan alai pembajaran mar negeri jang akan diperoleh dari biaja pengolahan jang masuk dalam negeri,
§ 585. Perikanan :
a. Perairan Territorial:
1) Projek jang minimal akan dapat diselenggarakan ialah jang meminta penanaman modal sebesar $ 1,25 djuta, 2) Keuntungan dari projek ini dalam 1 tahun ialah
$ 360.000,—, bagian R.I. jaitu 50% = $ 180.000,— setahun.
3) Dalam 7 tahun 7 X $ 180.000$ 1,25 djuta.
4) Djika projek ini diperbesar mendjadi 10 kali maka se lama 7 tahun akan menghasilkan 10 X $ 1,25 djuta = $ 12,5 djuta.
5) Untuk projek ini diperlukan 30 kapal á 60 ton,
b. High Sea:
Projek ini memberi kemungkinan djuga untuk memperoleh modal jang berarti guna membiajai pembangunan, Untuk Rentjana I, sumber ini belum diperhitungkan.
§ 586. Kopra :
a. Produksi kopra dewasa ini (1959) 1.000.000 ton setahun kebutuhan dalam negeri ditaksir 800.000 ton setahun Untuk diekspor tersebut 200.000 ton setahun b. Ekspor kopra : tahun 1954 adalah 556.000 ton
tahun 1958 adalah 117.000 ton. c. Pemakaian kopra dalam negeri makin naik. d. Harga kopra £ 67,— per ton atau $ 190.
e. Taksiran perdagangan gelap adalah 100,000 ton setahun, f. Kerugian Negara akan devisen akibat perdagangan gelap ini
adalah :
1) dalam 1 tahun = 100.000 ton X $ 19.000.000 2) dalam 8 tahun adalah = $ 152.000.000
3) dari djumlah devisen ini dapat.diusahakan menjalurkan
nja kembali ke kas Negara jaitu 50% atau $ 76.000.000 dengan djalan pengawasan dan perbaikan organiasi pem belian oleh negara dan mengadakan bursa korpa.
g. Kedua tindakan tersebut pada f3 ini' memerlukan biaja,
h. Djalan jang paling baik untuk menghentikan perdagangan gelap ialah stabilisasi rupiah jang membawa effek baik dila pangan lain.
i. Somber ini tidak merupakan tambahan pendapatan bagi Pe merintah, karena kopra pada umttmnja adalah milik rakjat. Ia merupakan pembelian devisen oleh Pemerintah.
j. Tambahan produksi tidak mungkin, karena pohon2 kalapa
sudah tua, malahan penurunan produksi pasti terdjadi.
k. Investasi dalam replanting mendjadi suatu keharusan, djika sumber ini ingin dipelihara dan diperbaiki. Djumlah, investasi untuk replanting ini selarna Rentjana pertama adalah Rp. 650 djuta,
Tjatatan:
Djumlah devisen dapat dinaikkan dengan upgrading kopra. Kita memperoleh bungkil dan menambah kesempatan bekerdja.
§ 587. Karet :
a. Ekspor karet tahun 1954 adalah 723.000 ton setahun. tahun 1958 adalah 575.000 ton setahun. b. Konsumsi karet dalam negeri 18.000 ton.
c. Harga karet $ 800 per ton.
d. Taksiran perdagangan gelap adalah 100.000 ton setahun, e. Kerugian negara akan devisen akibat perdagangan gelap
adalah :
1) Dalam I tahun 100.000 a $ 800 = $ 80 djuta. 2) Dalam 8 tahun 8 X $ 80 djuta = $ 640 djuta
3) Darj djumlah ini dapat diusahakan kembali ke Kas Ne gara 50% jaitu $ 320 djuta dengan djalan pengawasan dan perbaikan organisasi pembelian dan mengadakan bursa karet.
Kedua tindakan tersebut pada R 3 ini memerlukan biaja. g. Djalan jang paling baik untuk menghentikan perdagangan
gelap ialah'stabilisasi rupiah jang membawa effek baik di
lapangan lain.
h. Sumber ini tidak merupakan tambahan pendapatan bagi Pe merintah karena karet sebagian besar adalah milik rakjat. Ia hanja merupakan pembelian devisen oleh pemerintah.
i. Tambahan produksi gambar2 ini dalam waktu singkat tidak
mungkin, karena pohon2 karet sudah tua, Sebaliknja pasti
dapat ditentttkan penurunan produksi.
j. Investasi untuk replanting mendjadi suatu keharusan, djika sumber ini ingin dipelihara dan diperbaiki.
Djumlah investasi untuk replanting ini dalam 8 tahun ialah Rp. 1 miljar.
Tjatatan :
Djumlah devisen dapat dinaikkan dengan mengadakan upgra ding karet,
§ 588. Timah :
a. Dengan pembalian 2 kapal keruk jang berharga 2 X Rp. 218 djuta devisen tambah 2 X Rp, 82 djuta Rp. 600 djuta, maka produksi timah bertambah, sebanjak 2.000 ton setiap tahun, jang berharga 2.000 X £ 750 = £ 1.500.000 = $ 4,2 djuta,
b. Dalam 6 tahun diperoleh = 6 X $ 4,2 djttta = $ 25 djuta Pembajaran modal dan bunga untuk 2
kapal keruk = $ 10 djuta
Keuntungan $ 15 djuta.
Tjatatan :
Untuk operasi 2 kapal keruk satu tahun diperlukan Rp. 28 djuta, dalam 6 tahun = 6, X 28 djuta =168 djuta
Untuk rupiah financiering 2 X 82 djuta Rp. 164 djuta Djumlah Rp. 332 djuta
§ 589. Alumina :
a. Sumber ini didasarkan atas djumlah 200.000 ton bauxit. Dengan upgrading baurlit ini mendjadi alumina dapat di harapkan keuntungan sebesar $ 2,3 djuta setiap tahun, b. Dalam 5 tahun diharapkan 5 X $ 2,3 djuta = $ 11,5 djuta
bersih.
c. Pabrik didirikan atas kerdjasama ekonomi dengan penger tian sebagian dari keuntungan dipergunakan untuk melu naskan harga pabrik,
Dalam semua projek diatas, ketjuali karet dan korpa, Pe merintah Indonesia haws berusaha untuk merentjanakan djangka waktu kerdjasama jang paling menguntungkan bagi Republik Indonesia.
§ 590. Tourisme :
a. Pasaran tourisme untuk daerah Pasi'fik dalam 5 tahun men tjapai djtunlah 2,5 djuta orang,
b. Denga.n perbaikan akomodasi transpor dan promosi, pa saran taurisme untuk Indonesia dapat diharapkan mentjapai djumlah 35.000 orang setiap tahun. Mengingat perkem bangan jang ada dan persiapan dalam negeri, djumlah ter sebut disederhanakan mendjadi 19.000 orang setiap tahun. c. Menurut pengalaman jang lampau, setiap touris jang datang
ke Indonesia akan memerlukan belandja antara $ 250, $ 350,—, dan diambil rata2 $ 300,.
d. Keuntungan jang diharapkan adalah 19.000 X 300, $5,7 = djuta setiap tahun. Dalam 8 tahun dapat diharapkan = 8 X 5,7 djuta = $ 45,6 djuta, dibulatkan mendjadi $ 45 djuta,
e. Untuk mendapatkan hasil jang diharapkan dalam bidang tourisme ini, diperlukan investasi sebesar Rp. 565,5 djuta $ 6,25 djuta, untuk perbaikan akomodasi, transpor dan promosi (propaganda di liar negeri).
Tjatatan :
1. Dalam kota2 besar jang mendjadi objek tourisme, tidak.perlu
dibangun hotels barn, akan tetapi hares diadakan per
baikanperbaikan hotel jang sesuai dengan keperluan para touris.
2. Mendirikan bangunan2/rumah untuk menampung para pe
gawai negeri/alat2 negara jang sekarang masih tinggal da
lam hotel seperti di Djakarta, Bandung, Jogjakarta/Solo,
Malang, Surabaja, Den Pasar, Medan dan Bukit Tinggi. 3. Perkembangan tourisme di Indonesia dimasa jang akan da
tang lebih pesat lagi apabila keamanan dibeberapa daerah Indonesia sudah dipulihkan.
§ 591. Kesimpulan2 devisen Pemerintah :
a. Minjak bumi :
1. Hasil produksi/pengolahan : $ 1.180 djuta 2. Berasal dari modal kerdja
minjak bumi jang masuk
dalam negeri
:
$
750
djuta x)
b. Kaju : $ 52,5 djuta
c. Perikanan : $ 12,5 djuta
d. Kopra : $ 76 djuta x)
f. Timah : $ 15 djuta
g. Alumina : $ 11,5 djuta
h. Tourisme : $ 45 djuta
Djumlah $ 2.462,5 djuta
x) dibeli oleh Pemerintah
§592. Dalam seluruh projek ini diperlukan djumlah rupiah :
a. Timah (pembelian dan biaja operasi Rp. 768,— djuta 2 kapal keruk)
b. Karet :
1. Replanting kopra Rp. 650,— djuta
2. Pembelian kopra Rp. 2.000,— djuta
c. Karet
1. Replanting karet Rp. 1.000,— djuta
2. Pembelian karet Rp. 1.500,— djuta
d. Untuk mengganti modal kerdja
minjak bumi Rp.33.750,— djuta
e. Tourisme Rp. 565,5djuta
Djumlah Rp. 40.233,5djuta