• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Buah Jambu Alpukat Musiman Studi Kasusdi Desa Kota Batu Kec

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Buah Jambu Alpukat Musiman Studi Kasusdi Desa Kota Batu Kec"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

Bagaimana gambaran hukum Islam tentang akad jual beli jambu biji alpukat di Desa Kota Batu Kec. Bagaimana gambaran hukum islam tentang penetapan harga dalam transaksi jual beli jambu biji alpukat di desa kota batu kec. Untuk mengetahui bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap akad jual beli jambu biji alpukat di Desa Kota Batu Kec.

Untuk mengetahui bagaimana tinjauan hukum Islam tentang penetapan harga dalam jual beli jambu biji alpukat di Desa Kota Batu Kec.

Sistematika Pembahasan BAB I : PENDAHULUAN

Analisis data dalam penelitian kualitatif merupakan proses menganalisis, memilah dan mengelompokkan data kemudian mengangkatnya menjadi sebuah teori hasil penelitian. Penekanan pada pentingnya hasil penelitian ini dapat menjadi indikator validitas dan prediksi data yang benar secara ilmiah.

JUAL BELI DALAM FIQIH

Dalam menganalisis data dilakukan secara induktif, artinya menganalisis masalah lebih diutamakan daripada hal-hal yang lebih kecil atau mendasar.Selatan dapat diambil maknanya sendiri sebagai kebenaran empiris yang bersifat logis atau teoretis yang diberi makna intelektual dan diberikan. argumen yang logis. Kajian teori jual beli dalam fikih disajikan pada bab II yang berisi tentang pembahasan jual beli yang meliputi: pengertian, dasar hukum, akad, rukun dan syarat, dan harga.

PRAKTIK JUAL BELI BUAH JAMBU ALPUKAT MUSIMAN DI DESA KOTA BATU KECAMATAN WARKUK RANAU SELATAN SUMATERA

ANALISA HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI BUAH JAMBU ALPUKAT MUSIMAN DI DESA KOTA BATU KECAMATAM WARKUK

Jual beli buah jambu biji alpukat musiman di Desa Kota Batu Kecamatan Waruk Ranau Selatan Sumatera Selatan dan analisis hukum Islam tentang penetapan harga dalam jual beli buah jambu biji buah musiman di Desa Kota Batu Kecamatan Waruk Ranau Selatan Sumatera Selatan.

Pengertian Jual Beli

Dari beberapa definisi di atas Abdul Fatah Idris dan Abu Ahmad memahami bahwa hakekat jual beli adalah suatu perjanjian untuk menukarkan barang atau barang yang mempunyai nilai secara sukarela antara dua pihak, pihak yang satu menerima barang dan pihak yang lain menerimanya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. kesepakatan atau ketentuan yang telah dibenarkan oleh syara' dan disepakati. Dengan demikian terpenuhinya syarat-syarat, rukun-rukun dan hal-hal lain yang berkaitan dengan jual beli sehingga jika syarat dan rukun tidak terpenuhi berarti tidak sesuai dengan kehendak syariat. Sedangkan menurut para ahli fikih, jual beli berarti pemberian harta untuk pengambilan harta sebagai gadai, penyerahan dan tanggung jawab penerima (ijab kabul) dengan cara yang diperbolehkan.

Sedangkan menurut ulama Malikiyah, jual beli ada dua macam, yaitu jual beli umum dan jual beli khusus. Jual beli dalam pengertian umum adalah suatu persetujuan untuk menukarkan sesuatu yang bukan keuntungan dan kesenangan. Untuk barter, yaitu satu pihak menukar sesuatu yang dipertukarkan oleh pihak lain.

Dan sesuatu yang bukan faedah ialah benda yang ditukar itu adalah jhat (bentuk), ia berfungsi sebagai objek jual beli, maka ia bukan faedah atau ia bukan hasil. 21. Sedangkan jual beli dalam pengertian tertentu ialah kaitan pertukaran sesuatu yang tidak bermanfaat dan bukan kelazatan yang mempunyai daya tarikan, pertukaran itu bukan emas dan bukan perak, perkara itu dapat direalisasikan dan ada seketika. (tidak terlambat), tidak baik hutang itu ada di hadapan pembeli atau tidak, barang yang diketahui atau diketahui terlebih dahulu hartanya. 22. Daripada beberapa definisi di atas dapatlah difahami bahawa hakikat jual beli ialah akad untuk menukar barang atau barang yang bernilai secara sukarela antara dua pihak, yang satu menerima barang tersebut dan yang lain menerimanya mengikut perjanjian atau ketentuan. dibenarkan oleh Syara' dan dipersetujui.

Dasar Hukum Jual Beli

Artinya: “Orang yang makan riba tidak bisa berdiri, tetapi seperti dia berdiri orang yang kerasukan setan karena gila. Ini karena mereka mengatakan bahwa jual beli sama dengan riba. Yang mendapat peringatan dari Allah, kemudian dia berhenti, maka apa yang dia usahakan tadi menjadi miliknya dan urusannya (terserah) kepada Allah.

Sesiapa yang mengulanginya, maka mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya” (Q.S. al-Baqarah: 275)24. Ayat di atas menjelaskan bahawa Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.25 Ayat di atas juga dapat difahami ​​adalah jual beli dengan mengikut syariat yang ditetapkan dalam Islam dan tidak melakukan perkara yang dilarang dalam Islam. Janganlah kamu memakan harta sesama kamu dengan cara yang buruk}'il (tidak adil), kecuali dengan jual beli yang berlaku berdasarkan persetujuan bersama antara awak.

Selanjutnya dalam surat an-Nisā' ayat 29 juga menekankan perlunya kerelaan kedua belah pihak, walaupun kerelaan itu adalah sesuatu yang tersembunyi jauh di lubuk hati, namun dapat dilihat petunjuk dan tanda-tandanya.

ل قف

Akad dalam Jual Beli

Hendi Suhendi mendefinisikan: “akad adalah ikatan antara penjual dan pembeli.”33 Dengan akad yang diucapkan oleh pembeli dan penjual, maka transaksi jual beli menjadi sah. Kontrak dibuat hanya dengan harga barang yang diperdagangkan, seperti penjualan pembelian yang terjadi di supermarket atau supermarket. Sama seperti jika penjual berkata, "Saya menjual baju ini seharga 5 pound," dan pembeli berkata, "Saya mendapatkan artikel seharga 4 pound," maka penjualan itu batal.

Ungkapan tersebut harus mencerminkan masa lalu (Senin Selasa), seperti kata-kata penjual: Saya menjual dan kata-kata pembeli: Saya telah menerima, atau saat ini (mudari') jika diinginkan pada saat itu. Suatu perjanjian jual beli dapat dinyatakan sah dalam keadaan tertentu dengan persetujuan lisan atau dengan persetujuan tertulis. Jika salah satu pihak tidak mengetahui akad tersebut, akad dapat diakhiri, karena di sini lagi-lagi dasar jual beli adalah 'an ta râdîn (sebagai dan itu).

Mustafa berkeyakinan bahwa di dunia modern saat ini, transaksi jual beli barang berharga, ijab qabūl diwujudkan dalam bentuk akta jual beli tertulis. Antara lain kantor notaris membuat akta jual beli di atas kertas bermaterai. Dengan bentuk yang demikian akta jual beli mempunyai kekuatan hukum yang cukup kuat, sehingga apabila terjadi perselisihan dapat diselesaikan di pengadilan berdasarkan hukum positif yang berlaku di Indonesia.

Rukun dan Syarat Jual Beli

Misalnya, jika suatu barang dibeli dengan maksud untuk digunakan untuk perbuatan yang bertentangan dengan syariat Islam, maka barang tersebut dapat dikatakan mubazir. Diperbolehkan juga untuk membeli dan menjual kucing, lebah, beruang, singa, dan hewan lain yang berguna untuk berburu atau yang kulitnya dapat digunakan. Artinya, orang yang mengadakan perjanjian jual beli atas suatu barang adalah pemilik sah barang tersebut dan telah mendapatkan izin dari pemilik sah barang tersebut.

Jual beli barang oleh orang yang bukan pemilik atau mempunyai hak berdasarkan surat kuasa pemilik dengan demikian dianggap sebagai perjanjian jual beli yang tidak sah. Yang dimaksud dengan mampu menyerahkan adalah penjual (baik sebagai pemilik maupun agen) dapat menyerahkan barang yang dijadikan sebagai barang jual beli sesuai dengan bentuk dan jumlah yang disepakati pada saat penyerahan barang. disampaikan kepada pembeli. , seperti ikan di air. Jika kondisi barang dan harga total tidak diketahui pada saat pembelian, perjanjian jual beli tidak sah.

Jika barang dan harganya tidak diketahui atau salah satu dari keduanya tidak diketahui, maka jual beli itu batal karena mengandung unsur penipuan. Mengenai syarat-syarat ilmu tentang barang yang dijual, seperti jual beli barang yang kadarnya tidak dapat diketahui (jazaf). Tidak dikatakan jual beli itu sah sampai ijab dan qabul dilakukan karena ijab qabul itu menunjukkan kerelaan (kesenangan).

Penetapan Harga Jual Beli

Biasanya harga digunakan untuk menukar barang yang disepakati oleh kedua belah pihak dalam akad 61 Dari pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa harga adalah suatu perjanjian mengenai transaksi jual beli barang atau jasa dimana perjanjian itu ditandatangani oleh kedua belah pihak. Tas'ir adalah sesuatu yang ẓālim, yaitu yang haram, dan ada yang adil, itulah yang diperbolehkan. kekurangan pasokan atau peningkatan permintaan. Memaksa orang untuk menjual barang tanpa ada kewajiban menjual adalah suatu kezaliman dan kezaliman itu dilarang.” jika penetapan harga dilakukan dengan memaksa penjual menerima harga yang tidak disukainya, maka tindakan tersebut tidak dibenarkan agama.

Sedangkan penetapan harga yang adil dan sah seperti yang telah dijelaskan di atas, yaitu penetapan harga diberlakukan jika ada ketidaksetaraan dalam penetapan harga atau karena ada perbedaan harga yang diduga memerlukan tas'ir. Oleh karena itu, kesepakatan harga harus dibuat agar pedagang menjual harga yang sesuai untuk pemeliharaan keadilan, seperti yang diminta oleh Allah. Dan ketiga, jika jual beli itu dilakukan dengan saling menukar barang, maka barang yang dijadikan nilai tukar bukanlah barang yang dilarang syara'.

Harga yang muncul di setiap tempat dan daerah berbeda-beda bentuknya, kebanyakan berdasarkan tradisi yang melekat dan disepakati bersama. Pada hakekatnya hukum Islam mengenal adat atau tradisi, begitu pula dalam hal penentuan harga dalam jual beli. Secara bahasa, 'urf adalah kebiasaan yang baik.68 'Urf berarti "kebiasaan", "kebiasaan", kebiasaan tetap.69 Arti harfiah dari 'urf adalah keadaan, ucapan, tindakan atau ketentuan yang diketahui orang dan menjadi suatu tradisi untuk melakukan atau meninggalkan 70.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan 'urf adalah segala sesuatu yang telah menjadi kebiasaan masyarakat dan dilakukan secara terus menerus, baik berupa perkataan maupun perbuatan. Analisis Fiqh Praktek Jual Beli Mangga Kotak di Desa Sawoo Kecamatan Sawoo Kabupaten Ponorogo.

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas berkat rahmat dan kuasa-nya yang telah melimpahkan kekuatan lahir dan bathin kepada diri kami, sehingga setelah