• Tidak ada hasil yang ditemukan

(1)BAB II TINJAUAN TEORITIS TENTANG PERJANJIAN, JUAL BELI, JUAL BELI ONLINE dan PERTANGGUNGJAWABAN A

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "(1)BAB II TINJAUAN TEORITIS TENTANG PERJANJIAN, JUAL BELI, JUAL BELI ONLINE dan PERTANGGUNGJAWABAN A"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

Menurut pasal 1 angka 17 UU ITE, kontrak elektronik diartikan sebagai perjanjian antara para pihak yang dilakukan melalui sistem elektronik. Perbuatan atau perbuatan hukum yang dilakukan oleh para pihak itulah yang menimbulkan hubungan hukum kontraktual, sehingga pihak yang satu diberi hak oleh pihak yang lain untuk memperoleh manfaat dari prestasinya. Internet sebagai media utama dalam perjanjian jenis ini memungkinkan para pihak dari berbagai daerah dapat terhubung secara bersamaan, sehingga kehadiran fisik para pihak tidak menjadi masalah.

Syarat subyektif meliputi syarat-syarat perjanjian yang mengikatnya, atau perjanjian antara kedua belah pihak yang mengadakan perjanjian, dan kesanggupan untuk mengadakan perjanjian atau keterampilan pihak yang mengadakan perjanjian. Perjanjian diantara mereka yang mengikatkan diri artinya para pihak yang membuat perjanjian telah sepakat atau terdapat kesepakatan kehendak atau kesepakatan bersama atas keinginan masing-masing, yang tercipta oleh para pihak tanpa ada paksaan, kekeliruan atau penipuan. Perjanjian ini dapat dinyatakan secara tegas. atau diam diam-diam.39. Keinginan para pihak yang dinyatakan dalam suatu perjanjian merupakan dasar pengikatan suatu perjanjian dalam hukum kontrak Perancis.

Berdasarkan asas kebebasan berkontrak yang terkandung dalam Pasal 1338 ayat 1 KUH Perdata, suatu perjanjian yang dibuat secara sah mengikat secara hukum bagi para pihak yang membuatnya. Menurut teori klasik undang-undang kontrak, prinsip niat baik boleh digunakan dalam situasi di mana perjanjian telah memenuhi syarat-syarat perkara tertentu, oleh itu doktrin ini tidak melindungi pihak yang mengalami kerugian dalam peringkat pra-kontrak atau rundingan. peringkat, kerana pada peringkat ini perjanjian tidak memenuhi syarat kes tertentu.

Wanprestasi (Ingkar Janji)

Keadaan Memaksa (Overmacht)

Perikatan itu memperoleh semula keberkesanannya jika paksaan berhenti. e. perkara yang perlu diketahui tentang situasi terpaksa ialah.

Risiko dan Ganti Rugi

Ada dua sebab timbulnya ganti rugi, yaitu ganti rugi karena wanprestasi dan perbuatan melawan hukum. Ganti kerugian karena tidak dipenuhinya diatur mulai dari Pasal 1243 KUH Perdata yang mengatur bahwa penggantian biaya, kerugian dan bunga akibat tidak dipenuhinya suatu kewajiban baru menjadi wajib apabila debitur setelah dinyatakan lalai dalam memenuhi kewajibannya. . kewajiban itu, tetap melalaikannya, atau bila sesuatu itu harus diberikan atau dilakukan, hanya dapat diberikan atau dilakukan dalam jangka waktu yang terlampaui, sampai dengan pasal 1252 KUHPerdata. Kompensasi perbuatan melawan hukum adalah suatu bentuk ganti rugi yang diberikan kepada seseorang yang telah berbuat salah kepada pihak yang dirugikan.

Ganti kerugian karena wanprestasi adalah suatu bentuk ganti rugi yang dikenakan kepada debitur yang gagal memenuhi isi perjanjian antara kreditur dan debitur.59.

Jual Beli

  • Pengertian Jual Beli
  • Lahirnya Perjanjian Jual Beli
  • Subjek dan Objek Jual Beli
  • Hak dan Kewajiban Penjual dan Pembeli

Untuk menganalisis adanya landasan keterikatan kontrak berdasarkan wasiat atau deklarasi, menurut Niewenhuis dapat dikaji dari pengembangan tiga teori, yaitu: 63. Teori wasiat (Wilsleer; Milstheorie), menyatakan bahwa suatu hal yang baru penambahan kontrak hanya ada jika dan sepanjang pernyataan itu didasarkan pada keputusan wasiat yang benar-benar sesuai dengannya. Teori ini menyatakan bahwa pernyataan yang melandasi suatu perjanjian adalah pernyataan yang harus menimbulkan keyakinan bahwa pernyataan tersebut konsisten dengan keputusan wasiat.

Perjanjian yang dibuat atas dasar kesepakatan (karena pertemuan penawaran dan penerimaan) berada dalam keadaan normal sesuai dengan keinginan dan pernyataan kedua belah pihak. 64 Ilham Akbar, “ Akibat hukum kesalahan wasiat mengenai sifat benda dalam akad jual beli batu akik”, Jurnal Hukum dan Pemikiran, vol.16, no. 2 Desember 2016, hal. Pada dasarnya subjek perjanjian jual beli dapat siapa saja orang atau badan hukum, yaitu yang berperan sebagai penjual dan pembeli, dengan syarat orang tersebut sudah cukup umur dan/atau sudah menikah.

Walaupun perkara yang mungkin menjadi subjek dalam perjanjian pembelian dan penjualan adalah semua perkara, boleh alih dan tidak alih, mengikut longgokan, saiz dan beratnya. Kewajipan untuk memindahkan pemilikan termasuk semua tindakan yang diperlukan oleh undang-undang untuk memindahkan pemilikan barang yang dijual daripada penjual kepada pembeli. Kewajipan untuk menikmati timbul daripada jaminan yang diberikan oleh penjual kepada pembeli bahawa barang yang dijual dan diserahkan atau dihantar adalah benar-benar miliknya, bebas daripada sebarang bebanan atau tuntutan sebarang hak.

Kewajiban menutup cacat tersembunyi (hidden cacat, cacat tersembunyi) maksudnya penjual wajib menutup cacat tersembunyi pada barang yang dijualnya, yang menjadikan barang tersebut tidak dapat digunakan lagi bagi pembeli atau mengurangi kegunaan barang tersebut, sehingga pada akhirnya pembeli menjadi sadar akan cacatnya. Dalam perjanjian jual beli terjadi peralihan hak atas barang yang diperdagangkan oleh penjual kepada pembeli. Hak atas suatu barang tertentu berpindah tergantung pada kesepakatan para pihak berdasarkan perjanjian yang dibuat, dan untuk menentukan niat para pihak, dengan memperhatikan syarat-syarat perjanjian.

Jika ada perjanjian jual beli barang tanpa jaminan, maka barang diserahkan dengan rincian seperti jenis barang, bentuk barang, berat barang, dan lain-lain, dan barang karena rincian tersebut diserahkan. lebih . dialihkan dengan persetujuan baik oleh penjual dengan persetujuan pembeli, atau oleh pembeli dengan persetujuan penjual, maka kepemilikan barang berpindah kepada pembeli.

Jual Beli Online atau Transaksi Elektronik (E-commerce)

  • Pengertian Transaksi Elektronik (E-commerce)
  • Pihak-Pihak Dalam Transaksi Elektronik (E-commerce)
  • Jenis-jenis Transaksi Elektronik (E-commerce)
  • Proses Transaksi Elektronik (E-commerce)
  • Risiko Dalam Transaksi Elektronik (E-commerce)

Berdasarkan sifat konsensualisme dalam hukum kontrak, pasal 1458 KUH Perdata, perjanjian jual beli timbul pada saat tercapainya “kesepakatan” mengenai barang dan harganya. Setelah kedua belah pihak menyepakati barang dan harganya, maka terbentuklah perjanjian jual beli yang sah. Dalam kasus jual beli online, perjanjian jual beli terjadi ketika kedua belah pihak menyepakati barang dan harga atau ketika pembeli menekan tombol terima, setuju atau pesan di website penjual.

Dalam dunia e-commerce terdapat dua pelaku yaitu pedagang/pelaku usaha yang melakukan penjualan dan pembeli/pelanggan/konsumen yang berperan sebagai pembeli. Selain pelaku usaha dan konsumen, transaksi jual beli melalui internet juga melibatkan penyedia. Jenis hubungan hukum yang timbul dalam transaksi jual beli elektronik tidak hanya terjadi antara pengusaha dan konsumen saja, tetapi juga terjadi dengan pihak-pihak sebagai berikut: 73.

Customer-to-customer: transaksi jual beli yang terjadi antara individu dan individu yang akan saling menjual barang. Customer to Government : transaksi jual beli antara individu dengan pemerintah, seperti pembayaran pajak. Penawaran online terjadi ketika pihak lain yang menggunakan media internet mengakses situs milik penjual atau pelaku usaha yang melakukan penawaran.

Jika penawaran dilakukan melalui alamat email, maka penerimaannya melalui email, karena penawaran hanya berupa email yang ditujukan kepada semua orang yang membuka website yang berisi penawaran suatu produk yang ditawarkan oleh penjual atau pelaku usaha. aktor. Siapapun yang berminat membeli barang yang ditawarkan dapat membuat perjanjian dengan penjual atau pelaku usaha yang menawarkan barang yang dijualnya. Pengiriman merupakan suatu proses yang dilakukan setelah adanya pembayaran atas barang yang telah ditawarkan oleh penjual kepada pembeli, dalam hal ini pembeli mempunyai hak untuk menerima barang tersebut.

Berdasarkan penelitian penulis, barang-barang yang diperjanjikan dikirimkan oleh penjual kepada pembeli dengan biaya pengiriman sesuai kesepakatan antara penjual dan pembeli, biasanya biaya pengiriman dipisahkan dari harga barang yang tertera pada barang. penawaran. Dalam melakukan pengiriman barang kepada pembeli, penjual dapat langsung menyerahkan barang yang dibeli kepada pembeli dengan perjanjian cash on delivery (COD) atau bekerja sama dengan pengusaha jasa pengiriman barang seperti TIKI, JNE, dll. Kekhawatiran yang ditimbulkannya dapat membuka seluruh informasi rahasia kepada pihak yang tidak berkepentingan dan dapat mengakibatkan kerugian yang sangat besar bagi korbannya.

Cacat Tersembunyi

Gangguan transaksi bisnis yang disebabkan oleh campur tangan eksternal yang disengaja, ketidakjujuran, praktik bisnis yang tidak tepat, kesalahan faktor manusia atau kegagalan sistem elektronik, mengakibatkan kerugian yang tidak dapat dihindari dalam transaksi bisnis, terutama dari sudut pandang keuangan. Kata "tersembunyi" harus diartikan bahwa suatu cacat tidak akan langsung terlihat oleh pembeli biasa, tidak bagi pembeli yang terlalu berhati-hati, karena sangat mungkin orang yang sangat berhati-hati akan menemukan cacat tersebut 77. Penjualnya adalah wajib memikul tanggung jawab atas cacat yang tersembunyi, meskipun ia sendiri tidak mengetahui adanya cacat yang tersembunyi itu, kecuali dalam hal itu ia telah meminta persetujuan bahwa ia tidak wajib menanggung apa pun. .

Dalam hal pembeli merasa dirugikan karena adanya cacat yang tersembunyi, maka pembeli dapat memilih apakah akan mengembalikan barang tersebut dan meminta pengembalian uang sejumlah harga pembelian, atau menyimpan barang tersebut dan mengembalikan sebagian harganya, sebagaimana ditentukan oleh pengadilan, setelah sidang. para ahli tentang hal itu.79. Jika penjual mengetahui adanya cacat pada barang tersebut, maka selain wajib mengembalikan harga beli yang diterimanya, ia juga wajib mengganti segala kerugian yang diderita pembeli akibat cacat pada barang yang dibelinya. Sadar atau tidaknya penjual akan cacat tersebut tentu saja harus dibuktikan oleh pembeli.

Pertanggungjawaban

Prinsip Pertanggungjawaban

Yang dimaksud dengan hukum bukan hanya melanggar hukum, tetapi juga ketaatan dan kesusilaan dalam masyarakat. Asas praduga pertanggungjawaban (presumption of pertanggungjawaban) Asas ini menyatakan bahwa terdakwa selalu dianggap bertanggung jawab (asas praduga) sampai ia dapat membuktikan bahwa ia tidak bersalah. Prinsip kebebasan berasumsi hanya diketahui dalam lingkup transaksi konsumen yang sangat terbatas, dan pembatasan tersebut biasanya dapat dibenarkan secara akal sehat.

Prinsip tanggung jawab absolut (objektif pertanggungjawaban) sering diidentikkan dengan prinsip tanggung jawab absolut. Ada pendapat yang menyatakan bahwa strictibility adalah suatu asas tanggung jawab yang menyatakan bahwa kesalahan bukan merupakan faktor penentu. Tanggung jawab absolut secara teoritis terbagi menjadi dua jenis, yaitu prinsip tanggung jawab absolut dan tanggung jawab tegas.

Namun sekedar untuk memberikan pembedaan menggunakan padanan tanggung jawab mutlak terbatas untuk tanggung jawab mutlak dan tanggung jawab mutlak tidak terbatas untuk tanggung jawab mutlak. Pembedaan ini dilakukan melalui pendekatan ada tidaknya batasan ganti rugi yang harus dibayarkan oleh tergugat (pihak yang berhutang) kepada penggugat (pihak yang dirugikan). 82. Keduanya mengakui bahwa unsur kesalahan tidak perlu diperdebatkan, tetapi dalam tanggung jawab tegas harus ada hubungan sebab akibat antara kerugian dan perbuatan tergugat; Tanggung jawab mutlak tidak memerlukan sebab-akibat.

Keduanya menerima bahwa mereka harus membayar kompensasi, namun dalam tanggung jawab ketat ada batasan kompensasi dalam jumlah tertentu; sedangkan dalam tanggung jawab mutlak tidak ada batasan ganti rugi. Dalam tanggung jawab ketat, semua pembenaran diakui, kecuali alasan yang mengarah pada pelepasan tanggung jawab.

Referensi

Dokumen terkait

Jual beli adalah menukar sesuatu barang dengan barang yang lain dengan cara tertentu akad.12Jual beli merupakan transaksi yang dilakukan oleh pihak penjual dan pembeli atas suatu barang