• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Bibit Durian Keliling di Desa Sooko Kecamatan Sooko Kabupaten Ponorogo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Bibit Durian Keliling di Desa Sooko Kecamatan Sooko Kabupaten Ponorogo"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

Bagaimana syariat Islam merevisi akad jual beli benih durian di Desa Sooko Kecamatan Sooko Kabupaten. Bagaimana syariat Islam merevisi penetapan harga dan cara pembayaran jual beli benih durian di Desa Sooko Kecamatan Sooko Ponorogo.

Metode Penalitian 1. Jenis Penelitian

Oleh karena itu penulis berinisiatif untuk melakukan penelitian “Tinjauan Hukum Islam Tentang Jual Beli Bibit Durian Di Desa Sooko Kecamatan Sooko Kabupaten Ponorogo”. Dalam hal ini diterapkan dalam pelaksanaan jual beli benih durian yang berlangsung di Desa Sooko Kecamatan Sooko Kabupaten Ponorogo.

Sistematika Pembahasan

PENDAHULUAN

KONSEP JUAL BELI DALAM HUKUM ISLAM

PELAKSANAAN JUAL BELI BIBIT DURIAN KELILING DI

ANALISA HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI BIBIT DURIAN KELILING DI DESA SOOKO KECAMATAN

PENUTUP

Dasar hukum jual beli

Mengenai syarat-syarat ilmu terhadap barang yang dijual, seperti ketika membeli dan menjual barang yang tidak dapat diketahui isinya (Jazaf). Jual beli barang yang belum ada di tangan (di luar kendali penjual) dilarang, karena barang tersebut bisa rusak atau tidak dapat diserahkan sesuai kesepakatan.

Penetapan Harga

Sedangkan penetapan harga adalah penetapan harga jual suatu barang yang dilakukan pemerintah disertai dengan larangan menjual barang tersebut lebih atau kurang dari harga yang ditetapkan.68. Dalam berdagang apapun tujuan utama seorang pedagang adalah memperoleh keuntungan, hal ini berkaitan dengan barang dan harga barang yang dijual. Sebelum membahas keuntungan, terlebih dahulu kita harus mengetahui tentang harga dan mabi>' (barang yang dijual). Penetapan mabi>' adalah menentukan barang yang akan dijual dari barang-barang lain yang tidak akan dijual apabila penetapan harganya membantu atau menentukan akad, tanpa memperhatikan apakah barang yang diperjualbelikan itu berada di tempat akad atau tidak.

Aturan umum tentang mabi>' adalah segala sesuatu yang menjadi mabi>' sah dijadikan hadiah, namun tidak semua hadiah menjadi mabi>'. Jika sama-sama diperlukan, kedua belah pihak harus diberikan kesempatan untuk melakukan ijtihad untuk kepentingan mereka.75 Dari sini dapat dicapai harga yang adil yang dapat diterima oleh kedua belah pihak. Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa harga wajar menurut hukum Islam adalah harga yang terbentuk secara alami, dimana harga terbentuk melalui penawaran dan permintaan dan tidak ada pihak baik penjual maupun pembeli yang dirugikan.

Al-saman adalah ukuran harga satuan suatu barang, sedangkan al-si'r adalah harga sebenarnya yang berlaku di pasar.79. Pemerintah tidak boleh melakukan intervensi terhadap harga-harga yang terjadi secara alami ini, karena campur tangan pemerintah akan membatasi hak-hak pedagang.

Gambaran Umum Desa Sooko Kecamatan Sooko Kabupaten Ponorogo 1. Sejarah Desa Sooko

Sepeninggal kedua tokoh tersebut, Desa Sooko terus menata diri hingga lebih maju bahkan hingga saat ini. Desa Sooko, Kecamatan Sooko, merupakan sebuah desa yang terletak di sebelah timur Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Kehidupan sosial yang dijalani warga desa Sooko sama seperti desa-desa lain pada umumnya.

Masyarakat Desa Sooko masih menjaga rasa kebersamaan, gotong royong dan saling membantu yang merupakan simbol kehidupan desa. Untuk SMP terdapat 2 (dua) sekolah dan MTs 1 (satu) sekolah terletak di luar Desa Sooko. Rata-rata lahan yang dimiliki masyarakat Desa Sooko terdiri dari sawah, padang rumput dan pekarangan dengan luas sawah sekitar seperempat hektar.

Untuk mencari orang lain di Desa Sooko, mereka pergi ke luar daerah untuk bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan pekerjaan lainnya. Di masyarakat Desa Sooko sudah terdapat sarana transportasi dan fasilitas perekonomian yang dapat meningkatkan mobilitas penduduk khususnya kegiatan ekonomi.

Akad Jual Beli Bibit Durian di Desa Sooko Kecamatan Sooko Kabupaten Ponorogo

Situasi ini rupanya menyita perhatian seorang penjual benih durian keliling asal Kota Kediri. Melihat kondisi perkebunan di Desa Sooko, para penjual benih durian memanfaatkan kesempatan ini untuk menawarkan benih durian mereka kepada masyarakat. Bibit durian yang disajikan merupakan bibit durian varietas baru yang ada di Desa Sooko, yang sepengetahuan penulis belum pernah digunakan sebelumnya.

Hal inilah yang membuat masyarakat desa Sooko tertarik untuk membeli dan mencoba bibit durian merah. Bibit durian ini merupakan hasil stek batang, dari tiga batang pohon yang dirangkai menjadi satu pohon. Penjual benih durian terlebih dahulu menawarkan setengah harga dari harga yang disepakati, sedangkan pembayarannya dilakukan belakangan.

Dengan pengaturan di atas, para penjual bibit durian tentu bersedia mengantisipasi kerugian jika pohon durian mati. Praktik Penetapan Harga Metode Pembayaran Jual Beli Benih Durian di Desa Sooko Kecamatan Sooko Kabupaten Ponorogo.

Praktik Penentuan Harga cara pebayaran Jual Beli Bibit Durian di Desa Sooko, Kecamatan Sooko, Kabupaten Ponorogo

Dari informasi yang tersaji di atas, penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan bahwa bibit durian yang ditawarkan oleh Hadi Prayitno selaku penjual adalah bibit durian berwarna merah. Saya menawarkan kepada pembeli pembayaran bibit durian ini setengah dari harga yang telah disepakati sebelumnya, untuk dilunasi nanti saat durian sudah berbuah. Dari hasil wawancara dengan salah satu pembeli bibit durian merah yaitu Bapak Suwoto yang menjelaskan bahwa beliau membeli lima bibit durian merah dengan harga Rp.

Nanti saya akan cek bibit durian yang ditanam. Kalau menurut saya mereka butuh obat karena hama, saya ambil, dan. Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa cara pembayaran jual beli bibit durian sangat menarik yaitu membayar setengah harga terlebih dahulu baru kemudian dilunasi ketika sudah berbuah. Dan ketika sudah panen, penjual benih durian siap membeli kembali benih durian tersebut dengan harga pasar saat itu.

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PEMBELIAN BENIH DURIAN DI DESA SOOKO KECAMATAN SOOKO. Analisis Hukum Islam Akad Jual Beli Benih Durian Keliling di Desa Sooko Kecamatan Sooko Kabupaten Ponorogo.

Analis Hukum Islam Terhadap Akad Jual Beli Bibit Durian Keliling di Desa Sooko Kecamatan Sooko Kabupaten Ponorogo

Adapun untuk melihat status hukum praktek jual beli benih durian di Desa Sooko Kecamatan Sooko Kabupaten Ponorogo terlebih dahulu dilihat dari segi keharmonisan dan syarat-syarat yang harus dipenuhi. Pengertian yang dimaksud adalah orang yang melakukan transaksi jual beli tersebut telah baligh dan berakal. Praktek jual beli bibit durian ini atas kemauan sendiri dan bukan atas paksaan orang lain.

Dalam praktek jual beli bibit durian di Desa Sooko Kecamatan Sooko Kabupaten Ponorogo, berdasarkan wawancara dengan para penjual, barang yang dijadikan objek jual beli adalah milik penjual (pemilik. Jadi disinilah tempat membeli dan penjualan bibit durian yang dilakukan di sekitar Desa Sooko Kecamatan Sooko Kabupaten Ponorogo dilihat dari syarat-syarat mengenai pokok akad dalam hal jual beli yang sesuai dengan syariat Islam. Praktek ijin yang dilakukan dalam transaksi jual beli benih durian keliling di Desa Sooko Kecamatan Sooko Kabupaten Ponorogo bersifat verbal.

Dalam transaksi jual beli benih durian keliling di Desa Sooko Kecamatan Sooko Kabupaten Ponorogo harga benih durian ditentukan oleh penjual. Dari penjelasan mengenai gambaran nilai tukar di atas, penulis menyimpulkan bahwa jual beli benih durian memenuhi syarat karena harga yang disepakati kedua belah pihak sudah jelas.

Analisa Hukum Islam Terhadap Penentuan Harga dan Cara PembayaranJual Beli Bibit Durian Keliling di Desa Sooko, Kecamatan

Analisis Hukum Islam Terhadap Penetapan Harga Dan Cara Pembayaran Jual Beli Bibit Durian Keliling Di Desa Sooko Kecamatan. Dalam transaksi jual beli benih durian secara keliling di Desa Sooko Kecamatan Sooko Kabupaten Ponorogo terdapat dua penentuan harga yaitu harga benih durian dan harga buah durian yang akan dibeli kembali oleh penjual benih pada saat dipanen. Perbedaan harga tersebut didasarkan pada ukuran dan tinggi biji durian, dibandingkan dengan biji durian yang dijual di pasar biji durian, harganya lebih mahal karena jenis buahnya yang berbeda yaitu durian merah dan juga bijinya. hasil pemotongan tiga batang yang dipotong menjadi satu dengan tujuan agar bibit Durian cepat berbuah dan juga mempunyai batang yang kuat.

Harga diatas bukanlah harga final, pembeli dapat menawar harga tersebut hingga tercapai kesepakatan antara penjual benih durian dan pembeli. Dari uraian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa penetapan harga benih durian sudah sesuai dengan penetapan harga menurut syariat Islam, harga terbentuk secara alamiah, dimana harga terbentuk melalui penawaran dan permintaan serta tidak ada pihak. pihak yang dirugikan, baik penjual maupun pembeli. Dan apabila pohon durian tersebut sudah berbuah dan pemiliknya berniat memperdagangkannya, maka penjual bibit durian siap membeli hasil panen buah durian tersebut dengan harga pasar saat itu.

Dari uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa tata cara pembayaran benih durian tidak bertentangan dengan syariat Islam, karena kedua belah pihak mempunyai itikad baik dalam melakukan transaksi jual beli, penjual menerima bahwa itu untuk investasi yang dilakukan, dan begitu juga pembelinya. Jika dilihat dari aspek harga secara keseluruhan, maka jual beli bibit durian yang terdapat di Desa Sooko Kecamatan Sooko Kabupaten Ponorogo merupakan jual beli musawwa>mah} yaitu jual beli barang dalam bentuk yang disepakati bersama. oleh kedua belah pihak, karena penjualnya cenderung merahasiakan harga aslinya, itulah jual beli yang paling banyak digemari masyarakat saat ini.

Kesimpulan

Saran-Saran

Setelah menyelesaikan skripsi ini, penulis mencoba memberikan saran-saran yang diharapkan dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan pada umumnya bagi para pembaca dan seluruh umat Islam. Agar pihak yang melakukan transaksi jual beli dan orang yang melakukan transaksi jual beli selalu berhati-hati dalam melakukan transaksi, maka suatu transaksi jual beli hendaknya mempunyai catatan hitam putih sebagai bukti otentik untuk menghindari jika suatu saat terjadi suatu hal yang tidak diinginkan. terjadi kesalahpahaman, dan juga sebagai bukti kuat jika terjadi wanprestasi oleh salah satu pihak. Penulis berharap agar para pelaku jual beli dan masyarakat yang melakukan transaksi jual beli selalu menjunjung tinggi kebenaran sesuai syariat Islam agar tidak terjadi penipuan yang merugikan salah satu pihak dan agar kesejahteraan bersama dapat terwujud. .

Ahsani, Rofiq “Review Konsep Salam pada Praktek Jual Beli Benih Broiler di Desa Mlilir Madiun” (Disertasi, STAIN Ponorogo, Ponorogo, 2007). Fuadi, September Hanafi, Shofyan “Analisis Fiqih Praktek Jual Beli Pohon Jati (Studi Kasus Di Desa Bagoarum Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan)”.

Novita, Venti Diah “Ulasan Fiqih Praktek Jual Beli Dengan Sistem Panjer (urbun) Di Butik Ita (Studi Kasus di Desa Bedhi Kec.

Referensi

Dokumen terkait

Terhadap Praktik Akad Jual Beli Ikan Nelayan (Studi Kasus di Desa Pangkalan Kecamatan Sluke Kabupaten Rembang). Perumusan

Meski jual beli secara kredit seperti pemaparan diatas hampir memiliki kesamaan dengan jual beli dengan sistem penangguhan harga yang berlangsung di Desa Sombro,

Berdasarkan rukun akad dan syarat yang dijelaskan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa jual beli di Desa Batumarta 1 Kecamatan Lubuk Raja terpenuhi rukun objek akad

Skripsi yang berjudul : TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JUAL BELI MODEL DROPSHIPPING (STUDI KASUS DI TOKO ONLINE SYAFA ONSHOP Website

Berdasarkan rukun akad dan syarat yang dijelaskan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa jual beli di Desa Batumarta 1 Kecamatan Lubuk Raja terpenuhi rukun objek akad

Selanjutnya, jual beli dianggap sah apabila ma’qud alaih adalah barang yang tetap atau bermanfaat, berbentuk, dapat diserahkan, dapat dilihat oleh orang-orang yang

Pembacaan tersebut menghasilkan temuan penelitian tentang tinjauan hukum Islam terhadap akad jual beli ayam pedaging antara perusahaan mitra dengan peternak dan tinjauan hukum Islam

Tinjauan Fiqh Muamalah Terhadap Obyek Jual Beli dalam Praktik Jual Beli Bawang Merah Keliling di Kecamatan Babadan Jual beli dalam Islam dikenal dengan al-Bay‘ dan di dalam