BAB 28. KESEDJAHTERAAN
GARIS BESAR PEMBANGUNAN BIDANG KESEDJAHTERAAN
§ 381. Pengertian adil makmur
Rakjat dapat disebut sedjahtera (adil dan makmur), apabila dapat dipenuhi sarat' mutlak sebagai berikut :
a. ada pekerdjaan baginja sesuai dengan bakatnja,
b. basil pekerdjaannja dapat memenuhi keperluan hidup mi nimal sehari2.
§ 382. Keperluan minimal
Keperluan minimal untuk hidup makmur ialah : a. tjukup sandang pangan,
b. ada perumahan, c. kesehatan terdjamin,
d. djaminan atas keperluan dalam bidang kebudajaan. § 383. Bidang kesedjahteraan
Kesedjahteraan rakjat meliputi 3 bidang pokok ialah : a. bidang kesehatan,
b. bidang perumahan, air minum dan penerangan, c. bidang kesedjahteraan sosial.
§ 384. Kesehatan rakjat
a. Rentjana pembangunan dalam lapangan kesehatan berdasar kan 3 hal jang pokok :
1. pentjegahan dan pemberantasan penjakit (priventif) 2 pemulihan kesehatan.
3. persediaan obat2 dan alat kesehatan,
b. Pentjegahan dan pemberantasan penjakit terdiri atas usaha2 sebagai berikut :
1. Pemberantasan penjakit menular dan penjakit tropik. 2. Meniberi kekebalan terhadap penjakit jang sudah her
djangkit dan jang belum berdjangkit.
3. Mendjaga dan memperbaiki makanan rakjat.
Usaha2 ini memerlukan umum ketjil untuk tiap2 kewedanaan,
2. Pada achir Rentjana I diusahakan 2 — 5 poliklinik untuk tiap2 ketjamatan,
3. Pada achir Rentjana I diusahakan masing2 sebuah rumah sakit umum pusat di 12 ibu kota Daswati I jang belum memilikinja,
d. Pembangunan pabrik obat2an dan alat2 kesehatan : 1. Memperbanjak pabrik assembling.
2. Memperbanjak pabrik produksi bahan
2pembantu
assem-bling.
3. Memadjukan industri obat2an dengan bahan dari dalam Negeri,
4. Mendirikan pabrik antibiotika, e. Keperluan tenaga dokter :
1. Perbandingan djumlah dokter dan djumlah penduduk pada awal tahun 1960 ada 1 : 54.000, karena Indonesia mempunjai 1.722 tenaga dokter, 2. Perbandingan ini pada achir Rentjana I harus
mendjadi 1 : 30.000.
Djumlah rumah jang harus dibangun setiap tahun dapat di bagi dalam 3 bagian :
1. rumah untuk mengimbangi kenaikan penduduk sedjumlah 380.000 buah.
2. rumah untuk memperketjil djumlah kekurangan sedjum lah 200.000 buah.
3. rumah untuk mengganti rumah jang rusak sedjumlah 420.000 buah.
c. Sarat2 rumah jang baik, 1. sehat
2. kuat atau tahan lama
3. murah dan dibuat dari bahan jang diperoleh di Indo nesia,
d. Djalan mengatasi kesulitan perumahan :
Untuk mengatasi kesulitan perumahan maka Pemerintah harus mengusahakan:
1. pemberian pindjaman modal kepada golongan masjarakat jang berpenghasilan rendah dan golongan pegawai ne Koperasi Pembangunan Perumahan, Djawatan Peruma han Rakjat, jang merupakan bentuk usaha jang dapat melaksanakan pembangunan perumahan setjara besar2an, (a). untuk memperbesar usaha pembangunan ada ba iknja bila diadakan peraturan jang dapat menarik investasi modal dalam pembangunan perumahan dan jang mempermudah prosedur administrasinja. (b).untuk mempertjepat' usaha mengatasi kesulitan
masalah perumahan ada baiknja bila Pemerintah mengeluarkan Undang2 jang mengharuskan peru sahaan asing jang telah ada dan jang akan didi rikan di Indonesia, untuk menjediakan perumahan jang lajak bagi pegawainja,
3. Pemerintah mendjaga keselarasan pembangunan rumah: dihotel, supaja beban Pemerintah ber kurang.
b) kepada rakjat jang berpenghasilan ren dah.
(3) Tjara bekerdja setjara gotongrojong sebanjak mungkin dipergunakan.
(b) Sarat2 umum Bank Perumahan
(1) Bantuan Bank ini berupa pindjaman kepada umum, jang ingin membangun rumahnja sen diri,
(2) Supaja modal bank dapat dipergunakan untuk sebanjak mungkin keluarga, maka beberapa sarat harus ditentukan sebagai dasar pin djaman, supaja terdjamin bahwa Negara tidak dirugikan dan ditjapai pembangunan jang eko nomis,
a) penduduk dibagi dalam tiga golongan penghasil :
2). angsuran berkisar antara 10 sampai 20 tahun,
3). unit luas rumah untuk tiap golongan perlu ditentukan,
5). pindjaman kepada perseorangan dibe rikan langsung atau melalui badan2 kooperasi atau jajasan perumahan jang mengawasi pemakaian pindjam an setjara teratur.
Tjara bekerdja gotongrojong dian djurkan lebih lugs,' sehingga biaja membangun rumah dapat direndahkan. 6). sipemindjam harus menjediakan sen diri sebagian dari harga rumah su paja keinginan akan membangun ru mah ternjata tegas.
Modal sipemindjam itu djuga men djadi djaminan lawan untuk Bank. 7). djika sipemindjam menjalahgunakan
pindjaman atau tidak membajar ang suran menurut peraturan jang berla ku, atau melanggar aturan Bank, ma ka rumahnja disita dan diberikan ke pada keluarga lain sebagai pindjaman dengan sarat jang sama dan kepada pemindjam pertama diberi ganti ke rugian sesudah dikurangi semua ong kosongkos.
(c). Peserta Bank Perumahan
Selain modal jang Iangsung diberikan oleh Peme rintah Pusat, diandjurkan supaja Perusahaan Nega ra, Perusahaan Swasta dan Pemerintahan Daerah turut serta memiikul beban pembiajaan perumahan diseluruh Indonesia, dengan membeli saham Bank Perumahan. Pemerintahan Daerah turut serta de ngan menjediakan tanah2 sebagai harga lawan sa hamsaham itu,
Perusahaan Negara dan Swasta diwadjibkan me njelenggarakan suatu program penambahan rumah untuk pegawai2nja menurut pikiran2 diatas.
(d). Usaha2 lain Bank Perumahan
(4) menstimulir penjelidikan pembangunan rumah untuk mendapat rumah jang sehat dan semu rahmurahnja.
(e). Usaha Bank Perumahan didesa
Dalam hal pembangunan rumah didesa2 Bank Pe rumahan harus mengambil tindakan chusus, berupa stimulan dan bimbingan. Djuga diperlukan dalam ha.ini penjelidikan chusus atas kebutuhan rumah didesa2,
(f). Biaja Pembangunan rumah
Biaja pembangunan rata2 dari 4 djenis rumah : Djenis I : Rumah bambu jang paling sederhana
dan bersifat sementara dengan lantai tanah tanpa perlengkapan air minum dan listrik; harga per m2 Rp. 300r. Djenis II : Rumah bambu dengan rangka kaju
dengan lantai dari tanah dan tanpa perlengkapan; per m2 harga Rp. 700, Djenis III : Rumah berumur sedang, rangka dari
kaju dan dinding bawah dari batu, dengan air minum dan listrik; harga per m2 Rp. 1.500,
Djenis IV : Rumah tahan lama, dibuat dari batu dengan air minum dan listrik; harga per m2 Rp, 2.500,
§ 386. Penerangan :
a. Bermatjam2 bahan bakar jang dapat dipergunakan untuk keperluan penerangan. Jang perlu ditindjau ialah pertama Produksi (dalam K.W.H.) .. 387.000.000 947.262.900 Produksi rata2 pemakaian (dalam
K.W.H.) ...1.650 1.492 Produksi rate...2 perkapita (dalam
Pembangunan projek untuk tenaga listrik jang besar harus diutamakan. Sebelum projek jang besar selesai, maka untuk menutupi kekurangan jang sangat mendesak jang timbul tiap2 tahun, diadakan pula Pembangunan projek jang sedang,
c. Usaha2 untuk mengatasi kesulitan penerangan listrik. 1. Rentjana untuk memperbesar kapasitet dan perluasan
djaringan tenaga listrik dikota2 dan harus ada koordi nasi dengan perkembangan2 rumah atau perluasan kota.
2. Membangun tenaga listrik setjara ketjil untuk didesa (jang diberi nama micro hydro electric).
Tjatatan : Tentang projek tenaga listrik lihat pola projek bi dang Industri.. dikota jang dulunja diperoleh dari sumber mata air jang disalurkan melalui pipa.
Kekurangan persediaan air dikota besar dan ketjil hampir diseluruh Indonesia disebabkan oleh :
1. tidak adanja keseimbangan antara pembangunan dan perluasan .instalasi2 air minum dengan meningkatnja djumlah penduduk.
2. banjaknja kerusakan pada saluran air minum, karena djaringan pipa djalan sangat tua sedangkan penjam bungan terus meningkat, sehingga rata2 pipa tersebut sudah melampaui Batas kemampuan jang menjebabkan kematjetan.
3. sangat terbatasnja pemakaian air saluran dikota2 besar dan ketjil dapat diketahui misalnja di Djakarta Raya dengan 2 sumber air (Tjiomas dan Pedjompangan).
4. kurangnja bantuan Pemerintah kepada rakjat baik jang berupa petundjuk maupun material untuk membuat su mur guna mentjukupi akan kebutuhan air.
§ 388 Kesedjahteraan Sosial
a. Untuk dapat menindjau keadaan kesedjahteraan rakjat se dalamdalamnja, maka perlu adanja pembahasan tentang segala sebab jang dapat mempengaruhi penghidupan rakjat sehari2, misalnja :
1. Tentang perluasan kesempatan bekerdja.
2. Stabilisasi ekonomi untuk dapat menekan ongkos hidup serendah2nja dan memperbaiki nilai penghasilan atau daja beli rakjat.
3. Distribusi dan redistribusi dari pendapatan nasional jang adil.
4. Perimbangan jang. setepat2nja antara dana investasi di bidang produksi dan konsumsi dengan investasi dalam projek sosial,
b. Lapangan kesedjahteraan sosial,
1. Persoalan anak terlantar (termasuk pengaturan asuhan anak2 terlantar dalam sebuah Undang2 dan perentjana an pelaksanaannja),
2. Bantuan kepada fakir miskin.
3. Bantuan kepada korban bentjana alam dan kekatjauan. 4. Resosialisasi bekas hukuman dan korban kemaksiatan. 5. Pemberantasan dan pentjegahan penjakit masjarakat
(pelatjuran, korupsi, Cross boys, penjelewengan oleh gerombolan dan lain2),
6. Usaha untuk kemasjarakatan suku2 terasing. 7. Rehabilitasi penderitaan tjatjat. kan basil perundang2an, teristimewa mengenai tundjang an hari tua, djanda, anak, pengobatan dokter, tun djangan kemahalan dan lain2.
2. Dalam sektor partikelir, djaminan sosial tersebut hanja dalam beberapa perusahaan besar, sedangkan dalam pe rusahaan ketjil djarang atau tidak ada,
3. Untuk mentjapai suatu tingkat djaminan sosial jang agak umum, oleh Departemen Perburuh.an telah didirikan Jajasan Djaminan Buruh dengan dasar iuran. Dana jang diperoleh digunakan untuk djaminan sakit bagi pa ra buruh diperumahan jang bersangkutan.
c. Djaminan akibat ketjelakaan.
Undang2 ketjelekaan 1947 No. 33 mewadjibkan perusahaan member' ganti kerugian dan tundjangan kepada setia,p buruh jang mendapat ketjelakaan, sakit, meninggal karena akibat pekerdjaan antara lain :
1 ongkos pengangkutan, 2 biaja pengobatan,
3 upah penuh selama2nja 120 hari, 4 tundjangan penguburan,
5 bantuan djanda, anak jang ditinggalkan. d. Usaha kesedjahteraan pegawai dan buruh.
Dalam tahapan pertama Rentjana I harus ditjapai perbaik an dan perkembangan tertentu dalam.meningkatkan taraf penghidupan pegawai dan buruh,
Usaha2 jang perlu diadakan antara lain :
1. Penghasilan terendah pagawai dan buruh dapat meme nuhi kebutuhan hidup minimum baginja dan keluarganja. 2. Dalam memperbaiki penghasiian buruh dan pegawai
supaja ditempuh sebagai djalan jaitu :
memperbaiki : upah nominal, tundjangan dan djaminan sosial', sarat kerdja dan distribusi barang. dura berdasarkan angka dari Djawatan Pertanian Rakjat 1953 adalah 4.940.033 orang.
c. Usaha2 untuk mentjapai kesedjahtera`an tani dan nelajan antara lain ialah :
1. Pemberantasan sistim idjon
Pemberantasan idjon bertudjuan untuk memperbaiki kepada petani melarat.
2. Pemberian kredit dalam masa patjeklik.
oleh Djawatan Pertanian Rakjat telah diadakan usaha perlumbungan jang terdiri dari :
(a) lumbung persediaan. (b) lumbung bible
(c) lumbung peredaran.
Dasar pemberian kredit dalam masa patjeklik adalah waktunja dan bilamana modal seorang
petani telah menipis sekali sedang waktu panen masih djauh dide pan.
Pemberian kredit didesa jang sekarang adalah dalam bentuk lumbung patjeklik dan hank desa.
3. Djaminan terhadap harga hasil produksi tani dan nelajan : (a) tiap2 tahun Pemerintah menetapkan harga pem
belian padi jang akan dilakukan oleh Pemerintah sendiri.
(b) Dalam bidang perikanan laut, djaminan diusahakan dengan djalan pelelangan ikan jang diselenggara kan oleh koperasi perikanan.
4. Usaha djangka pandjang dan pendek
Untuk dapat memadjukan produksi, memang tidak da pat disangkal perlunja ada bantuan materiil dan moril kepada kaum petani.
(a) Sarat untuk kesedjahteraan tani dapat diperbaiki misalnja dengan pembagian hasil panen minimum 60% untuk penggarapan dan maksimum 40% untuk
alat2 dan obat2an pemberantasan hama. (e) Menjediakan kredit jang murah.
(f) Perbaikan alat pengangkutan.
(g) Politik harga Pemerintah jang memungkinkan per imbangan jang lajak dan adil antara harga hasil bumf dengan harga barang jang diperlukan petani.