• Tidak ada hasil yang ditemukan

the correlation between students' self-concept and students'

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "the correlation between students' self-concept and students'"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

THE CORRELATION BETWEEN STUDENTS’ SELF-CONCEPT AND STUDENTS’

LEARNING STYLE OF SOCIOLOGY IN SMA N 7 PADANG TAHUN AJARAN 2012/2013

Yolla Ovalia1Yenni Melia, S.sos M.Pd2 Darmairal Rahmad, SP.M,Pd3 Sociology Department Of STKIP PGRI West Sumatera Barat

ABSTRAK

Students’ learning style of sociology in XI IPS class of SMA N 7 is low. It is caused by having less self-concept from the students, like the students are disappointed if they do not finish their task yet. This research is purposed to find out the correlation between students’ self-concept and their learning style of sociology at XI IPS students of SMA N 7 Padang 2012/2013 Academic Year. The kind of this research is classified as quantitative research with ex post facto type and correlational research. The data was collected by questionnaire and it was analyzed by pearson product moment. The population of this research was XI IPS classes of SMA N 7 Padang which were registered in 2012/2013 Academic Year. Total population of this research was 76 students. A sample was taken by using closter random sampling. Furthermore, total sample was 44 students. The finding of this research shown that there was significant correlation between students’ self-concept and their learning style of sociology which consisted from eight indicators, they are 1) self- accepting, 2) believing of people perception to theirselves, 3) accepting of others’ existence, 4) schedule making and application, 5) reading and note taking, 6) study over again, 7) concentration, 8) task doing. It can be explained as follow; where rcounted hinger than rtable, Ho was rejected and Ha was accepted. According to a research finding, it can be said that self- concept was gotten where rcounted = 0,987 higher than rtable = 0,297 with tcounted = 3,240 > ttable

= 0,297. In conclusion self-concept in sociology is important factor which influences learning style. As a result, students need to improve a good self-concept, so they can improve their learning style too.

1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat Angkatan 2009

2Pembimbing I dan Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat

3Pembimbing II dan Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat

(2)

PENDAHULUAN

Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia untuk kesejahteraan umum dan mencerdaskan bangsa. Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan dapat mengembangkan kemampuan peserta didik secara optimal sesuai dengan tujuan pendidikan nasiona. Setelah melaksanakan pendidikan diharapkan para peserta didik yang memiliki potensi dapat mengasah keterampilan seperti yang telah diharapkan dalam tujuan pendidikan nasioanl dan konstitusional. Tujuannya adalah agar peserta didik bisa memanfaatkan pembelajaran yang diberikan oleh guru serta meningkatkan kemampuan peserta didik dalam belajar.

Salah satu faktor yang mempengaruhi pembangunan nasional di bidang pendidikan adalah guru. Peranan guru sangat penting dalam proses pembelajaran.

Menurut Witherigthon dan Burton (1986:57) prestasi belajar peserta didik dapat diwujudkan apabila peserta didik bisa melaksanakan cara belajar yang baik. Jadi cara belajar yang baik dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik di sekolah peserta didik. Menurut Muhibbin Syah (2005) mengemukakan bahwa cara belajar merupakan faktor kunci yang menentukan berhasil tidaknya belajar. Cara belajar merupakan suatu cara bagaimana peserta didik melaksanakan kegiatan belajar, aktivitas belajar mandiri yang dilakukan, pola belajar mereka, cara mengikuti ujian.

Oemar Hamalik (2007:231) secara lebih jelas mengemukakan bahwa “ cara belajar adalah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan situasi belajarnya, misalnya kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan situasi belajarnya, misalnya kegiatan-kegiatan dalam mengikuti pelajaran, menghadapi ulangan, ujian dan sebagainya”.

Banyaknya permasalahan cara belajar ini tidak hanya karena peserta didik menerapkan cara atau strategi yang keliru dalam belajar tetapi juga disebabkan oleh pemahaman dirinya dalam belajar.

Pemahaman diri peserta didik adalah konsep diri yang ada pada dirinya. Menurut Mudjiran (2002:128) konsep diri adalah pendapat seseorang tentang dirinya sendiri atau pemahaman seseorang tentang dirinya sendiri, baik menyangkut kemampuan mental maupun fisik.

Menurut Huitt (2004) artinya konsep diri, khususnya konsep diri adalah cara seseorang mengartikan keberhasilan dan kegagalan mereka. Jadi secara keseluruhan pengertian konsep diri adalah bagaimana individu memandang dirinya dalam kegiatannya. Dari pendapat di atas maka adanya pengaruh konsep diri dengan cara belajar adalah suatu cara yang dilakukan oleh peserta didik untuk meraih prestasi belajar yang baik.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan hubungan antara konsep diri dengan cara belajar peserta didik.

Manfaat teoritis adalah hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan menambah ilmu pengetahuan dan wawasan dalam bidang pendidikan serta untuk menerapkan konsep diri untuk meningkatkan cara belajar siswa.

Penelitian ini menggunakan teori konsep diri oleh George Herber Mead (1934) pada dasarnya konsep diri terdiri dari jawaban individu atau pertanyaan “siapa aku”. Konsep diri terdiri dari kesadaran individu mengenai keterlibatannya yang khusus dalam seperangkat hubungan sosial yang sedang berlangsung.

1. Konsep diri

Inge Hutagalung (2007:21) mengemukakan diri adalah semua ciri, jenis kelamin, pengalaman, latar belakang budaya, pendidikan yang melekat dan sebagainya yang melekat pada seseorang. Konsep diri

(3)

adalah aspek diri yang paling penting.

Menurut Desmita (2009:164) konsep diri adalah gagasan tentang diri sendiri yang mencangkup keyakinan, pandangan dan penilaian seseorang terhadap dirinya.

Menurut Burns (Desmita, 2009:172) konsep diri adalah hubungan antara sikap dan keyakinan tentang diri kita sendiri.

2. Cara belajar

Menurut Heri Purwanto (1998:79) belajar adalah merupakan proses psikisyang berlangsung dalam interaksi aktif manusia dengan lingkungannya dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, nilai-sikap yang bersifat konstan/menetap.

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Dela Veni Mona Verma (2006) yang berjudul “konstribusi konsep diri dan minat belajar terhadap prestasi akademis mahasiswa program studi pendidikan sosiologi antropologi FIS UNP”.

Rina Sari (2011) yang berjudul “konsep diri mahasiswa pelaku curang saat ujian di FIS UNP”. Yunita (2011) berjudul “hubungan antara keharmonisan keluarga dengan konsep diri siswa SMA N 1 Kinali Pasaman Barat Tahun Pelajaran (2010/2011)”.

METODE

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Artinya penelitian ini menentukan hubungan antara variabel yang diteliti Muri Yusuf (2005:84) mengemukakan bahwa “penelitian korelasional merupakan suatu tipe penelitian yang melihat hubungan antara satu atau beberapa ubahan dengan satu atau beberapa ubahan yang lain, tanpa mencoba mempengaruhi ubahan-ubahan tersebut”.

Dalam penelitian ini menggunakan teknik proportional stratified random sampling. Menurut A. Muri Yusuf (2005:187) besarnya ukuran sampel hendaklah mempertimbangkan tingkat

kesalahan sampel yang dapat dotolerir dan tingkat kepercayaan yang dapat di terima secara statistik.

n = 𝑁

𝑁𝑑2+1

Keterangan : N = ukuran populasi n = ukuran sampel

d = persentase kelonggaran ketidaktelitian ukuran kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau digunakan.

Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah angket atau kuesioner dengan menggunakan skala likert.

HASIL PENELITIAN 1. Uji Normalitas

Sebelum dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan analisis korelasi Product Moment terlebih dahulu dilakukan uji normalitas. Pengujian normalitas data dimaksudkan untuk menguji asumsi bahwa berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors. Sebaran data berdistribusi normal jika Lo < Lt pada taraf nyata a = 0,05. Dari hasil perhitungan angket penelitian didapat disimpulkan bahwa data penelitian berdistribusi normal dimana Lo <

Lt.

Tabel 1.1. Uji Normalitas

Variabel Lo Lt Keterang an Konsep

diri (x) dengan cara belajar (y)

0,0382 0,1335 Normal

(4)

Berdasarkan Tabel 1.1, variabel konsep diri (x) dengan cara belajar (y) diperoleh nilai Lo 0,0382 < Lt 0,1335 berarti data berdisribusi normal. Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 8.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk melihat data homogen dan heterogen.

Pengujian homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji Bartllet. Dari hasil perhitungan angket penelitian dapat disimpulkan bahwa penelitian dikatakan homogen dimana χhitung < χtabel untuk lebih jelas pada Tabel 1.2

Tabel 1.2. Uji Homogenitas Data Variabel x dan y

Homogenita s

χ

hitung

χ tabel Keterang an Konsep diri

– cara belajar 14,6

4

23,6 8

Homogen

Dari Tabel 1.2, dapat dilihat bahwa data konsep diri dan cara belajar yang diperoleh xhitung lebih kecil dibandingkan dengan xtabel dimana xhitung diperoleh 14,64 berarti lebih kecil dari x²tabel sebesar 23,68.

Hal ini jelas terlihat bahwa data yang diperoleh homogen.hasil olah data untuk mendapatkan nilai homogenitas.

3. Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis konsep diri (x) dengan cara belajar (y) dilakukan dengan analisis Korelasi Product Moment pengujian hipotesisnya adalah sebagai berikut:

Ho : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara konsep diri terhadap cara belajar sosiologi.

Ha : Terdapat hubungan yang signifikan antara konsep diri terhadap cara belajar sosiologi.

Dasar pengambilan keputusan adalah

Terima Ho : jika nilai rhitung< rtabel pada taraf signifikan a = 0,05

Ha : jika nilai rhitung > rtabel pada taraf signifikan a = 0,05

Berdasarkan uji hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment, pengujian dilakukan dengan cara manual dan bantuan Microsoft Excel ternyata terdapat hubungan antara konsep diri terhadap cara belajar sosiologi siswa kelas XI IPS SMAN 7 Padang. Untuk lebih jelasnya lihat pada Tabel 1.3

Tabel 1.3. Korelasi Variabel X dengan Y No Korel

asi

N rhitung rtabel Ket

1 Variab el konse p diri terhad ap cara belajar

44 0,987 0,297 Signifi kan

Dari Tabel 1.3, dapat dinyatakan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima dengan thitung > ttabel dimana thitung = 3,240 > ttabel= 0,297. Artinya , korelasi antara konsep diri terhadap cara belajar siswa signifikan. Hasil olahan untuk melihat hasil olahan signifikan data dapat dilihat pada Lampiran 11. Jadi Ho diterima yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara konsep diri terhadap cara belajar.

PEMBAHASAN

Penelitian ini mengenukakan tentang hubungan konsep diri dengan cara belajar sosiologi siswa, dengan rumus rhitung > rtabel

dimana rhitung = 0,987 > rtabel = 0,297. Artinya konsep diri siswa signifikan terhadap cara

(5)

belajar siswa dengan rhitung = 0,987. Hal ini menunjukkan bahwa antara konsep diri terhadap cara belajar sosiologi siswa terdapat hubungan yang signifikan.

Artinya, semakin tinggi konsep diri dalam mata pelajaran sosiologi maka akan semakin tinggi pula cara belajar sosiologi yang diperoleh siswa. Sebaliknya jika konsep diri siswa rendah maka cara belajar siswa juga cenderung rendah. Oleh sebab itu, siswa harus meningkatkan konsep diri dalam belajar sosiologi agar memperoleh cara belajar yang tinggi. Dengan demikian konsep diri harus dimiliki oleh setiap siswa agar tercapai cara belajar yang baik.

Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis yang dilakukan terhadap konsep diri dan cara belajar siswa. Jika dilihat kontribusi konsep diri terhadap cara belajar sosiologi siswa di SMAN 7 Padang adalah sebesar 45,67%. Hal ini mengemukakan bahwa tingkat konsep diri siswa di SMAN 7 Padang 45,67% terhadap Cara belajar siswa. Sedangkan sisanya 54,33% kemungkinan diperoleh dari variabel lain jika ikut mempengaruhi cara belajar sosiologi siswa. Antara lain membuat jadwal dan pelaksanaannya, membaca dan membuat catatan, mengulangi bahan pelajaran, konsentrasi dan mengerjakan tugas.

DAFTAR PUSTAKA

Burton W.H. dan H.C. Witherington, 1986.

Teknik-Teknik Belajar dan Mengajar, Jammars, Bandung.

Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. PT. Remaja Rosdakarya.

Hamalik Oemar. 2007. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Mudjiran, dkk. 2002. Perkembangan Peserta Didik. Rineka Cipta.

Purwanto Heri.1998. Pengatar Perilaku Manusia. Buku kedokteran.

EGC.

Syah Muhibbin. 2005. Psikologi Belajar.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Huitt, W. (2004). Self-Concept and Self-

esteem Citation:. Self-concept and self-esteem. Educational Psychology Interactive. Psychology Journals Yusuf A. Muri. 2005. Metodologi Penelitian

Dasar-Dasar Penyelidikan Ilmiah.

UNP Press Padang

Referensi

Dokumen terkait

This data was obtained from the Central Statistics Agency of East Kalimantan Province, BPS Kutai Kartanegara with data from the Kutai budget Kartanegara in research here,

enthusiasm to learn and collect the words. 3) Vocabulary Self-collection Strategy (VSS) can help the students to work together to determine the words they do not know from