PENDAHULUAN
Pertanyaan Penelitian
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Dengan latar belakang permasalahan diatas, maka permasalahan yang ingin dibahas adalah “Bagaimana tinjauan hukum dagang syariah terhadap praktek jual beli yang dilakukan oleh pedagang pasar pagi di Desa Sumber Sari Bantul Kecamatan Metro Selatan?”. Secara teori, kami berharap hasil penelitian ini dapat mengenalkan kepada masyarakat suatu bentuk fiqih Islam yang mencakup seluruh aspek kehidupan serta dapat memberikan sumbangan pemikiran dan pengembangan ilmu pengetahuan khususnya hukum ekonomi syariah khususnya mengenai praktek berbelanja. dan penjualan yang dilakukan oleh pedagang ditinjau dari hukum dagang.Syariah.
Penelitian Relevan
Menurut hukum Islam, sistem pengukuran ini merupakan adat ('urf) yang boleh karena tidak bertentangan dengan nash. Sistem ini 'urf otentik' karena tidak bertentangan dengan teks Al-Qur'an atau Sunnah. Tesis Sutiah berjudul “Penerapan sistem penimbangan dalam jual beli ayam broiler di pasar selasa di Panam Pekanbaru ditinjau dari aspek ekonomi syariah”.
Dalam skripsi ini dijelaskan bahwa masih banyak pedagang ayam broiler di pasar Selasa yang masih melanggar aturan dalam jual beli terutama dalam penerapan takaran dan timbangan pada saat menjual ayam broiler, seperti pedagang yang tidak menyempurnakan timbangan pada saat menimbang, pada Dengan kata lain, masih ada saja pedagang yang melakukan kecurangan ketika . 13 Nur Faizah, Tinjauan Hukum Islam Tentang Sistem Pengukuran Pada Jual Beli Bensin Eceran (Studi Kasus Di Desa Punggelan Kecamatan Punggelan Kabupaten Banjarnegara), Tesis:. Fakultas Muamalah IAIN Purwokerto, 2016), hal. Jelas, apa yang ditulis Sutiah terfokus pada masalah sistem penimbangan dalam jual beli ayam pedaging.
Berikutnya, tesis yang ditulis Nurjanah berfokus pada masalah pengurangan dosis pada pembelian dan penjualan eceran bensin. 14 Sutiah, Penggunaan sistem penimbangan dalam jual beli ayam pedaging di pasar Selasa Panama Pekanbaru, Ditinjau dari perspektif ekonomi Islam, (Skripsi UIN Suska Riau, 2015), hal.
LANDASAN TEORI
Pengertian Jual Beli
Jual beli dan muamelah dalam Islam sangat dianjurkan namun harus berdasarkan kesepakatan bersama antara penjual dan pembeli. Menurut KUH Perdata, dalam bab kelima tentang jual beli, pasal 1457 disebutkan bahwa jual beli adalah suatu perjanjian, yang mana salah satu pihak wajib menyerahkan suatu barang dan pihak yang lain wajib membayar harga yang diperjanjikan. 18. Ulama Hanafi mendefinisikan jual beli seperti yang dikutip oleh Rahmet Syafe'i bahwa jual beli adalah pertukaran harta (benda) dengan kekayaan berdasarkan cara-cara yang khusus (halal).
Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah menjelaskan pengertian jual beli pada Bab I Pasal 20 ayat (2), bahwa bai' adalah jual beli antara suatu benda dengan benda, atau pertukaran benda dengan uang.20 . Jual beli terjadi dan mengikat pada saat obyek jual beli itu diterima oleh pembeli, meskipun hal itu tidak dinyatakan secara langsung.21 Jual beli itu. Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dipahami bahwa jual beli yang dimaksud adalah suatu proses yang dikatakan pelaksanaannya terjadi apabila barang yang diperjualbelikan telah diterima dan dibayar atas dasar sukarela.
Dasar Hukum Jual Beli
Berdasarkan ayat di atas, Allah SWT menghimbau agar orang-orang beriman tidak saling mengonsumsi harta dengan cara yang tidak diridhoi syara’, kecuali melalui jual beli yang mengandung unsur kerelaan bersama. Oleh karena itu, dalam melakukan transaksi jual beli diperlukan izin dan qabul agar kesediaan yang awalnya tersimpan menjadi nyata. Pekerjaan manakah yang terbaik? hasil pekerjaan seseorang dengan tangannya sendiri dan setiap pembelian dan penjualan yang bersih.”
Selain itu hadis ini mengajarkan agar seseorang jujur dalam jual beli tanpa ada unsur yang merugikan salah satu pihak. Keabsahan ijma' adalah kesepakatan para ulama dari berbagai madzhab yang sepakat bahwa jual beli dihalalkan dan jual beli dibolehkan. Dari kedua pernyataan tersebut dapat dipahami bahwa para ulama sepakat bahwa transaksi jual beli diperbolehkan secara hukum sepanjang tidak ada dalil yang menunjukkan haramnya jual beli. d. Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah juga mengatur tentang jual beli.
Pasal 64 menyatakan bahwa “jual beli terjadi dan wajib dilakukan pada saat barang jualan telah diterima oleh pembeli, meskipun tidak disebutkan secara langsung”.29. Pasal ini menjelaskan tentang sahnya suatu transaksi penjualan dimana jika barang telah diserahkan kepada pembeli dan uang telah dibayarkan, maka penjualan tersebut dinyatakan telah terjadi. e.
Rukun dan Syarat Jual Beli
Ketentuan umum dalam KUH Perdata Pasal 1457 menjelaskan bahwa jual beli adalah suatu perjanjian dimana salah satu pihak menyanggupi untuk menyerahkan suatu barang, dan pihak yang lain membayar harga yang dijanjikan. 31 Hal ini selanjutnya dijelaskan dalam KUH Perdata Pasal 1313 bahwa suatu perjanjian adalah suatu tindakan dimana satu orang atau lebih mengikatkan diri pada satu atau lebih orang lain.32. Pihak-pihak yang terikat dalam suatu perjanjian jual beli terdiri dari penjual, pembeli dan pihak-pihak lain yang terlibat dalam perjanjian tersebut. Benda jual beli itu terdiri atas benda berwujud dan tidak berwujud, benda bergerak atau tidak bergerak, dan benda terdaftar maupun tidak terdaftar.
Apabila terjadi perubahan perjanjian jual beli karena adanya perubahan harga, maka perjanjian yang disebutkan terakhir adalah sah. Berdasarkan rukun jual beli yang terdapat pada Rangkuman Hukum Ekonomi Syariah di atas, penulis mengambil kesimpulan bahwa jual beli dapat dikatakan sah apabila dalam transaksi jual beli tersebut terdapat penjual, pembeli, barang atau barang. dibeli. dan dijual, serta ijab dan kabul. Selain itu, orang yang tidak membayar juga dapat diperintahkan untuk mengganti kerugian sesuai dengan cara yang diperbolehkan oleh undang-undang.37.
Apabila terjadi perubahan kontrak penjualan akibat perubahan harga, maka yang berlaku adalah kontrak terakhir yang didaftarkan. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa syarat-syarat perdagangan harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh syariah dan ketentuan hukum nasional.
METODE PENELITIAN
Sumber Data
Sumber data primer adalah sumber data yang dapat dikumpulkan langsung oleh peneliti melalui pihak pertama.42. Sumber data primer diberikan dalam bentuk verbal atau kata-kata yang diucapkan secara lisan, gerak-gerik atau tingkah laku yang dilakukan oleh subjek yang dapat dipercaya, dalam hal ini subjek penelitian (informan) dalam kaitannya dengan variabel yang diteliti.43. Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data 44 Dalam penelitian ini sumber primer adalah pedagang, pembeli dan jasa pasar di Desa Sumber Sari Bantul Kecamatan Metro Selatan.
Sumber data sekunder adalah sumber data yang dikumpulkan peneliti melalui pihak kedua atau pihak bekas.45 Menurut Lofland dan Lofland sebagaimana dikutip Moleong, sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya merupakan data tambahan seperti dokumen dll. yang lain. Sumber data sekunder adalah data yang ada di perpustakaan. 47 Sumber data sekunder adalah sumber yang tidak memberikan data secara langsung kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau melalui dokumen. 48. Berdasarkan pengertian di atas dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan sumber data sekunder adalah sumber data sekunder, yaitu sumber data yang diperoleh dari sumber lain yang tidak berkaitan langsung dengan penelitian ini, misalnya data yang diperoleh dari perpustakaan, antara lain buku yang membahas praktik penjualan.Beli.
Sumber data tersier merupakan sumber data pendukung yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.
Teknik Pengumpulan Data
Pasar Pagi Sumbersari Bantul telah lama terintegrasi dan mempunyai tempat penting dalam kehidupan masyarakat. Proses transaksi dengan sistem grosir di pasar pagi Sumbersari Bantul tidak memakan waktu lama karena pedagang harus segera berjualan kembali. Transaksi yang sering terjadi di pasar pagi Sumbersari Bantul adalah jual beli dengan sistem eceran.
Untuk alat ukur yang digunakan di pasar pagi Sumbersari seperti cantingan, kobokan, besekan dan lain sebagainya. Metode jual beli yang dilakukan pedagang Pasar Pagi Metro Sumbersari menggunakan metrik yang cukup banyak. Bentuk-bentuk penyimpangan jual beli takaran dan penimbangan di Pasar Pagi Metro Sumbersari Bantul.
Seperti yang terjadi di pasar pagi Sumbersari Bantul, banyak pedagang yang tidak memberikan pelayanan secara nyata. 67 Hasil wawancara dengan Ny. Sumarsih selaku pedagang di Pasar Pagi Sumbersari Bantul pada tanggal 24 Juni 2018. 68 Hasil wawancara dengan Ibu Karsiem selaku pedagang di Pasar Pagi Sumbersari Bantul pada tanggal 24 Juni 2018.
69 Hasil wawancara dengan Ibu Jumini selaku pedagang di Pasar Pagi Sumbersari Bantul pada tanggal 25 Juni 2018. 70 Hasil wawancara dengan Ibu Jumini selaku pedagang di Pasar Pagi Sumbersari Bantul pada tanggal 25 Juni 2018. Berdasarkan wawancara yang dilakukan adalah Diketahui, Nuryati setiap hari membeli kebutuhan sehari-hari di toko ibu Karsiem di Pasar Pagi Sumbersari Bantul.
Perilaku seperti ini sering terlihat pada pedagang buah-buahan di pasar pagi Sumbersari Bantul.76. Perilaku pedagang pasar pagi Sumbersari Bantul yang memberi tambahan hanya jika membeli banyak sebenarnya merupakan hal yang lumrah. Kegiatan jual beli di pasar pagi Sumbersari Bantul dilakukan dengan berbagai cara seperti menggunakan timbangan, eceran, pengukuran, perkiraan dan ada juga yang sistem grosir.
76 Hasil wawancara dengan Ibu Hayati selaku pembeli di pasar pagi Sumbersari Bantul pada tanggal 28 Juni 2018. Jika dilihat dari hasil wawancara dengan Ibu Nuryati yang setiap hari membeli kebutuhan sehari-harinya di pasar pagi Sumbersari Bantul. Perilaku pedagang pasar pagi Sumbersari Bantul yang memberi ekstra karena membeli banyak sebenarnya merupakan hal yang lumrah.
Dalam praktik jual beli di pasar pagi Sumbersari Bantul, perilaku pembeli yang terlalu berbelit-belit dalam proses negosiasi menjadi faktor yang membuat penjual tidak puas dengan perilaku pembeli.