• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH HUKUM JUAL BELI KREDIT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH HUKUM JUAL BELI KREDIT"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

HUKUM JUAL BELI KREDIT

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Fiqh Kontemporer

Dosen Pengampu :

Imam Mustofa, M.S.I.

Oleh:

LISNA ANDARWATI

NPM. 1502030072

Program Studi: Ahwalu Sakhsiyyah (AS)

Jurusan: Syari’ah dan Ekonomi Islam

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(STAIN) JURAI SIWO METRO

(2)

HUKUM JUAL BELI KREDIT

A. PENDAHULUAN

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT. Yang diciptakan sebagai makhluk sosial yang saling berinteraksi dan saling membutuhkan satu sama lain dalam menjalani kehidupannya ditengah masyarakat. Contoh kongkret yang dilakukan manusia dalam menjalankan perannnya dalam menjalankan perannya sebagai makhluk sosial ialah jual beli yang merupakan kegiatan yang sudah dilakukan sejak zaman batu hingga sekarang.1

Jual beli merupakan kegiatan yang sakral karena mengandung peran penting dalam pemenuhan kebutuhan manusia yang begitu besar.namun, dibalik perannya yang sentral tersebut, manusia sebagai subjek pelaku jual beli seringkali melakukan hal-hal yang merusak tujuan dalam memenuhi kebutuhannya melalui jual beli tersebut.

Oleh karena itu, dalam islam diberlakukannya aturan main dan ketentuan-ketentuan bagaimana seharusnya jual beli itu dilakukan. Dimulai dari firman Allah SWT yang menjelaskan bahwa jual beli adalah halal.2



.…

Artinya:Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba3

Seiring berkembangnya zaman, praktek jual beli mengalami banyak perkembangan bentuk transaksi karena kemajun teknologi yang begitu pesat. Penjualan dengan pembayaran tunai dan kredit adalah salah satu contoh kongkret perkembangan transaksi jual beli yang sudah banyak dilakukan oleh para pelaku usaha mikro maupun makro.

1Fajar Khoirul Imam,”Hukum Jual Beli Dengan Opsi Harga Tunai dan

Kredit”, Skripsi pada Program Studi Ilmu Hukum Islam, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2016, h.1.

2Muhammad Sutrimo,”Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli”, Skripsi

pada Program Studi Syariah, Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah, Surakarta, 2014, h.5.

(3)

Sejak dahulu, jual-beli merupakan perangkat yang tak terpisahkan dari seseorang dalam memenuhi kebutuhan yang ingin dicapainya. Cara dalam melakukan transaksi jual-belipun meliputi banyak cara diantaranya adalah dengan menggunakan system kredit..4

Namun pada prakteknya, para pelaku usha menjual barang dengan opsi pembayaran dengan harga yang berbeda, yaitu secara tunai dengan harga normal,atau secara kredit dengan harga yang lebih tinggi dari harga normal.Dalam syari’at Islam, jual beli dengan cara demikian termasuk ke dalam bai’atan fi ba’iah, yaitu dua jual beli dalam satu transaksi atau akad yang termasuk ke dalam jual beli yang dilarang.5

B. KONSEP DASAR JUAL BELI 1. Definisi

Istilah jual beli dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah tukar menukar barang dengan uang atau barang dengan barang. Kata jual beli adalah terjemahan dari kata bai’ dalam bahasa arab.Kata bai‟ dalam istilah Arab adalah menyerahkan sesuatu yang dihargai dan mengambil harganya atau sebaliknya, mengambil harga dan menyerahkan sesuatu yang dihargai.6

Pengertian jual beli menurut bahasa adalah mempertukarkan sesuatu dengan sesuatu yang lain. Mempertukarkan sesuatu maksudnya harta mempertukarkan benda dengan harta benda, termasuk mempertukarkan harta benda dengan mata uang, yang dapat disebut jual beli.

4Nurlaila Yukamujrisa,”Penerapan Perjanjian Jual Beli Kredit”,Skripsi pada

Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2015, h.20.

5Siti Rahmah Febrianti, “Jual Beli Kredit”,Skripsi pada Program Studi

Akhwal Syakhshiyah, Fakultas Syar’iah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015,h. 6.

6Nur Fatoni, “Kearifan Islam Atas Jual beli Kredit”,Skripsi pada Program

(4)

Secara terminologis terdapat beberapa definisi jual beli yang dikemukakan ulama fiqh, sekalipun substansi dan tujuan masing-masing definisi adalah sama, yaitu tukar menukar barang dengan cara tertentu atau menukar sesuatu dengan sepadan menurut cara yang diberikan. Definisi lain dikemukakan ulama Malikiyyah, Syafi’iyah, Hanabilah bahwa jual beli yaitu tukar menukar harta dengan harta pula dalam bentuk pemindahan milik dan kepemilikan.

Berdasarkan definisi-definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa jual beli adalah suatu persetujuan dimana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan, dan pihak yang lain untuk membayar haraga yang telah dijanjikan.

2. Dasar Hukum

a. Al-Qur’an

Firman Allah QS. Al-Baqarah/2:275



.…

Artinya:Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.7

Firman Allah QS. An-Nisa 29

                  

Artinya:Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu.Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepada mu.8

b. Al-Hadits

Artinya:Dari Suhaib ar-Rumi r.a bahwa Rasulullah saw. Bersabda, “Tiga hal yang di dalamnya terdapat keberkahan: jual beli secara tangguh, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum

7Q.S. Al-Baqarah (2):275

(5)

dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk dijuL.(HR. Ibnu Majah).9

3. Syarat dan Rukun

Jual beli memiliki 3 rukun yaitu:

a. Pelaku transaksi, yaitu: penjual dan pembeli. b. Obyek transaksi, yaitu: harga dan barang.

c. Akad (transaksi), yaitu: segala tindakan yang dilakukan kedua-belah pihak yang menunjukkan mereka sedang melakukan transaksi, baik tindakan tersebut berbentuk kata-kata atau perbuatan.

Ada 2 bentuk akad:

1) Akad dengan kata-kata, dinamakan juga dengan ijab-qabul.

2) Akad dengan perbuatan, dinamakan juga dengan mu'athah..10

Syarat jual beli yaitu:

a. Saling rela antara kedua-belah pihak.

b. Kerelaan antara kedua belah pihak untuk melakukan transaksi syarat mutlak keabsahannya.

c. Pelaku akad adalah orang yang dibolehkan melakukan akad. d. Obyek transaksi adalah barang yang dibolehkan agama. e. Obyek transaksi adalah barang yang bisa diserahterimakan. f. Obyek transaksi diketahui oleh kedua belah pihak saat akad.

Maka tidak sah menjual barang yang tidak jelas. g. Harga harus jelas saat transaksi.11

C. KONSEP DASAR KREDIT

9Aida Rachman,”Jual Beli Kredit Menurut Perspektif Islam Kontemporer”,

Skripsi pada Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014,h. 21.

10Muhammad Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam ,

(Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada, 2004), h.118.

11 Yusuf Al Subaily,“Pengantar Fiqh Muamalat”,Skripsi pada Program Studi

(6)

1. Definisi

Kredit adalah sesuatu yang dibayar secara berangsur-angsur, baik itu jual beli maupun dalam pinjam-meminjam.

Istilah kredit berasal dari bahasa yunani (credere) yang berarti kepercayaan atau dalam bahsa latin “creditum” yang berarti kepercayaan atau kebenaran, atau credo, yang berarti saya percaya atau saya meneruh kepercayaan. Maksud dari percaya yang bagi si pemberi kredit adalah ia percaya pada si penerima kredit bahwa kredit yang disalurkan pasti akan dikembalikan sesuai perjanjian. Sedang bagi si penerima kredit merupakan penerimaan kepercayaan sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar sesuai dengan jangka waktu.12

Kredit menurut istilah adalah hak untuk menerima pembayaran atau kewajiban untuk melakukan pembayaran pada waktu yang diminta, atau pada waktu yang akan datang karena penyerahan barang-barang sekarang. Sedangkan dalam syraiah kredit dikenal dengan pembiayaan yaitu menyediakan uang atau tagihan berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara perusahaan dengan pihak lain, yang mewajibkan pihak lain mengembalikan pembiayaan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan bagi hasil.13

Jadi dapat disimpulkan bahwa Jual beli kredit merupakan suatau mekanisme jual beli, yaitu jual beli dengan cara harga barang dibayarkan secara berkala dalam jangka waktu yang disepakati.

2. Syarat-Syarat Jual Beli Kredit

a. Harga barang ditentukan jelas dan pasti diketahui pihak penjual dan pembeli.

b. Pembayaran cicilan disepakati kedua belah pihak dan tempo pembayaran dibatasi sehingga terhindar dari praktek bai’ gharar

atau bisnis penipuan.

12Sartika Purba, “Tinjauan Hukum Jual Beli Dalam Proses Kredit”,Skripsi

pada Program Studi Hukum Perdata, Fakultas Hukum, Universitas Sumatera Utara, Medan, 2012, h.6.

(7)

c. Harga semula yang sudah disepakati bersama tidak boleh dinaikkan lantaran pelunasannya melebihi waktu yang ditentukan. d. Hindari penundaan serah terima barang.

e. Penjual memiliki barang yang hendak dia jual dengan sistem kredit, penjual tidak boleh menjual barang manakala dia sendiri belum memiliki barang yang hendak dia jual.

f. Penjual harus menjadikan barang yang akan dijual sudah masuk dibawah pertanggung jawabannya. Artinya jika terjadi sesuatu atas barang tersebut maka penjual maka penjuallah yang bertanggung jawab mengganti atau memperbaikinya.

g. Jika barang sudah berada di tangan pembeli dan dan kesepakatan harga sudah disetujui, maka barang dengan resmi menjadi milik pembeli. Dengan demikian, penjual tidak berhak menyita atau menarik kembali barang dagangannya meskipun uang cicilan kredit belum selesai.14

3. Jenis-Jenis Kredit

a. Pengunaannya

Menurut pengunaannya, kredit dibagi menjadi dua yaitu:

1) Kredit Konsumtif, ditunjuk kepada nasabah yang memerlukan dana untuk kebutuhan konsumsi.

2) Kredit Produktif, kredit yang digunakan untuk keperluan produksi atau usahanya.

b. Keperluan produksinya

Menurut keperluan produksinya kredit dibagi menjadi dua yaitu: 1) Kredit modal kerja, untuk nasabah yang mengalami

kekurangan modal untuk usahanya.

2) Kredit Investasi, untuk nasabah yang membutuhkan barang modal untuk usahanya.

c. Jangka waktunya

Menurut jangka waktunya kredit dibagi menjadi tiga yaitu: 1) Kredit jangka pendek

2) Kredit jangka menengah

14Yonas Perwiratama, “Sistem Jual Beli Kredit”, Skripsi pada Program

(8)

3) Kredit jangka panjang d. Cara penggunaan

Menurut peggunaannya kredit dibagi empat yaitu: 1) Kredit rekening Koran bebas

2) Kredit rekening Koran terbatas 3) Kredit rekening Koran aflopend 4) Kredit rekening revolxing15

4. Fungsi Kredit

Fungsi kredit perbankan dalam kehidupan perekonomian antara lain sebagai berikut:

a. Kredit dapat meningkatkan daya guna dari uang dalam arti:

1) Para pemilik uang atau modal dapat secara langsung meminjamkan uangnya kepada para pengusaha yang memerlukan untuk meningkatkan produksi atau usahanya. 2) Para pemilik uang atau modal dapat menyimpan uangnya

pada lembaga-lembaga keuangan, yang kemudian oleh lembaga-lembaga keuangan tersebut diusahakan dalam bentuk pemberian kredit.

b. Kredit perbankan yang ditarik tunai dapat meningkatkan peredaran uang kartal sehingga arus lalu lintas uang akan berkembang.

c. Kredit dapat meningkatkan daya guna dari barang dalam arti dengan mendapat kredit para pengusaha dapat memproses bahan baku menjadi barang jadi sehingga daya guna barang tersebut menjadi meningkat.

d. Kredit dapat menjadi salah satu alat stabilisasi ekonomi dalam arti bila keadaan ekonomi kurang sehat, kebijakan diarahkan kepada usahausaha antara lain untuk peningkatan ekspor dan

15Rahmad Anwar Ferdian “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli”,

(9)

pemenuhan kebutuhan pokok rakyat. kebutuhan Kredit dapat meningkatkan kegairahan berusahan masyarakat dalam arti bantuan kredit yang diberikan oleh bank akan dapat mengatasi kekurangmampuan para pengusaha dibidang permodalan tersebut sehingga para pengusaha akan dapat meningkatkan usahanya.

e. Kredit dapat meningkatkan pemerataan pendapatan dalam arti dengan bantuan kredit dari bank para pengusaha dapat memperluas usahanya dan mendirikan proyek-proyek baru. Apabila perluasan usaha serta pendirian proyek-proyek baru telah selesai maka untuk mengelolanya diperlukan pula tenaga kerja, maka pemerataan pendapatan akan meningkat.

f. Kredit dapat sebagai alat hubungan ekonomi internasional dalam arti bank-bank besar di luar negeri yang mempunyai jaringan usaha dapat memberikan bantuan dalam bentuk kredit baik secara langsung maupuntidak langsung kepada perusahaan-perusahaan di dalam negeri.16

D. HUKUM JUAL BELI KREDIT

1. Hukum jual beli kredit dengan tambahan harga karena tambahnya waktu:

Pendapat Yang Menganggapnya Riba

a. Hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Abu Dawud.

ََ ( اَب ّرلَا ْوَأ ,اَمُهُسَك َوَأ ُهَلَف ٍةَعْيَب يِف ِنْيَتَعْيَب َعاَب ْنَم ) :َد ُواَد يِبَ ِل َو

Menurut riwayat Abu Dawud: Barangsiapa melakukan dua jual-beli dalam satu transaksi, maka baginya harga yang murah atau ia termasuk riba'.

16Nurul Suci Ramadhani, “ Funsi Kredit” Skripsi pada Program Studi

(10)

b. Di dalam Silsilatul Ahaditsish shahihah, dengan sangat jelas Al-kredit. Padahal itu adalah riba yang dimaksudkan dalam sabda nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam; “barang siapa yang melakukan dua jual beli dalam satu jual beli maka baginya harga yang paling rendah atau riba.”

c. Nabi melarang praktek riba, yaitu adanya penambahan harga. Berdasarkan Firman Allah dalam QS An-Nisa 161

        jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih.17

Berdasarkan ayat diatas bahwa Allah SWT telah mengharamkan bagi hambanya yang melakukan riba. Maka dalil ini menjelaskan tentang pengharaman hukum jual beli secara kredit karena jual beli secara kredit dalam pelaksanaannya terdapat penambahan harga dari harga semula maka penambahan harga tersebut dihukumi riba, dan sebagaimana yang kita ketahui bahwasannya riba itu hukumnya haram.

2. Hukum jual beli kredit

(11)

Jual beli sistem kredit, yaitu jual beli dengan penundaan pembayarannya. Hal ini dibolehkan sebagaimana diberitakan Aisyah r.a. bahwa nabi pernah membeli bahan makanan kepada seorang yahudi yang bernama Abu Syaham dengan kredit dan beliau menggadaikan perisai besi kepadanya.18

Hukum jual beli yang diperbolehkan berdasarkan firman Allah dalam Q.S Al-Baqarah 282

         

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya.

Berdasarkan ayat diatas adalah dalil bolehnya akad hutang piutang, sedangkan akad kredit merupakan salah satu bentuk hutang, sehingga keumuman ayat diatas bisa menjadi dasar bolehnya akad kredit. Asalkan syarat-syaratnya terpenuhi. Syarat-syaratnya adalah: Harga barang ditentukan jelas dan pasti diketahui pihak penjual dan pembeli, pembayaran cicilan disepakati kedua belah pihak dan tempo pembayaran dibatasi sehingga terhindar dari praktek bai’ gharar atau bisnis penipuan, harga semula yang sudah disepakati bersama tidak boleh dinaikkan lantaran pelunasannya melebihi waktu yang ditentukan, hindari penundaan serah terima barang, penjual memiliki barang yang hendak dia jual dengan sistem kredit, penjual tidak boleh menjual barang manakala dia sendiri belum memiliki barang yang hendak dia jual, penjual harus menjadikan barang yang akan dijual sudah masuk dibawah pertanggung jawabannya artinya jika terjadi sesuatu atas barang tersebut maka penjual maka penjuallah yang bertanggung jawab mengganti atau memperbaikinya, jika barang sudah berada di tangan pembeli dan dan kesepakatan harga sudah disetujui, maka barang dengan resmi menjadi milik pembeli, dengan demikian penjual tidak

18Siah Khosyi’ah, Fiqh Muamalah Perbandingan, (Bandung: Pustaka Setia,

(12)

berhak menyita atau menarik kembali barang dagangannya meskipun uang cicilan kredit belum selesai

E. PENUTUP

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ada dua pendapat mengenai hukum jual beli secara kredit, yang pertama hukum jual beli secara kredit yang tidak diperbolehkan.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Aida Rachman, ”Jual Beli Kredit Menurut Perspektif Islam Kontemporer”, Skripsi

pada Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, Semarang: Toha Putra Semarang, 1989.

Erna Susanti, ”Perjanjian Kredit Jual Beli”, dalam Jurnal Beraja Niti, Volume 3, No.1 Tahun 2014.

Fajar Khoirul Imam,”Hukum Jual Beli Dengan Opsi Harga Tunai dan Kredit”,

Skripsi pada Program Studi Ilmu Hukum Islam, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2016.

Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, Jakarta: Rajawali Pers, 2010.

(14)

Muhammad Sutrimo,”Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli”, Skripsi pada Program Studi Syariah, Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014.

Nur Fatoni, “Kearifan Islam Atas Jual beli Kredit”,Skripsi pada Program Studi Akhwal Syakhshiyah, Fakultas Syari’ah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.

Nurlaila Yukamujrisa,”Penerapan Perjanjian Jual Beli Kredit”,Skripsi pada Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2015.

Nurul Suci Ramadhani, “Funsi Kredit” Skripsi pada Program Studi Akutansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin Makasar, 2014.

Rahmad Anwar Ferdian “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli”, Skripsi

pada Program Studi Muamalat Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2013.

Sartika Purba, “Tinjauan Hukum Jual Beli Dalam Proses Kredit”,Skripsi pada Program Studi Hukum Perdata, Fakultas Hukum, Universitas Sumatera Utara Medan, 2012.

Siah Khosyi’ah, Fiqh Muamalah Perbandingan, Bandung: Pustaka Setia, 2014. Siti Rahmah Febrianti, “ Jual Beli Kredit”,Skripsi pada Program Studi Akhwal

Syakhshiyah, Fakultas Syar’iah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.

Referensi

Dokumen terkait

Jual beli mindringan merupakan transaksi jual beli dalam proses pengadaan barang yang diinginkan pembeli dan selanjutnya dijual kepada pembeli dengan sistem pembayaran

Perjanjian jual beli antara penjual dengan pembeli itu dibuat oleh salah satu pihak dengan cara menyiapkan syarat-syarat baku pada formulir perjanjian yang sudah

Dari hasil pengamatan yang peneliti lakukan terhadap kedua belah pihak yaitu penjual dan pembeli yang melakukan praktik jual beli Ikan didalam lebung dengan

Jual beli dalam syariat Islam dianggap sah apabila memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan, maka harus ada ijab (dari penjual) dan qabul (dari pembeli) yang

Karena masih ada kekurangan pembayaran, maka disepakati jika sudah lunas, penjual memberikan Kuasa khusus tertulis kepada pembeli yang diikatkan dalam Perikatan Perjanjian

Penyerahan barang dan peralihan risiko dari penjual kepada pembeli dilakukan pada saat barang diserahkan kepada pihak pengangkut yang ditunjuk oleh pembeli. = Kewajiban penjual

orang atau lebih atas dasar suka sama suka, untuk saling memiliki. Dengan jual beli, penjual berhak memiliki uang secara sah. Pihak. pembeli berhak memiliki barang

Karena masih ada kekurangan pembayaran, maka disepakati jika sudah lunas, penjual memberikan Kuasa khusus tertulis kepada pembeli yang diikatkan dalam Perikatan Perjanjian