TINDAK TUTUR ILOKUSI GURU PAUD KEPADA SISWA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI PAUD TERPADU HARAPAN
BUNDA BATU EJUNG KECAMATAN TERAMANG JAYA KABUPATEN MUKOMUKO
Silpi Drawiska Ningsih1, Putri Dian Afrinda2, Ria Satini2
1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat
2
Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat [email protected]
ABSTRACT
Background of the research were that teachers used various type of speech act and some of them still implemented the direct utterances in teaching and learning. Purpose of theresearch was to describe the forms of illocutionary acts of PAUD teachers to students in teaching and learning process in integrated PAUD Harapan Bunda Teramang Jaya District Mukomuko Regency. It was a qualitative research using descriptive method. Source of the data were the teachers and data were the utterances consisting illocutionary act of the integrated PAUD teachers Harapan Bunda Teramang Jaya District,Mukomuko Regency. Data were collectedby using participant observation through tapping technique, recording technique and note-taking technique. Data were analyzed by using referential and distributional method. The results show that there are three types of illocutionary used during teaching and learning process. They are (a) assertive speech acts in the form of stating and suggesting, (b) directive speech act in the form of ordering and advising,(c) expressive speech acts in the form of praising. In conclusion, the most dominant type of speech act found is directive speech act because during teaching and learning process the teachers are more active than students in speaking. It is in order to make the students active during teaching and learning process.
Keywords: Speech Act, Illocutionary Act, Teacher
PENDAHULUAN
Bahasa merupakan alat komunikasi antar manusia dalam kehidupan masyarakat berupa bunyi ujar yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa
merupakan sarana komunikasi dan interaksi dengan manusia lain, melalui bahasa kita dapat menyampaikan pesan, ide, gagasan serta keinginan penyampaian informasi suatu peristiwa. Sebagai alat komunikasi, bahasa digunakan
oleh penuturnya di berbagai situasi untuk mencapai tujuan tertentu.
Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi juga terjadi dalam interaksi belajar mengajar di kelas.
Interaksi belajar mengajar merupakan kegiatan komunikasi antara guru dan siswa, siswa dengan siswa yang bertujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Tindak tutur yang berlangsung saat proses belajar mengajar, menuntut guru harus memilih bahasa dan strategi yang cocok ketika bertutur. Hal ini dilakukan agar tuturannya lebih mudah dipahami dan direspon oleh siswa. Tuturan seorang guru berfungsi untuk mengatakan dan menginformasikan sesuatu. Dalam kajian pragmatik tindak tutur itu disebut dengan tindak tutur ilokusi.
Menurut Wijana (1996:17), tindak tutur ilokusi merupakan sebuah tuturan yang berfungsi untuk menyatakan atau menginformasikan sesuatu, dapat juga dipergunakan untuk melakukan sesuatu.Dalam proses belajar mengajar dapat dilihat ketika seorang guru berbicara, guru juga melakukan sesuatu bahkan mengharap reaksi dari siswa yang
mendengarkan untuk melakukan tindakan yang disebut ujaran. Dalam proses belajar mengajar, tidak menutup kemungkinan guru melakukan berbagai aneka macam tuturan, tindak tutur yang digunakan guru dapat berupa perintah, pernyataan, pertanyaan dan sebagainya. Jadi, tercapai atau tidak tercapainya tujuan belajar mengajar juga dipengaruhi oleh tindak tutur yang digunakan guru dalam menyampaikan materi.
Tuturan seorang anak akan bertambah apabila anak mulai bersekolah di lembaga pendidikan formal seperti TK atau PAUD. Pada masa itu anak-anak akan meniru atau mengikuti sesuatu yang diucapkan oleh gurunya karena pada saat itu masih berusia anak-anak dorongan untuk meniru orang lain itu bersifat amat kuat. Oleh sebab itu, guru PAUD harus memiliki pengetahuan yang luas tentang tindak tutur ketika berkomunikasi dengan siswa dan harus memilih bentuk tindak tutur yang tepat agar siswa melakukan tindakan yang disebutkan dalam tuturan itu. Bentuk tuturan guru sangatlah perlu dimengerti oleh
peserta didik dalam proses pembelajaran.
Searle (dalam Leech, 1993:164), menggolongkan tindak tutur ilokusi itu ke dalam lima macam bentuk tuturan yang masing- masing memiliki fungsi komunikatif.
Kelima bentuk tindak tutur ilokusi yang menunjukkan fungsi itu dapat dirangkum sebagai berikut. Pertama, bentuk tuturan asertif adalah bentuk tutur yang mengikat penutur pada kebenaran preposisi yang sedang diungkapan dalam tuturan tersebut, seperti menyatakan, menyarankan, membual, mengeluh, mengemukakan pendapat, dan melaporkan. Kedua, bentuk tutur direktif adalah bentuk tuturan yang dimaksudkan oleh sipenuturnya untuk membuat pengaruh agar sang mitra tutur melakukan tindakan-tindakan yang dikehendakinya seperti berikut:
memesan, memerintah, memohon, menasehati, dan menuntut. Ketiga, bentuk tuturan ekspresif adalah bentuk tuturan yang berfungsi menyatakan atau menunjukan sikap psikologis si penutur terhadap keadaan tertentu seperti berikut ini, berterima kasih, memberi selamat,
memberi maaf, mengencam, memuji, dan berbela sungkawa. Keempat, bentuk tuturan komisif adalah bentuk tuturan yang digunakan untuk menyatakan janji atau penawaran tertentu seperti berikut ini : menjanjikan, menawarkan sesuatu, dan berkaul. Kelima, bentuk tutur
deklarasi adalah yang
menghubungkan antara sipenutur dengan kenyataan seperti :mengundurkan diri, membaptis, memecat, memberi nama, menjatuhkan hukuman, mengucilkan atau membuang, dan mengangkat.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan metode deskriptif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian. (Moleong, 2010:6). Kemudian Moleong (2010:11) menjelaskan metode deskriptif merupakan metode yang dilakukan dengan jalan menganalisis data yang sudah dikumpulkan berupa kata-kata ujaran (lisan) langsung dari objek yang diamati.
Data dalam penelitian ini adalah berupa kata-kata, kalimat, ujaran-ujaran yang terdapat di dalam tuturan guru PAUD Terpadu Harapan Bunda Kecamatan Teramang Jaya Kabupaten Mukomuko. Sumber data dalam penelitian ini adalah guru PAUD Terpadu Harapan Bunda Kecamatan Teramang Jaya Kabupaten Mukomuko. Metode dan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam pessnelitian ini adalah menggunakan metode simak dengan teknik dasar dan teknik lanjutan, teknik dasar yaitu teknik sadap, penyimakan dengan menyadap penggunaan bahasa seseorang atau beberapa orang. Kemudian teknik lanjutan pertama yaitu teknik simak bebas libat cakap, yaitu peneliti tidak terlibat langsung dalam percakapan, melainkan hanya bertindak sebagai pemerhati terhadap calon data yang terbentuk dari peristiwa kebahasaan yang terjadi atau sebagai pihak ketiga yang berperan sebagai pendengar saja. Teknik lanjutan kedua yaitu teknik rekam, peneliti merekam tuturan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Teknik
lanjutan ketiga teknik catat yaitu Peneliti mencatat semua peristiwa tutur yang mengalami interferensi serta hal-hal yang belum tercatat dilapangan seperti tanggal penyimakan/perekam, lokasi, orang yang terlibat dalam peristiwa tuturan, dan identitas dari informan, (Sudaryanto, 1993:133).
Metode yang digunakan dalam menganalisis data adalah metode padan dan metode agih.
Sudaryanto (1993:4) mengatakan metode padan adalah bahasa yang bersangkutan. Metode padan yang digunakan pada referensial digunakan untuk melihat kenyataan yang ada dalam bahasa itu sendiri.
Sudaryanto (1993:15) mengatakan metode agih adalah alat penentunya bagian dari bahasa yang bersangkutan itu sendiri.Teknik yang digunakan teknik lesap dan ganti.
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian dapat diuraikan hal-hal berikut sesuai dengan teori menurut Searle (dalam Leech, 1993:164) yang membagi tindak tutur ilokusi ke dalam lima macam bentuk yaitu asertif, direktif, ekpresif, komisif, deklarasi. Dari
beberapa bentuk tindak tutur yang dikemukan oleh Searle (dalam Leech, 1993:164) di temukan tiga bentuk tindak tutur ilokusi. Pertama, tindak tutur arsertif contoh: Jadi satu orang yang tidak masuk, Sutra Pranata Putra, tuturan ini terjadi karena guru ingin memberi informasi kepada siswa bahwa ada siswa yang tidak hadir hari ini. Hal ini di perkuat pendapat ahli kalau tindak tutur arsetif bertujuan untuk memberitahu hal lain kepada orang lain seperti pada contoh tersebut. Kedua, tindak tutur direktif contoh: semuanya keluarkan buku tulis dan pensil, tuturan ini terjadi karena guru ingin memberi tugas kepada siswa dan guru memerintah siswa untuk mengeluarkan buku tulis dan pensil.
Hal ini di perkuat pendapat ahli kalau tindak tutur direktif bertujuan untuk memerintah mitra tutur serta mempengaruhi mitra tutur agar sang mitra tutur melakukan tindakan- tindakan yang dikehendaki penutur seperti pada contoh tersebut. Ketiga, tindak tutur ekspresif contoh: Pintar Ghali ini, tuturan ini dituturkan oleh guru untuk memuji kelebihan yang dimiliki oleh siswa, karena salah
seorang siswa telah mengerjakan tugas yang paling cepat di antara siswa lainnya. Hal ini diperkuat pendapat ahli kalau tindak tutur ekpresif yakni tindak tutur yang di untarakan untuk memuji, berterima kasih, mengkritik, mengeluh.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil temuan dari penelitian dan telah di analisis pada bab IV, maka dapat disimpulkan penelitian pada tindak tutur ilokusi guru kepada siswa dalam proses belajar mengajar di PAUD Terpadu harapan Bunda Batu Ejung Kecamatan Teramang Kabupaten Mukomuko terdapat 81 tuturan. Ada tiga bentuk tindak tutur ilokusi yang ditemukan pada penelitian ini. Tindak tutur asertif ditemukan 28 tindak tutur, terbagi atas 19 tindak tutur menyatakan dan 9 tindak tutur menyarankan. Tindak tutur direktif ditemukan 51 tindak tutur, terbagi atas 46 tindak tutur memerintah dan 5 tindak tutur menasehati. Tindak tutur ekspresif ditemukan 2 tindak tutur yaitu tindak tutur memuji.
Kesimpulannya, tindak tutur yang paling banyak ditemukan dari
penelitian ini adalah tindak tutur direktif memerintah, karena dalam proses belajar mengajar guru lebih aktif dari pada siswa dan guru menggunakan tindak tutur direktif memerintah supaya siswa melakukan tindakan yang disebut dalam ujaran guru dan siswa bisa aktif serta termotivasi dalam proses belajar mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip- prinsip Pragmatik. Jakarta:
Universitas Indonesia (UI- Press).
Moleong. 2010. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa:
Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan Secara Linguistis.
Yogyakarta: Universitas Press.
Wijana, I Dewa Putu. 1996. Dadar- dasar Pragmati. Yogyakarta:
Andi Offset.