Tindak kejahatan penipuan sering dilakukan dengan berbagai metode, salah satunya adalah kejahatan penipuan yang menggunakan modus arisan daring. Arisan merupakan pengumpulan dana atau benda dengan nilai yang sama oleh sejumlah individu, kemudian diundi di antara mereka. Proses pengundian tersebut dilakukan secara rutin hingga setiap anggota mendapatkan bagian mereka.
Namun kegiatan ini dimaksudkan untuk pertemuan yang melibatkan elemen
"paksakan" karena anggotanya diwajibkan untuk membayar dan hadir setiap kali pengundian dilaksanakan. Arisan daring dilakukan tanpa interaksi langsung dengan pengelola arisan (pemilik). Transaksi pembayaran uang arisan dapat dilakukan melalui mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) atau dengan menggunakan perbankan seluler.
Pengundian dilakukan secara otomatis melalui media elektronik tersebut. Oleh karena itu, kepercayaan menjadi kualitas yang diperlukan dalam melakukan transaksi ini.
Arisan daring tentu memiliki risiko yang lebih tinggi terkait penipuan dan penggelapan karena melibatkan orang-orang yang tidak saling bertemu.