• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Hukum Islam terhadap Praktik Jual Beli Kios di Pasar Sembodo Desa Plumpung Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Tinjauan Hukum Islam terhadap Praktik Jual Beli Kios di Pasar Sembodo Desa Plumpung Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

Kajian hukum Islam tentang praktik jual beli kios di Pasar Sembodo Desa Plumpung Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan. Judul : Kajian Hukum Islam Terhadap Praktek Jual Beli Kios di Pasar Sembodo Desa Plumpung Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan.

Rumusan Masalah

Permasalahan ketiga adalah stand pada kios yang dibeli dengan syarat, beberapa kios kemudian disewakan kepada pihak ketiga dengan sewa tahunan. Sehubungan dengan hasil observasi peneliti mengenai beberapa permasalahan yang muncul pada praktik jual beli kios di Pasar Sembodo Desa Plumpung Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan maka peneliti ingin melakukan pembahasan lebih lanjut berupa, antara lain, skripsi dengan mengambil judul: “Tinjauan hukum Islam terhadap praktik jual beli kios di Pasar Sembodo, Desa Plumpung, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Kajian Pustaka

13 Agestina Biduh Hamilanda, “Tinjauan Hukum Islam tentang Praktek Penyewaan Kios Pasar Malam (Studi Kasus Pada Pasar Malam di Desa Suru Kecamatan Sooko Kabupaten Ponorogo)”, Skripsi (Ponorogo: IAIN Ponorogo, 2021). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian saya adalah bahwa penelitian ini membahas masalah perjanjian sewa dan penyelesaian kasus wanprestasi mengenai sewa kios, sedangkan penelitian saya menyentuh masalah jual beli hak guna bangunan dan penyewaan kepada pihak ketiga.

Metode Penelitian

Sehingga dari beberapa penelitian yang ditemukan penulis selama ini belum ada yang meneliti jual beli kios di Pasar Sembodo Desa Plumpung. Penulis bermaksud melakukan penelitian dengan judul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktek Jual Beli Kios di Pasar Sembodo Desa Plumpung Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan”.

Sisematika Pembahasan

PENDAHULUAN

KONSEP JUAL BELI DAN SEWA MENYEWA DALAM ISLAM

Pada bab kedua ini menjelaskan ketentuan umum jual beli menurut hukum Islam, seperti pengertian, landasan hukum, rukun dan syarat, jenis jual beli.

PRAKTIK JUAL BELI KIOS DI PASAR SEMBODO DESA PLUMPUNG

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI KIOS DI PASAR SEMBODO DESA

PENUTUP

Pengertian Jual Beli

Dalam terminologi fikih, jual beli disebut al-bai', yang berarti menjual, menukar dan menukarkan sesuatu dengan sesuatu yang lain. Jadi al-bai' berarti jual beli atau jual beli. Menurut ulama Hanafiyah, pengertian definitif jual beli (al-bai') adalah pertukaran harta atau sesuatu yang diinginkan dengan sesuatu yang setara dengan cara tertentu yang bermanfaat. Menurut ulama Maliki, jual beli dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu jual beli yang bersifat umum dan jual beli yang bersifat khusus.

Jual beli dalam pengertian umum adalah perjanjian untuk menukar sesuatu yang tidak menguntungkan dan kepuasan. Menurut Perkara 20 perenggan 2 Kompendium Undang-undang Ekonomi Syariah, bai' ialah jual beli antara benda dan benda, atau pertukaran antara benda dengan wang. 3. Berdasarkan definisi di atas, jual beli adalah transaksi pertukaran barang atau harta yang sama nilainya dan atas dasar sukarela berdasarkan ketentuan syariah.

Dasar Hukum Jual Beli

نِا َهّللّا

صلى الله عليه وسلم

  • Rukun dan Syarat Jual Beli
  • Macam-macam Jual Beli
  • Hak Pakai Bangunan
  • Sewa Menyewa
    • Pengertian Sewa Menyewa
    • Dasar Hukum Sewa Menyewa

Menurut kebanyakan ulama, rukun jual beli itu ada empat iaitu orang yang membuat akad (penjual dan pembeli), mengeluh (dilafazkan i>jab dan qabu>l), barang yang dibeli dan nilai tukaran barang tersebut. item pengganti. Menurutnya, satu-satunya perkara yang menjadikan keharmonian dalam jual beli adalah kesanggupan kedua-dua pihak untuk membeli dan menjual. Medium transaksi jual beli mestilah dalam masa lampau (saya jual dan saya beli).

Berhubung dengan benda yang dijadikan objek Menurut Imam Taqiyuddin, jual beli terbahagi kepada tiga iaitu Menurut ulama Syafi’iyah, jual beli anak mumayyiz yang belum baligh adalah tidak sah kerana tidak ada seseorang ahlihah. Menurut ulama Hanafiyah, jual beli seperti ini dibolehkan tanpa perlu menyebutkan ciri-cirinya, tetapi pembeli berhak berwaspada apabila melihatnya.

اوطعأ :صلى الله عليه وسلم الله لوسر لاق :لاق امهنع الله يضر رمع نب الله دبع نع وقرع فيج نأ لبق هرجأ يرجلأا

Rukun dan Syarat Sewa Menyewa a. Rukun Sewa Menyewa

Sebagaimana akad jual beli, syarat ija>rah terdiri daripada empat jenis syarat iaitu: 28. Tetapi jika bukan hartanya, akad ija>rah anak mumayyiza dikira sah sekiranya walinya telah memberi izin. Menurut ulama Maliki, tamyiz adalah syarat untuk ija>rah dan jual beli, manakala baligh adalah syarat untuk menyerah diri.

Menurut ulama Hanabilah dan Syafi'iyah, keadaan ija>rah orang yang berakad mestilah mukallaf sehingga anak-anak mumayyiz belum boleh digolongkan sebagai ahli akad. Ija>rah boleh dilaksanakan apabila barang tersebut dimiliki oleh 'aqid atau dia mempunyai kuasa penuh untuk membuat akad. Maka ija>rah al-fudhul (ija>rah yang dilakukan oleh orang yang tidak berkuasa atau tidak diberi kuasa oleh pemiliknya) tidak boleh menimbulkan wujudnya ija>rah.30. 3) Kesahan diploma.

Macam-macam Sewa Menyewa

Menurut ulama Hanafiyah dan Malikiyah, akad ija>rah boleh dibuat mengikut perkembangan manfaat yang digunakan. Manakala ulama Safi'iyah dan Hanabilah berpendapat ija>rah ini telah ditetapkan dengan sendirinya sejak akad ija>rah berlaku. Oleh itu, menurut mereka, sewa itu disifatkan sebagai milik harta tersebut sejak pajakan berlaku.

Karena akad ijarah bertujuan untuk memperoleh manfaat dari objek sewa, maka penyewa pada dasarnya berhak untuk menggunakan objek tersebut sesuai dengan kebutuhannya dan bahkan dapat meminjamkan atau menyewakannya kepada orang lain, selama tidak mengganggu atau merusak objek sewa. obyek sewa. Ija>rah 'ala al-'ama>l ija>rah, yaitu ija>rah yang objek akadnya berupa jasa atau pekerjaan, seperti membangun gedung atau menjahit pakaian. Menurut Wahbah az-Zuhaili, pekerjaan mengasuh anak untuk orang lain dapat dimasukkan dalam akad ijarah khusus ini.

Menyewakan Barang Sewaan

Pembatalan dan Berakhirnya Sewa Menyewa

Ketika masa ija>rah berakhir, musta'jir harus mengembalikan benda ija>rah kepada mu'jir. PRAKTEK JUAL BELI KIOS DI PASAR SEMBODO DESA PLUMPUNG A. Gambaran Umum Pasar Sembodo Desa Plumpung Kecamatan Plaosan. Jumlah penduduk di Desa Plumpung sebanyak 3.509 jiwa, laki-laki 1.784 orang, perempuan 1.725 orang, dengan jumlah 831 KK.

Pasar Sembodo merupakan pasar desa yang terletak di Desa Plumpung, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, berdiri pada awal tahun 2022 dengan 20 kios dengan luas yang berbeda-beda, namun rata-rata ukuran kiosnya 3x5m2, menyediakan berbagai macam kebutuhan keluarga. Latar belakang berdirinya Pasar Sembodo di Desa Plumpung dikarenakan pengembangan desa wisata, dimana Pasar Sembodo merupakan salah satu program kerja dari Badan Usaha Milik. Badan Usaha Milik Desa Plumpung yang kemudian diberi nama BUMDesa “Cemerlang” merupakan badan hukum yang didirikan oleh desa untuk berperan sebagai pemantapan produk/jasa masyarakat, penghasil berbagai kebutuhan masyarakat, inkubator masyarakat, penyedia layanan masyarakat dan berbagai fungsi lainnya. . satu.

Tabel 3.1: Struktur Organisasi BUMDesa Cemerlang”
Tabel 3.1: Struktur Organisasi BUMDesa Cemerlang”

Praktik Jual Beli Kios di Pasar Sembodo Desa Plumpung Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan

Pengelola mengajukan usulan program kerja pembangunan kios di Pasar Sembodo Desa Plumpung kepada Pihak Desa. Berdasarkan hasil wawancara penjual dan pembeli akad yang digunakan dalam kepemilikan kios di Pasar Sembodo. Praktik persewaan kios kepada pihak ketiga di Pasar Sembodo, Desa Plumpung, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan.

Penyewaan yang terjadi di kios di Pasar Sembodo Desa Plumpung dilakukan antara pembeli kios yang sudah memiliki kios dengan penyewa kios. Penyewaan kios pihak ketiga di Pasar Sembodo Desa Plumpung terjadi ketika pemilik kios menawarkan kios yang sudah tidak terpakai kepada masyarakat yang membutuhkan dan sedang mencari tempat untuk berbisnis atau hal lainnya. Analisis Hukum Islam Terhadap Akad Jual Beli Kios di Pasar Sembodo Desa Plumpung Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan.

Analisis Hukum Islam Terhadap Akad Jual Beli Kios di Pasar Sembodo Desa Plumpung Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan

Akad yang digunakan dalam pemilikan kios di Pasar Sembodo Desa Plumpung adalah akad jual beli. Jual beli adalah suatu persetujuan antara penjual dan pembeli atas penyerahan barang dengan imbalan suatu nilai yang telah ditentukan sebelumnya atau dengan suatu perjanjian. Jual beli ini terjadi dengan bantuan kios bangunan BUMDesa yang dijual untuk umum, kios yang dijual hanya berupa hak pakai bangunan kios, tidak beserta tanahnya.

Jual beli dalam perjanjian ini pembeli membayar uang sesuai dengan harga yang disepakati, kemudian uang sejumlah itu digunakan untuk membangun bangunan kios. Dalam praktek jual beli lapak di pasar Sembodo Desa Plumpung dilakukan antara penjual yaitu BUMDesa Plumpung dengan pembeli yaitu masyarakat sama-sama sudah dewasa yang dibuktikan dengan KTP dan sehat. . Dalam jual beli kios, i>jab qabu>l dilakukan secara lisan, yaitu penjual menjual kios dengan harga yang telah ditetapkan dan pembeli setuju untuk membayar sejumlah uang kepada penjual di kemudian hari.

هي ْبُتْكَيْلَو

Analisis Hukum Islam Terhadap Praktik Sewa Menyewa Kios Kepada Pihak Ketiga di Pasar Sembodo Desa Plumpung Kecamatan Plaosan

Pilar leasing pertama adalah orang yang mengadakan kontrak, penyewa dan pemberi sewa. Dengan demikian, para pihak yang melakukan akad sewa, yaitu antara pihak yang menyewa dan pihak yang menyewa kios di Pasar Sembodo Desa Plumpung, telah memenuhi rukun dan syarat sewa (ija>rah) dalam hukum Islam. Dalam praktik persewaan kios kepada pihak ketiga di Pasar Sembodo di Desa Plumpung, perjanjian sewa tersebut bersifat lisan.

Mengetahui harga sewa oleh kedua-dua pihak serta harga sewa berdasarkan keputusan kedua-dua pihak, sewa kiosk kepada pihak ketiga di Pasar Sembodo Desa Plumpung menepati prinsip ujrah dalam penyewaan mengikut hukum syarak. Dalam amalan menyewa kiosk kepada pihak ketiga, manfaat atau kegunaan kiosk itu jelas diketahui, kerana ia berlaku dengan persetujuan kedua-dua pihak. Perjanjian untuk menyewa kios kepada pihak ketiga di Pasar Sembodo di Desa Pllumpung, jika dilihat dari sudut akad berupa syarat dan ketentuan sewa, maka sewa menyewakan kios tersebut kepada pihak ketiga. untuk disewa di pasaran.

Saran

Sembodo Desa Plumpung sah menurut syariat Islam karena kios juga diperoleh dari riwayat jual beli yang sah menurut syariat Islam. Kartiko Widi, Resto, Prinsip-Prinsip Metodologi Penelitian: Pengenalan Langkah-Langkah dan Pengertian Pelaksanaan Penelitian. Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 02 Tahun 2008, Kompendium Hukum Ekonomi Syariah, Jakarta: Direktorat Jenderal Peradilan Agama Mahkamah Agung Republik Indonesia, 2010.

Bandung: CV Pustaka Setia, copy 2001 Syamsul, Anwar, Hukum Kontrak Syariah (Kajian Teori Aturan dalam Fiqh Muamalah). Agestina Biduh Hamilanda, “Tinjauan Praktek Hukum Islam Penyewaan Kios Pasar Malam (Studi Kasus Pasar Malam di Desa Suru Kecamatan Sooko Kabupaten Ponorogo)”. Faridatul Islahiyyah, “Tinjauan Hukum Islam Dalam Praktek Jual Beli Tanah Di Desa Lembah Kecamatan Babadan Kabupaten Ponorogo”.

Gambar

Tabel 3.1: Struktur Organisasi BUMDesa Cemerlang”
Tabel 3.2: Daftar Aset Diserahkan kepada BUMDesa Untuk  Dikelola

Referensi

Dokumen terkait

Dari kutipan tersebut jelas bahwa jika pembeli membeli pakan ikan dengan cara tidak tunai maka timbul adanya syarat anatar penjual dan pembeli bahwa jika masa panen

1) Pembeli dan penjual melihat barang yang hendak dijual secara jizaf ketika akad secara langsung, atau sebelum akad. Keduanya harus saling mengetahui keadaan barang

Sumber data yang diperoleh dari para pihak yang berakad dalam transaksi jual beli ikan yaitu penjual ikan dan pemancing sebagai pembeli yang akan memungkinkan untuk mendapatkan

Dan dari jasanya ityanulah, perantara atau Makelar tersebut mendapatkan uang komisi/upah atas jasa tenaganya, dari masing-masing pihak yaitu penjual dan pembeli,

Dalam skripsi ini subyek penelitian adalah pembeli dan penjual sedangkan obyeknya adalah jual beli ikan dalam kolam sedangkan subyek penulis pembeli dan penjual

Si penjual menjual barangnya dan si pembeli membelinya dengan menukarkan barang tersebut dengan sejumlah uang yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Jual beli adalah

Syarat- syaratnya adalah: Harga barang ditentukan jelas dan pasti diketahui pihak penjual dan pembeli, pembayaran cicilan disepakati kedua belah pihak

Jika pembeli membeli dengan ukuran besar atau kiloan misalnya 1 kg maka pihak penjual akan memberikan secara langsung barang dagangan yang ia beli dari pasar yang